Ziandra memutar bola matanya. “Bapak terlalu percaya diri.”“Oh, aku tidak percaya diri. Aku hanya realistis,” balas Aldric, matanya berkilat nakal. “Buktinya, kau tidak meninggalkanku saat aku tertidur tadi. Itu cukup membuktikan bahwa kau peduli.”“Saya tidak meninggalkan karena… itu tidak sopan!” Ziandra berusaha membela diri, tapi dia tahu argumennya terdengar lemah. Pipinya kembali memerah, dan Aldric tampak menikmatinya.“Baiklah, baiklah,” Aldric mengangkat tangan lagi. “Aku tidak akan mendesakmu. Tapi aku tahu suatu saat nanti, kamu akan mengakuinya.”Ziandra menggelengkan kepala, berusaha mengabaikan Aldric yang tertawa kecil. Meski dia tidak ingin mengakuinya, ada sesuatu tentang pria itu yang perlahan meluluhkan benteng pertahanannya. Dan itu membuatnya merasa lebih bingung dari sebelumnya.“Kalau begitu, saya kembali ke ruangan saya,” ujar Ziandra, mencoba mengakhiri percakapan ini.“Silakan,” kata Aldric santai. Tapi sebelum dia melangkah keluar, Aldric menambahkan dengan
Last Updated : 2024-12-01 Read more