Beranda / Romansa / Gairah Liar Presdir Posesif / 42. Tuan Muda Tidak Menyerah

Share

42. Tuan Muda Tidak Menyerah

Penulis: Caramelodrama
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-01 09:55:47

‘Tidak! Aku tak boleh lengah!’ seru Ziandra dalam batin. 'Aku sudah cukup dipermainkan ayahnya, maka jangan sampai itu terjadi pula dengan anaknya.'

Dengan satu tarikan halus, Ziandra berhasil melepaskan tangannya. Dia melirik Kenzo dengan tatapan peringatan. “Jangan begini, Tuan Muda.”

Kenzo tertawa kecil, lalu mengangkat kedua tangan lagi. “Baiklah, baiklah. Aku akan bersikap manis.” Namun, matanya tetap penuh kilatan jahil yang berbahaya.

Ziandra sadar, ini belum selesai. Malam masih panjang, dan Kenzo belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerah.

‘Pemuda ini… sama berbahayanya seperti ayahnya,’ bisik batin Ziandra.

Ziandra menarik napas dalam, berusaha menetralisir sensasi aneh yang muncul akibat interaksi barusan.

‘Tuan Muda Kenzo terlalu… mengganggu,’ batinnya.

Dengan cara yang sulit dijelaskan, pemuda itu membuat udara terasa lebih panas meskipun angin malam bertiup sejuk.

Mereka berjalan berdampingan di sepanjang trotoar kota yang dipenuhi lampu-lampu cantik, bayangan mereka me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah Liar Presdir Posesif   43. Malam yang Masih Panjang

    Kenzo terkekeh. "Selalu kembali ke 'Tuan Muda' ya? Kamu tau, panggilan itu membuatku terdengar jauh lebih tua dari usiaku.""Tapi memang itu kenyataannya," balas Ziandra cepat."Bagaimana kalau aku menyuruhmu memanggil namaku?" tantang Kenzo.Ziandra mendengus pelan. "Saya tidak akan melakukannya.""Oh?" Kenzo mencondongkan tubuhnya sedikit, wajahnya hanya beberapa inci dari Ziandra. "Kalau aku terus menggodamu, akankah kamu akhirnya menyerah?"Ziandra menahan napas, tapi sebelum dia bisa menjawab, tiba-tiba terdengar suara lonceng kecil dari toko di dekat mereka yang menandakan ada pelanggan masuk.Momen itu buyar, dan Ziandra segera menarik tangannya sebelum Kenzo bisa menggodanya lebih jauh. Dia melangkah mundur dan menatap Kenzo dengan tatapan peringatan."Kalau Anda ingin berjalan-jalan, maka berjalanlah," ucap Ziandra, nadanya lebih tegas dari sebelumnya. "Jangan bermain-main dengan saya."Kenzo mengangkat kedua tangan de

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Gairah Liar Presdir Posesif   44. Ada yang Cemburu

    "Hmh!" Ziandra mendenguskan napasnya, cukup jelas. "Anggap ini sebagai sikap baik saya pada putra Bos saya."Ziandra tidak ingin berdebat lebih lama. Jadi, dia hanya berjalan masuk ke hotel dengan Kenzo yang tetap membuntutinya.Mereka menaiki lift bersama dalam keheningan. Kenzo, tentu saja, sesekali mencuri pandang ke arahnya, senyum jahilnya masih bertahan di wajahnya."Kakak Cantik, kamu begitu cantik menawan. Bahkan kurasa kamu lebih cantik ketimbang para model yang kukenal." Kenzo masih sempat melontarkan rayuannya.Ziandra bertahan dalam diam dan tidak ingin menanggapi. Pemuda itu semakin tidak bisa dibungkam jika ditanggapi.Begitu lift sampai di lantai tempat Ziandra menginap, dia segera keluar dengan langkah cepat. Kenzo masih mengikutinya sampai mereka berhenti di depan pintu kamarnya.Ziandra menoleh dan menatap Kenzo dengan ekspresi tegas. "Terima kasih sudah mengantar, Tuan Muda. Sekarang, kembalilah ke kamar Anda."Kenz

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Gairah Liar Presdir Posesif   45. Godaan Tuan Besar

    “Nhh… Pak….” Ziandra berjuang menahan suaranya.Ziandra menggigit bibirnya, menekan napas yang tersendat di tenggorokannya. Sentuhan Aldric begitu mendominasi, mengunci dirinya dalam pusaran sensasi yang sulit dia lawan. Tubuhnya terperangkap di antara dada pria itu dan dinding dingin yang terasa kontras dengan hangatnya kehadiran Aldric. "Kenapa hanya berbisik?" suara pria itu rendah, hampir seperti geraman samar di telinganya. "Bukankah biasanya kamu selalu punya jawaban untuk mendebatku seperti tadi?" Ziandra berusaha mengatur pikirannya yang berantakan, namun sulit ketika jemari Aldric bergerak seperti angin, menyentuhnya dengan cara yang nyaris membuatnya kehilangan kendali atas diri sendiri. "Pa-Pak Aldric...." suaranya terdengar goyah. Aldric hanya tertawa pelan, suaranya dalam dan bergetar di udara. "Aku menyukaimu seperti ini, Zia. Terdiam, hanya fokus padaku." Panas merambati kulitnya. Ziandra bukan gadis lugu yang tak memahami apa yang sedang terjadi, tetapi dia juga b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Gairah Liar Presdir Posesif   46. Pak... Hentikan....

    "Sejak awal, kamu selalu membangun dinding di sekitarmu," lanjut Aldric, suaranya serak di udara. "Menjaga jarak, seolah-olah kamu takut... takut kalau aku akan menarikmu ke dalam sesuatu yang lebih dalam."Jantung Ziandra berdetak semakin keras.Sesuatu yang lebih dalam.Bukan hanya hubungan transaksional, bukan hanya permainan kekuasaan di balik meja perjanjian. Tetapi sesuatu yang benar-benar bisa mengubah segalanya.Dan itulah yang selama ini dia takuti.Dia bisa mengendalikan segala hal—kehidupannya, pekerjaannya, bahkan hubungannya dengan Aldric. Namun, dia tidak yakin bisa mengendalikan perasaannya sendiri.Tangan bebas Aldric menyentuh dagunya dengan jemari hangat, lalu perlahan memutar wajah Ziandra lebih intens hingga mereka bertemu pandang. Mata abu-abu pria itu begitu pekat, seperti lautan yang bisa menyeret siapa pun ke dalam pusarannya."Jika aku menciummu sekarang," bisik Aldric, "apakah kamu akan menolakku?"Dada Ziandra naik turun. Dia tidak menjawab.Tangan Aldric be

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Gairah Liar Presdir Posesif   47. Pagi yang Menegangkan: Konfrontasi dengan Aurelind

    Matahari pagi menyinari kota Mauva dengan kehangatan yang lembut. Dari balkon kamar hotelnya, Ziandra bisa melihat kehidupan kota mulai menggeliat—orang-orang yang berlalu-lalang, suara klakson mobil, dan aroma kopi yang samar-samar tercium dari kedai-kedai di bawah.Namun, tidak ada kehangatan yang menyentuh dirinya pagi ini.Sejak Aldric pergi tadi malam, pikirannya tak henti-henti bergemuruh. Wajahnya masih bisa merasakan sentuhan ringan pria itu di pelipisnya, kata-katanya terus terngiang di benaknya."Karena saat kau akhirnya menyerah... aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja." Ziandra menggeleng pelan, menegakkan bahu, mencoba mengusir bayang-bayang Aldric yang terus menghantuinya.“Aku tidak bisa membiarkan pikiranku dikendalikan lelaki itu. Aku harus tetap fokus pada pekerjaanku, bukan emosiku.”Namun, ketenangan pagi itu tidak bertahan lama.Ketukan di pintu mengusiknya dari lamunannya.Ziandra menoleh dan melangkah ke pintu, membuka sedikit celah untuk melihat siapa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Gairah Liar Presdir Posesif   48. Menerima Ajakannya

    "Kenapa Bu Aurelind menolak lamaran Pak Aldric?" tanya Ziandra dengan hati berdebar-debar.Aurelind tersenyum kecil, tetapi bukan senyum bahagia. "Karena aku tau dia tidak akan pernah bisa setia. Aku tidak mau menghabiskan hidupku dengan lelaki yang terus mencari sesuatu yang lebih... dan lebih lagi."Ziandra mencoba memproses semua yang baru saja dia dengar.Sisi gelap Aldric.Kebiasaannya yang tidak bisa hanya dengan satu wanita.Lamaran yang ditolak Aurelind karena dia tau Aldric tak akan pernah puas.Aurelind melihat perubahan di wajah Ziandra dan tersenyum tipis. "Jadi, jika kamu berpikir bahwa Aldric bisa menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar atasan, aku sarankan kamu berpikir ulang," katanya pelan. "Dia mungkin bisa membuatmu merasa istimewa sekarang, tapi cepat atau lambat, kamu hanya akan menjadi salah satu koleksi lamanya."Ziandra menarik napas dalam, menekan gelombang emosi yang mulai mengoyaknya."Terima kasih atas peringatannya, Bu Aurelind," katanya dengan suara yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Gairah Liar Presdir Posesif   49. Dua Amarah, Dua Alasan Berbeda

    Ziandra menegang di tempatnya, tetapi Kenzo tetap tenang seperti biasa. Bahkan, pemuda itu hanya mengangkat alis dan menyeringai santai."Ah, Papa!" kata Kenzo ringan. "Kebetulan sekali kita bertemu. Kamu mau ikut duduk dan makan siang bersama kami?"Aldric tidak menjawab. Matanya yang tajam langsung mengarah ke Ziandra, seolah menuntut jawaban.Sementara itu, Aurelind melipat tangan di depan dadanya dan menatap tajam ke arah Ziandra. "Aku seharusnya sudah menduga," gumamnya. "Kamu benar-benar cepat bergerak, yah?"Ziandra menelan ludah, mencoba tetap tenang meskipun hatinya berdebar. "Saya hanya makan siang, Bu Aurelind," jawabnya pelan.Namun, Aurelind tertawa kecil—bukan tawa yang ramah, melainkan sinis. "Makan siang, yah? Dengan putranya Aldric?" Dia menatap tajam ke arah Kenzo sebelum kembali ke Ziandra. "Apa kamu sekarang mencoba mendekati keluarganya satu per satu?"Ziandra terkejut. "Apa maksud Anda?"Aurelind melangkah lebih dekat, ekspresinya tajam. "Kamu pikir aku tidak tau

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Gairah Liar Presdir Posesif   50. Sebuah Tempat Tak Terduga

    Aurelind mengetuk meja dengan jari-jarinya, menatap putranya dengan ekspresi serius. "Karena dia wanita bersuami."Kenzo tersenyum tipis. "Yang mana suaminya?"Aurelind terdiam sejenak sebelum mendesah. "Dion Pradipta, pria itu masih berstatus sebagai suaminya."Tentu saja demi putranya, Aurelind akan mengerahkan semua sumber dayanya untuk mendapatkan informasi mengenai Ziandra."Tapi itu bukan merupakan sebuah alasan valid untuk melarangku berteman dengannya, Ma." Kenzo menyesap kopinya dengan santai. "Dan aku tidak memilah teman dari status pernikahannya."Aurelind menggeleng, ekspresinya semakin tak senang. "Kenzo, dengarkan aku baik-baik. Aku ibumu, dan aku tahu wanita seperti dia bukan tipe yang baik untukmu. Dia sedang menggoda Aldric, dan kamu tau itu!"Kenzo menatap ibunya dengan mata penuh ketertarikan. "Jadi? Aku justru penasaran siapa yang akan dia pilih pada akhirnya."Aurelind menghela napas, kesal dengan sikap santai putranya. "Dengar, sayang… Aku tidak akan membiarkanmu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05

Bab terbaru

  • Gairah Liar Presdir Posesif   76. Perubahan yang Menyesakkan

    ‘Tidak… tidak akan memintaku menikahinya lagi?’Napas Ziandra tercekat saat membatin, mengulangi ucapan Aldric di hatinya.Ada gelenyar rasa sesak di hatinya ketika dia merenungi sejenak ucapan Aldric. Seakan jantungnya diremas secara tak nyaman oleh tangan berduri.‘Apakah dia marah?’ Ziandra hanya bisa berasumsi demikian di hatinya.Setelah itu, selama beberapa hari berikutnya, sikap Aldric kian dingin dan pria itu seolah menjauh dari Ziandra. Meski tetap saja jika Aldric menginginkannya di ranjang, dia tak bisa menolak.‘Dia sudah tidak seperti biasanya.’Pikiran Ziandra semakin berkeliaran tak terkendali. Baru saja dia melayani Aldric di ranjang, tapi pria itu memperlakukannya seperti dia hanyalah batang pohon pisang semata.‘Dingin, dia dingin.’ Ada rasa sedih menyusup di sanubari Ziandra melihat perubahan pada sikap Aldric. ‘Pasti dia marah karena penolakanku.’Selanjutnya, hari-hari terasa kosong bagi Ziandra. Hanya celoteh Clara yang membuatnya berseri.Pagi itu, Ziandra menge

  • Gairah Liar Presdir Posesif   75. Es yang Membeku, Api yang Menyala

    ‘Ini… tak seperti biasanya…’ Dia membatin. ‘Sudah sejak kemarin dia berubah.’Ziandra menghela napas ketika kakinya sudah menapak ke area kantornya. Bahkan sejak penolakannya di telepon, Aldric sama sekali tak menghubungi dia meski sekedar memberikan pesan."Hah... entahlah...." Dia menyerah memikirkan dugaan-dugaan yang ada.Langkah Ziandra terhenti sejenak di depan pintu ruang kerja Presiden Direktur Zigma Group. Dadanya sesak, napasnya tak beraturan.Sejak kemarin pagi, pria itu—Aldric Hagar—tak menghubunginya seperti biasa. Tak ada chat, tak ada memo pribadi, tak ada... tatapan dalam yang biasanya menyala-nyala saat dia menyuguhkan kopi di meja sang Bos.Semuanya terasa dingin. Beku. Nyaris asing.Dia mengetuk pintu pelan.“Masuk.” Suara Aldric terdengar dari balik pintu. Datar. Tidak seperti biasanya.Ziandra masuk dengan langkah hati-hati sambil membawa beberapa dokumen yang harus ditandatangani.Aldric tak menoleh sedikit pun dari laptop di hadapannya. Hanya satu kata keluar da

  • Gairah Liar Presdir Posesif   74. Dia Sudah Mengetahuinya

    “Me-menikah?” Ziandra membelalakkan mata.Ucapan Aldric sungguh di luar dugaan. Bagaimana mungkin pria yang konon paling menghindari hubungan serius, justru menawarkan pernikahan padanya?Seketika, hati Ziandra menghangat. Senyum lembutnya timbul, tapi hanya sesaat.“Aldric, tidak bisa. Aku wanita bersuami.” Dia menggeleng sambil tertunduk sedih.Teringat kembali pengkhianatan Dion dan Namila. Itu masih begitu jelas di memorinya. Sangat menyakitkan.‘Tapi bukankah aku juga melakukan hal sama seperti mereka? Hanya berbeda tujuan saja,’ batinnya.Tangannya meremas handphone lebih ketat. Dia merasa terjebak dalam lingkaran setan. Tak mungkin menceraikan Dion meski suaminya berselingkuh. Dan itu menjadikannya mustahil memulai hidup baru bersama Aldric.“Kenapa? Apakah tingkah suamimu belum cukup menjadi alasan kamu mengakhiri pernikahan kalian?” tanya Aldric.Keterkejutan muncul di mata Ziandra. Apakah Aldric mengetahui perselingkuhan Dion dan Namila.“Apa kamu pikir aku tak tahu perbuata

  • Gairah Liar Presdir Posesif   73. Sudah Membuat Keputusan

    “Zia…” Susan terguncang.Dia tak menyangka putri sulung yang biasanya tenang dan menyukai kedamaian, tiba-tiba bisa berucap sepahit itu pada keluarganya.Plak!Mata Ziandra nyalang panas. Sambil memegangi pipinya yang terasa tersengat oleh tamparan, dia menatap emosional pada suaminya.“Bisa-bisanya aku kamu tampar, Mas!” Ziandra seakan sudah di batas limitnya.“Kamu memang pantas ditampar!” Dion membalas. “Kamu pikir kamu suci? Kamu kira dirimu itu bersih?”Suara Dion menggelegar di ruangan. Matanya ikut nyalang menatap marah ke istrinya.“Apa maksudmu, Mas?” Suara Ziandra bergetar.“Kamu pikir aku tak tahu mengenai hubungan bejatmu dengan bos kamu, heh?” Usai mengatakan itu, Dion menyeringai. “Aku sudah dengar dari beberapa rekan kerjamu dan mereka semua menyatakan bahwa kamu sudah terkenal sebagai simpanan bosmu!”Jantung Ziandra seakan hendak melompat keluar. Ucapan suaminya sungguh menghantam hati dan juga sanubari. Apakah benar Dion menyelidiki dia dan Aldric hingga ke teman-tem

  • Gairah Liar Presdir Posesif   72. Tak Ingin Mengakui

    BRAK!Pintu itu terbanting keras hingga membangunkan keheningan rumah. Dion dan Namila menoleh, wajah mereka pucat seperti mayat hidup.Ziandra berdiri di ambang pintu, tubuhnya gemetar, matanya membara, napasnya naik-turun seperti habis berlari jauh.“Kalian!” teriaknya, suaranya bergetar antara amarah dan luka yang terlalu dalam untuk dijelaskan dengan kata-kata.Dion langsung menarik selimut, mencoba menutupi tubuhnya yang telanjang. Namila beringsut, panik, menyembunyikan dirinya di balik punggung Dion.“Zia, tunggu, aku bisa jelaskan—” Dion bicara cepat.“Jelaskan apa?! Kamu tak salah lihat, kan?! Kamu di atas adikku!” Ziandra menunjuk mereka berdua dengan kantong martabak yang kini jatuh ke lantai, isinya berantakan, persis seperti isi hatinya.Namila mulai menangis. “Kak, aku… aku nggak bermaksud….”“Nggak ber…?! Aku dengar kamu mengerang tadi. Kamu menikmatinya ya kan, Mil?!” Ziandra mendekat dengan langkah lebar. “Aku ini kakakmu! Aku yang biayai kamu kuliah, kamu shopping, k

  • Gairah Liar Presdir Posesif   71. Terbongkar

    Ziandra memandang Dion dengan dahi mengernyit, hatinya seketika terasa aneh. “Apa maksudmu kita pindah rumah?” tanyanya, menjaga nada suaranya tetap rendah agar tidak membangunkan Clara.Dion tersenyum, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang tak membuat Ziandra nyaman. “Aku dapat kerjaan di kota sebelah. Gaji bagus. Aku pikir ini bisa jadi awal yang baru buat kita. Kamu, aku, Clara. Kita tinggalkan semua masalah di sini.”“Kamu tiba-tiba sekali,” sahut Ziandra, pelan. “Kenapa tidak bicara dulu? Kenapa putuskan sendiri, Mas?”Dion mendekat, duduk di sisi ranjang. Tangannya menyentuh tangan Ziandra dengan lembut, lalu turun ke pahanya. “Zia… kamu tahu aku cuma ingin yang terbaik buat keluarga kita. Aku tahu akhir-akhir ini kita… renggang. Tapi kita bisa perbaiki itu, kan?”Ziandra menegakkan punggungnya, merasa canggung. Dia bisa mencium napas Dion yang makin dekat.Laki-laki itu mengusap bahunya, lalu dengan perlahan menunduk, mencium sisi lehernya.“Dion, jangan,” ucapnya cepat, me

  • Gairah Liar Presdir Posesif   70. Berita Mengejutkan dari Dion

    ‘Astaga, bagaimana aku menjelaskannya pada Rara? Apa aku beli dulu di kota setelah mendarat?’Ziandra bersandar di kursi penumpang jet pribadi Aldric, masih mencoba menenangkan pikirannya setelah semua yang terjadi.Langit luar jendela tampak gelap, malam menutupi seluruh pandangan, seakan menyembunyikan segala kenangan dan rahasia yang tertinggal di Maldavis.Dia menghela napas panjang, memeluk tubuhnya sendiri. Terlalu banyak hal yang belum bisa dia cerna. Aldric, Hanz, Kenzo—semuanya berputar di kepalanya seperti kabut yang tak kunjung reda.“Lusa seharusnya kita kembali,” gumamnya sendiri.Tapi Aldric, seperti biasa, mengambil keputusan sepihak. Mendadak, tak terbantahkan, dan tanpa penjelasan panjang. Sikapnya tetap sama—dingin, tegas, tak memberi ruang untuk perdebatan.Bahkan saat menyelamatkan Ziandra dari bahaya malam itu, dia melakukannya dengan ekspresi tajam dan diam, seolah bukan karena peduli, melainkan karena harga diri.Ziandra sempat menatapnya saat berada di kabin pe

  • Gairah Liar Presdir Posesif   69. Mr. Bossy

    “A-Aldric?” Sekali lagi Ziandra memanggil si Bos.Namun, senyap, seakan hanya dia sendirian saja di ruangan itu.Sret! Sret!Tiba-tiba dia dikejutkan dengan terurainya belenggu di pergelangan tangannya.“Pakai pakaianmu, Zia. Cepat!” Suara Aldric kembali terdengar.Ziandra merenggut kain penutup di matanya dan mendapati Aldric ada di depannya, berdiri dengan wajah tegang. Kenapa dengan pria itu? Marah?Tapi Ziandra tak ingin membuang waktu dan segera memakai pakaian yang sudah cukup rusak di beberapa bagian.“Pakai ini!” Aldric berkata sambil melemparkan jasnya ke Ziandra.Tanpa pikir panjang, Ziandra bergegas mengenakan jas yang kebesaran di tubuhnya untuk menutupi baju rusaknya di bagian atas.Kemudian, dengan digamit pada pinggangnya, Ziandra keluar dari tempat itu bersama Aldric, langsung masuk ke mobil si Bos.“Ini… kita ke mana? Kok bukan arah hotel?” tanya Ziandra saat dia mengamati jalanan yang dilalui.Dia masih ingat meski samar arah-arah ke hotelnya. Dan saat ini mobil just

  • Gairah Liar Presdir Posesif   68. Mencoba Kegilaan Baru

    “A-apa maksudmu, Aldric?” Ziandra mulai dihinggapi rasa takut serta khawatir.Terlebih ketika dia melihat senyum seringai di wajah Aldric.“Aldric, lepaskan dulu ikatanku. Aku… aku akan melayanimu seperti biasanya.” Ziandra membujuk.Tangannya yang terbelenggu digerakkan dengan maksud meminta pria itu segera membebaskannya.Tapi Aldric justru menggeleng.“Bukankah aku sudah bilang kalau kamu menarik dalam kondisi seperti itu, Zia?” Aldric mengusap bibir menggunakan ibu jarinya.Setelah itu, dia menatap sekeliling, ada beberapa peralatan BDSM di sana, dan tangannya mengambil salah satu.“Aldric!” Ziandra terkejut saat kedua matanya seketika tertutup sesuatu berwarna hitam yang dipakaian Aldric padanya.Sebuah blindfold, penutup mata.“Sshhh… jangan terlalu tegang, Zia. Aku takkan menyakitimu. Aku justru akan membuatmu… melayang.” Aldric membisikkannya di dekat telinga Ziandra.Ziandra hendak menyahut, ketika dia bergiding merinding saat telinga yang baru saja menerima bisikan itu sudah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status