Beranda / Romansa / Gairah Liar Presdir Posesif / 50. Sebuah Tempat Tak Terduga

Share

50. Sebuah Tempat Tak Terduga

Penulis: Caramelodrama
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-05 09:09:08

Aurelind mengetuk meja dengan jari-jarinya, menatap putranya dengan ekspresi serius. "Karena dia wanita bersuami."

Kenzo tersenyum tipis. "Yang mana suaminya?"

Aurelind terdiam sejenak sebelum mendesah. "Dion Pradipta, pria itu masih berstatus sebagai suaminya."

Tentu saja demi putranya, Aurelind akan mengerahkan semua sumber dayanya untuk mendapatkan informasi mengenai Ziandra.

"Tapi itu bukan merupakan sebuah alasan valid untuk melarangku berteman dengannya, Ma." Kenzo menyesap kopinya dengan santai. "Dan aku tidak memilah teman dari status pernikahannya."

Aurelind menggeleng, ekspresinya semakin tak senang. "Kenzo, dengarkan aku baik-baik. Aku ibumu, dan aku tahu wanita seperti dia bukan tipe yang baik untukmu. Dia sedang menggoda Aldric, dan kamu tau itu!"

Kenzo menatap ibunya dengan mata penuh ketertarikan. "Jadi? Aku justru penasaran siapa yang akan dia pilih pada akhirnya."

Aurelind menghela napas, kesal dengan sikap santai putranya. "Dengar, sayang… Aku tidak akan membiarkanmu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah Liar Presdir Posesif   51. Terjebak di Antara Hati dan Logika

    ‘Ayo, otak! Cobalah berpikir! Aku tak mau salah menjawab yang bisa mengakibatkan hubungan kami makin aneh!’Angin laut berhembus kencang, membawa aroma asin yang khas. Suara deburan ombak di bawah tebing seolah menjadi latar dari ketegangan yang menguar di antara mereka.Ziandra menatap Aldric yang berdiri begitu dekat, matanya penuh dengan keteguhan yang dia coba pertahankan."Apa kamu masih akan memilih tetap berada di sisiku… setelah semua yang kamu dengar dari Aurelind?" Itu adalah pertanyaan dari Aldric.Ziandra merasakan dadanya bergetar. Pertanyaan itu menggantung di udara, menuntut jawaban yang seharusnya mudah dia berikan.Tidak!Seharusnya dia mengatakan tidak.Seharusnya dia mengingat semua yang telah dia dengar dari Aurelind. Bahwa Aldric bukan pria baik. Bahwa Aldric adalah pria yang senang bermain dengan wanita, bergonta-ganti tanpa merasa cukup dengan satu orang. Bahwa dia seharusnya menjauh sebelum dirinya ikut hancur.Namun, lidahnya kelu."Ziandra." Suara Aldric lebi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Gairah Liar Presdir Posesif   52. Dilema di Antara Pelukan Aldric

    “Sshh….” Aldric justru tidak menginginkan adanya jawaban berikutnya dari Ziandra.Mungkin saja pria itu takut jika apa yang keluar dari mulut Ziandra bukanlah sesuatu yang bisa diterima oleh perasaannya.Maka, dia hanya perlu meneruskan cumbuan lembutnya. Pagutan demi pagutan… lumatan demi lumatan terus ada secara halus dan perlahan.Ini sungguh menghanyutkan Ziandra.‘Aku… entah kenapa, aku suka yang seperti ini dari Pak Aldric. Ya ampun! Apa yang aku pikirkan?! Aku masih istri Mas Dion! Aku… aku….’ Ziandra bahkan kehabisan kata-kata di benaknya.Alih-alih ingin mendorong Aldric agar menyudahi cumbuan berbahaya itu, dia justru memeluk pria itu dan mencengkeram bagian belakang jas Aldric seraya matanya masih terkatup, membawa nuansa kepasrahan hakiki.‘Bodoh! Bodoh! Tololnya aku!’ Dia terus merutuki dirinya sendiri.Perbuatannya tentu akan menimbulkan persepsi berbeda dari Aldric.Sesuai yang dia khawatirkan, Aldric mulai menginginkan lebih dari sekedar ciuman ketika Ziandra memberika

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Gairah Liar Presdir Posesif   53. Di Bawah Bayang-Bayang Perjanjian

    “Hm….”Ziandra berdiri di balkon suite hotel mewah di tengah kota Mauva, menatap pemandangan kota yang diterangi lampu-lampu gemerlap.Udara malam yang sejuk menyentuh kulitnya, tapi tidak mampu mendinginkan pikiran yang bergejolak.‘Oke, tenangkan diri, ingat kalau ini hanyalah perjalanan bisnis.’ Dia membatin.Tapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa ada lebih dari sekadar bisnis yang terjadi antara dia dan Aldric.Aldric, dengan arogansi dan karismanya yang tak terbantahkan, telah membawanya ke sini—bukan hanya sebagai asisten pribadi, tapi juga sebagai bagian dari perjanjian yang mengikat mereka.‘Tidak, tak boleh begitu. Bisa kacau semua nanti.’ Dia sambil menggelengkan kepala.Ziandra mencoba menolak, mencoba melawan perasaan yang mulai tumbuh, tapi setiap kali Aldric mendekat, dia merasa seperti terperangkap dalam jaring yang tak bisa dia lepaskan.Pintu suite terbuka, dan Ziandra tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang masuk. Langkah kaki yang mantap, aura yang kuat—itu pasti A

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Gairah Liar Presdir Posesif   54. Kamu Sudah Jadi Milikku

    Aldric menghela napas, mencoba menenangkan anaknya. “Kenzo, ini urusan bisnis. Ziandra adalah asisten pribadiku.”Kenzo tidak percaya. “Bisnis? Pa, aku bukan bocah 10 tahun lalu yang mudah kamu perdaya. Aku tahu ada sesuatu yang lebih dari itu.”Aldric menatap Ziandra, matanya penuh arti. “Kenzo, kita akan membicarakan ini nanti. Sekarang, fokuslah pada pekerjaanmu yang aku berikan.”Setelah menutup ponsel, Aldric menatap Ziandra dengan ekspresi yang sulit dibaca. “Kenzo mulai curiga.”Tidak perlu diragukan lagi. Bahkan Aurelind pun sudah sejak awal mencurigai hubungan aneh mereka.Apakah memang terlalu kentara?Ziandra merasa tidak nyaman. “Mungkin kita harus menjaga jarak, Aldric. Saya tidak ingin menjadi masalah antara kalian.”Dia sudah hendak melepaskan diri dari rengkuhan Aldric, tapi pria itu semakin menariknya ke dekapan tanpa dia bisa melawan.Aldric menggeleng. “Tidak, Zia. Tidak akan ada satu pun orang yang bisa mengendalikanku kecuali diriku sendiri. Akan kupastikan Kenzo

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Gairah Liar Presdir Posesif   55. Rapat Masuk Angin

    “Astaga!” Ziandra sampai tak sadar memekik tertahan ketika dia mendengar suara Kenzo yang seriang matahari.Lekas saja dia mendorong Aldric.“Omak!” Aldric sampai menjerit tertahan.Bruk!Tubuh Aldric meluncur terjengkang ke lantai, sangat tidak elegan.“Kenapa ditendang, Zia?” Aldric mengusap-usap pantatnya sambil bangkit berdiri.Ziandra tak menggubis ucapan Aldric dan memilih untuk lari ke kamar mandi. Terlebih ketika bel pintu kamar suite Aldric terus berbunyi.Klak!“Apa maumu?” tanya Aldric pada putranya setelah pintu dibuka.Sedangkan di depan pintu, Kenzo menampilkan wajah jenaka sambil mengerling nakal ke ayahnya.“Pasti ada Kakak Cantik di dalam, iya kan?” tanya Kenzo.“Apa pedulimu? Sana kembali ke mamamu!” Wajah Aldric cemberut.Ketika dia sudah nyaris mendapatkan limitnya, tiba-tiba saja gangguan datang.Tak peduli hadangan ayahnya, Kenzo tetap merangsek masuk ke dalam kamar dan melongok ke kanan serta ke kiri, seakan mencari sesuatu.“Kakak Cantik? Yuhu, Kakak? Ziandra,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Gairah Liar Presdir Posesif   56. Tak Akan Ada Jalan yang Mudah

    Siang itu, Kota Mauva diselimuti angin sejuk yang berembus lembut, mengurangi terik matahari yang bersinar cerah.Ziandra berjalan di samping Kenzo menuju kedai es krim yang dia ceritakan tadi. Mereka menyusuri trotoar yang bersih, dengan deretan bangunan klasik yang menambah nuansa hangat di kota itu.“Kakak suka es krim rasa apa?” Kenzo membuka percakapan dengan nada ringan.Ziandra tersenyum tipis. “Aku suka rasa stroberi.”Kenzo mengangguk-angguk. “Manis dan segar, kayak Kakak.”Ziandra menoleh sambil mengernyit, namun dia tahu ini bagian dari gaya godaan Kenzo yang sudah terbiasa dia dengar. Dia memilih untuk tidak terpancing.Setelah beberapa menit berjalan, mereka sampai di sebuah kedai es krim kecil di pojokan taman kota.Bangunannya sederhana, tapi penuh warna, dengan bangku-bangku kayu di terasnya.Aroma wafel segar menyeruak dari dalam, bercampur dengan wangi vanilla yang membuat perut Ziandra langsung terasa lapar.“Selamat datang!” sapa seorang wanita tua pemilik kedai de

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Gairah Liar Presdir Posesif   57. Aku Cemburu

    Ziandra terkejut ketika tangan Aldric menggenggam erat pergelangannya, menariknya menjauh dari Kenzo yang hanya bisa menatap dengan wajah yang susah ditebak.“Pak—” Ziandra mencoba protes, namun Aldric tak menghiraukan.Pria itu berjalan cepat, membawanya ke sebuah sudut di taman hotel yang sepi. Pepohonan rindang dan gemericik air mancur kecil menciptakan suasana tenang, namun jantung Ziandra justru berdegup kencang.“Apa-apaan ini, Pak?” bisik Ziandra, berusaha menahan ketegangan.Aldric berbalik, berdiri di hadapannya. Mata pria itu menyorot tajam.“Kamu benar-benar membuatku kesal hari ini,” kata Aldric sambil memperkecil jarak antara mereka.Mata mereka bertemu dengan intens.Hal itu membuat napas Ziandra memburu, antara takut dilihat orang dan terdominasi oleh sikap Aldric.Ziandra menarik napas dalam. “Maaf, Pak. Saya hanya—”“Kenzo.” Aldric memotong. “Selalu Kenzo. Kamu tahu, aku bukan pria yang suka berbagi.”Ziandra menunduk, merasa terjepit di antara ayah dan anak. “Kami han

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Gairah Liar Presdir Posesif   58. Menakutkan Sekaligus Membahagiakan

    DEG! DEG! DEG!Detak jantung Ziandra seolah berpacu lebih cepat. Ucapan Aldric menelusup ke relung hatinya yang rapuh.Perhatian pria itu selama ini, sentuhan lembut di saat-saat mereka bersama, dan kini pengakuan jujurnya—semua itu perlahan meruntuhkan benteng pertahanan Ziandra.“Pak Aldric...” Suaranya nyaris bergetar.“Sstt...” Aldric meletakkan jari telunjuk di bibir Ziandra, lalu menggenggam kedua tangan wanita itu. “Kamu boleh marah. Boleh benci aku. Tapi aku tidak bisa abai lagi. Aku ingin kamu merasa aman... di sisiku.”Ziandra menelan ludah. Kata-kata itu menghangatkan hatinya. Setelah sekian lama terjebak dalam pernikahan dingin dengan Dion, dia nyaris lupa bagaimana rasanya diperhatikan dengan tulus.“Aku... Saya takut, Pak,” ucapnya pelan. “Ini… ini salah.”Aldric mendekat, begitu dekat hingga Ziandra bisa merasakan napas hangat pria itu di wajahnya.“Kalau kamu takut, aku akan pegang tanganmu. Kita hadapi bersama,” bisiknya.Ziandra tak mampu berkata-kata. Sorot mata Ald

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19

Bab terbaru

  • Gairah Liar Presdir Posesif   76. Perubahan yang Menyesakkan

    ‘Tidak… tidak akan memintaku menikahinya lagi?’Napas Ziandra tercekat saat membatin, mengulangi ucapan Aldric di hatinya.Ada gelenyar rasa sesak di hatinya ketika dia merenungi sejenak ucapan Aldric. Seakan jantungnya diremas secara tak nyaman oleh tangan berduri.‘Apakah dia marah?’ Ziandra hanya bisa berasumsi demikian di hatinya.Setelah itu, selama beberapa hari berikutnya, sikap Aldric kian dingin dan pria itu seolah menjauh dari Ziandra. Meski tetap saja jika Aldric menginginkannya di ranjang, dia tak bisa menolak.‘Dia sudah tidak seperti biasanya.’Pikiran Ziandra semakin berkeliaran tak terkendali. Baru saja dia melayani Aldric di ranjang, tapi pria itu memperlakukannya seperti dia hanyalah batang pohon pisang semata.‘Dingin, dia dingin.’ Ada rasa sedih menyusup di sanubari Ziandra melihat perubahan pada sikap Aldric. ‘Pasti dia marah karena penolakanku.’Selanjutnya, hari-hari terasa kosong bagi Ziandra. Hanya celoteh Clara yang membuatnya berseri.Pagi itu, Ziandra menge

  • Gairah Liar Presdir Posesif   75. Es yang Membeku, Api yang Menyala

    ‘Ini… tak seperti biasanya…’ Dia membatin. ‘Sudah sejak kemarin dia berubah.’Ziandra menghela napas ketika kakinya sudah menapak ke area kantornya. Bahkan sejak penolakannya di telepon, Aldric sama sekali tak menghubungi dia meski sekedar memberikan pesan."Hah... entahlah...." Dia menyerah memikirkan dugaan-dugaan yang ada.Langkah Ziandra terhenti sejenak di depan pintu ruang kerja Presiden Direktur Zigma Group. Dadanya sesak, napasnya tak beraturan.Sejak kemarin pagi, pria itu—Aldric Hagar—tak menghubunginya seperti biasa. Tak ada chat, tak ada memo pribadi, tak ada... tatapan dalam yang biasanya menyala-nyala saat dia menyuguhkan kopi di meja sang Bos.Semuanya terasa dingin. Beku. Nyaris asing.Dia mengetuk pintu pelan.“Masuk.” Suara Aldric terdengar dari balik pintu. Datar. Tidak seperti biasanya.Ziandra masuk dengan langkah hati-hati sambil membawa beberapa dokumen yang harus ditandatangani.Aldric tak menoleh sedikit pun dari laptop di hadapannya. Hanya satu kata keluar da

  • Gairah Liar Presdir Posesif   74. Dia Sudah Mengetahuinya

    “Me-menikah?” Ziandra membelalakkan mata.Ucapan Aldric sungguh di luar dugaan. Bagaimana mungkin pria yang konon paling menghindari hubungan serius, justru menawarkan pernikahan padanya?Seketika, hati Ziandra menghangat. Senyum lembutnya timbul, tapi hanya sesaat.“Aldric, tidak bisa. Aku wanita bersuami.” Dia menggeleng sambil tertunduk sedih.Teringat kembali pengkhianatan Dion dan Namila. Itu masih begitu jelas di memorinya. Sangat menyakitkan.‘Tapi bukankah aku juga melakukan hal sama seperti mereka? Hanya berbeda tujuan saja,’ batinnya.Tangannya meremas handphone lebih ketat. Dia merasa terjebak dalam lingkaran setan. Tak mungkin menceraikan Dion meski suaminya berselingkuh. Dan itu menjadikannya mustahil memulai hidup baru bersama Aldric.“Kenapa? Apakah tingkah suamimu belum cukup menjadi alasan kamu mengakhiri pernikahan kalian?” tanya Aldric.Keterkejutan muncul di mata Ziandra. Apakah Aldric mengetahui perselingkuhan Dion dan Namila.“Apa kamu pikir aku tak tahu perbuata

  • Gairah Liar Presdir Posesif   73. Sudah Membuat Keputusan

    “Zia…” Susan terguncang.Dia tak menyangka putri sulung yang biasanya tenang dan menyukai kedamaian, tiba-tiba bisa berucap sepahit itu pada keluarganya.Plak!Mata Ziandra nyalang panas. Sambil memegangi pipinya yang terasa tersengat oleh tamparan, dia menatap emosional pada suaminya.“Bisa-bisanya aku kamu tampar, Mas!” Ziandra seakan sudah di batas limitnya.“Kamu memang pantas ditampar!” Dion membalas. “Kamu pikir kamu suci? Kamu kira dirimu itu bersih?”Suara Dion menggelegar di ruangan. Matanya ikut nyalang menatap marah ke istrinya.“Apa maksudmu, Mas?” Suara Ziandra bergetar.“Kamu pikir aku tak tahu mengenai hubungan bejatmu dengan bos kamu, heh?” Usai mengatakan itu, Dion menyeringai. “Aku sudah dengar dari beberapa rekan kerjamu dan mereka semua menyatakan bahwa kamu sudah terkenal sebagai simpanan bosmu!”Jantung Ziandra seakan hendak melompat keluar. Ucapan suaminya sungguh menghantam hati dan juga sanubari. Apakah benar Dion menyelidiki dia dan Aldric hingga ke teman-tem

  • Gairah Liar Presdir Posesif   72. Tak Ingin Mengakui

    BRAK!Pintu itu terbanting keras hingga membangunkan keheningan rumah. Dion dan Namila menoleh, wajah mereka pucat seperti mayat hidup.Ziandra berdiri di ambang pintu, tubuhnya gemetar, matanya membara, napasnya naik-turun seperti habis berlari jauh.“Kalian!” teriaknya, suaranya bergetar antara amarah dan luka yang terlalu dalam untuk dijelaskan dengan kata-kata.Dion langsung menarik selimut, mencoba menutupi tubuhnya yang telanjang. Namila beringsut, panik, menyembunyikan dirinya di balik punggung Dion.“Zia, tunggu, aku bisa jelaskan—” Dion bicara cepat.“Jelaskan apa?! Kamu tak salah lihat, kan?! Kamu di atas adikku!” Ziandra menunjuk mereka berdua dengan kantong martabak yang kini jatuh ke lantai, isinya berantakan, persis seperti isi hatinya.Namila mulai menangis. “Kak, aku… aku nggak bermaksud….”“Nggak ber…?! Aku dengar kamu mengerang tadi. Kamu menikmatinya ya kan, Mil?!” Ziandra mendekat dengan langkah lebar. “Aku ini kakakmu! Aku yang biayai kamu kuliah, kamu shopping, k

  • Gairah Liar Presdir Posesif   71. Terbongkar

    Ziandra memandang Dion dengan dahi mengernyit, hatinya seketika terasa aneh. “Apa maksudmu kita pindah rumah?” tanyanya, menjaga nada suaranya tetap rendah agar tidak membangunkan Clara.Dion tersenyum, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang tak membuat Ziandra nyaman. “Aku dapat kerjaan di kota sebelah. Gaji bagus. Aku pikir ini bisa jadi awal yang baru buat kita. Kamu, aku, Clara. Kita tinggalkan semua masalah di sini.”“Kamu tiba-tiba sekali,” sahut Ziandra, pelan. “Kenapa tidak bicara dulu? Kenapa putuskan sendiri, Mas?”Dion mendekat, duduk di sisi ranjang. Tangannya menyentuh tangan Ziandra dengan lembut, lalu turun ke pahanya. “Zia… kamu tahu aku cuma ingin yang terbaik buat keluarga kita. Aku tahu akhir-akhir ini kita… renggang. Tapi kita bisa perbaiki itu, kan?”Ziandra menegakkan punggungnya, merasa canggung. Dia bisa mencium napas Dion yang makin dekat.Laki-laki itu mengusap bahunya, lalu dengan perlahan menunduk, mencium sisi lehernya.“Dion, jangan,” ucapnya cepat, me

  • Gairah Liar Presdir Posesif   70. Berita Mengejutkan dari Dion

    ‘Astaga, bagaimana aku menjelaskannya pada Rara? Apa aku beli dulu di kota setelah mendarat?’Ziandra bersandar di kursi penumpang jet pribadi Aldric, masih mencoba menenangkan pikirannya setelah semua yang terjadi.Langit luar jendela tampak gelap, malam menutupi seluruh pandangan, seakan menyembunyikan segala kenangan dan rahasia yang tertinggal di Maldavis.Dia menghela napas panjang, memeluk tubuhnya sendiri. Terlalu banyak hal yang belum bisa dia cerna. Aldric, Hanz, Kenzo—semuanya berputar di kepalanya seperti kabut yang tak kunjung reda.“Lusa seharusnya kita kembali,” gumamnya sendiri.Tapi Aldric, seperti biasa, mengambil keputusan sepihak. Mendadak, tak terbantahkan, dan tanpa penjelasan panjang. Sikapnya tetap sama—dingin, tegas, tak memberi ruang untuk perdebatan.Bahkan saat menyelamatkan Ziandra dari bahaya malam itu, dia melakukannya dengan ekspresi tajam dan diam, seolah bukan karena peduli, melainkan karena harga diri.Ziandra sempat menatapnya saat berada di kabin pe

  • Gairah Liar Presdir Posesif   69. Mr. Bossy

    “A-Aldric?” Sekali lagi Ziandra memanggil si Bos.Namun, senyap, seakan hanya dia sendirian saja di ruangan itu.Sret! Sret!Tiba-tiba dia dikejutkan dengan terurainya belenggu di pergelangan tangannya.“Pakai pakaianmu, Zia. Cepat!” Suara Aldric kembali terdengar.Ziandra merenggut kain penutup di matanya dan mendapati Aldric ada di depannya, berdiri dengan wajah tegang. Kenapa dengan pria itu? Marah?Tapi Ziandra tak ingin membuang waktu dan segera memakai pakaian yang sudah cukup rusak di beberapa bagian.“Pakai ini!” Aldric berkata sambil melemparkan jasnya ke Ziandra.Tanpa pikir panjang, Ziandra bergegas mengenakan jas yang kebesaran di tubuhnya untuk menutupi baju rusaknya di bagian atas.Kemudian, dengan digamit pada pinggangnya, Ziandra keluar dari tempat itu bersama Aldric, langsung masuk ke mobil si Bos.“Ini… kita ke mana? Kok bukan arah hotel?” tanya Ziandra saat dia mengamati jalanan yang dilalui.Dia masih ingat meski samar arah-arah ke hotelnya. Dan saat ini mobil just

  • Gairah Liar Presdir Posesif   68. Mencoba Kegilaan Baru

    “A-apa maksudmu, Aldric?” Ziandra mulai dihinggapi rasa takut serta khawatir.Terlebih ketika dia melihat senyum seringai di wajah Aldric.“Aldric, lepaskan dulu ikatanku. Aku… aku akan melayanimu seperti biasanya.” Ziandra membujuk.Tangannya yang terbelenggu digerakkan dengan maksud meminta pria itu segera membebaskannya.Tapi Aldric justru menggeleng.“Bukankah aku sudah bilang kalau kamu menarik dalam kondisi seperti itu, Zia?” Aldric mengusap bibir menggunakan ibu jarinya.Setelah itu, dia menatap sekeliling, ada beberapa peralatan BDSM di sana, dan tangannya mengambil salah satu.“Aldric!” Ziandra terkejut saat kedua matanya seketika tertutup sesuatu berwarna hitam yang dipakaian Aldric padanya.Sebuah blindfold, penutup mata.“Sshhh… jangan terlalu tegang, Zia. Aku takkan menyakitimu. Aku justru akan membuatmu… melayang.” Aldric membisikkannya di dekat telinga Ziandra.Ziandra hendak menyahut, ketika dia bergiding merinding saat telinga yang baru saja menerima bisikan itu sudah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status