Beranda / Romansa / Dekapan Dingin Suami Panas / 143. Ingin Menjadikannya Sekretaris lagi?

Share

143. Ingin Menjadikannya Sekretaris lagi?

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-05 23:43:46
Lea ingin sekali menegur Haiden, akan tetapi dia sadar kalau Haiden lebih meledak-meledak setelah sebelumnya ditegur olehnya.

Mungkin Haiden merasa kalau tadi Lea membela Ziea sehingga dia semakin marah pada semua orang.

"Haiden." Kenzie kembali menegur putranya, "Usiamu sudah kepala tiga tetapi kelakuanmu masih seperti bocah tiga tahun. Sebentar lagi kau juga akan menjadi seorang papa, ubah sikapmu yang seperti ini."

"Jangan senyum-senyum, Zie. Kamu juga sama seperti Kakak. Sudah besar tetapi masih bertingkah seperti anak kecil." Kenzie beralih menegur putrinya, membuat senyuman penuh kemenangan Ziea seketika luntur.

"Maaf, Daddy," sungut Ziea pelan, mendapat anggukkan kepala dari daaddynya.

Mereka semua pada akhrinya sarapan bersama, tak ada lagi yang berani ribut karena para petarung sudah ditegur oleh Kenzie.

Selesai sarapan, Haiden ke kantor dan begitu juga dengan Maxim. Hanya Reigha yang tak kemana-mana, karena pekerjaannya memang lebih longgar kalau sedang di tanah ai
CacaCici

Dua bab untuk hari ini. Semoga suka, MyRe. Jangan lupa jaga kesehatan yah ... I-G:@deasta18

| 25
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Sm Andaaa
wkwkwkwk ngakak bets
goodnovel comment avatar
riyha_
bisa aja nih caci buat para pembaca ketawa sendiri. benar² terhibur aku. makasih caci..
goodnovel comment avatar
Eka kikio
klo ada jenny lgkap sdh ormas teletubies.. huakkakkak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dekapan Dingin Suami Panas   144. Kecurigaan Lea pada Suaminya

    "Ingin kau jadikan sekretaris lagi?" Haiden menatap Nanda dengan mimik muka datar. "Panggil saja." Nanda pada akhrinya menganggukkan kepala kemudian segera beranjak dari sana untuk memanggil Citra. Tak lama, Nanda kembali ke ruangan Haiden, bersama dengan Citra. "Nanda, keluarlah." titah Haiden datar, membuat Nanda mengernyit tak paham dan juga penasaran secara bersamaan. Haiden tiba-tiba memanggil Citra keriangannya kemudian Haiden menyuruhnya keluar. Entah kenapa Nanda curiga. Apa yang ingin Haiden bicarakan pada Citra sehingga Haiden mengusirnya? Namun, Nanda tak berani membantah Haiden. Dia segera keluar dari ruangan Haiden, memilih menunggu di depan ruangan. Ada sebuah sofa tunggu di sana, Nanda memilih duduk di tempat tersebut. "Apa yang bisa kubantu, Tuan?" tanya Citra, seperti biasa formal dan sopan. Akan tetapi, dalam hati dia senang luar biasa. Akhirnya setelah beberapa bulan ini ia dipindahkan dan tak bisa dekat dengan Haiden lagi, hari ini Haiden kembali memangg

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Dekapan Dingin Suami Panas   145. Pernikahan Nanda

    "Kami sedang membakar ubi, Mas," jawab Lea pelan, memandang wajah suaminya secara lekat dan penuh tanda tanya. "Setelah ini, kita pulang, Azalea." Lea menganggukkan kepala, tersenyum tipis pada suaminya. Sebetulnya Lea masih di sini, tetapi jika Lea mengatakannya pada Haiden, dia takut Haiden seperti tadi malam–marah dan merajuk. Jadi lebih baik dia patuh diajak pulang oleh suaminya. Meski begitu, malam ini Lea seru-seruan dengan keluarga suaminya. Dia sangat senang dan tertawa lepas bersama Ziea dan Aayara. Hingga sekitar jam sembilan malam, Haiden membawanya pulang. *** "Hari pernikahan Nanda dan Nami sudah semakin dekat." Haiden dan Lea sudah kembali ke rumah mereka, di mana saat ini tengah membantu istrinya menghitung lingar perut. Haiden selalu cemburu pada bayi di perut istrinya. Akan tetapi, dia begitu protektif dan selalu bersemangat dalam memperhatikan perkembangan kehamilan istrinya. "Kau ingin mengunakan dress seperti apa, Azalea?" tanya Haiden, setelah menguk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Dekapan Dingin Suami Panas   146. Ini Hari Bahagia Nanda

    Hari ini adalah hari bahagia untuk Nanda, karena pria ceria dan manis tersebut telah resmi melepas masa single nya. Setelah selesai dari acara pernikahan, Nanda ikut berkumpul bersama teman-temannya. Ini sudah seperti tradisi di geng's-nya, sehari setelah menikah, pasti mereka akan berkumpul. Akan tetapi kali ini berbeda, tak seperti Rafael yang berkumpul dengan keluarga besarnya, Nanda hanya bersenang-senang dengan sahabat dan teman dekat. "Weiis … pengantin baru kita akhirnya keluar," ucap Bima, mendapat tawa dari Elang dan teman yang lainnya. "Bagaimana malam pertamamu, Dude?" tanya Arga, yang lainnya terkekeh. Hanya Haiden dan Reigha yang diam, keduanya memilih sarapan dengan tenang. Kevan juga ikut, membawa Citra dengannya. Di depan semua orang, dia memperlakukan perempuan bagai babunya. Semua orang tak ada yang berani menegur ataupun mencampuri. Rekq tentunya juga ikut meramaikan. Meskipun dia sering bertengkar dengan Nanda, tetapi mereka juga teman satu team yang baik.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Dekapan Dingin Suami Panas   147. Dia Tak akan Berani Azalea

    Selepas dari masalah tadi pagi, mereka semua kembali seru-seruan. Haiden sempat ke kamarnya dan Lea, khusus untuk memperingati Lea supaya tidak terlalu aktif. Semisal Ziea atau Serena mengajak Lea jalan-jalan sekitar pantai, Haiden menegaskan agar Lea menolak. Yah, mereka semua berada di sebuah villa milik keluarga Mahendra, untuk merayakan hari bahagia Nanda. Sebetulnya ada opsi menyewa penginapan, tetapi kenapa tidak?! Nanda kepercayaan sekaligus temannya. Haiden tak akan pelit. Setelah menasehati dan memperingati istrinya, Haiden kembali ke arah teman-temannya. Kemudian tanpa mengatakan apa-apa, di mencengkeram kuat lengan Arga lalu menarik pria itu keluar dari villa. Orang-orang di sana kebingungan. Akan tetapi, tak ada yang berani merelai. Rafael sendiri, dia berpura-pura cuek. Dia baru berdamai dengan Haiden, dan dia tak ingin bermasalah dengan sepupunya itu lagi. Maxim sendiri, dia tahu apa yang akan Haiden lakukan. Oleh sebab itu dia memilih tak mencampuri. Lagipula dia se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Dekapan Dingin Suami Panas   148. Kau Merokok Kau Kubakar

    Lea menganggukkan kepala, tersenyum manis pada suaminya. "Aku percaya, Mas Tampan," ucap Lea centil sembari mengusap dada bidang sang suami genit. Haiden menangkap tangan nakal istrinya lalu melayangkan tatapan peringatan pada Lea. "Jangan memancing, Azalea.""Aku sedang menjala, Mas Deden Terlope-lope." Lagi-lagi Lea berkata dengan nada centil, tak lupa mengedipkan sebelah mata secara genit pada sang suami. Haiden berkacak pinggang, geleng-geleng kepala melihat tingkah Lea. Entah kenapa dia merasa Lea kembali ke era mengejarnya, centil tetapi candu. Sialnya, ada banyak orang di sini, Haiden takut membuat istrinya tak dapat keluar dari kamar jika dia langsung menerkam. "Tunggu setelah kita pulang," ucap Haiden pelan, seketika membuat senyuman lebar Lea berubah menjadi senyuman getir. "Hehehe …." Lea cengenges pelan, "a-aku ke tempat Ziea dulu. Papai …," ucap Lea, setelah itu buru-buru pergi dari dekat Haiden. "Cih." Haiden berdecis pelan, menatap kepergian istrinya dengan sorot g

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Dekapan Dingin Suami Panas   149. Jangan Rusak Kebahagiaanku

    "Hidup …--" Lea kembali ingin menyeru, kali ini bersiap-siap untuk melantunkan yel yel kebangsaan geng's-nya. Akan tetapi dia mengurungkan niat karena tak sengaja kembali menoleh ke arah para pria. Dia semakin jelas bisa melihat api. "Ya ampun! Itu bukan becanda, Zie, Yara, Jenny. Itu kepala orang kebakar!" pekik Lea, buru-buru beranjak dari tempatnya menuju ke arah pada lelaki. Yang ada dipikiran Lea adalah suaminya. Sedangkan Haiden, dia memperingati siapapun untuk memadamkan api di kepala Arga. Teman-temannya tentu kasihan pada Arga, akan tetapi mereka tak berani. Terlebih Haiden tak sendiri, ada Kevan, Nanda, Reigha dan juga Rekq yang sudah jelas berpihak padanya. Apalah mereka yang hanya mengandalkan Rafael. Maxim itu netral dan Alvian selalu mengikuti Maxim. "Minggir minggir minggir!" Lea mendorong siapapun yang menghalangi jalannya untuk menuju tengah. Dia khawatir Haiden terbakar! Melihat Haiden dekat dengan sumber api, Lea langsung menarik suaminya supaya menjauh. "Mas H

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Dekapan Dingin Suami Panas   150. Kita Gagal?

    "Tolong, jangan rusak kebahagiaanku!" Setelah mengatakan itu, Nanda segera beranjak dari sana.Rekq menyempatkan diri tersenyum pada Arga dan setelah itu ikut meninggalkan tempat tersebut. Maxim menarik Aayara kemudian segera beranjak dari sana. Perlahan semua orang juga meninggalkan tempat tersebut, sisa Rafael dan Arga. "Kuharap kau bersedia meminta maaf pada Nanda, Haiden dan Maxim," ucapnya sembari menepuk-nepuk pelan pundak Arga."El, aku tidak melakukan kesalahan apapun pada Haiden. Dia saja yang-- ck, sok berkuasa." "Bukan sok berkuasa tetapi memang punya kekuasaan," ujar Rafael datar, bersedekap di dada sembari menatap kurang suka pada Arga. "Aku dan Haiden baru kembali berteman. Dan gara-garamu, aku kembali ribut dengannya. Cepat minta maaf padanya. Jangan lupa pada Nanda, kau membuat Nanda sedih." "Baiklah." Arga menganggukkan kepala. Dia berdecak kembali ketika memegang kepalanya yang sudah-- sialan! Dia sangat membenci Haiden. Tapi-- mau bagaimana lagi? Dia tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Dekapan Dingin Suami Panas   151. Rapat Penting

    "Rapat rapat rapat!" Lea mengumpulkan anggota geng's-nya di halaman belakang. Nami yang tak tahu apa-apa, kini bergabung. Begitu juga dengan Rekq dan kekasihnya yang terseret dalam masalah ini. "Sialan! Target kita melarikan diri, Guys!" ucap Lea, kesal dan cukup gemar secara bersamaan. Dia memegang kening kemudian menepuk meja–tempat mereka rapat. "Ck, harusnya tadi kita baik-baikin dikit nggak sih, supaya dia tak pamit." Ziea ikut menggeram kesal. "Itu lagi! Ngapain dia nggak ikut makan malam?! Padahal Lea sudah sengaja pura-pura ngidam rendang, supaya bisa ngasih bagian lengkuas ke dia." Aayara mendengus di akhir kalimat, ikut kesal karena hampir semua rencana mereka gagal. "Bersyukur dong. Berarti Tuhan tidak mau kita melakukan dosa maka dari itu--" Lea, Ziea dan Aayara kompak membekap mulut Jenny. "Jen, tolong jangan terlalu positif vibes. Ini saatnya kita preman vibes," dongkol Lea.Jenny tak menjawab, hanya menatap cemberut pada Lea, Aayara dan Ziea. Ketiga temannya ini

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09

Bab terbaru

  • Dekapan Dingin Suami Panas   189. Bagaimana Jika Aku Bersama Perempuan Lain

    "Jam tangan," gumam Ethan, membuka kado yang Alana berikan padanya. Dia sudah di rumahnya, di dalam kamar dan sedang bersantai. Senyuman tipis muncul di bibirnya, mengusap jam tangan pemberian perempuan yang ia cintai. Ethan mencoba jam tangan tersebut ke pergelangan tangan dan ternyata pas. Dia lagi-lagi tersenyum tipis, merasa semakin senang ketika jam tersebut telah ada di pergelangan tangan. Namun, karena dia takut jam tersebut lecet dan terkena debu, Ethan melepas jam itu. Dia kembali memasukkan ke dalam kotak lalu membawanya ke walk in closet. Tetapi Ethan mengurungkan niat, memilih menyimpan jam tersebut di atas nakas sebelah ranjang. Karena dengan begitu, setiap hari Ethan akan melihat jam ini. Setelah meletakkan jam tersebut di atas nakas, Ethan mengeluarkan sebuah surat dari saku celana. Surat tersebut adalah surat yang Alana lempar tadi. Dia diam-diam memungutnya karena dia sangat penasaran dengan isi surat tersebut. [Untuk, Kak Ethan. Selamat hari kasih sayang dan ci

  • Dekapan Dingin Suami Panas   188. Taktik Apa supaya Alana luluh?

    Alana mendekati Daddynya lalu merampas kertas kecil tersebut. "Daddy sama Mommy rese banget sih," ucap Alana dengan nada cemberut, dia meremas kertas secara diam-diam kemudian membuangnya secara sembarang arah. Sebenarnya tak ada yang istimewa pada kertas itu, soalnya yang menulis adalah staf toko jam tangan. Palingan hanya ucapan terimakasih. Namun, kalau daddynya membaca, tetap saja Alana merasa malu. "Jadi Alana dan Kak Ethan kencan sambil mencari kado? Kalian ingin tukar kado yah?" tanya Nanda dengan nada hangat tetapi tatapan jahil pada Alana. "Enggak, Uncle," bantah Alana, memilih di sebuah sofa tunggal. Sebetulanya Alana sudah tak punya muka dan dia ingin sekali meninggalkan tempat ini. Namun, dia takut sekali mommynya mengatakan hal-hal aneh pada Ethan. Alana juga takut kalau Ethan me-melamarnya. Awalnya Alana tak masalah dilamar oleh Ethan. Itu bukan sebuah ancaman baginya karena dia putri kesayangan sang Haiden. Daddynya tak mungkin merelakan Alana pada Ethan. Namun

  • Dekapan Dingin Suami Panas   187. Ketahuan yang Memalukan

    "Kamu dari mana sih, Alana sayang?" tanya Lea ketika putrinya telah kembali. Dia langsung menghampiri sang putri, menatap Alana lekat dan penuh perhatian. Lea tentu khawatir pada Alana. Tadi malam putrinya hampir terkena masalah yang luar biasa mengerikan. Pagi ini, ada berita buruk tentang seseorang yang membenci putrinya. Lea khawatir orang tersebut melakukan aksi kejahatan pada Alana; menyerang Alana secara fisik. Lea sangat panik tetapi dia tidak berani memberitahu suaminya karena dia takut jika Haiden mengamuk. Meski sekarang suaminya jauh lebih lembut dan hangat, tetapi Haiden tetaplah Haiden. Sumbu pendek, nuklir ataupun gunung berapi. Jadi Lea tak ingin mengambil resiko. Dia memilih menghubungi Ethan, pria yang sudah ia dan suaminya setujui untuk menjadi menantu. Sebenarnya ada opsi menghubungi putranya, tetapi sifat Ebrahim tak jauh dari dadanya–sangat mudah marah. Takutnya, Ebrahim memarahi adiknya yang pergi tanpa pamit. "Aku habis jalan-jalan, Mommy," jawab Lea,

  • Dekapan Dingin Suami Panas   186. Pura-pura tidak Tahu

    "Aku calon suami Alana." Deg deg deg Alana reflek mendongak pada Ethan, menatap pria itu dengan mimik muka campuran tegang dan malu-malu. Namun, Alana tak seperti biasanya, di mana dia akan kesal serta tak terima ketika Ethan menyebutnya pasangan. Alana hanya … merasa gugup. Satria menatap Ethan dengan senyuman remeh, pria ini pasti orang yang mengaku-ngaku sebagai calon suami Alana. Atau jangan-jangan dia fans fanatik dari Alana? "Kau ini--" Satria menatap Ethan dari atas hingga bawah. 'Pakaiannya sangat berkelas, dia penuh wibawa dan karisma. Orang sepertinya seharusnya jarang menonton televisi. Ah, bisa saja dia berpenampilan seperti ini untuk memikat perempuan. Tapi tak bisa ku pungkiri, dia memiliki aura yang mahal.' batin Satria, dia memperhatikan penampilan Ethan untuk menghina pria ini. Akan tetapi, dia tidak memiliki bahan untuk menghina pria ini. Bahkan semua yang pria ini pakai harganya hampir setara dengan harga mobil miliknya yang biasa ia pakai ke lokasi shooting.

  • Dekapan Dingin Suami Panas   185. Hadiah Manis

    "Angkat kamera kalian dan kalau berani, menghadap padaku!" dingin Haiden, nada menggeram marah dan tatapan sangat tajam–penuh emosi. Alih-alih mengangkat kamera, para wartawan tersebut bergerak mundur. Mereka menunduk dalam, menutupi wajah agar tidak dilihat oleh sang legendaris Mahendra. Rurom menyebut, apabila dalam keadaan marah Haiden menatap seseorang, maka orang tersebut akan menghilang. Tak ada yang bisa membenarkan rumor tersebut, akan tetapi banyak yang menyebutnya nyata. "Kalian berani mengganggu putriku, Hah?!" bentar Haiden dengan suara menggelegar–para wartawan tersentak kaget, tubuh bgemetar hebat dan jantung berdebar kencang. "Ma-maafkan kami, Tuan Haiden," ucap salah satu dari wartawan tersebut. "Kalian semua pantas mati!" dingin Haiden. Lea melepas pelukannya pada putrinya lalu buru-buru menghampiri suaminya. "Mas Deden Terlope-lope, tenangkan diri kamu," peringat Lea, memeluk suaminya sembari satu tangan mengusap dada bidang sang suami. "Sebaiknya kita p

  • Dekapan Dingin Suami Panas   184. Liputan Kematian

    "Putriku. Di-dimana putriku?" Haiden dan yang lainnya datang ke sana. Ebrahim yang memberitahu supaya daddynya datang ke tempat ini. Awalnya Ebrahim dan Ethan sepakat ingin menutup-nutupi masalah ini dari Haiden dan Lea. Akan tetapi, daddynya terus menghubunginya–menyuruh Ebrahim untuk mencari Alana ada di mana. Pada akhirnya Ebrahim mengatakan yang sejujurnya. "Daddy …." Alana langsung berdiri, menangis sembari menatap ke arah daddynya. Haiden merentangkan tangan supaya putrinya datang dan memeluknya. Alana langsung berlari dan …- Bug' Memeluk sosok perempuan di sebelah daddynya–mommynya. Haiden yang masih merentangkan tangan–berharap dipeluk oleh putrinya, terlihat memasang muka kaku dan dengan mata berkedut-kedut. Hell! Dia hanya mendapat angin untuk dipeluk. Semua orang yang melihat itu, berusaha menahan tawa. Lucu akan tetapi salah waktu saja. "Su-sudah, Den. Tak ada yang ingin memelukmu," ucap Reigha, menurunkan tangan Haiden yang masih direntangkan. "Nanti kita

  • Dekapan Dingin Suami Panas   183. Kemarahan Kakakku

    "Sudah?" tanya Ethan, melirik sekilas pada Alana yang masih berendam dalam bath up. Sebenarnya Ethan ingin sekali melirik Alana lebih dari satu detik, tetapi … damn! Dia takut dia mencelakai gadis ini. Alana menekuk kaki lalu memeluk diri sendiri. Dia sudah sadar dan tubuhnya tidak lagi merasa terbakar. "Sudah, Kak," jawabnya pelan, malu karena keadaannya hampir telanjang. "Humm." Ethan berdehem singkat, meraih handuk lalu memberikannya pada Alana. "Aku keluar," ucapnya setelah itu."Kak Ethan, bajuku basah dan aku tidak punya baju lagi," cicit Alana ketika Ethan berniat keluar dari kamar mandi. "Humm." Ethan hanya berdehem, dia keluar dari kamar mandi lalu menghubungi seseorang untuk mengantar pakaian pada Alana. Orang yang dia hubungi adalah Zana, perempuan itu dekat dengan Alana dan tentunya tahu selera berpakaian Alana. Satu lagi. Zana sepupunya dan mereka lumayan dekat. Tak lama Zana datang dengan Ebrahim, di mana raut muka Ebrahim sangat tak bersahabat–khawatir dan marah

  • Dekapan Dingin Suami Panas   182. Tubuh Seksi yang Menggoda

    Alana menjauhkan pandangan, meraih handphonenya dan pura-pura sibuk dengan ponsel. Jantung Alana berdebar kencang, padahal dia hanya bersitatap dengan Ethan tetapi kenapa dia gugup? Ada getaran yang tak ia pahami di dalam hati. Di sisi lain, Ethan menghela napas, Alana tidak suka padanya dan dia tidak ingin memaksa. Acara berlanjut dan begitu meriah. Di depan sana, orangtuanya membanggakan Ethan, granddad dan grandma-nya juga memuji Ethan. Di tempatnya Alana ikut senang melihatnya. Dia masih ingat waktu Ethan termenung di ruangannya karena masalah yang iklan. Masih teringat jelas wajah murung Ethan ketika kakaknya menyalahkannya di depan banyak orang, karena masalah tersebut. Namun, di sini Ethan terlihat bersinar. Dia bisa membuktikan dirinya sendiri dan akhirnya dia diakui. Tanpa sadar Alana tersenyum dan bertepuk tangan kecil. Akan tetapi senyumannya langsung lenyap ketika Ethan menatapnya. Lagi-lagi jantungnya berdebar kencang dan Alana tidak nyaman dengan tatapan Ethan. Semua

  • Dekapan Dingin Suami Panas   181. Berakhir Asing

    "Dia memang Azam, tetapi dia berdiri diatas kakinya sendiri. Dia tidak pernah mengandalkan nama belakangnya. Dan Kakak perhatikan Kak Ethan sangat memperhatikanmu, kau sangat beruntung jika mendapatkannya. Karena Kak Ethan tidak peduli pada sekitarnya, dan kau satu-satunya yang akan dia perhatikan.""Kak! Tolong jangan paksa aku. Aku nggak suka Kak Ethan," pekik Alana. Ebrahim menghela napas, berdiri dari sebelah adiknya lalu mengusap pucuk kepala Alana. "Terserah. Tapi-- gengsinya jangan lama-lama. Yang suka pada Kak Ethan itu bukan hanya kau.""Ih apaan sih?!" ketus Alana, langsung menutup pintu dengan kasar–setelah Ebrahim keluar dari kamarnya. Semua orang gila! Sudah Alana bilang kalau dia tidak suka pada Ethan, tetapi orang-orang terus keukeuh menganggap Alana suka pada Ethan. Hell! Bukan hanya Ethan laki-laki di dunia ini, dan … big no untuk pria Azam. Sekalipun Ebrahim sudah menasehati, itu tak mempan pada Alana. Tidak tetap tidak suka! Tok tok tok'Alana membuka pintu deng

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status