Home / Pendekar / LEGENDA KAMESWARA / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of LEGENDA KAMESWARA: Chapter 191 - Chapter 200

342 Chapters

Bab 191

Akan tetapi Wirasoma juga yang pertama membuat hatinya terbuka tentang perasaan cinta.Pemuda itu cinta pertamanya. Orang bilang, perempuan akan bahagia apabila bisa hidup bersama dengan lelaki cinta pertamanya.Maka seharusnya dia juga bahagia. Setelah membuka hati kembali untuk Wirasoma, akhirnya dia merasakan kasih sayang suaminya itu sungguh tulus.Wush! Wutt! Srett!Sosok Citrawati melesat berputar sambil memainkan sepasang pedang, mendesak tiga orang di depannya. Tidak peduli lima lawan lainnya yang mengejar dari belakang.Tiga orang di depan kerepotan. Citrawati bagai burung rajawali yang menukik cepat hendak mencengkeram mangsanya.Sring! Crass! Crass! Crass!Tiga pedang yang digenggam lawannya terbabat putus setengah oleh sabetan salah satu pedang Citrawati.Parahnya lagi, ujung pedang si gadis tembus menggores luka di kulit ketiga orang tersebut.Tiga lawan di depan segera mengambil jarak untu
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 192

Sutajaya saling dorong dengan sepasang cakra lawan. Dengan posisi jungkir balik dan mengerahkan tenaga dalam Harimau Dewa ke sepasang cakarnya.Dua energi saling dorong. Sutajaya yang mendorong ke bawah agak kesulitan karena posisinya sedang melayang. Tidak ada sesuatu untuk jejakkan kedua kakinya.Sementara si pemilik cakra sudah berada di bawah senjata tersebut, mendorongkan tangannya ke atas agar sepasang cakranya menembus ke atas."Celaka, kalau begini terus tenagaku semakin berkurang!" batin Sutajaya sambil memikirkan cara mengatasi serangan ini.Energi yang keluar dari cakra mendorong kuat. Selain itu hawanya yang panas seakan menyayat kulit. Untungnya hawa sakti pelindung Sutajaya cukup kuat.Hanya saja Pendekar Cakar Sakti kekurangan daya dorong karena keadaannya.Di bawah si pemilik cakra tambahkan kekuatan. Lewat udara dia alirkan tenaga dalam dan kendalikan sepasang cakra. Senjata itu semakin cepat putarannya.
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 193

"Mau cara bagaimana kita gelut?" tanya Ranu Baya sambil mendelik.Kakek ini tersenyum geli, sebabnya Gentasora kesulitan membaca kekuatannya. Sudah sampai tahapan mana si kakek ini dalam kependekaran?"Jangan menyesal nantinya, Ranu Baya!" seru Gentasora."Aku ikut caramu saja, Sora!" Ranu Baya terkekeh lagi.Wajah Gentasora mengkelam menahan amarah. Ranu Baya begitu menganggapnya enteng. Bekas wakil ketua Laskar Siluman Merah ini duduk bersila.Ranu Baya melakukan hal sama. Dia melihat musuhnya sudah mencapai tingkat Batara awal. Rupanya Gentasora akan melakukan pertarungan di alam lain.Keduanya pejamkan mata, mulutnya sama-sama merapalkan mantra. Beberapa saat kemudian tubuh keduanya memancarkan cahaya tipis.Kemudian tubuh mereka bergetar halus. Sesosok bayangan mirip wujud mereka tampak keluar dari dalam tubuh. Inilah ajian 'Ngaraga Sukma'.Ajian tingkat tinggi apabila diterapkan maka sukmanya akan keluar d
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 194

Kesempatan ini digunakan Ki Maung Hideung untuk menyerang dadakan pada Grendaseba. Ketua perguruan Jurang Mangu ini terkejut bukan main.Dess! Dess! Dess!Beberapa bagian tubuh dan urat-urat penting Grendaseba terkena cakaran maut Ki Maung Hideung."Kau!"Grendaseba menunjuk, tapi sesaat kemudian badannya bagai bunga yang lalu. Bagai kertas tersiram air. Roboh jatuh terduduk."Kau...curang!" umpat Grendaseba.Ki Maung Hideung tidak menunjukkan ekspresi apapun. Dia melihat tubuh lawannya bergetar keras sejenak lalu ambruk lagi tetap pada posisi duduk.Yang dilakukan Ki Maung Hideung adalah melenyapkan segala ilmu kanuragan sampai pada ilmu dasar silat yang dimiliki Grendaseba.Sekarang ayahnya si gadis jangkung bernama Wandansari itu telah kehilangan semua kekuatannya. Telah kembali menjadi orang biasa yang tak bisa apa-apa.Persis seperti yang dialami Ki Rembong, hanya saja ketua Laskar Siluman Merah il
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 195

Amarah Kala Cengkar mulai memuncak. Tubuhnya memancarkan energi buruk sangat pekat memenuhi ruangan.Ki Astagina hanya melapisi diri dengan hawa sakti pelindung, sedangkan Wandansari susah payah mengerahkan hawa sakti agar tidak tertekan energi buruk tersebut.Wandansari mundur sampai ke sudut kamar. Sementara Ki Astagina tetap di tempat demi menyaksikan pertarungan dahsyat.Wakil ketua perguruan Sangga Buana ini tahu, sangat susah mengalahkan Kala Cengkar yang merupakan mahluk siluman. Mahluk yang hidup abadi sampai dunia hancur.Seandainya seluruh tokoh paling sakti di tanah Sunda ini bersatu, belum tentu bisa menundukkan mahluk ini, tapi melihat Kameswara begitu yakin mampu mengatasi Kala Cengkar."Labu itu, pasti dia sudah tahu cara menggunakannya!" gumam Ki Astagina ketika memandang pada benda yang dipegang Kameswara.Kala Cengkar tahu sedang berhadapan dengan siapa. Sosok pemuda yang kata pengikutnya merupakan pendekar muda
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 196

"Tapi ijin dulu kepada istriku!" sahut Sutajaya.Kecuali tiga orang, yang lainnya terkejut. Tidak menyangka kalau Sutajaya sudah beristri."Apa, kau mau menjadikan putriku istri kedua!" hardik Grendaseba. Dari sikapnya seperti sudah menerima keadaan dirinya."Aku mau!"Pernyataan Wandansari juga mengejutkan semua orang kecuali Kameswara.Mendengar hal ini, diam-diam Wirasoma seperti menyesali sesuatu. Ya, kenapa dulu dia tidak mengambil Sriwuni jadi istri keduanya?Namun, sudah terlambat. Nyai Pancaksuji bilang Sriwuni sudah dinikahi seorang pejabat."Kameswara, bagaimana caranya aku mengatur dua istri?" tanya Sutajaya sambil berbisik.Kameswara tertawa membuat semua orang memandangnya. "Aku tidak tahu, karena aku belum pernah!" jawab Kameswara."Siapa istri pertamamu dan di mana kalian tinggal?" tanya Grendaseba."Namanya Sariti, dia santri di pesantren Quro. Aku dan dia tinggal di sana, karen
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 197

"Duduklah di sini, Nyai!" Suara lembut Kameswara memanggil istri barunya. Tatapannya juga lembut memancarkan rasa kasih sayang yang dalam.Ayu Citra tampak malu-malu, padahal cara berpakaiannya saja sudah berani memperlihatkan bagian indahnya. Meski temaram, tapi rona pipi si gadis masih tampak jelas."Aku... gugup, Akang!""Kemarilah mendekat agar Nyai bisa merasakan degupan jantungku yang cepat. Aku juga gugup!""Bukankah Akang sudah pernah--""Aku seperti baru pertama kali lagi. Sepertinya aku lupa lagi!" Kameswara memotong lalu terkekeh."Ah, Akang, tidak mungkin lupa begitu saja!" kilah Ayu Citra."Nyai seperti yang pertama lagi!""Tentu saja buat aku mah, Akang yang pertama!"Kameswara menggenggam tangan Ayu Citra. Lembut bukan main. Rasanya paling lembut di antara wanita yang sudah disentuhnya.Tubuh Ayu Citra tertarik pelan, lalu tenggelam dalam pelukan sang suami. Dadanya semakin berge
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 198

Gentasora dan Prabasari terpontang-panting menghindari kejaran prajurit Sumedang Larang. Padahal prajurit itu sudah tidak ada yang mengejar lagi, mereka fokus pada tawanan yang diboyong ke kota raja.Sebenarnya tidak sulit bagi Gentasora untuk melawan prajurit itu dengan ilmunya yang sudah tinggi, tapi dia membawa Prabasari yang menjadi beban.Gadis ini hanya sedikit memiliki kepandaian silat. Dia lebih menebarkan pesona kecantikannya yang merupakan turunan wanita negeri seberang.Selain itu juga seandainya tidak membawa gadis yang merupakan putrinya itu, mungkin dia akan menggunakan ilmu meringankan tubuh."Kakiku sakit, Paman!" keluh Prabasari. Meski tubuhnya bermandikan keringat, tapi kecantikannya seolah tidak pudar."Di sebelah sana ada gua kecil, kita sembunyi di sana!"Gentasora tidak menghentikan langkahnya, sedangkan Prabasari menyeret kakinya yang sudah kelelahan dan pegal-pegal.Tak lama mereka menemukan gua y
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 199

Ketika senja tiba kereta kuda mampir ke satu rumah besar dan mewah. Sepertinya ini rumah pejabat atau bangsawan.Dua penjaga di depan pagar pintu masuk langsung membuka gerbang begitu tahu yang datang adalah dua prajurit itu.Sepertinya prajurit itu memiliki pangkat yang lumayan sehingga orang langsung mengenali.Kemudian kereta kuda masuk dibawa ke samping rumah yang halamannya luas ini."Tuan, kita bermalam di sini. Ini adalah rumah seorang 'wado' beliau akan menerima kita dengan baik!""Baik, Paman!"Ketika memasuki rumah, mereka disambut dengan ramah oleh beberapa pembantu dan juga tuan rumah, seorang lelaki setengah baya yang perawakannya gemuk, perutnya terlihat buncit.Karena hari sebentar lagi gelap, Kameswara beserta istri dan kedua prajurit itu diperkenankan untuk membersihkan diri.Setelah hari gelap sang tuan rumah menjamu mereka dengan makan bersama. Berbagai masakan dan buah-buahan terhidang lengka
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 200

Dua prajurit sudah bersiaga dari serangan gelap. Ratusan paku kecil melesat membelah udara dari arah depan.Namun, ternyata serangan itu bukan ditujukan kepada mereka. Lesatan ratusan paku tersebut menyerang ke arah kereta."Awas, Tuan!" teriak salah satu prajurit."Tenang saja, Paman!" sahut Kameswara dari dalam. Suaranya begitu nyaring mencerminkan bahwa dia tidak ada kecemasan sama sekali.Sett!Ratusan paku itu tiba-tiba berhenti sebelum mencapai sasaran. Beberapa saat melayang lalu berjatuhan. Kameswara menahannya dengan hawa sakti pelindung yang sangat kuat.Dua prajurit memanfaatkan waktu untuk segera memotong pohon roboh ini. Mereka sudah yakin, Kameswara mampu mengatasinya.Lagipula yang jadi sasaran juga Kameswara, tapi mereka tetap bertanggung jawab atas keselamatannya.Beberapa saat kemudian dari enam arah muncul enam orang bertopeng sambil melesat mendekati kereta, masing-masing tangannya melemparka
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status