Semua Bab Pesona Primadona yang Mengacaukan Hidupku: Bab 81 - Bab 90

100 Bab

Bab 81

Suasana sangat hening hingga suara jarum jam bisa terdengar jelas. Beberapa saat kemudian, Matthew akhirnya bersuara, "Maaf karena aku mengajakmu ketemu dengan cara seperti ini."Sebelum aku datang, mereka telah memesan makanan. Ketika Matthew berbicara, pandanganku tertuju pada hidangan lezat di atas meja.Perutku kurang nyaman, mungkin karena lapar. Selain itu, aku merasa mual. Aku tersenyum tidak peduli menghadapi permohonan maaf Matthew. Pria ini menyakitiku, juga meminta maaf pada saat yang sama.Aku mengambil sendok dan garpu, lalu mengambil lauk untuk dimakan. "Kamu menyelidikiku?"Tangan Matthew yang menggenggam gelas tanpa sadar mengerat. Aku menelan makananku, lalu menoleh menatapnya. Nada bicaraku pun terdengar mengejek. "Kamu tahu Santos menjodohkanku dengan Pak Evano dong?"Begitu mendengar ucapanku ini, wajah Matthew menjadi masam. Dia menatapku sambil membuka mulut.Aku memalingkan wajahku dan mengambil lauk lagi. "Santos mengancamku dengan nenekku supaya aku menikah den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 82

Tubuhku terasa sangat tidak nyaman, rasanya pegal dan panas. Tengah malam, aku akhirnya tidak tahan lagi. Aku turun dari ranjang dengan hati-hati untuk mencari obat.Namun, ternyata aku terlalu menilai tinggi diri sendiri. Begitu aku bangkit, pandanganku langsung berputar. Saat berikutnya, aku terjatuh di lantai.Aurel tepat di sampingku. Begitu mendengar suara, dia langsung menyalakan lampu. Saat melihatku tergeletak di lantai, dia segera memapahku. "Leila, kamu kenapa? Cyntia, Lina, cepat bangun. Bantu aku."Segera, orang-orang di kamar bangun karena aku. Mereka mengangkatku ke ranjang. Aurel lantas mengelus dahiku dan berkata, "Panas sekali. Leila, kamu demam tinggi. Gimana ini?"Aku tidak bisa duduk dengan tegak. Aku bersandar di tubuh Aurel, lalu memejamkan mata sambil menimpali, "Aku cuma butuh makan obat pereda demam. Tenang saja."Aurel dan lainnya pun tidak berbicara lagi. Untungnya, keluarga Cyntia menyiapkan banyak obat untuknya sebelum kemari, termasuk termometer. Mereka me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 83

Ketika keluar dari rumah sakit, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Pengacara telah menarik gugatan dan Matthew telah membawa Yuna pulang. Matthew mengirimkanku sebuah foto.Aku membuka kunci ponselku dan hanya melirik sekilas, lalu mematikan layar balik. Apa pun yang dilakukan Matthew dan Yuna tidak ada kaitannya denganku. Sekarang aku tidak peduli lagi pada apa yang mereka lakukan.Yang paling kuinginkan untuk sekarang adalah membawa Nenek ke sisiku. Aku ingin melihat Nenek melewati masa tuanya dengan tenang.Aku memasukkan ponselku ke tas, lalu mengeratkan mantel wolku dan hendak memanggil taksi. Segera setelah aku menjulurkan tangan, tiba-tiba sebuah mobil Bentley berhenti di depanku.Jendela mobil diturunkan. Keegan tersenyum sambil menyapaku, "Hei, Leila, kenapa di sini? Kamu kemari untuk mencariku ya?"Aku menatap Keegan, lalu menyibakkan rambutku yang ditiup angin. Dengan tenang, aku bertanya balik, "Kamu punya urusan apa? Kalau nggak ada, minggir sedikit. Aku mau panggil tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 84

Keegan sepertinya lapar. Dia memesan banyak sekali makanan.Segera, hidangan disajikan. Setelah makan sesuap bubur, aku langsung kenyang. Di sisi lain, Keegan fokus makan.Aku meletakkan sendokku, lalu menatap Keegan yang duduk di seberang sambil bertanya, "Ibumu sudah baikan belum?"Keegan menengadah dan mengambil tisu untuk menyeka bibirnya. "Nggak ada masalah besar lagi. Kalau aman-aman saja, dia bisa hidup sampai 100 tahun."Keegan masih bisa bercanda, seperti sudah lupa pada masalah tadi. Aku pun menunggunya makan. Karena aku menamparnya tadi, sudah seharusnya aku mentraktirnya. Jadi, aku beralasan, "Aku ke toilet dulu. Kamu makan saja."Keegan yang sedang menggerogoti paha ayam lantas mendongak. "Kamu nggak bakal kabur seperti hari itu, 'kan?"Kata siapa wanita sulit ditebak? Pria juga sama."Aku bakal balik dalam 10 menit.""Oke." Keegan menyentuh layar ponselnya. Layar seketika hidup. "Sekarang jam 3.51, berarti kamu harus balik 4.01. Kalau nggak, aku bakal mencarimu di asrama.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 85

Aku berbalik dan pergi, meninggalkan Yuna yang amarahnya berkecamuk. Aku terlambat 5 menit dari yang dijanjikan dengan Keegan. Ketika aku kembali, Keegan sedang mencariku.Aku menghampirinya. Keegan sontak berbalik. Begitu melihatku, alisnya yang berkerut sontak meregang. "Kukira kamu kabur lagi."Aku berjalan kembali ke meja kami, lalu duduk dan menyahut, "Aku bukan orang yang suka ingkar janji."Keegan mengangkat alisnya sambil duduk di seberangku. "Aku juga begitu. Makanya, pertimbangkan omonganku yang sebelumnya."Dulu kalau Keegan berbicara begitu, aku pasti marah. Namun, hari ini aku tidak ingin marah. Aku mendongak, lalu mengambil sendok dan mengaduk buburku.Keegan juga tidak marah melihatku diam. Dia merapikan bajunya, lalu mengangkat alisnya lagi dan bertanya, "Gimana? Mau nggak jadi pacarku?"Begitu ucapan ini dilontarkan, Keegan tiba-tiba melemparkan sendoknya dan tampak murung. Dia bahkan mengumpat dengan alis berkerut, "Sial sekali!"Aku tentu penasaran dengan perubahanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 86

Sebenarnya aku tidak ingin bergerak. Namun, aku teringat pada perjanjian yang ada. Selain memberi pelayanan kepada Allen di tempat kerja, aku juga harus membantunya di luar jam kerja.Aku lantas mengiakan, lalu Allen mengirim email lagi. Dia menyuruhku menambahkan kontaknya supaya lebih mudah untuk berkomunikasi. Aku menuruti instruksinya dan segera menambahkan kontaknya.Setelah membereskan semuanya, aku terpaksa bangkit dari ranjang dan mengonsumsi obat dulu sebelum pergi. Kemudian, aku memanggil taksi.Sekitar setengah jam kemudian, aku tiba di lokasi yang disebutkan oleh Allen. Aku menyuruh staf membawaku ke ruang privat. Begitu pintu dibuka, aku melihat Matthew yang mabuk.Aku hendak pergi, tetapi Allen malah meneleponku. Allen bertanya, "Kamu sudah ketemu orangnya? Tolong ya. Tadi waktu aku melukis, pihak bar meneleponku untuk menjemputnya. Tapi, aku lagi nggak bisa pergi.""Aku juga nggak kenal siapa-siapa di Kota Jayed. Aku cuma teringat padamu. Maaf kalau sudah merepotkanmu. N
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 87

Mungkin karena merasa sakit, Matthew benar-benar melepaskan tangannya. Aku pun menarik tanganku dan malas meladeninya lagi.Setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan rumah Matthew. Aku menurunkannya dari mobil. Tubuhnya yang berat bersandar di tubuhku.Aku baru saja sembuh sehingga tidak mungkin sanggup menahan beban seberat ini. Setelah bersusah payah berjalan beberapa langkah, pintu masih jauh di depan sana. Kakiku malah terhuyung dan terpeleset.Siapa sangka, aku malah tidak merasakan sakit apa pun. Entah mengapa, posisiku berbalik dengan Matthew. Yang terjatuh adalah dia.Aku bisa mendengar Matthew mendengus kesakitan. Kemudian, dia membuka matanya sambil mengernyit. Aku segera bangkit dari tubuhnya, lalu menatapnya dan bertanya, "Kamu baik-baik saja?"Matthew memegang kepala belakangnya dan menyahut, "Sakit."Jadi, kepalanya terbentur? Aku segera berjongkok untuk memapahnya. "Kok bisa sakit? Berdarah nggak?" Aku lantas memeriksa belakang kepalanya. Tidak ada darah, tetapi ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 88

"Selain itu, Santos nggak akan bisa mengancammu dengan menggunakan nenekmu lagi. Leila." Matthew mencoba meraih tanganku. "Tolong jangan membenciku ya?""Matthew." Aku meletakkan kedua tanganku di belakang punggung, lalu menatap matanya dan bertanya, "Apa kamu menyukaiku?"Matthew yang dulu selalu angkuh dan tidak pintar berkata-kata. Sering kali, apa yang dia katakan berbeda dengan yang ada di pikirannya.Latar belakangnya yang istimewa membuatnya disanjung orang-orang sejak lahir. Itu sebabnya, dia sering kali kesulitan untuk mengungkapkan sesuatu.Aku sudah terbiasa dengan sikap Matthew yang sombong dan keras kepala. Sebaliknya, aku merasa aneh melihatnya merendah seperti ini, apalagi bersikap baik padaku.Sejak kapan semua ini dimulai? Sejak kapan sikap Matthew berubah kepadaku? Aku menatap Matthew, mencoba untuk mendapat sedikit petunjukAku berharap Matthew menjawab tidak, tetapi tatapannya tiba-tiba berubah setelah mendengar pertanyaanku. Dia menatapku dengan tulus dan menyahut,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 89

Entah apa yang dikatakan pemuda itu kepada Yuna, Yuna bersandar di pelukannya sambil tertawa tanpa henti. Mereka berpelukan di depan publik? Matthew diselingkuhi Yuna?Aku melongo melihatnya, sampai akhirnya staf memanggilku lagi "Bu, mau pesan sup apa?"Aku segera tersadar dari lamunanku dan mengalihkan pandanganku. Aku tersenyum minta maaf dan melirik menu. "Maaf, sup ini saja. Terima kasih."Setelah staf pergi, aku memesan dari situs web.Aurel dan Cyntia telah kembali. Kami makan dengan sangat puas. Mungkin karena rasa pedas ini menggugah selera, aku makan sangat banyak.Di tengah makan, aku pergi ke toilet. Ketika keluar, aku bertemu Yuna yang sedang merias diri di depan wastafel.Ketika melihatku, tebersit kepanikan pada tatapan Yuna. Namun, dia segera bersikap normal kembali.Aku menghampiri dan membuka keran air. Ketika aku mencuci tangan, Yuna tiba-tiba bertanya, "Leila, kamu pasti sangat bangga sekarang, 'kan?"Bangga ? Kenapa harus bangga? Aku menoleh menatap Yuna dan henda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 90

Aku tertawa. "Sayang sekali, padahal mereka sangat serasi."Ketika Yuna menyebarkan rumor tentangku, aku sudah menjelaskan sebab dan akibatnya kepada mereka.Aurel dan Cyntia bertatapan. Cyntia masih ingin bertanya, tetapi Aurel sontak menutup mulutnya dan mendorongnya. "Sudah, sudah. Gosipnya sudah selesai. Kita pikir dulu malam ini mau makan apa.""Oh ya." Aurel menahan Cyntia di kursi, lalu menoleh dan bertanya kepadaku, "Besok kamu pulang, 'kan? Pesawatmu jam berapa?""Jam 3 sore."....Di Kota Nilam, begitu turun dari pesawat, aku langsung merasakan hawa yang panas. Mungkin karena sudah terbiasa dengan cuaca dingin di Kota Jayed, aku jadi tidak terbiasa dan buru-buru melepaskan mantelku."Nona." Begitu aku melepaskan mantelku, sopir keluargaku tiba. Aku mengangguk, lalu menyerahkan koper kepadanya dan masuk ke mobil.Di grup obrolan, Aurel dan Cyntia bertanya apakah aku sudah sampai. Aku membalas pesan mereka dan mengobrol sesaat dengan mereka. Ketika mendongak, aku mendapati ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status