Sudut pandang Arini:Sebelum aku sempat meluapkan amarahku, ekspresi Jovan berubah serius. "Safira, bunga itu bukan buat kamu," ujarnya dengan tegas sambil merebut kembali bunga itu dari Safira dan memberikannya padaku."Bunga ini untuk istriku," lanjut Jovan sambil menatapku.Wajah Safira langsung merah karena malu, sementara aku tersenyum puas. Namun, aksi Safira ternyata tidak berhenti di situ.Dengan mata berkaca-kaca, dia menatap Jovan dan berkata, "Jojo, aku nggak berniat mengganggu kalian, tapi ... bunga itu buatku, 'kan? Ingat nggak, dulu waktu SMA, kamu sering memberi bunga lavender buatku?"Jovan terlihat bingung. Matanya bergantian menatapku dan Safira. Rasanya aku ingin mengumpat. Apa lagi yang perlu dia pikirkan? Bunga itu sudah diberikan padaku. Seharusnya dia tidak perlu lagi memedulikan rengekan Safira."Arini," kata Jovan dengan tenang. "Biar dia pegang dulu bunganya malam ini. Besok aku akan membelikanmu sesuatu yang lebih spesial, janji."Aku hampir tidak memercayai
Last Updated : 2024-12-10 Read more