Aris menahan napas, tubuhnya membeku mendengar ancaman pria bersenjata itu. Danu berdiri di depannya, melindungi Aris dengan tubuhnya yang lebih besar."Jika kalian ingin dokumen ini, kalian harus melewati kami dulu," kata Danu tegas, suaranya tak gentar meskipun jumlah lawan jauh lebih banyak.Salah satu pria itu tertawa sinis. "Jangan terlalu percaya diri, Danu. Kau tahu kami tidak main-main.""Dan kalian tahu aku juga tidak pernah main-main, balas Danu, sambil menarik pistol kecil dari balik jaketnya.Dalam sekejap, ketegangan di dalam gudang semakin memuncak. Para pria bersenjata itu mulai menyebar, mengepung mereka berdua."Aris, dengarkan aku baik-baik," bisik Danu sambil melirik ke arah pintu belakang. "Saat aku memberi aba-aba, lari ke pintu itu. Jangan lihat ke belakang."Tapi bagaimana denganmu?" bisik Aris, panik."Aku akan mengurus mereka. Keselamatanmu lebih penting."Pelarian yang Penuh BahayaTiba-tiba, Danu melepaskan tembakan ke arah lampu di atas mereka, membuat ruan
Terakhir Diperbarui : 2024-12-20 Baca selengkapnya