Beranda / Lainnya / Luka Tak Terlihat / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Luka Tak Terlihat: Bab 61 - Bab 70

97 Bab

BAB 61

Aris terdiam, matanya terpaku pada layar ponsel Sasa. Berita tentang hilangnya Andre menghantamnya seperti pukulan keras. Meskipun Andre bukan teman dekatnya, fakta bahwa Andre mungkin terjebak dalam sesuatu yang berbahaya karena memberinya informasi membuat Aris dilanda rasa bersalah.“Ini nggak mungkin kebetulan,” gumam Aris pelan, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri.“Kamu kenal dia?” tanya Raka dengan wajah penuh kebingungan.Aris mengangguk pelan. “Dia yang memberiku amplop itu. Dia bilang Nadira Putri masih hidup.”Sasa menatap Aris dengan wajah cemas. “Aris, kamu yakin mau terus menyelidiki ini? Kalau Andre bisa menghilang seperti itu, kamu juga bisa jadi target.”“Aku nggak punya pilihan lain,” jawab Aris dengan suara tegas. “Semakin banyak hal yang terungkap, semakin aku merasa harus tahu kebenarannya. Kalau aku berhenti sekarang, semua ini akan sia-sia.”---Keputusan yang SulitKeesokan harinya, Aris memutuskan untuk tetap melanjutkan rencananya pergi ke Desa Sukamaj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

BAB 62

Aris berdiri tegak di ruang tamu rumah Bu Siti, matanya menatap pria yang baru saja datang. Rasa takut mulai bercampur dengan rasa penasaran yang semakin dalam. Sasa dan Raka berdiri di belakang Aris, wajah mereka juga menunjukkan ketegangan yang sama. Siapa sebenarnya pria ini? Apa yang ia inginkan? Pria itu mengamati mereka dengan sorot mata tajam, kemudian dia melangkah masuk tanpa menunggu persetujuan, seolah sudah tahu apa yang dia inginkan. "Nama saya Rio," katanya dengan suara berat. "Dan saya datang untuk memberitahu kamu, Aris, bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari yang kamu pikirkan." Sasa maju sedikit, mencoba menahan ketegangan yang semakin memuncak. "Apa maksudmu? Kamu siapa sebenarnya?" Rio tidak langsung menjawab. Dia duduk di kursi yang ada di ruang tamu dan mulai membuka tas hitamnya. Dari dalam tas itu, ia mengeluarkan sebuah map besar yang berisi berbagai dokumen dan foto-foto yang tampaknya sudah sangat tua. Dia meletakkan map itu di meja di depan Aris. "I
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

BAB 63

Aris duduk di kamarnya di rumah Bu Siti, pikirannya penuh dengan berbagai kemungkinan yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Kata-kata ibunya terus terngiang-ngiang, seperti gema yang tidak pernah bisa berhenti. "Semua ini adalah bagian dari rencana yang lebih besar." Apa maksudnya? Mengapa dirinya harus terlibat dalam sesuatu yang bahkan tidak pernah ia ketahui? Pagi itu, Sasa dan Raka datang seperti biasa. Mereka tahu Aris sedang menghadapi sesuatu yang berat, dan kehadiran mereka adalah satu-satunya hal yang membuat Aris merasa tidak sendirian. “Bagaimana pertemuanmu dengan ibumu, Ris?” tanya Sasa sambil meletakkan tasnya di meja kecil. Aris menghela napas berat. “Aku dapat beberapa jawaban, tapi semuanya justru membuatku semakin bingung. Sepertinya keluargaku punya rahasia yang lebih besar dari apa yang pernah aku duga.” Raka menatap Aris dengan serius. “Kamu yakin ini tidak ada hubungannya dengan masalah Alena? Maksudku, sikap dia yang selalu ingin menjatuhkanmu... mun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

BAB 64

Malam semakin larut, tetapi Aris masih terjaga di kamarnya yang sunyi. Kata-kata Rio tadi sore terus terngiang-ngiang di benaknya. "Kebenaran ini mungkin akan mengubah segalanya." Apa maksudnya? Apa yang disembunyikan oleh keluarganya selama ini? Aris membuka laptop dan mencoba menulis untuk mengalihkan pikirannya. Namun, kata-kata yang biasa mengalir dengan mudah kini terasa membeku. Ia akhirnya menyerah, menutup laptopnya, dan merenung dalam gelap. Keesokan Pagi Hari itu, suasana di rumah tidak jauh berbeda. Ibu mereka, seperti biasa, sibuk memberi tugas rumah kepada Aris sementara Alena bebas melakukan apa pun yang ia mau. "Aris, cuci pakaian ini sebelum kamu berangkat sekolah," perintah ibunya tanpa sedikit pun menoleh. Aris tidak menjawab. Ia mengangguk lemah dan segera melakukan apa yang diminta. Di dalam hatinya, ia bertanya-tanya kapan semua ini akan berakhir. Setelah selesai, ia bergegas pergi ke sekolah. Di gerbang, Sasa dan Raka sudah menunggunya seperti biasa. "Kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

BAB 65

Aris menggenggam surat itu dengan tangan gemetar. Pandangannya terus tertuju pada tulisan “Untuk Ayah Rio” yang tertera di sudut atas kertas. Pikirannya penuh dengan pertanyaan. “Apa hubungan ibuku dengan Rio? Dan siapa sebenarnya ayah Rio?”Malam itu, rasa kantuk Aris lenyap. Ia mencoba menghubungkan titik-titik yang selama ini terpisah. Kenapa Rio, seorang remaja yang bukan dari keluarga berada, begitu peduli padanya? Apa mungkin ada hubungan darah antara mereka?Namun, sebelum sempat berpikir lebih jauh, ia mendengar suara langkah kaki mendekat. Cepat-cepat Aris menyembunyikan surat itu ke dalam map dan berpura-pura membaca buku ketika pintu kamarnya terbuka.Ibunya berdiri di sana, wajahnya tegang seperti biasa. "Besok pagi ada tamu penting yang datang ke rumah. Pastikan rumah ini bersih, Aris," katanya tanpa basa-basi.Aris hanya mengangguk. Ia tidak ingin memperpanjang konflik.---Pagi Hari: Sebuah Kunjungan Tak TerdugaKeesokan paginya, rumah keluarga Aris tampak lebih rapi da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

BAB 66

Malam itu, Aris tidak bisa tidur. Dokumen yang diberikan Rio seperti bom waktu yang baru saja meledak di depan matanya. Ia membaca ulang nama yang tercantum di sana: Aditya Wijaya. Nama yang sama dengan pria paruh baya yang pernah ia lihat berbicara serius dengan ibunya beberapa waktu lalu."Kenapa nama dia ada di sini? Apa hubungannya dengan keluargaku?" gumam Aris sambil mengamati dokumen tersebut dengan saksama.Bu Siti yang menyadari gelisahnya Aris datang ke kamar dengan secangkir teh hangat. "Aris, apa yang kamu temukan?" tanyanya lembut.Aris menghela napas berat dan menunjukkan dokumen itu kepada Bu Siti. Wanita itu membaca perlahan, lalu matanya membesar. "Ini… surat kepemilikan aset. Apa ibumu pernah bercerita tentang ini?"Aris menggeleng. "Tidak pernah. Tapi dokumen ini menyebutkan bahwa aku adalah ahli warisnya. Aku tidak mengerti, Bu. Kalau ini benar, kenapa keluargaku memperlakukanku seperti sampah? Kenapa mereka tidak pernah mengatakan apa pun?"Bu Siti tidak langsung
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

BAB 67

Pagi itu, Aris terbangun dengan perasaan gelisah. Pesan misterius yang ia terima semalam terus menghantui pikirannya. Kata-kata dalam pesan itu seolah menantangnya untuk membuka pintu ke masa lalu yang mungkin lebih gelap daripada yang ia bayangkan. Raka dan Sasa memperhatikan kegelisahan Aris saat sarapan di rumah Bu Siti. "Kau terlihat tidak tenang. Ada apa, Aris?" tanya Sasa dengan nada cemas. Aris menggeleng pelan. "Hanya mimpi buruk, mungkin." Namun, jelas dari sorot matanya bahwa itu bukan sekadar mimpi buruk. --- Petunjuk yang Misterius Sepulang sekolah, Aris kembali memikirkan pesan itu. Dengan hati-hati, ia memutuskan untuk membalasnya: "Siapa kamu, dan apa yang kamu tahu tentang aku?" Balasan datang dengan cepat: "Aku orang yang tahu kebenaran. Temui aku di gudang tua di ujung kota. Datang sendirian." Raka, yang kebetulan duduk di sebelah Aris saat itu, melihat pesan di layar ponsel. "Apa itu, Ris? Kau terlibat sesuatu yang berbahaya?" Aris ragu untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

BAB 68

Aris duduk di meja belajar di rumah Bu Siti, matanya terfokus pada ponselnya yang menampilkan pesan misterius itu. Kata-katanya begitu mengguncang, memaksanya untuk merenung lebih dalam. Siapa yang mengirim pesan ini? Dan apa yang dimaksud dengan "lebih banyak rahasia yang harus kau ungkap"? Dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang besar dan gelap yang sedang menunggunya. Rahasia apa yang dimaksud? Kenapa Alena bisa begitu membencinya dan berusaha menghancurkannya, dan siapa yang sedang mengawasi langkahnya? Aris memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri. Dia tidak bisa lagi mengandalkan orang lain. Terlalu banyak hal yang tidak dia ketahui tentang keluarganya, dan semakin dalam dia menggali, semakin dia merasa ada yang salah. --- Kembali ke Sekolah Pagi hari tiba, dan Aris berangkat ke sekolah dengan kepala yang penuh pertanyaan. Di sekolah, Alena masih tidak berhenti mengganggunya. Tapi kali ini, Aris tidak ingin menyerah. Dia merasa jika dia tidak berhati-hati, kehidupan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

BAB 69

Aris memandang Bu Siti dengan tatapan penuh kebingungan dan ketegangan. Kata-kata yang keluar dari mulut wanita itu begitu berat, seolah menyimpan rahasia besar yang selama ini tersembunyi darinya.“Apa maksud Ibu? Siapa yang ingin membungkamku?” tanya Aris, suaranya gemetar.Bu Siti menarik napas panjang sebelum menjawab. “Keluarga ayahmu, Aris. Mereka bukan orang biasa. Daniel Arjuna, ayahmu, terlibat dalam bisnis besar yang berhubungan dengan kekuasaan dan politik. Mereka tidak suka jika ada orang yang mencoba membongkar rahasia itu, apalagi kalau orang itu adalah darah dagingnya sendiri.”“Jadi... ini tentang bisnis dan politik?” Aris mencoba mencerna informasi itu.“Bukan hanya itu,” jawab Bu Siti. “Ayahmu juga terlibat dengan kelompok yang sangat berbahaya. Banyak orang yang sudah menjadi korban karena ambisinya.”Aris merasa tubuhnya gemetar. Selama ini, ia hanya berpikir bahwa ayahnya adalah seorang pria yang meninggalkan keluarganya tanpa alasan. Namun, kenyataan ini jauh leb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

BAB 70

Aris pulang ke rumah Bu Siti dalam keadaan lelah, namun tekadnya semakin kuat. Malam itu, ia duduk di kamar sambil membuka dokumen yang ada di dalam amplop pemberian Danu. Setiap halaman mengungkap lebih banyak rahasia tentang ayahnya, Daniel Arjuna, dan koneksi gelap yang selama ini tersembunyi. Namun, yang membuatnya semakin gelisah adalah catatan kecil di akhir dokumen: "Jika kau ingin mencari kebenaran, temukan seseorang bernama Bastian di Kota Raya. Dia tahu segalanya." --- Rencana Baru Pagi harinya, Aris membicarakan temuan ini dengan Pak Rudi dan Bu Siti. Ia tahu bahwa perjalanan mencari Bastian bukanlah sesuatu yang mudah. “Aris, kau yakin dengan keputusanmu? Kota Raya itu jauh, dan kau masih punya sekolah yang harus dipikirkan,” kata Pak Rudi dengan nada khawatir. “Saya yakin, Pak. Kalau saya tidak melakukannya sekarang, saya tidak akan pernah tahu kebenaran tentang ayah saya. Ini bukan hanya tentang saya, tapi juga tentang masa depan keluarga saya,” jawab Aris tegas.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status