“P-Pak….”Ziandra menahan napas saat wajah Aldric semakin mendekat. Matanya melebar, jantungnya berdebar kencang, dan dalam sepersekian detik, dia menyadari sesuatu—dia tidak boleh membiarkan ini terjadi.Tidak peduli seberapa intens tatapan Aldric, seberapa dalam nada suaranya menyelubungi pikirannya, atau seberapa banyak emosinya berkecamuk di dalam hati—ini semua harus tetap berada dalam jalur yang telah mereka sepakati. Hanya sekadar perjanjian.“Pak Aldric, jangan,” bisiknya buru-buru, tangannya reflek terangkat, menahan dadanya agar tidak semakin mendekat.Aldric terhenti sejenak, alisnya berkerut, tetapi tatapannya tetap terkunci pada Ziandra.Dia bisa merasakan hangatnya napas pria itu begitu dekat, membuat udara di ruangan terasa semakin tipis.“Kenapa?” suara Aldric terdengar lebih dalam, hampir seperti bisikan yang menggetarkan.Ziandra menggigit bibirnya, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menjauh. “Karena… kita tidak seharusnya melakukan ini. Saya hanya asisten Anda… dan
Last Updated : 2025-01-30 Read more