Home / Lainnya / Luka Tak Terlihat / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Luka Tak Terlihat: Chapter 51 - Chapter 60

97 Chapters

BAB 51

Bab 51: Ancaman di Balik Bayangan Keesokan harinya, suasana sekolah terasa lebih tegang dari biasanya. Aris berusaha menjaga ketenangannya, tetapi kata-kata Sasa dan Raka semalam terus menghantui pikirannya. Apa yang sebenarnya Andre rencanakan? Saat Aris memasuki kelas, semua mata tertuju padanya. Bahkan Alena, yang biasanya sibuk dengan gengnya, terlihat menyeringai puas sambil berbisik dengan teman-temannya. Sasa dan Raka segera menghampirinya. “Aris, kamu baik-baik saja?” tanya Sasa dengan nada khawatir. “Aku nggak tahu, Sa. Tapi aku harus siap menghadapi apapun,” jawab Aris sambil menghela napas. --- Jam istirahat tiba, dan suasana semakin tegang ketika Andre berdiri di depan kerumunan siswa di kantin. Ia terlihat percaya diri, memegang sebuah amplop di tangannya. “Teman-teman, ada sesuatu yang harus kalian tahu,” ucap Andre dengan suara lantang. “Aris, si penulis muda kita yang katanya berbakat, ternyata punya rahasia besar.” Kerumunan mulai ribut. Semua perhatian tertuj
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

BAB 52

Malam itu, Sasa dan Raka langsung merespons pesan Aris. Mereka sepakat untuk bertemu di rumah Sasa untuk membahas langkah berikutnya. Raka datang dengan membawa laptop, sementara Sasa sudah menyiapkan semua catatan tentang Andre dan Alena yang pernah mereka kumpulkan. “Ris, aku yakin Andre nggak bekerja sendirian,” kata Sasa, menyerahkan buku catatannya kepada Aris. “Aku nemu beberapa kejadian di sekolah yang mencurigakan. Misalnya, waktu Alena ketahuan ngomongin kamu di belakang, dia selalu menyebut nama Andre.” Raka mengetik sesuatu di laptopnya. “Aku coba akses arsip sekolah lagi. Kita harus cari tahu kenapa Andre begitu tertarik dengan keluarga kamu.” “Dan soal plagiarisme itu,” tambah Sasa. “Kamu yakin nggak ada satu pun tulisanmu yang pernah diambil orang lain?” Aris menggeleng. “Aku selalu hati-hati dengan semua tulisan yang aku kirimkan. Tapi kalau ini benar jebakan Andre, dia pasti punya bukti palsu yang bisa meyakinkan orang.” --- Penyelidikan mereka berlangsung sampa
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

BAB 53

Minggu pagi itu, Aris terbangun dengan perasaan tidak enak. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah Bu Siti dan Pak Rudi untuk menyegarkan pikirannya. Matahari bersinar lembut, tetapi di hatinya masih ada bayangan ancaman yang terus menghantui. Saat ia kembali ke rumah, Bu Siti menyambutnya dengan tatapan khawatir. “Aris, tadi ada seseorang yang mengantarkan surat untukmu,” kata Bu Siti sambil menyerahkan amplop cokelat yang tampak mencurigakan. Aris membuka amplop itu dengan hati-hati. Di dalamnya terdapat sebuah undangan resmi untuk menghadiri seminar kepenulisan di sebuah hotel terkenal di kota. Namun, yang membuatnya bingung adalah nama pengirimnya tidak dicantumkan. “Seminar ini... Aku bahkan nggak pernah dengar sebelumnya,” kata Aris sambil menunjukkan undangan itu kepada Bu Siti dan Pak Rudi. Pak Rudi membaca undangan itu dengan cermat. “Sepertinya ini peluang bagus untukmu. Tapi, kenapa terasa mendadak?” “Entahlah, Pak. Aku merasa ada sesuatu yang aneh,
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

BAB 54

Pagi itu, Aris terbangun dengan perasaan tidak menentu. Malam sebelumnya, pikirannya dipenuhi oleh kata-kata Dini. Rahasia tentang keluarganya menjadi teka-teki baru yang membuatnya semakin gelisah.Bu Siti menyadari perubahan pada Aris. “Kamu baik-baik saja, Nak?” tanyanya lembut sambil meletakkan secangkir teh hangat di meja.Aris menggeleng pelan. “Aku masih bingung, Bu. Wanita itu... Dini, dia bilang aku punya rahasia besar di keluargaku. Tapi aku nggak tahu apa maksudnya.”Pak Rudi yang duduk di dekat mereka ikut angkat bicara. “Mungkin ini saatnya kamu mencoba mencari tahu, Aris. Kalau memang ada sesuatu yang penting, kamu berhak mengetahuinya.”Aris hanya mengangguk. Tapi dalam hatinya, ia tahu itu tidak akan mudah. Ibunya sudah mengusirnya, dan ayahnya tidak pernah peduli. Satu-satunya orang yang mungkin tahu sesuatu adalah Alena, meskipun membayangkan berbicara dengan adiknya itu terasa mustahil.---Saat tiba di sekolah, suasana terasa lebih tegang dari biasanya. Sasa dan Ra
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 55

Aris tidak bisa tidur sepanjang malam. Foto pria misterius itu terus menghantui pikirannya. Siapa dia? Dan kenapa tulisan di belakang foto menyebutkan "anakku tercinta"?Keesokan paginya, Aris membawa foto itu ke Bu Siti. Ia yakin Bu Siti mungkin tahu sesuatu.“Bu, saya mau tanya,” katanya sambil meletakkan foto di meja. “Ibu pernah lihat pria ini sebelumnya?”Bu Siti menatap foto itu lama. Matanya mengerjap seolah sedang mengingat sesuatu. “Nak, ini... ini seperti wajah yang pernah Ibu lihat di surat kabar lama. Tapi Ibu nggak yakin siapa dia.”Aris mendesah. “Mungkin saya harus mencarinya sendiri.”“Tapi hati-hati, Nak,” kata Bu Siti penuh kekhawatiran. “Kalau orang ini punya kaitan dengan keluargamu, bisa jadi ini membuka luka lama.”---Konfrontasi dengan AlenaDi sekolah, suasana semakin memanas. Gosip yang disebarkan Alena mulai merugikan Aris. Teman-teman sekelasnya mulai berbisik-bisik setiap kali ia lewat.Saat jam istirahat, Aris akhirnya tidak tahan lagi dan mendekati Alena
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 56

Pagi itu, Bu Siti menatap Aris dengan raut khawatir. Semalam, Aris pulang dengan wajah kusut dan membawa koper yang tampaknya berisi rahasia besar. Meski penasaran, Bu Siti tidak bertanya apa-apa, membiarkan Aris berbicara jika ia siap.Namun, pagi ini Aris tetap diam. Ia hanya berkata singkat bahwa ia perlu ke sekolah.---Konfrontasi di SekolahDi sekolah, situasi tidak jauh lebih baik. Alena sudah lebih dulu menyebarkan rumor bahwa Aris adalah anak yang tidak tahu diri. Banyak teman-teman mereka yang mulai menjauh dari Aris, termasuk beberapa guru yang mempercayai Alena karena latar belakang keluarganya yang terlihat "sempurna."Namun, Sasa dan Raka tetap ada di sisinya.“Aris, kamu nggak sendiri,” ucap Sasa sambil menepuk pundaknya di sela-sela jam istirahat. “Apa pun yang mereka bilang, kita tahu siapa kamu sebenarnya.”Aris tersenyum tipis, meski pikirannya masih berat.“Ada sesuatu yang harus kalian tahu,” ucap Aris tiba-tiba, memutuskan untuk berbagi rahasia yang selama ini me
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

BAB 57

Hari-hari Aris di rumah Bu Siti dan Pak Rudi terasa lebih damai, meskipun hatinya masih dipenuhi luka yang sulit sembuh. Sasa dan Raka terus memberinya semangat, tetapi kenangan masa kecil yang penuh tekanan selalu menghantuinya.Aris duduk di beranda rumah sambil memandangi buku catatannya. Tangannya memegang pena, tetapi pikirannya melayang ke masa lalu—ke momen-momen ketika dia selalu merasa menjadi beban bagi orang tuanya.FlashbackSaat Aris kecil, ia sering membantu pekerjaan rumah tanpa diminta. Namun, bukannya pujian yang diterima, ibunya selalu menyalahkan hasil pekerjaannya."Kenapa kamu lambat sekali, Aris? Lihat Alena, dia lebih pintar meski lebih muda!"Kalimat itu terus terngiang di kepalanya.Aris tahu Alena adalah kesayangan ibunya. Setiap ulang tahun Alena dirayakan besar-besaran, sementara ulang tahun Aris sering terlupakan. Di satu kesempatan, Aris pernah mendengar ibunya berbicara pada ayahnya di dapur."Kenapa sih kita harus punya anak pertama sepertinya? Kalau cu
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

BAB 58

Aris terjaga sepanjang malam, tatapan matanya tidak lepas dari dokumen dan pesan yang baru saja ia terima. Di kepalanya, banyak pertanyaan bergemuruh, tetapi satu hal yang jelas: ia harus mencari tahu siapa yang berusaha mengungkapkan kebenaran ini kepadanya. --- Di Sekolah Pagi itu, meski pikirannya masih kacau, Aris tetap pergi ke sekolah. Ia berusaha bersikap normal, tetapi Sasa dan Raka langsung menangkap perubahan pada dirinya. “Ris, apa yang terjadi setelah kamu ke taman kemarin?” tanya Sasa saat istirahat. Aris menatap mereka sejenak, kemudian mengangguk. “Aku akan cerita, tapi nanti setelah sekolah selesai. Aku nggak bisa bahas ini di sini.” Raka menepuk bahu Aris. “Tenang, kita selalu ada buat kamu.” Namun, dari kejauhan, Alena memperhatikan mereka. Alena yang sebelumnya merasa puas dengan posisinya sebagai anak yang lebih disukai, kini mulai merasa was-was setelah mendengar percakapan rahasia antara ayah dan ibunya. “Apa sebenarnya yang disembunyikan mereka te
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

BAB 59

Malam itu, setelah menerima pesan misterius di ponselnya, Aris duduk di meja belajarnya. Pandangannya tertuju pada layar ponsel, membaca pesan itu berulang kali. Ia tahu bahwa semakin jauh ia menggali rahasia keluarganya, semakin banyak risiko yang akan ia hadapi. Namun, rasa ingin tahunya sudah terlalu dalam untuk dihentikan.Di ruang tamu, Bu Siti mengetuk pintu kamar Aris. “Ris, kamu nggak apa-apa? Dari tadi diam aja.”Aris membuka pintu dan mencoba tersenyum. “Aku nggak apa-apa, Bu. Hanya ada banyak hal di pikiranku.”Bu Siti mengangguk, meski jelas terlihat ia masih khawatir. “Kalau ada apa-apa, jangan ragu cerita ke Ibu, ya. Kamu nggak sendiri.”---Rencana di SekolahKeesokan harinya, di sekolah, Aris menceritakan pesan ancaman itu kepada Sasa dan Raka. Kedua sahabatnya langsung khawatir.“Jadi ada orang yang nggak mau kamu terusin semua ini? Siapa, Ris?” tanya Sasa.Aris menggeleng. “Aku juga nggak tahu. Tapi aku curiga, ini ada hubungannya dengan keluarga kita, terutama Alena
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

BAB 60

Pagi itu, Aris terbangun dengan perasaan gelisah. Pesan ancaman yang ia temukan tadi malam masih terbayang jelas di pikirannya. Siapa yang berusaha menghentikannya? Dan apa yang sebenarnya mereka takutkan jika kebenaran terungkap?Aris memutuskan untuk tidak memberitahu siapa pun tentang ancaman itu, bahkan Sasa dan Raka. Ia merasa bahwa semakin banyak orang tahu, semakin besar risiko yang mereka hadapi. Namun, ia juga tahu bahwa menghadapi ini sendirian bisa berbahaya.Di sekolah, suasana terasa lebih tegang dari biasanya. Aris mencoba bersikap normal, tetapi pikirannya terus melayang. Ketika Sasa dan Raka mendekatinya di kelas, ia berusaha menyembunyikan kegelisahannya.“Aris, kamu kelihatan aneh hari ini. Ada apa?” tanya Sasa penuh perhatian.“Nggak apa-apa, kok,” jawab Aris singkat. “Cuma lagi banyak pikiran.”Raka menatapnya tajam. “Kalau ada masalah, jangan disimpan sendiri. Kita di sini buat bantu kamu, tahu?”Aris mengangguk, meski dalam hatinya ia tahu bahwa ada hal-hal yang
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status