Sulistyo kembali duduk di ranjang di dalam kamar Aisyah. Jantungnya masih berdetak cepat, pipi dan telinganya memerah, tak bisa melupakan kecupan singkat yang mendarat di pipinya. Ia menunduk, mencengkeram selimut dengan senyum sinis yang tersungging di bibirnya. "Wanita... kalian itu lemah. Tapi anehnya, kalian selalu berhasil membuat pria menjadi lebih lemah."Tatapannya tajam, penuh dengan sesuatu yang sulit diterjemahkan, setengah hasrat, setengah amarah. Sulistyo mengusap dagunya, menyeringai saat benaknya mulai menyusun strategi. "Tidak apa-apa, Aisyah. Aku akan membalas ini dengan caraku."Namun lamunannya terhenti saat ponselnya berdering, memecah keheningan di kamar. Nama Nursyid terpampang di layar. Dengan raut wajah kesal, Sulistyo mengangkat panggilan itu dan menempelkan ponselnya ke telinga."Langsung ke intinya saja," titahnya tegas, nada suaranya penuh dominasi.Di seberang sana, suara Nursyid terdengar lantang, tanpa basa-basi. "So
Last Updated : 2024-12-19 Read more