Accueil / Romansa / Dekapan Dingin Suami Panas / Chapitre 141 - Chapitre 150

Tous les chapitres de : Chapitre 141 - Chapitre 150

232

141. Suami Merajuk

'Aku tak menyangka kalau Lea punya masalah berat dengan keluarga ini. Tetapi dia tetap menjadi pribadi yang ceria, dia berani dan tegar. Aku mengidolakan Lea dan aku akan menjadikannya panutanku.' batin Nami, tersenyum bangga dan tulus–sembari menatap sosok Lea. Setelah makan malam, mereka kembali mengobrol bersama. Nami sangat takjub pada Lea, karena dia besar hati tetapi juga berani menyuarakan isi hatinya. Nami ingin menjadi seperti Lea. Tetapi apakah dia bisa? "Mak Le, kamu nggak apa-apa kan?" tanya Ziea. Sejujurnya sejak dari tadi dia ingin menanyakan perihal ini, akan tetapi dia tak enak. Dia takut membuat Lea tersinggung serta tak nyaman. Namun, Ziea memberanikan diri. Lea menggelengkan kepala, tersenyum lembut pada Ziea. "Aku nggak apa-apa, dan aku merasa sangat lega," ujar Lea pelan, "kamu nggak perlu merasa nggak enak begitu, Ziea. Mereka memang keluargamu tetapi, perbuatan mereka bukan tanggung jawabmu." Ziea menganggukkan kepala kecil, meskipun begitu dia tetap tak
last updateDernière mise à jour : 2025-02-04
Read More

142. Semua Orang Ia Marahi

"Pagi, Daddy, Mommy," sapa Lea pada mertuanya, tak lupa tersenyum tipis. "Pagi, Lea.""Pagi, Nak." Mertuanya balik menyapa Lea. Di sisi lain, Ziea yang sedang membantu mommynya menyiapkan sarapan, seketika dibuat kaget melihat Lea. "Loh, kamu kok tiba-tiba di sini?" tanya Ziea, mengerutkan kening dan melebarkan mata. Lea tersenyum tipis, mendekat pada sahabat tersebut kemudian berbisik. "Tadi malam kami balik lagi ke sini.""Kenapa, Mak?" balas Ziea, balik berbisik pada Lea. "Itu … Ma--" Lea ingin sekali mengatakan apa yang terjadi tadi malam antara dia dan suaminya, akan tetapi makhluk yang ingin dia bahas tiba-tiba muncul. Haiden datang dengan pakaian sudah tapi, mengenakan balutan tuxedo mahal–begitu berwibawa dan sangat mempesona. "Nanti ajah, Ziea. Aku lagi terpesona sama My Baby Haiden Terlope-lope. Ugh … tampan banget suami aku!" bisik Lea, senyum-senyum tipis di akhir kalimat sembari terus mengamati suaminya. "Najis banget!" Ziea mendengkus sebal, menepuk cukup kuat leng
last updateDernière mise à jour : 2025-02-05
Read More

143. Ingin Menjadikannya Sekretaris lagi?

Lea ingin sekali menegur Haiden, akan tetapi dia sadar kalau Haiden lebih meledak-meledak setelah sebelumnya ditegur olehnya. Mungkin Haiden merasa kalau tadi Lea membela Ziea sehingga dia semakin marah pada semua orang. "Haiden." Kenzie kembali menegur putranya, "Usiamu sudah kepala tiga tetapi kelakuanmu masih seperti bocah tiga tahun. Sebentar lagi kau juga akan menjadi seorang papa, ubah sikapmu yang seperti ini." "Jangan senyum-senyum, Zie. Kamu juga sama seperti Kakak. Sudah besar tetapi masih bertingkah seperti anak kecil." Kenzie beralih menegur putrinya, membuat senyuman penuh kemenangan Ziea seketika luntur. "Maaf, Daddy," sungut Ziea pelan, mendapat anggukkan kepala dari daaddynya. Mereka semua pada akhrinya sarapan bersama, tak ada lagi yang berani ribut karena para petarung sudah ditegur oleh Kenzie. Selesai sarapan, Haiden ke kantor dan begitu juga dengan Maxim. Hanya Reigha yang tak kemana-mana, karena pekerjaannya memang lebih longgar kalau sedang di tanah ai
last updateDernière mise à jour : 2025-02-05
Read More

144. Kecurigaan Lea pada Suaminya

"Ingin kau jadikan sekretaris lagi?" Haiden menatap Nanda dengan mimik muka datar. "Panggil saja." Nanda pada akhrinya menganggukkan kepala kemudian segera beranjak dari sana untuk memanggil Citra. Tak lama, Nanda kembali ke ruangan Haiden, bersama dengan Citra. "Nanda, keluarlah." titah Haiden datar, membuat Nanda mengernyit tak paham dan juga penasaran secara bersamaan. Haiden tiba-tiba memanggil Citra keriangannya kemudian Haiden menyuruhnya keluar. Entah kenapa Nanda curiga. Apa yang ingin Haiden bicarakan pada Citra sehingga Haiden mengusirnya? Namun, Nanda tak berani membantah Haiden. Dia segera keluar dari ruangan Haiden, memilih menunggu di depan ruangan. Ada sebuah sofa tunggu di sana, Nanda memilih duduk di tempat tersebut. "Apa yang bisa kubantu, Tuan?" tanya Citra, seperti biasa formal dan sopan. Akan tetapi, dalam hati dia senang luar biasa. Akhirnya setelah beberapa bulan ini ia dipindahkan dan tak bisa dekat dengan Haiden lagi, hari ini Haiden kembali memangg
last updateDernière mise à jour : 2025-02-06
Read More

145. Pernikahan Nanda

"Kami sedang membakar ubi, Mas," jawab Lea pelan, memandang wajah suaminya secara lekat dan penuh tanda tanya. "Setelah ini, kita pulang, Azalea." Lea menganggukkan kepala, tersenyum tipis pada suaminya. Sebetulnya Lea masih di sini, tetapi jika Lea mengatakannya pada Haiden, dia takut Haiden seperti tadi malam–marah dan merajuk. Jadi lebih baik dia patuh diajak pulang oleh suaminya. Meski begitu, malam ini Lea seru-seruan dengan keluarga suaminya. Dia sangat senang dan tertawa lepas bersama Ziea dan Aayara. Hingga sekitar jam sembilan malam, Haiden membawanya pulang. *** "Hari pernikahan Nanda dan Nami sudah semakin dekat." Haiden dan Lea sudah kembali ke rumah mereka, di mana saat ini tengah membantu istrinya menghitung lingar perut. Haiden selalu cemburu pada bayi di perut istrinya. Akan tetapi, dia begitu protektif dan selalu bersemangat dalam memperhatikan perkembangan kehamilan istrinya. "Kau ingin mengunakan dress seperti apa, Azalea?" tanya Haiden, setelah menguk
last updateDernière mise à jour : 2025-02-06
Read More

146. Ini Hari Bahagia Nanda

Hari ini adalah hari bahagia untuk Nanda, karena pria ceria dan manis tersebut telah resmi melepas masa single nya. Setelah selesai dari acara pernikahan, Nanda ikut berkumpul bersama teman-temannya. Ini sudah seperti tradisi di geng's-nya, sehari setelah menikah, pasti mereka akan berkumpul. Akan tetapi kali ini berbeda, tak seperti Rafael yang berkumpul dengan keluarga besarnya, Nanda hanya bersenang-senang dengan sahabat dan teman dekat. "Weiis … pengantin baru kita akhirnya keluar," ucap Bima, mendapat tawa dari Elang dan teman yang lainnya. "Bagaimana malam pertamamu, Dude?" tanya Arga, yang lainnya terkekeh. Hanya Haiden dan Reigha yang diam, keduanya memilih sarapan dengan tenang. Kevan juga ikut, membawa Citra dengannya. Di depan semua orang, dia memperlakukan perempuan bagai babunya. Semua orang tak ada yang berani menegur ataupun mencampuri. Rekq tentunya juga ikut meramaikan. Meskipun dia sering bertengkar dengan Nanda, tetapi mereka juga teman satu team yang baik.
last updateDernière mise à jour : 2025-02-07
Read More

147. Dia Tak akan Berani Azalea

Selepas dari masalah tadi pagi, mereka semua kembali seru-seruan. Haiden sempat ke kamarnya dan Lea, khusus untuk memperingati Lea supaya tidak terlalu aktif. Semisal Ziea atau Serena mengajak Lea jalan-jalan sekitar pantai, Haiden menegaskan agar Lea menolak. Yah, mereka semua berada di sebuah villa milik keluarga Mahendra, untuk merayakan hari bahagia Nanda. Sebetulnya ada opsi menyewa penginapan, tetapi kenapa tidak?! Nanda kepercayaan sekaligus temannya. Haiden tak akan pelit. Setelah menasehati dan memperingati istrinya, Haiden kembali ke arah teman-temannya. Kemudian tanpa mengatakan apa-apa, di mencengkeram kuat lengan Arga lalu menarik pria itu keluar dari villa. Orang-orang di sana kebingungan. Akan tetapi, tak ada yang berani merelai. Rafael sendiri, dia berpura-pura cuek. Dia baru berdamai dengan Haiden, dan dia tak ingin bermasalah dengan sepupunya itu lagi. Maxim sendiri, dia tahu apa yang akan Haiden lakukan. Oleh sebab itu dia memilih tak mencampuri. Lagipula dia se
last updateDernière mise à jour : 2025-02-07
Read More

148. Kau Merokok Kau Kubakar

Lea menganggukkan kepala, tersenyum manis pada suaminya. "Aku percaya, Mas Tampan," ucap Lea centil sembari mengusap dada bidang sang suami genit. Haiden menangkap tangan nakal istrinya lalu melayangkan tatapan peringatan pada Lea. "Jangan memancing, Azalea.""Aku sedang menjala, Mas Deden Terlope-lope." Lagi-lagi Lea berkata dengan nada centil, tak lupa mengedipkan sebelah mata secara genit pada sang suami. Haiden berkacak pinggang, geleng-geleng kepala melihat tingkah Lea. Entah kenapa dia merasa Lea kembali ke era mengejarnya, centil tetapi candu. Sialnya, ada banyak orang di sini, Haiden takut membuat istrinya tak dapat keluar dari kamar jika dia langsung menerkam. "Tunggu setelah kita pulang," ucap Haiden pelan, seketika membuat senyuman lebar Lea berubah menjadi senyuman getir. "Hehehe …." Lea cengenges pelan, "a-aku ke tempat Ziea dulu. Papai …," ucap Lea, setelah itu buru-buru pergi dari dekat Haiden. "Cih." Haiden berdecis pelan, menatap kepergian istrinya dengan sorot g
last updateDernière mise à jour : 2025-02-08
Read More

149. Jangan Rusak Kebahagiaanku

"Hidup …--" Lea kembali ingin menyeru, kali ini bersiap-siap untuk melantunkan yel yel kebangsaan geng's-nya. Akan tetapi dia mengurungkan niat karena tak sengaja kembali menoleh ke arah para pria. Dia semakin jelas bisa melihat api. "Ya ampun! Itu bukan becanda, Zie, Yara, Jenny. Itu kepala orang kebakar!" pekik Lea, buru-buru beranjak dari tempatnya menuju ke arah pada lelaki. Yang ada dipikiran Lea adalah suaminya. Sedangkan Haiden, dia memperingati siapapun untuk memadamkan api di kepala Arga. Teman-temannya tentu kasihan pada Arga, akan tetapi mereka tak berani. Terlebih Haiden tak sendiri, ada Kevan, Nanda, Reigha dan juga Rekq yang sudah jelas berpihak padanya. Apalah mereka yang hanya mengandalkan Rafael. Maxim itu netral dan Alvian selalu mengikuti Maxim. "Minggir minggir minggir!" Lea mendorong siapapun yang menghalangi jalannya untuk menuju tengah. Dia khawatir Haiden terbakar! Melihat Haiden dekat dengan sumber api, Lea langsung menarik suaminya supaya menjauh. "Mas H
last updateDernière mise à jour : 2025-02-08
Read More

150. Kita Gagal?

"Tolong, jangan rusak kebahagiaanku!" Setelah mengatakan itu, Nanda segera beranjak dari sana.Rekq menyempatkan diri tersenyum pada Arga dan setelah itu ikut meninggalkan tempat tersebut. Maxim menarik Aayara kemudian segera beranjak dari sana. Perlahan semua orang juga meninggalkan tempat tersebut, sisa Rafael dan Arga. "Kuharap kau bersedia meminta maaf pada Nanda, Haiden dan Maxim," ucapnya sembari menepuk-nepuk pelan pundak Arga."El, aku tidak melakukan kesalahan apapun pada Haiden. Dia saja yang-- ck, sok berkuasa." "Bukan sok berkuasa tetapi memang punya kekuasaan," ujar Rafael datar, bersedekap di dada sembari menatap kurang suka pada Arga. "Aku dan Haiden baru kembali berteman. Dan gara-garamu, aku kembali ribut dengannya. Cepat minta maaf padanya. Jangan lupa pada Nanda, kau membuat Nanda sedih." "Baiklah." Arga menganggukkan kepala. Dia berdecak kembali ketika memegang kepalanya yang sudah-- sialan! Dia sangat membenci Haiden. Tapi-- mau bagaimana lagi? Dia tidak bisa
last updateDernière mise à jour : 2025-02-09
Read More
Dernier
1
...
1314151617
...
24
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status