Home / Lainnya / Luka Tak Terlihat / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Luka Tak Terlihat: Chapter 81 - Chapter 90

97 Chapters

BAB 81

Aris menatap surat itu dengan tatapan kosong, pikirannya melayang jauh. Surat itu seolah menjadi kunci untuk mengungkap semua misteri yang selama ini menyelimuti hidupnya. Ia tak pernah menyangka bahwa keluarganya memiliki hubungan masa lalu yang kelam dengan keluarga Haris.“Jadi, ini bukan sekadar kebetulan,” gumam Aris.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Sasa masuk dengan wajah khawatir. “Aris, ada apa? Kamu terlihat pucat,” tanya Sasa.Aris menyerahkan surat itu kepada Sasa. “Baca ini. Sepertinya ada sesuatu yang lebih besar dari apa yang selama ini kita duga.”Sasa membaca surat itu perlahan. Wajahnya berubah serius seiring dengan setiap kalimat yang ia baca. “Ini… ini berarti dendam Haris dan Dian bukan sekadar masalah pribadi. Ini masalah keluarga yang sudah terjadi sejak lama.”Aris mengangguk. “Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kalau nggak, mereka akan terus menghantui kita.”---Jejak Masa LaluKeesokan harinya, Aris dan Sasa
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

BAB 82

Aris berdiri terpaku di ambang pintu, menatap foto-foto di dalam amplop dengan wajah tegang. Sasa mendekatinya, ikut melihat apa yang membuat Aris begitu terdiam.“Ya Tuhan...” bisik Sasa, tubuhnya gemetar. “Mereka tahu segalanya, Aris. Kita dalam bahaya.”Andre berdiri, mendekati mereka. Ia mengambil foto-foto itu dari tangan Aris dan mempelajarinya dengan saksama. Wajahnya berubah serius.“Mereka sedang meningkatkan permainan,” gumam Andre. “Ini bukan ancaman biasa. Mereka ingin membuatmu takut, Aris. Dan sepertinya mereka tahu kamu mulai melawan.”Aris mengepalkan tangannya erat. “Aku nggak peduli seberapa besar kekuatan mereka. Kalau mereka berani menyentuh orang-orang yang aku sayang, aku akan memastikan mereka menyesal.”---Rencana BaruMalam itu, mereka kembali berkumpul di ruang tengah rumah Pak Rudi dan Bu Siti. Andre memimpin diskusi, mencoba menyusun rencana agar mereka bisa keluar dari situasi berbahaya ini.“Kita nggak bisa terus-terusan defensif. Kalau kita hanya menung
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

BAB 83

Haris melangkah lebih dekat ke arah Aris, Andre, dan Sasa, senyumnya licik. Karin berdiri di sampingnya dengan ekspresi dingin, seolah-olah tidak ada rasa bersalah sama sekali."Kamu memang licik, Karin, gumam Andre, nadanya penuh dengan kekecewaan."Licik?" Karin mendengus sambil menatap mereka dengan tajam. "Kalian yang bodoh karena percaya padaku. Aku hanya bermain sesuai aturan Haris, itu saja."Aris mengepalkan tangan, mencoba menahan amarahnya. "Kenapa kamu melakukan ini, Karin? Kita percaya padamul"Karin melipat tangan di dadanya. "Kamu nggak pernah tahu bagaimana rasanya hidup di bawah ancaman. Haris menawarkan perlindungan, dan aku menerima tawarannya. Tidak ada yang peduli pada keselamatanku, jadi kenapa aku harus peduli pada kalian?"Andre menggeram marah, tetapi ia tahu bahwa mereka tidak memiliki banyak pilihan dalam situasi ini.Ketegangan MemuncakAnak buah Haris mulai mengepung mereka, senjata tajam di tangan masing-masing. Aris merapat ke Andre dan Sasa, melindungi m
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

BAB 84

Suasana tegang menyelimuti area gudang yang gelap. Aris, Andre, Sasa, dan Karin berlindung di balik mobil, berusaha mencari cara untuk keluar dari situasi yang berbahaya. Haris berdiri di atas tangga besi, menikmati keunggulannya. “Kalian pikir bisa mengalahkan aku?” Haris berbicara dengan suara lantang, suaranya menggema di sekitar. “Permainan ini milikku. Aku yang mengatur segalanya!” Andre mengepalkan tinjunya, matanya memandang tajam ke arah Haris. “Kita harus memutar otak. Kalau kita bertindak gegabah, ini bisa jadi akhir buat kita semua.” Aris mengangguk pelan. “Karin, kamu yakin nggak ada cara lain untuk masuk ke dalam gedung ini tanpa diketahui?” Karin terlihat gugup, tapi ia menjawab dengan cepat, “Ada pintu belakang di sisi barat. Tapi kita harus bergerak cepat sebelum anak buahnya menyadari keberadaan kita.” --- Keputusan Berani Sasa, yang biasanya tidak banyak bicara, akhirnya angkat suara. “Aku akan jadi umpan. Biar perhatian Haris dan anak buahnya teralihkan ke ak
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

BAB 85

Setelah malam yang panjang, Aris, Andre, dan Victor kembali ke rumah mereka dengan perasaan campur aduk. Meskipun Haris dan anak buahnya berhasil dilumpuhkan, ancaman tersembunyi dari kata-kata terakhir Haris masih membayangi pikiran mereka. Di ruang tamu, suasana hening saat mereka duduk untuk mencerna apa yang baru saja terjadi. Sasa, yang menunggu mereka dengan penuh kekhawatiran, segera mendekati Aris begitu ia masuk. "Kamu nggak apa-apa?" tanya Sasa, suaranya penuh perhatian. Aris mengangguk, meskipun kelelahan jelas terlihat di wajahnya. "Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah." Victor membuka botol air mineral dan meminumnya sebelum berkata, "Kita memang berhasil menangkap Haris, tapi aku yakin dia bukan pelaku utama. Ada yang lebih besar di balik semua ini." Andre menatap Victor dengan serius. "Kamu yakin? Bukannya Haris adalah otak dari semua masalah yang selama ini kita hadapi?" Victor menggeleng. "Haris terlalu ceroboh dan gegabah. Orang seperti dia nggak mungkin be
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

BAB 86

Pagi itu, Aris kembali ke sekolah dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia tahu bahwa ancaman dari Haris belum selesai, namun ia berusaha menjalani rutinitas seperti biasa. Langit cerah, tetapi perasaan gelisah yang ia rasakan membuat suasana terasa lebih suram.Di kelas, teman-temannya langsung mengelilinginya."Aris, kamu nggak ikut latihan basket sore ini?" tanya Dika.Aris menggeleng. "Kayaknya nggak bisa. Aku ada urusan penting," jawabnya singkat.Dika memandangnya dengan curiga. "Kamu akhir-akhir ini aneh banget. Ada apa, sih? Kalau ada masalah, bilang aja. Kita kan teman."Aris terdiam sejenak, tapi akhirnya ia tersenyum. "Nggak ada apa-apa. Aku cuma lagi sibuk aja," ujarnya, berusaha meyakinkan.Namun, di balik senyum itu, Aris tahu bahwa ia tidak bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia tidak ingin melibatkan teman-temannya ke dalam masalah yang semakin rumit.---Peringatan dari VictorSepulang sekolah, Aris menerima telepon dari Victor."Aris, ada sesuatu yang harus
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 87

Keesokan harinya, Aris memulai rutinitas seperti biasa, tapi pikirannya terus berkecamuk. Ancaman dari Haris, kehadiran dua pria mencurigakan, dan rencana yang sedang disusun bersama Victor membuatnya semakin tegang. Namun, ia tahu tak ada waktu untuk lengah. Saat jam istirahat di sekolah, Aris mendekati Haris yang sedang duduk di pojokan bersama beberapa teman dekatnya. Tatapan Haris penuh ejekan saat melihat Aris mendekat, tapi Aris tetap tenang. "Kita harus bicara, Haris," kata Aris dengan nada tegas. Haris menyilangkan tangannya di dada, tersenyum sinis. "Oh? Akhirnya kamu mau tunduk, Aris? Apa kamu datang untuk meminta maaf?" "Bukan soal tunduk atau minta maaf. Ini soal masalah yang sudah terlalu jauh. Kita bisa selesaikan ini dengan baik, atau..." Aris berhenti sejenak, sengaja memberi jeda agar kata-katanya lebih berbobot. "...kita teruskan, dan aku pastikan kamu nggak akan pernah menang." Teman-teman Haris mulai berdiri, menunjukkan sikap ingin membela Haris, tapi Har
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

BAB 88

Aris dan tim Victor langsung bersiap menuju markas utama setelah menerima kabar bahwa ada kelompok yang lebih besar sedang bergerak. Kegelisahan merayap dalam hati mereka, tetapi tidak ada waktu untuk keraguan. Victor mengatur strategi cepat saat mereka berada dalam mobil. "Kita harus mempersiapkan diri untuk skenario terburuk. Aku yakin mereka bukan hanya datang untuk menyerang, tapi juga mencari kelemahan kita." Andre yang duduk di kursi belakang menimpali, "Kalau mereka tahu lokasi markas kita, itu berarti ada pengkhianat di antara kita." Pernyataan itu membuat suasana semakin tegang. Aris menyadari bahwa situasi ini semakin rumit. Pengkhianatan dari dalam bisa lebih berbahaya daripada serangan langsung. "Kita akan cari tahu siapa yang mengkhianati kita," kata Aris tegas. "Tapi sekarang fokus kita adalah memastikan mereka tidak menghancurkan markas." --- Markas yang Porak-Poranda Saat mereka tiba di markas, pemandangan yang mereka dapati benar-benar mengerikan. Sebagian besa
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

BAB 89

Sementara itu, Victor menerima informasi penting dari salah satu informannya. Kelompok yang menyerang mereka dikenal sebagai Raven Syndicate, sebuah organisasi kriminal besar yang sudah lama mengincar wilayah Victor."Mereka tidak hanya ingin menghancurkan kita," kata Victor kepada Andre. "Mereka ingin mengambil alih seluruh jaringan kita."Andre menghela napas panjang. "Kalau begitu, kita harus bersiap menghadapi perang yang lebih besar."Victor mengangguk. "Tapi pertama-tama, kita harus memastikan Aris dan yang lain selamat."---Pengepungan di Tengah MalamMalam itu, situasi semakin tegang. Aris, Andre, dan beberapa anggota lainnya tetap berjaga di markas yang tersisa. Mereka tahu bahwa serangan berikutnya bisa datang kapan saja.Saat tengah malam, suara kendaraan mendekat membuat semua orang siaga. Aris memegang senjatanya erat-erat, bersiap menghadapi apa pun yang datang.Victor memberikan instruksi melalui radio, "Tetap di posisimu. Jangan bertindak gegabah."Namun, apa yang mer
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

BAB 90

Mentor Victor, pria tua yang dikenal dengan nama sandi Sang Rubah, mulai mempelajari situasi yang dihadapi oleh tim Victor. Ia meminta semua informasi terbaru mengenai Raven Syndicate, termasuk pola serangan mereka, struktur organisasi, dan segala data yang berhasil dikumpulkan."Raven Syndicate bukan hanya organisasi kriminal," kata Sang Rubah dengan nada serius. "Mereka adalah ahli dalam permainan psikologi. Mereka memanipulasi musuh untuk bertindak tergesa-gesa, kemudian menghancurkannya perlahan-lahan."Victor mengangguk. "Kami menyadari itu. Tapi kali ini, kami tidak akan membiarkan mereka memimpin permainan."Sang Rubah tersenyum kecil. "Bagus. Kalau begitu, kita harus memulai dengan serangan balik yang tidak mereka duga."---Misi RahasiaSang Rubah menyusun strategi yang melibatkan infiltrasi ke salah satu lokasi operasi kecil Raven Syndicate. Aris dan Andre ditugaskan untuk memimpin misi ini, dengan dukungan beberapa anggota terpercaya."Kalian harus bergerak tanpa terdeteksi
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status