Home / Romansa / Gairah Liar Presdir Posesif / 37. Di Luar Perkiraan

Share

37. Di Luar Perkiraan

Author: Caramelodrama
last update Huling Na-update: 2025-01-29 11:21:16

“Pa-Papa?” Ziandra menoleh dengan ekspresi kaget ke Aldric. “Mama?” Kali ini dia menoleh ke Aurelind.

Sama sekali tak ada gambaran di kepalanya mengenai Kenzo yang merupakan anak dari Aldric dan wanita dingin yang mengantar Aldric ke kamarnya saat itu.

‘Tunggu! Lalu… apa itu artinya mereka menikah?’ duga Ziandra di hatinya.

Mendadak saja hatinya berdenyut tak nyaman ketika memikirkan itu. Saliva ditelan bagaikan dia sedang menelan pasir.

‘Pak Aldric sudah menikah? Kalau benar begitu… untuk apa dia dan aku….’ Kalimatnya menggantung di benak.

Dia masih belum bisa memahami alasan Aldric membuat perjanjian yang sangat keterlaluan itu. Perjanjian yang mengorbankan moralitas dan martabatnya.

“Hubungan kami tidak seperti yang kamu bayangkan, Zia.” Tiba-tiba keluar pernyataan tersebut dari Aldric.

Hati Ziandra melonjak terkejut.

‘Pernyataan macam apa itu? Lagipula, untuk apa Pak Bos repot-repot menjelaskannya? Apakah hubungan mereka tidak baik-baik saja?’ Batinnya merutuki ucapan Aldric yang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Gairah Liar Presdir Posesif   38. Tentang Hubungan Kita

    Ziandra merasa seperti berada di tengah badai yang tidak diprediksi. Penjelasan Kenzo tentang hubungan Aldric dan Aurelind membuat pikirannya kalut. Dia mencoba menenangkan diri, tetapi suasana di meja makan ini terlalu penuh ketegangan.“Papa selalu begitu,” Kenzo terkekeh, tetapi ada nada sarkastik dalam tawanya. “Menggunakan saham dan bisnis sebagai alat untuk mengontrol orang lain. Memangnya aku peduli dengan saham perusahaanmu, Pa?”Mata Aldric menyipit, bibirnya menipis seolah menahan diri untuk tidak beradu argumen dengan putranya sendiri.Sementara itu, Aurelind hanya menyilangkan tangan di dadanya, tampak tidak terpengaruh.Ziandra menelan ludah. Rasanya seperti duduk di antara sekelompok harimau yang siap menerkam satu sama lain.“Kalau tidak peduli, jangan datang menemuiku,” jawab Aldric dingin.“Aku tidak datang untukmu, Pa. Aku datang karena ingin bertemu Kakak Asisten Cantik.” Kenzo berbalik menatap Ziandra dengan senyum lebar yang membuatnya semakin gugup.Ziandra terse

    Huling Na-update : 2025-01-30
  • Gairah Liar Presdir Posesif   39. Terselamatkan oleh Kenzo?

    “P-Pak….”Ziandra menahan napas saat wajah Aldric semakin mendekat. Matanya melebar, jantungnya berdebar kencang, dan dalam sepersekian detik, dia menyadari sesuatu—dia tidak boleh membiarkan ini terjadi.Tidak peduli seberapa intens tatapan Aldric, seberapa dalam nada suaranya menyelubungi pikirannya, atau seberapa banyak emosinya berkecamuk di dalam hati—ini semua harus tetap berada dalam jalur yang telah mereka sepakati. Hanya sekadar perjanjian.“Pak Aldric, jangan,” bisiknya buru-buru, tangannya reflek terangkat, menahan dadanya agar tidak semakin mendekat.Aldric terhenti sejenak, alisnya berkerut, tetapi tatapannya tetap terkunci pada Ziandra.Dia bisa merasakan hangatnya napas pria itu begitu dekat, membuat udara di ruangan terasa semakin tipis.“Kenapa?” suara Aldric terdengar lebih dalam, hampir seperti bisikan yang menggetarkan.Ziandra menggigit bibirnya, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menjauh. “Karena… kita tidak seharusnya melakukan ini. Saya hanya asisten Anda… dan

    Huling Na-update : 2025-01-30
  • Gairah Liar Presdir Posesif   40. Godaan yang Kian Memanas

    Ziandra mencoba mengendalikan napasnya.Kemudian dia buru-buru melangkah. "Ayo kembali ke meja, Tuan Muda! Jangan membuat skenario aneh di kepala Anda."Kenzo hanya terkikik, membuntuti dia kembali ke meja mereka. Namun, sebelum benar-benar pergi, dia sempat melirik pintu tadi dengan tatapan penuh arti, karena yakin Aldric masih di dalam sana.Di dalam ruangan tadi, sudut bibir Aldric sedikit terangkat. Mana mungkin dia tidak mendengar percakapan Ziandra dan putranya?Dan Ziandra, di tengah kelegaan karena berhasil menghindari situasi berbahaya, tahu bahwa ini hanyalah awal dari pertarungan batinnya yang jauh lebih sulit.“Kakak Cantik, kenapa malah memanggilku Tuan Muda?” tanya Kenzo sambil berjalan menjajari Ziandra di koridor.Sambil melirik singkat ke pemuda blasteran di sampingnya, dia menjawab, “Karena Anda adalah putra dari pemimpin saya. Maka wajar kalau saya memanggil Tuan Muda pada Anda.”Kenzo terkekeh, menatap Ziandra deng

    Huling Na-update : 2025-01-31
  • Gairah Liar Presdir Posesif   41. Berduaan dengan Tuan Muda

    Ziandra hampir memuntahkan minumannya. Menculik? Kenzo ini benar-benar blak-blakan!Aldric menatap putranya dengan tatapan tajam. "Ziandra masih dalam tugasku, Kenzo."Kenzo menahan tawa. "Santai, Pa. Aku tidak akan membawanya jauh. Hanya jalan-jalan sebentar, itu pun kalau dia mau. Bagaimana, Kakak Cantik?"Lalu, mata Kenzo beralih ke Ziandra, seakan menantangnya untuk menolak.Ziandra menelan ludah. Situasi ini benar-benar di luar dugaannya. Berada di antara dua pria Hagar yang sama-sama menekan dirinya dengan cara berbeda sungguh melelahkan.Tapi kalau dia menolak, bukankah itu akan semakin mencurigakan?Setelah beberapa detik berpikir, akhirnya Ziandra menghela napas. "Baiklah, saya akan menemani Anda sebentar setelah ini."Kenzo langsung tersenyum cerah. "Bagus! Itu yang kuharapkan!"Aldric masih menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak, tapi tidak mengatakan apa pun.Dan di dalam hatinya, Ziandra tahu—ini akan menj

    Huling Na-update : 2025-01-31
  • Gairah Liar Presdir Posesif   42. Tuan Muda Tidak Menyerah

    ‘Tidak! Aku tak boleh lengah!’ seru Ziandra dalam batin. 'Aku sudah cukup dipermainkan ayahnya, maka jangan sampai itu terjadi pula dengan anaknya.'Dengan satu tarikan halus, Ziandra berhasil melepaskan tangannya. Dia melirik Kenzo dengan tatapan peringatan. “Jangan begini, Tuan Muda.”Kenzo tertawa kecil, lalu mengangkat kedua tangan lagi. “Baiklah, baiklah. Aku akan bersikap manis.” Namun, matanya tetap penuh kilatan jahil yang berbahaya.Ziandra sadar, ini belum selesai. Malam masih panjang, dan Kenzo belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerah.‘Pemuda ini… sama berbahayanya seperti ayahnya,’ bisik batin Ziandra.Ziandra menarik napas dalam, berusaha menetralisir sensasi aneh yang muncul akibat interaksi barusan.‘Tuan Muda Kenzo terlalu… mengganggu,’ batinnya.Dengan cara yang sulit dijelaskan, pemuda itu membuat udara terasa lebih panas meskipun angin malam bertiup sejuk.Mereka berjalan berdampingan di sepanjang trotoar kota yang dipenuhi lampu-lampu cantik, bayangan mereka me

    Huling Na-update : 2025-02-01
  • Gairah Liar Presdir Posesif   43. Malam yang Masih Panjang

    Kenzo terkekeh. "Selalu kembali ke 'Tuan Muda' ya? Kamu tau, panggilan itu membuatku terdengar jauh lebih tua dari usiaku.""Tapi memang itu kenyataannya," balas Ziandra cepat."Bagaimana kalau aku menyuruhmu memanggil namaku?" tantang Kenzo.Ziandra mendengus pelan. "Saya tidak akan melakukannya.""Oh?" Kenzo mencondongkan tubuhnya sedikit, wajahnya hanya beberapa inci dari Ziandra. "Kalau aku terus menggodamu, akankah kamu akhirnya menyerah?"Ziandra menahan napas, tapi sebelum dia bisa menjawab, tiba-tiba terdengar suara lonceng kecil dari toko di dekat mereka yang menandakan ada pelanggan masuk.Momen itu buyar, dan Ziandra segera menarik tangannya sebelum Kenzo bisa menggodanya lebih jauh. Dia melangkah mundur dan menatap Kenzo dengan tatapan peringatan."Kalau Anda ingin berjalan-jalan, maka berjalanlah," ucap Ziandra, nadanya lebih tegas dari sebelumnya. "Jangan bermain-main dengan saya."Kenzo mengangkat kedua tangan de

    Huling Na-update : 2025-02-02
  • Gairah Liar Presdir Posesif   44. Ada yang Cemburu

    "Hmh!" Ziandra mendenguskan napasnya, cukup jelas. "Anggap ini sebagai sikap baik saya pada putra Bos saya."Ziandra tidak ingin berdebat lebih lama. Jadi, dia hanya berjalan masuk ke hotel dengan Kenzo yang tetap membuntutinya.Mereka menaiki lift bersama dalam keheningan. Kenzo, tentu saja, sesekali mencuri pandang ke arahnya, senyum jahilnya masih bertahan di wajahnya."Kakak Cantik, kamu begitu cantik menawan. Bahkan kurasa kamu lebih cantik ketimbang para model yang kukenal." Kenzo masih sempat melontarkan rayuannya.Ziandra bertahan dalam diam dan tidak ingin menanggapi. Pemuda itu semakin tidak bisa dibungkam jika ditanggapi.Begitu lift sampai di lantai tempat Ziandra menginap, dia segera keluar dengan langkah cepat. Kenzo masih mengikutinya sampai mereka berhenti di depan pintu kamarnya.Ziandra menoleh dan menatap Kenzo dengan ekspresi tegas. "Terima kasih sudah mengantar, Tuan Muda. Sekarang, kembalilah ke kamar Anda."Kenz

    Huling Na-update : 2025-02-02
  • Gairah Liar Presdir Posesif   45. Godaan Tuan Besar

    “Nhh… Pak….” Ziandra berjuang menahan suaranya.Ziandra menggigit bibirnya, menekan napas yang tersendat di tenggorokannya. Sentuhan Aldric begitu mendominasi, mengunci dirinya dalam pusaran sensasi yang sulit dia lawan. Tubuhnya terperangkap di antara dada pria itu dan dinding dingin yang terasa kontras dengan hangatnya kehadiran Aldric. "Kenapa hanya berbisik?" suara pria itu rendah, hampir seperti geraman samar di telinganya. "Bukankah biasanya kamu selalu punya jawaban untuk mendebatku seperti tadi?" Ziandra berusaha mengatur pikirannya yang berantakan, namun sulit ketika jemari Aldric bergerak seperti angin, menyentuhnya dengan cara yang nyaris membuatnya kehilangan kendali atas diri sendiri. "Pa-Pak Aldric...." suaranya terdengar goyah. Aldric hanya tertawa pelan, suaranya dalam dan bergetar di udara. "Aku menyukaimu seperti ini, Zia. Terdiam, hanya fokus padaku." Panas merambati kulitnya. Ziandra bukan gadis lugu yang tak memahami apa yang sedang terjadi, tetapi dia juga b

    Huling Na-update : 2025-02-03

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Liar Presdir Posesif   76. Perubahan yang Menyesakkan

    ‘Tidak… tidak akan memintaku menikahinya lagi?’Napas Ziandra tercekat saat membatin, mengulangi ucapan Aldric di hatinya.Ada gelenyar rasa sesak di hatinya ketika dia merenungi sejenak ucapan Aldric. Seakan jantungnya diremas secara tak nyaman oleh tangan berduri.‘Apakah dia marah?’ Ziandra hanya bisa berasumsi demikian di hatinya.Setelah itu, selama beberapa hari berikutnya, sikap Aldric kian dingin dan pria itu seolah menjauh dari Ziandra. Meski tetap saja jika Aldric menginginkannya di ranjang, dia tak bisa menolak.‘Dia sudah tidak seperti biasanya.’Pikiran Ziandra semakin berkeliaran tak terkendali. Baru saja dia melayani Aldric di ranjang, tapi pria itu memperlakukannya seperti dia hanyalah batang pohon pisang semata.‘Dingin, dia dingin.’ Ada rasa sedih menyusup di sanubari Ziandra melihat perubahan pada sikap Aldric. ‘Pasti dia marah karena penolakanku.’Selanjutnya, hari-hari terasa kosong bagi Ziandra. Hanya celoteh Clara yang membuatnya berseri.Pagi itu, Ziandra menge

  • Gairah Liar Presdir Posesif   75. Es yang Membeku, Api yang Menyala

    ‘Ini… tak seperti biasanya…’ Dia membatin. ‘Sudah sejak kemarin dia berubah.’Ziandra menghela napas ketika kakinya sudah menapak ke area kantornya. Bahkan sejak penolakannya di telepon, Aldric sama sekali tak menghubungi dia meski sekedar memberikan pesan."Hah... entahlah...." Dia menyerah memikirkan dugaan-dugaan yang ada.Langkah Ziandra terhenti sejenak di depan pintu ruang kerja Presiden Direktur Zigma Group. Dadanya sesak, napasnya tak beraturan.Sejak kemarin pagi, pria itu—Aldric Hagar—tak menghubunginya seperti biasa. Tak ada chat, tak ada memo pribadi, tak ada... tatapan dalam yang biasanya menyala-nyala saat dia menyuguhkan kopi di meja sang Bos.Semuanya terasa dingin. Beku. Nyaris asing.Dia mengetuk pintu pelan.“Masuk.” Suara Aldric terdengar dari balik pintu. Datar. Tidak seperti biasanya.Ziandra masuk dengan langkah hati-hati sambil membawa beberapa dokumen yang harus ditandatangani.Aldric tak menoleh sedikit pun dari laptop di hadapannya. Hanya satu kata keluar da

  • Gairah Liar Presdir Posesif   74. Dia Sudah Mengetahuinya

    “Me-menikah?” Ziandra membelalakkan mata.Ucapan Aldric sungguh di luar dugaan. Bagaimana mungkin pria yang konon paling menghindari hubungan serius, justru menawarkan pernikahan padanya?Seketika, hati Ziandra menghangat. Senyum lembutnya timbul, tapi hanya sesaat.“Aldric, tidak bisa. Aku wanita bersuami.” Dia menggeleng sambil tertunduk sedih.Teringat kembali pengkhianatan Dion dan Namila. Itu masih begitu jelas di memorinya. Sangat menyakitkan.‘Tapi bukankah aku juga melakukan hal sama seperti mereka? Hanya berbeda tujuan saja,’ batinnya.Tangannya meremas handphone lebih ketat. Dia merasa terjebak dalam lingkaran setan. Tak mungkin menceraikan Dion meski suaminya berselingkuh. Dan itu menjadikannya mustahil memulai hidup baru bersama Aldric.“Kenapa? Apakah tingkah suamimu belum cukup menjadi alasan kamu mengakhiri pernikahan kalian?” tanya Aldric.Keterkejutan muncul di mata Ziandra. Apakah Aldric mengetahui perselingkuhan Dion dan Namila.“Apa kamu pikir aku tak tahu perbuata

  • Gairah Liar Presdir Posesif   73. Sudah Membuat Keputusan

    “Zia…” Susan terguncang.Dia tak menyangka putri sulung yang biasanya tenang dan menyukai kedamaian, tiba-tiba bisa berucap sepahit itu pada keluarganya.Plak!Mata Ziandra nyalang panas. Sambil memegangi pipinya yang terasa tersengat oleh tamparan, dia menatap emosional pada suaminya.“Bisa-bisanya aku kamu tampar, Mas!” Ziandra seakan sudah di batas limitnya.“Kamu memang pantas ditampar!” Dion membalas. “Kamu pikir kamu suci? Kamu kira dirimu itu bersih?”Suara Dion menggelegar di ruangan. Matanya ikut nyalang menatap marah ke istrinya.“Apa maksudmu, Mas?” Suara Ziandra bergetar.“Kamu pikir aku tak tahu mengenai hubungan bejatmu dengan bos kamu, heh?” Usai mengatakan itu, Dion menyeringai. “Aku sudah dengar dari beberapa rekan kerjamu dan mereka semua menyatakan bahwa kamu sudah terkenal sebagai simpanan bosmu!”Jantung Ziandra seakan hendak melompat keluar. Ucapan suaminya sungguh menghantam hati dan juga sanubari. Apakah benar Dion menyelidiki dia dan Aldric hingga ke teman-tem

  • Gairah Liar Presdir Posesif   72. Tak Ingin Mengakui

    BRAK!Pintu itu terbanting keras hingga membangunkan keheningan rumah. Dion dan Namila menoleh, wajah mereka pucat seperti mayat hidup.Ziandra berdiri di ambang pintu, tubuhnya gemetar, matanya membara, napasnya naik-turun seperti habis berlari jauh.“Kalian!” teriaknya, suaranya bergetar antara amarah dan luka yang terlalu dalam untuk dijelaskan dengan kata-kata.Dion langsung menarik selimut, mencoba menutupi tubuhnya yang telanjang. Namila beringsut, panik, menyembunyikan dirinya di balik punggung Dion.“Zia, tunggu, aku bisa jelaskan—” Dion bicara cepat.“Jelaskan apa?! Kamu tak salah lihat, kan?! Kamu di atas adikku!” Ziandra menunjuk mereka berdua dengan kantong martabak yang kini jatuh ke lantai, isinya berantakan, persis seperti isi hatinya.Namila mulai menangis. “Kak, aku… aku nggak bermaksud….”“Nggak ber…?! Aku dengar kamu mengerang tadi. Kamu menikmatinya ya kan, Mil?!” Ziandra mendekat dengan langkah lebar. “Aku ini kakakmu! Aku yang biayai kamu kuliah, kamu shopping, k

  • Gairah Liar Presdir Posesif   71. Terbongkar

    Ziandra memandang Dion dengan dahi mengernyit, hatinya seketika terasa aneh. “Apa maksudmu kita pindah rumah?” tanyanya, menjaga nada suaranya tetap rendah agar tidak membangunkan Clara.Dion tersenyum, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang tak membuat Ziandra nyaman. “Aku dapat kerjaan di kota sebelah. Gaji bagus. Aku pikir ini bisa jadi awal yang baru buat kita. Kamu, aku, Clara. Kita tinggalkan semua masalah di sini.”“Kamu tiba-tiba sekali,” sahut Ziandra, pelan. “Kenapa tidak bicara dulu? Kenapa putuskan sendiri, Mas?”Dion mendekat, duduk di sisi ranjang. Tangannya menyentuh tangan Ziandra dengan lembut, lalu turun ke pahanya. “Zia… kamu tahu aku cuma ingin yang terbaik buat keluarga kita. Aku tahu akhir-akhir ini kita… renggang. Tapi kita bisa perbaiki itu, kan?”Ziandra menegakkan punggungnya, merasa canggung. Dia bisa mencium napas Dion yang makin dekat.Laki-laki itu mengusap bahunya, lalu dengan perlahan menunduk, mencium sisi lehernya.“Dion, jangan,” ucapnya cepat, me

  • Gairah Liar Presdir Posesif   70. Berita Mengejutkan dari Dion

    ‘Astaga, bagaimana aku menjelaskannya pada Rara? Apa aku beli dulu di kota setelah mendarat?’Ziandra bersandar di kursi penumpang jet pribadi Aldric, masih mencoba menenangkan pikirannya setelah semua yang terjadi.Langit luar jendela tampak gelap, malam menutupi seluruh pandangan, seakan menyembunyikan segala kenangan dan rahasia yang tertinggal di Maldavis.Dia menghela napas panjang, memeluk tubuhnya sendiri. Terlalu banyak hal yang belum bisa dia cerna. Aldric, Hanz, Kenzo—semuanya berputar di kepalanya seperti kabut yang tak kunjung reda.“Lusa seharusnya kita kembali,” gumamnya sendiri.Tapi Aldric, seperti biasa, mengambil keputusan sepihak. Mendadak, tak terbantahkan, dan tanpa penjelasan panjang. Sikapnya tetap sama—dingin, tegas, tak memberi ruang untuk perdebatan.Bahkan saat menyelamatkan Ziandra dari bahaya malam itu, dia melakukannya dengan ekspresi tajam dan diam, seolah bukan karena peduli, melainkan karena harga diri.Ziandra sempat menatapnya saat berada di kabin pe

  • Gairah Liar Presdir Posesif   69. Mr. Bossy

    “A-Aldric?” Sekali lagi Ziandra memanggil si Bos.Namun, senyap, seakan hanya dia sendirian saja di ruangan itu.Sret! Sret!Tiba-tiba dia dikejutkan dengan terurainya belenggu di pergelangan tangannya.“Pakai pakaianmu, Zia. Cepat!” Suara Aldric kembali terdengar.Ziandra merenggut kain penutup di matanya dan mendapati Aldric ada di depannya, berdiri dengan wajah tegang. Kenapa dengan pria itu? Marah?Tapi Ziandra tak ingin membuang waktu dan segera memakai pakaian yang sudah cukup rusak di beberapa bagian.“Pakai ini!” Aldric berkata sambil melemparkan jasnya ke Ziandra.Tanpa pikir panjang, Ziandra bergegas mengenakan jas yang kebesaran di tubuhnya untuk menutupi baju rusaknya di bagian atas.Kemudian, dengan digamit pada pinggangnya, Ziandra keluar dari tempat itu bersama Aldric, langsung masuk ke mobil si Bos.“Ini… kita ke mana? Kok bukan arah hotel?” tanya Ziandra saat dia mengamati jalanan yang dilalui.Dia masih ingat meski samar arah-arah ke hotelnya. Dan saat ini mobil just

  • Gairah Liar Presdir Posesif   68. Mencoba Kegilaan Baru

    “A-apa maksudmu, Aldric?” Ziandra mulai dihinggapi rasa takut serta khawatir.Terlebih ketika dia melihat senyum seringai di wajah Aldric.“Aldric, lepaskan dulu ikatanku. Aku… aku akan melayanimu seperti biasanya.” Ziandra membujuk.Tangannya yang terbelenggu digerakkan dengan maksud meminta pria itu segera membebaskannya.Tapi Aldric justru menggeleng.“Bukankah aku sudah bilang kalau kamu menarik dalam kondisi seperti itu, Zia?” Aldric mengusap bibir menggunakan ibu jarinya.Setelah itu, dia menatap sekeliling, ada beberapa peralatan BDSM di sana, dan tangannya mengambil salah satu.“Aldric!” Ziandra terkejut saat kedua matanya seketika tertutup sesuatu berwarna hitam yang dipakaian Aldric padanya.Sebuah blindfold, penutup mata.“Sshhh… jangan terlalu tegang, Zia. Aku takkan menyakitimu. Aku justru akan membuatmu… melayang.” Aldric membisikkannya di dekat telinga Ziandra.Ziandra hendak menyahut, ketika dia bergiding merinding saat telinga yang baru saja menerima bisikan itu sudah

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status