All Chapters of Hamil Anak Calon Wakil Presiden: Chapter 51 - Chapter 60

150 Chapters

Bab 51

Sulistyo kembali duduk di ranjang di dalam kamar Aisyah. Jantungnya masih berdetak cepat, pipi dan telinganya memerah, tak bisa melupakan kecupan singkat yang mendarat di pipinya. Ia menunduk, mencengkeram selimut dengan senyum sinis yang tersungging di bibirnya. "Wanita... kalian itu lemah. Tapi anehnya, kalian selalu berhasil membuat pria menjadi lebih lemah."Tatapannya tajam, penuh dengan sesuatu yang sulit diterjemahkan, setengah hasrat, setengah amarah. Sulistyo mengusap dagunya, menyeringai saat benaknya mulai menyusun strategi. "Tidak apa-apa, Aisyah. Aku akan membalas ini dengan caraku."Namun lamunannya terhenti saat ponselnya berdering, memecah keheningan di kamar. Nama Nursyid terpampang di layar. Dengan raut wajah kesal, Sulistyo mengangkat panggilan itu dan menempelkan ponselnya ke telinga."Langsung ke intinya saja," titahnya tegas, nada suaranya penuh dominasi.Di seberang sana, suara Nursyid terdengar lantang, tanpa basa-basi. "So
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 52

Sulistyo berbaring di kamar yang selalu menjadi pelariannya ketika membiarkan Aisyah tidur sendiri. Tubuhnya tergeletak di ranjang, tetapi pikirannya tidak mau tenang. Wajahnya tetap dihiasi seringai kecil yang tak kunjung hilang. Meski matanya terpejam, bayangan Aisyah terus bermain di benaknya, menghantui setiap detik. "Ayolah!" Dengan gerakan mendadak, Sulistyo bangkit duduk, menenggelamkan wajahnya ke telapak tangan. Napasnya terdengar berat, seperti sedang mencoba mengusir sesuatu dari pikirannya. "Ada apa denganku? Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya? Apa yang istimewa dari wanita itu?" Ia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur. Dengan gerakan cepat, ia membuka media sosial, mencoba mengalihkan pikirannya. Jemarinya bergerak lincah, membaca berita-berita yang memuat namanya. Di layar, terpampang foto dirinya sedang berbincang dengan petani, mengenakan pakaian sederhana di tengah sawah berlumpur. Judul be
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 53

Di sebuah mal megah di Jayakarta, keramaian pecah di tengah aula utama. Orang-orang berdesakan, mengangkat kamera, dan berteriak memanggil nama Nursyid dan Li Shen. Mereka sibuk berebut tanda tangan, hadiah dilemparkan, dan permintaan foto tak henti-henti dilontarkan kepada dua pria itu. Sementara itu, Aisyah duduk di kursi di antara mereka, merasa seperti bagian dari dekorasi yang terlupakan.Tatapan para penggemar Li Shen dan Nursyid justru terasa seperti duri bagi Aisyah. Mereka memandangnya dengan sinis, penuh cemburu. "Ini serius? Aku tidak punya penggemar sama sekali?" pikirnya, menahan rasa bosan yang makin membebani.Di tengah kebisingan, Rayhan mendekat dengan tenang, berbisik di sisi Aisyah. "Nona, apa nona baik-baik saja?"Aisyah memandang Rayhan dengan ekspresi datar, tak lagi peduli dengan kesopanannya. "Tidak... Aku tidak baik-baik saja. Tolong, aku sangat bosan." Suaranya nyaris terdengar merajuk. "Aku kira aku akan punya banyak penggemar di
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 54

Sulistyo duduk diam di ruang keluarga yang terasa hampa. Matanya terpaku pada layar TV besar di depannya, menampilkan siaran langsung yang memperlihatkan Aisyah berdiri anggun di tengah panggung. Di sisi kanan dan kirinya, ada Li Shen, bintang tamu terkenal dari luar negeri, serta Nursyid, pemilik sekaligus brand ambassador LightGlow Cosmetics. Mereka tampak bersinar, berbicara dengan penuh percaya diri, sementara Aisyah terlihat memukau dengan senyuman manisnya.Di tangan Sulistyo, ponselnya menyala, menampilkan video iklan tur keliling dunia Aisyah. Dalam video itu, Aisyah melakukan berbagai pose romantis bersama beberapa artis luar negeri, termasuk Li Shen. Gambar-gambar itu mengaduk-aduk perasaan di dada Sulistyo—campuran amarah, cemburu, dan rasa sakit yang tak bisa ia jelaskan."Aisyah," gumamnya pelan dengan nada penuh kepedihan. "Kau mudah sekali akrab dengan pria-pria di luar sana. Tapi kenapa begitu sulit didekati olehku? Padahal aku adalah suamimu."
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 55

Aisyah membuka pintu kamarnya dengan langkah pelan. Pandangannya langsung tertuju pada meja yang dihiasi sebuket bunga mawar merah besar, berpadu dengan lembaran uang seratus ribu yang melingkar rapi di dalam buket. Warna merah uang itu menyala di bawah lampu kamar, mencolok dan tak bisa diabaikan.Mata Aisyah membulat, bingung sekaligus terkejut. Ia berdiri terpaku di ambang pintu. "Apa-apaan ini?" bisiknya lirih.Tiba-tiba, suara pintu kamar mandi terbuka. Sulistyo melangkah keluar dengan setelan jas hitam yang rapi. Rambutnya masih sedikit basah, mengisyaratkan bahwa dia baru saja selesai mandi. Dia menatap Aisyah dengan senyum kecil yang hampir tak terbaca."Aisyah, sudah pulang?" tanyanya dengan nada santai, meskipun sorot matanya menyimpan sesuatu yang sulit ditebak.Aisyah hanya mengangguk pelan. "Sudah, lalu?" jawabnya datar, suaranya dingin.Sulistyo mendekatinya dengan langkah perlahan. Tangannya terangkat, menyentuh dagu Aisyah
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 56

Matahari pagi mulai menyusup melalui celah tirai, menghangatkan kamar Sulistyo yang remang-remang. Sinar itu jatuh tepat di wajahnya, memaksanya terbangun. Dengan enggan, ia mengangkat tubuhnya, satu tangan mengusap matanya yang masih berat karena kantuk. Suara nyaring dari ponsel di meja samping tempat tidur mengusik keheningan. Sulistyo meraih ponselnya, melihat nama ibunya, Ratri, terpampang di layar. Dengan helaan napas, dia menggeser layar untuk menerima panggilan itu, lalu menempelkan ponsel ke telinganya. "Ibu, ada apa menelepon pagi-pagi begini?" tanyanya dengan suara serak, mencerminkan betapa malasnya ia diganggu di waktu seperti ini. "Nak, kau masih ingat Citra, putri gubernur Suryaloka itu?" suara ibunya terdengar ceria di seberang, seakan pagi ini bukan waktu yang salah untuk membawa kabar besar. Sulistyo mengerutkan kening, tubuhnya yang tadinya bersandar kini condong ke depan. "Kenapa? Apa dia berubah pikiran dan ingin meni
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 57

Aisyah berjalan perlahan menuju dapur, niatnya hanya ingin mengisi energi setelah menghabiskan pagi di perpustakaan bersama Mahendra. Mereka membahas ekonomi dan kebijakan moneter hingga Mahendra harus berangkat ke Bank Sentral pukul delapan pagi. Langkah Aisyah terhenti ketika samar-samar terdengar percakapan dari ruang tamu. Ia menoleh ke arah suara itu, lalu mengintip melalui celah pintu.Sulistyo duduk bersama kedua orang tuanya, Ratri dan mantan presiden, ditemani seorang gadis muda yang tak bisa diabaikan pesonanya. Gadis itu mengenakan pakaian tradisional Dwipantara yang sempurna membingkai keanggunannya. Aisyah menyipitkan mata, rasa ingin tahunya terpicu meski ia tahu dirinya tak seharusnya peduli."Siapa lagi wanita itu?" gumam Aisyah dalam hati. Ia mencoba mendengar lebih jelas, menajamkan pendengarannya."Jadi, Nak, bagaimana? Kau pasti setuju menikah dengan Anindya, kan?" tanya Ratri dengan semangat menggebu, suaranya penuh harapan.A
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 58

Aisyah duduk di sudut perpustakaan, dikelilingi deretan buku tebal. Tangannya dengan tenang membolak-balik halaman buku yang sedang dibacanya, sementara musik lembut mengalun melalui earphone bluetooth yang terpasang di telinganya. Suasana terasa damai, seolah dunia luar tidak berpengaruh pada ketenangan yang ia ciptakan sendiri.Namun, kedamaian itu segera terganggu oleh langkah-langkah tergesa-gesa yang mendekat. Mila dan Misa, pelayan yang sudah seperti teman baginya, masuk dengan napas tersengal-sengal."Nona!" panggil mereka bersamaan, wajah mereka menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Aisyah melepas earphone dengan perlahan, menatap mereka dengan ekspresi datar. "Ada apa?" tanyanya santai, seolah tidak ingin terburu-buru menghadapi apapun masalah yang dibawa kedua pelayan itu."Apa Nona belum mengetahuinya?" Mila membuka pembicaraan, namun sebelum ia melanjutkan, Misa menyambung dengan nada lebih panik."Tuan Sulistyo... Dia..."
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 59

Seminggu kemudian, suasana di lokasi shooting dipenuhi antisipasi. Semua mata tertuju pada dua sosok wanita yang berdiri di tengah panggung. Anindya, dengan anggun mengenakan gaun tradisional, tampak memukau seperti seorang bangsawan sejati. Sementara itu, Aisyah mengenakan pakaian modern yang kasual, berdiri dengan sikap santai namun penuh percaya diri."Baiklah," Nursyid, sang sutradara, membuka briefing dengan suara lantang, "Kalian berdua akan memainkan peran dalam konsep modern versus tradisional. Ceritanya, kalian adalah dua wanita yang terjebak dalam dunia yang berbeda. Satu menjadi permaisuri kerajaan Dwipantara yang anggun, dan satu lagi adalah gadis modern yang bertransmigrasi ke tubuh seorang selir. Jadi, siapa yang akan menjadi permaisuri dan siapa yang akan menjadi selir?"Anindya melirik Aisyah dengan pandangan penuh arti. Di dalam hatinya, ia merasa tidak ada kompetisi di sini—tentu saja ia lebih cocok menjadi permaisuri. "Aku adalah calon permaisuri
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 60

Panggung mulai dipersiapkan dengan detail. Sebuah ranjang besar dengan seprai yang terlihat sedikit berantakan menjadi pusat perhatian, di sekelilingnya terdapat bantal-bantal berserakan, serta meja kecil yang dipenuhi berbagai camilan. Cahaya lampu redup menciptakan suasana kamar yang nyaman, namun sekaligus penuh kekacauan."Baiklah," ucap Nursyid dengan nada tegas namun bersemangat, menatap seluruh kru dan pemeran. "Adegan pertama akan berlangsung di kamar selir!"Lampu sorot perlahan menyala, menyoroti Aisyah yang sudah berada di atas panggung. Dengan santai, ia berbaring di atas ranjang, mengambil beberapa camilan, dan memakannya dengan ekspresi bosan. Aktingnya sebagai seorang gadis modern yang terjebak dalam tubuh selir tampak begitu alami dan meyakinkan."Dunia macam apa ini?" keluh Aisyah, sambil menggigit camilan. "Tidak ada AC, tidak ada ponsel, dan tidak ada Wi-Fi. Membosankan sekali!" Ia mendengus, melempar bantal ke udara.Namun, sua
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status