Tubuhku terasa sangat tidak nyaman, rasanya pegal dan panas. Tengah malam, aku akhirnya tidak tahan lagi. Aku turun dari ranjang dengan hati-hati untuk mencari obat.Namun, ternyata aku terlalu menilai tinggi diri sendiri. Begitu aku bangkit, pandanganku langsung berputar. Saat berikutnya, aku terjatuh di lantai.Aurel tepat di sampingku. Begitu mendengar suara, dia langsung menyalakan lampu. Saat melihatku tergeletak di lantai, dia segera memapahku. "Leila, kamu kenapa? Cyntia, Lina, cepat bangun. Bantu aku."Segera, orang-orang di kamar bangun karena aku. Mereka mengangkatku ke ranjang. Aurel lantas mengelus dahiku dan berkata, "Panas sekali. Leila, kamu demam tinggi. Gimana ini?"Aku tidak bisa duduk dengan tegak. Aku bersandar di tubuh Aurel, lalu memejamkan mata sambil menimpali, "Aku cuma butuh makan obat pereda demam. Tenang saja."Aurel dan lainnya pun tidak berbicara lagi. Untungnya, keluarga Cyntia menyiapkan banyak obat untuknya sebelum kemari, termasuk termometer. Mereka me
Terakhir Diperbarui : 2024-12-17 Baca selengkapnya