Home / Romansa / Istri Kesayangan Tuan Arogan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri Kesayangan Tuan Arogan: Chapter 81 - Chapter 90

134 Chapters

Bab 81 Lupa Punya Suami?

“Kamu pergi tanpa izin dari saya Olivia!” Ucap Barra penuh penekanan, semakin membuat nyali Olivia menciut. “I-Iya, maafkan aku. Tapi seperti yang Bu Anna katakan tadi, tiba-tiba beliau menyuruh aku menggantikan modelnya yang sedang sakit. Aku gak bisa menolak Pak, karena Bu Anna bilang sebagai karyawan UD Entertainment, aku juga harus bertanggungjawab menyukseskan acara ini...” Olivia mencoba menjelaskan kembali, namun Barra terus saja berjalan mendekatinya tanpa berhenti, membuat Olivia yang panik akhirnya memundurkan langkah ke belakang. “Yang saya pertanyakan, kenapa kamu bisa ada disini, Olivia??” Barra semakin mendesak tubuh Olivia hingga membuat gadis itu panik. Sesekali menoleh ke belakang, takut jatuh saat berjalan mundur. “Itu... Itu karena tadi aku...” Olivia lagi-lagi tergugup, hingga menelan ludah. Takut. “Aku nemanin Nanda kesini sebentar, karena dia mau bertemu Bu Anna...” Olivia akhirnya jujur, tak pandai berbohong. Set! Eh? Barra dengan cepat, mengukung tubuh O
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 82 Saya Peringatkan!

Barra memeluk pinggang Olivia dengan posesif, mendekatkan wajahnya pada telinga istrinya itu. “Cepatlah ganti pakaian, saya tunggu!” Ucapnya seolah berbisik, namun dengan suara sedikit dikeraskan. Ia kecup pucuk kepala Olivia diam-diam, di hadapan Elgard dan Madam Rose. Olivia yang masih panik karena ketahuan tengah berduaan bersama Barra di ruangan itu, semakin gelagapan dengan sikap Barra yang malah terang-terangan menunjukkan hubungan mereka. Di tambah barusan mereka seperti sedang bercumbu mesra, seolah saling menikmati satu sama lain. Sudah bisa di tebak apa yang ada di dalam pikiran Madam dan Elgard. “Ayo Pak Elgard, ini ruangan wanita. Kita tidak boleh ada disini!” Ajak Barra pada Elgard yang terpaku, masih tak percaya dengan apa yang Barra lakukan pada mantan istrinya. Barra berjalan lebih dulu, dengan gaya angkuhnya. Hatinya begitu puas bisa menunjukkan kepemilikannya terhadap Olivia pada Elgard, pria yang masih saja ingin mendekati istrinya. Elgard terpaksa ikut meningg
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 83 Fokus Padanya!

Chelsea nyengir, ia tarik kembali tangannya dengan rasa malu. Barra Malik Virendra itu tak mau bersalaman dengannya. Elgard yang menyaksikan sikap Barra pada istrinya, merasa geram. Terlihat jelas wajah mengejek pria itu pada Chelsea yang ia anggap hanya seorang pelakor. Barra kembali menatap Elgard, masih dengan senyuman tersirat, “Pak Elgard, saya berharap anda fokus saja memberikan perhatian pada istri anda yang cantik ini. Anda harus menjaganya sebaik mungkin. Jangan sampai dia pergi meninggalkan anda karena anda tidak memperlakukannya dengan semestinya. Bukankah demi mendapatkan wanita secantik ini, anda harus berusaha sekeras mungkin hingga mengorbankan banyak hal? Maka jangan sia-siakan apa yang sudah anda perjuangkan!” Satirnya, membuat Elgard seakan tertampar. Memang demi memperjuangkan hubungannya dengan Chelsea, Elgard harus mengorbankan Olivia. Dirinya menentang Haris mati-matian hanya untuk menikahi wanita itu dan menceraikan istrinya sendiri. “Ah Pak Barra, anda bisa
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 84 Terpaksa Ikut!

“Madam, aku balik ke kantor ya. Udah sore, bentar lagi jam kantor mau habis. Aku pergi. Assalamualaikum.” Olivia beranjak dari ruangan tersebut, tak ingin terlalu lama membahas tentang dirinya dan Barra. “Wa-Wa'alaikumsalam Olivia...” Madam menjawab dengan perasaan heran. Ada yang lain di wajah gadis itu. Tak mengaminkan ucapannya jika mereka segera go public dan segera menikah. Olivia terlihat tak senang. Apa yang sebenarnya terjadi? Hubungan mereka sepertinya cukup rumit sehingga harus di rahasiakan dengan alasan menjaga privasi. Bukankah jika sama-sama mencintai, seharusnya tidak di tutupi agar semua orang tahu bahwa mereka saling memiliki dan tak ada yang berani mendekati salah satunya? Olivia berjalan dengan langkah cepat keluar dari gedung tersebut. Perasaannya campur aduk. Ada rasa malu, juga kesal. Malu karena dilihat Madam saat Barra menciumnya secara paksa. Kesal karena Barra lagi-lagi melakukan hal tersebut seenaknya. Apa yang sebenarnya pria itu pikirkan? Dia yang ing
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 85 Kayak Babu??

Olivia bergidik ngeri, kali ini habislah ia. Apa yang harus di lakukan agar bisa menghindari pria ini? Barra bahkan jika sudah memaksa, tidak bisa di tolak lagi. Olivia memelas, antara pasrah dan tak rela. Tapi mungkin kali ini memang dirinya sudah tak akan bisa lagi menghindari keinginan Barra untuk di berikan haknya. Mata Olivia lagi-lagi membulat sempurna, Barra tak membawanya pulang ke penthouse? “Pak Barra, ini kita mau kemana?” Olivia butuh penjelasan. “Nanti kamu juga tau.” Jawab Barra dingin. ‘Ya ampun apa salahnya jawab aja??’ Olivia geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan sikap suami sementaranya itu. Mobil Barra perlahan memasuki area parkir yang luar di depan sebuah restaurant mewah yang terletak di tengah kota. Area parkir itu di penuhi dengan berbagai mobil mewah lainnya, mencerminkan eksklusivitas dan kemewahan tempat tersebut. Restaurant itu sendiri tampak megah dengan arsitektur yang elegan dan penerangan yang anggun. “Pak, anda mau makan??” Olivi
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 86 Dia Istri Saya!

Barra mengeluarkan kursi dari meja, memberi isyarat agar Olivia duduk di kursi yang ia berikan itu. Meskipun heran karena Barra memperlakukannya istimewa seperti itu, Olivia tak ambil pusing. Ia duduk di kursi tersebut, tak akan membantah perintah sang Bos. “Makan yang banyak! Kamu tidak boleh kurus!!” Ucap Barra ikut duduk di kursi yang berseberangan dengan Olivia. “Ok!” Jawab Olivia tak banyak bicara. Biarkan saja Barra berpikir jika dirinya bertubuh kurus rata tepos dan sebagainya, begitu lebih baik. Barra menatap Olivia. Dirinya yang sudah pernah melihat keindahan tubuh istrinya itu, tak mau sampai tubuh molek dan berisi di bagian tertentu tersebut kenapa-napa karena kurang makan. Barra mengambil steak yang ada di hadapan Olivia. Kemudian memotongnya kecil-kecil agar mudah di makan istrinya. “Ini makanlah!” Ucapnya kembali meletakkan steak yang telah di potong-potong dalam hotplate tersebut. “Makasih.” Olivia semakin bingung dengan perlakuan Barra. Sang CEO memang tipe pria
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 87 Pakaikan!

Pagi hari... Olivia telah selesai menyiapkan sarapan pagi di atas meja makan. “Kenapa Pak Barra belum kesini ya?” Lirihnya, heran. Barra biasanya sudah tiba di ruang makan jam segini, tetapi kali ini belum juga. Semalam semenjak tiba di rumah sehabis makan di restaurant, Olivia langsung masuk kamar dan tidak keluar kamar lagi sampai tadi subuh. Sengaja, tak mau bertemu apalagi berduaan dengan Barra yang suka mendadak berbuat mesum padanya. Bukan tanpa sebab. Dirinya hanya takut Barra akan macam-macam lagi. Di luar saja pria itu berani berbuat sesuatu yang mengejutkan hingga ketahuan orang lain yaitu Madam Rose dan Elgard. Bagaimana jika di dalam rumah, sang CEO pasti akan lebih parah lagi. Olivia berusaha menghindari hal tersebut agar tak sampai terjadi. Di tambah sikap Barra yang membingungkan. Bisa-bisanya pria itu memaksa untuk berpegangan tangan saat keluar dari restaurant, sehingga semua mata melihat mereka. Olivia tak mengerti apa maunya Barra sebenarnya? “Apa aku panggi
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 88 Morning Kiss??

Olivia mendekat pada Barra yang menatapnya lekat, bersiap untuk memakaikan kemeja di tubuh polos bagian atas suaminya tersebut. Perlahan ia bantu memasukkan tangan Barra pada lengan baju yang panjang, setelahnya memasangkan kancing kemeja bagian dada. Olivia sedikit berjinjit saat memasang kancing paling atas, wajahnya jadi agak mendongak. Tubuh Barra terlalu tinggi, bahkan untuk ukuran tubuh Olivia yang juga tinggi. Barra tak melepas tatapannya dari wajah polos Olivia yang tak berpoleskan apapun, benar-benar mulus tanpa noda dan jerawat ataupun komedo. Bibir mungilnya merah muda tanpa polesan lipstik, di tambah aroma napasnya yang segar, jauh dari kata tak sedap. Pria itu sangat menikmati kecantikan natural istri rahasianya yang tak begitu ia rahasiakan lagi sebenarnya. “Mulai sekarang, kamu akan mengurus saya seperti ini!” Ucap Barra. Olivia mengedipkan matanya, bulu lentik yang panjang itu terlihat menggemaskan, “Pakein baju Pak Barra?” Tanya Olivia resah. “Ya, setiap hari!”
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 89 Nama Kontak di Telepon!

Barra tak berkedip menatap wajah Olivia dari jarak begitu dekat ini, bahkan tak ada lagi jarak. Jantungnya berdetak kencang, ada rasa menggelora di naluri kelelakiannya yang tak dapat di tolak. Barra membuka bibirnya, tak tahan untuk membalas kecupan Olivia dengan melumat bibir manis Istrinya itu. Belum sempat melakukannya, Olivia secara tiba-tiba menyudahi morning kiss tersebut, menjauh dari Barra. “Kenapa berhen_” “Udah sepuluh detik!” Jawab Olivia cepat, memutus ucapan Barra yang terpana. “Kamu korupsi waktu. Hitungan saya tidak sama dengan kamu. Baru tiga detik Olivia!” Protes Barra. “Dih, jelas-jelas udah sepuluh detik, jangan di kurang-kurangi!” Olivia tak menerima protes Barra. “Udah, aku mau sarapan!” Tanpa persetujuan Barra, Olivia cabut dari tempat itu, tak mau sampai terjadi hal yang di inginkan sang CEO. Barra terperangah, Olivia sudah pergi begitu saja. Keluar dari kamarnya. Ia usap bibirnya bekas kecupan Olivia tadi. Senyum sumringah seketika terbit di wajahnya.
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 90 Manis?

Mobil yang di kemudikan supir berjalan dengan kecepatan sedang menuju Bandara. Barra masih belum tenang dengan perpisahan antara dirinya dan sang istri tadi. Olivia dengan tingkah manjanya memberi panggilan khusus untuknya di kontak telepon gadis itu. Barra tak bisa mengelak jika ada rasa senang di hatinya, atau entah apalah? “Jef.” Panggilnya, sedikit gusar. “Ya Pak?” Jawab Jefri yang duduk di depan, di samping supir. “Olivia membuat namaku menjadi Barra-nya Olivia di kontak teleponnya. Menurut kamu, bagaimana?” Tanya Barra, sedikit pamer. Kenapa pula ia harus menjelaskan hal tersebut pada asisten pribadinya. “Wah, itu terdengar manis sekali Pak!” Jefri tersenyum. “M-Manis?” Barra semakin penasaran dengan pendapat Jefri. “Iya Pak. Nyonya seperti menyatakan kepemilikannya terhadap anda dengan mengatakan anda adalah Barra-nya Olivia. Manis sekali terdengar. Tetapi itu pendapat saya saja. Mungkin menurut orang lain terkesan lebay. Tapi kalau pun lebay, ini adalah kelebayan
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status