Home / Romansa / Istri Kesayangan Tuan Arogan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Kesayangan Tuan Arogan: Chapter 91 - Chapter 100

144 Chapters

Bab 91 Dia Kangen?

“Serius Kak? Boleh.” Olivia sudah tentu setuju. “Bagus itu Wan. Kita berharap aja kalau kejadian itu bukan karena sebuah kesengajaan. Tapi kalau ternyata iya, semoga dari video, pelakunya bisa segera di tangkap. Saya akan laporkan ke Pak Barra. Karena waktu itu beliau marah besar ada kejadian berbahaya seperti itu di acara pentingnya.” Ujar Ardi, setuju pada Ridwan. “Iya Pak.” Angguk Ridwan, dirinya juga tak mau Olivia hidup dalam ketakutan dan tak bebas mau melakukan apa saja. “Kalau dapat videonya, aku mau ya kak. Mau kasi liat ke Mas aku.” pinta Olivia, ingin memberitahu Barra yang memang masih menyelidiki masalah itu. “Iya Oliv, tentu!” Jawab Ridwan, pasti. “Ya udah. Kita makan aja dulu, keburu habis jam istirahat!” Ajak Ardi. “Ayo. Nanti kita bahas setelah perut terisi.” Nanda sudah merasa lapar. “Ayo Ridwan! Kamu jangan ngajak Olivia ngobrol lagi. Dia mau makan juga itu...” Panggil Ardi yang sudah berjalan menuju pintu bersama Nanda. Ridwan menatap Olivia lekat,
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 92 Curhat?

“Jef.” “Ya Pak?” Jefri menoleh ke samping, pada Barra yang duduk di sebelahnya. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil, menuju airport untuk penerbangan ke Jakarta. “Olivia hanya meminta di bawakan oleh-oleh makanan. Aku tidak puas.” Ucap Barra. “Anda ingin Nyonya meminta apa selain oleh-oleh makanan khas Bali, Pak? Bukankah Nyonya Olivia meminta hal yang lebih besar, yaitu anda kembali pulang ke rumah dalam keadaan selamat untuknya?” Jawab Jefri santun. Barra seketika menyunggingkan senyum cerah, Jefri mengingatkan kembali tentang permintaan Olivia tersebut. “Iya juga Jef! Dia ingin aku pulang dengan selamat demi dia, ha...” Barra spontan tertawa mengingat keinginan Olivia itu. Jefri membelalakkan mata saat melihat Barra. Bosnya tertawa? “Kamu tau tadi di telepon dia bilang apa? Dia bilang kangen. Ha ha...” Barra tertawa senang campur salah tingkah sendiri sembari geleng-geleng kepala menatap keluar jendela. Istrinya itu benar-benar menggemaskan. Jefri takjub, hingga sp
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 93 Di Jebak!

Dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan menempuh penerbangan sekitar kurang lebih dua jam, hingga akhirnya tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Barra dan Jefri di jemput supir yang telah menunggu mereka, agar segera ke mobil. Barra menatap kotak beludru biru tua di tangannya, ada sebuah kalung cantik di dalamnya yang ia beli saat masih di Bali tadi, untuk di berikan pada Olivia istrinya yang mengatakan jika telah merindukannya. “Nyonya pasti senang Pak.” Sahut Jefri, ikut gembira melihat semangat Bosnya yang ia tahu sedang kasmaran. “Benarkah? Apa menurut kamu dia akan suka dengan kalungnya?” Barra deg-degan. Matanya tak bisa lepas dari menatap kagum kalung cantik itu. Terbayang saat kalung tersebut melingkar di leher jenjang istrinya. Pasti sangat indah dan cocok. “Sudah pasti. Anda memilih sebuah kalung berlian yang simpel tapi elegan, sama seperti Nyonya Olivia. Saya yakin beliau pasti suka Pak!” Ujar Jefri meyakinkan Barra. Barra tersenyum sumring
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 94 Bawa Ketempat Biasa!

‘Benar kata Pak Barra. Mereka ini memang gak pantas menjadi keluargaku!’ Olivia membatin. Sekarang dirinya benar-benar sadar jika orang-orang toxic memang tak akan pernah bisa berubah. Tak perlu di anggap ada dalam hidup. “Mulai detik ini, aku tidak akan menganggap kalian sebagai keluargaku lagi. Jangan salahkan aku bertindak kasar. Aku muaaakkk!!” Olivia yang berjalan sambil menyeret Angelina dengan menarik rambut perempuan itu, kemudian melepaskan genggaman tangannya dari rambut Angelina yang terus berteriak kesakitan sembari mengumpat, ia dorong sekuat tenaga tubuh perempuan tak berhati itu hinggap jatuh terhempas ke tanah. Saatnya melarikan diri sebelum dirinya tak bisa lagi mengontrol diri. Aargh! Angelina mengerang kesakitan, namun lebih sakit lagi karena di permalukan oleh gadis yang selama ini ia intimidasi. “Sial*n lo Olivia!! Gue gak akan memaafkan apa yang lo lakukan ini!! Sebentar lagi Reyhan datang, di akan bawa lo! Tamat hidup lo!” Angelina terus mengumpat, Olivia su
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 95 Jangan Lihat!!

Olivia tiba di penthouse. Dengan sekuat tenaga, tadi ia mengemudikan mobilnya sendiri menuju kediamannya dan Barra. Olivia tak mau menunggu Barra di mobil suaminya itu, di karenakan perasaannya sudah semakin tak terkontrol. Rasa panas dan gerah yang menyergap ini membuat Olivia ingin melucuti seluruh pakaiannya dari tubuhnya. Namun tak mungkin ia lakukan hal itu di depan semua orang, termasuk Barra suaminya. Olivia menekan kode pintu penthouse, tak tahan untuk segera masuk dan melepas semua yang ada di tubuhnya saat ini. Hijab dan baju panjangnya benar-benar membuat tubuhnya seakan dililit, sesak, semakin gerah. Pintu terbuka. Olivia dengan napas naik turun, masuk ke dalam dengan langkah cepat, setengah berlari. Ia masuk ke dalam kamar. Saat ini Olivia hanya ingin menenangkan diri agar reaksi obat itu sedikit demi sedikit berkurang dan hilang. “Panas... Ya Allah...” Olivia beristighfar berkali-kali, baru pertama kali ini ia merasakan sensasi aneh akibat obat perangsang. Di tam
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 96 Aku Pengen...

Tak menghiraukan Barra, Olivia tetap saja berlari. Tak berhati-hati di saat tubuhnya masih basah dan lantai licin. Seet... Aww! Olivia terpekik. Kakinya terpeleset, tubuhnya tak kuasa menahan kaki tersebut agar tak terjatuh. “Olivia!!” Barra menangkap tubuh Olivia dengan sigap, ia tarik pinggang gadis itu ke dalam dekapannya. Hug! Olivia masuk ke dalam pelukan Barra. Kedua tangannya mencengkeram kuat lengan kemeja Barra, takut jatuh. Sedang Barra yang tangannya di kalungkan erat di pinggul Olivia, tak melepas tatapannya dari wajah cantik istrinya yang hanya tinggal berjarak beberapa centimeter saja dari wajahnya. Entah ke berapa kalinya mereka dalam posisi seperti ini. Lagi-lagi Olivia yang kadang ceroboh, terjatuh dan di selamatkan Barra dengan memeluk tubuhnya. Seperti drama percintaan ftv saja... Namun kali ini... Zzrrt! Tiba-tiba seakan ada aliran listrik yang menyengat sekujur tubuh Olivia akibat sentuhan dan pelukan Barra. Wangi maskulin parfum di tubuh atletis pria i
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 97 'Mari Kita Tuntaskan Sekarang!'

Olivia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha mengontrol diri, “Aku gak boleh seperti ini...” Ucapnya melepaskan diri dari dekapan Barra. Barra terkesiap, Olivia menjauh dan gadis itu memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya. Lagi-lagi Olivia berusaha mengendalikan diri daei pengaruh obat perangsang tersebut meski sekuat tenaga. “Olivia...” Barra meraih tangan Olivia, sangat menginginkan istrinya itu. “Jangan sentuh Pak Barra, aku gak kuat...” Olivia menepis tangan Barra, hasratnya naik saat di sentuh langsung oleh suaminya. “Kalau begitu, jangan di tahan. Lepaskan saja...” Barra tak membiarkan Olivia pergi ke kamarnya. “Gak mau... Aku bisa kok menahannya. Nanti reaksi obat ini juga akan hilang dengan sendirinya.” Olivia melepaskan tangan Barra yang memegang jemarinya. “Tidak semudah itu Olivia, kamu akan semakin tersiksa...” Barra tetap menahan kepergian Olivia dari hadapannya. “Kalau reaksi obatnya gak hilang juga, nanti aku akan periksa ke dokter. Aku mau ke kamar a
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 98 (21+) Kamu Belum Pernah??

“Ya, kita akan bercinta! Tuntaskan semuanya sampai puas!” Jawab Barra, juga tak menahan lagi ucapannya. “Sebentar!” Olivia menangkup wajah Barra dengan kedua telapak tangannya, agar manik keduanya saling bertatapan. “Pake pengaman kan?” Langkah Barra seketika terhenti. Ia terperangah, masih saja istrinya ini ingat hal sedetail itu. “Saya tidak punya!” Jawab Barra apa adanya. Olivia diam, mengedip-ngedipkan matanya. Tampak menggemaskan di mata Barra. Tak mau meladeni kebawelan istrinya itu, ia lanjutkan langkah dengan cepat hingga tiba di depan kamar. Tingkah Olivia membuat hasratnya semakin mendesak, meminta untuk secepatnya di salurkan. Barra masuk ke dalam kamar setelah membuka gagang pintu dengan sikutnya. Ia tutup kembali pintu dengan kaki, berjalan menuju ranjang luxury di kamar itu dengan menggendong tubuh Olivia. Barra membaringkan Olivia di atas ranjang dengan penuh kelembutan. Ia kemudian ikut naik, langsung menindih tubuh istri menggairahkannya itu dengan b
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 99 Aku Rasa Ini Gak Benar!

Tubuh Barra ambruk di atas Olivia. Keduanya saling berpelukan dengan napas naik turun. Sepasang suami istri itu baru saja sama-sama mencapai pelepasan mereka. Seakan lepas semua beban. Barra membenamkan wajahnya di ceruk leher Olivia, menghirup dalam-dalam aroma harumnya, begitu menentramkan. Olivia ikut mengusap lembut punggung lebar Barra hingga ke pinggang pria itu dengan kedua tangannya, membuat Barra semakin nyaman memeluk gadis yang sekarang sudah menjadi miliknya seutuhnya. “Sayang... Berat...” Rengek Olivia manja, Barra terlalu lama di atasnya. Tubuh pria itu tinggi kekar, Olivia tak kuat lama-lama ditindih meski Barra tetap menumpu badannya dengan siku dan lutut. Barra tertawa kecil, bagaimana bisa dirinya senyaman itu dalam posisi seperti ini? Tetapi justru membuat istrinya merasa keberatan dengan beban tubuhnya. Barra merebahkan diri di samping Olivia, ia ambil kepala istrinya itu dengan penuh kelembutan, kemudian di letakkan di atas lengan berototnya. Olivia
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 100 Informasi Terbaru!

Ada rasa tak suka saat Olivia memintanya untuk melupakan apa yang mereka lakukan tadi, memadu kasih dengan penuh semangat dan perasaan yang tak bisa digambarkan, benar-benar dahsyat. Baru ini Barra merasakan sesuatu yang luar biasa dalam hidupnya, bahkan tidak pernah ia dapatkan dari Azalea dulunya. Bersama seorang Olivia, istri menawannya yang belum sampai hitungan satu jam, berhasil ia ambil mahkota berharganya. Saat akan menyusul Olivia, mata Barra tak sengaja menangkap sesuatu di sprei. Ada bercak-bercak merah sisa penyatuan mereka, pertanda ia telah berhasil memiliki Olivia seutuhnya. Barra semakin bersemangat. Olivia tak boleh menyesali apa yang terjadi tadi. Ia susul keluar kamar, mungkin sekarang istrinya itu berada di kamarnya sendiri, di kolam renang, atau di ruangan lain. Mereka bisa bereksplorasi di setiap sudut ruangan yang ada di penthouse ini, jika harus. ••••• Pukul 21.00 wib. Vincent berjalan dengan wajah tenang, bergabung bersama teman-temannya di markas,
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status