All Chapters of Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin : Chapter 161 - Chapter 170

266 Chapters

161. Kembali Hidup Setelah Redam Dan Terlupakan

Lilia menunduk meremas dadanya yang ditumbuhi oleh sesak secara masif. Ia menggeleng, berusaha menepis ingatan itu yang bisa saja adalah sebuah tipuan. Tapi, wangi musk yang tadi menyinggahi indera pembaunya menyebutkan lebih banyak bahwa ia dan pria bernama William itu memang memiliki hubungan yang tidak biasa. “Nak, jadi apa yang ingin kamu tanyakan?” tanya Tuan Alaric yang membuat Lilia kembali mengangkat wajahnya. Manik mereka bertemu di bawah lampu ruang makan yang hening sesaat sebelum Lilia memutuskan untuk membuka suaranya. “Apa … Papa tahu kenapa aku melupakan pria bernama William itu?” “Tak apa kamu lupa,” jawab beliau. “Pelan-pelan saja mengingatnya karena mungkin setelah tahu kamu di sini, William akan sering menemuimu.” Sepasang mata Lilia membola mendengar penuturan Tuan Alaric. “Dia akan sering menemuiku?” ulangnya, memastikan ia tak salah dengar. “Iya,” jawab beliau tanpa keraguan. “Papa melihat William itu sangat mencintaimu dan hampir gila saat kamu serta
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

162. Iris Amethyst Yang Kurindukan

Di dalam kamar hotel yang harusnya tenang itu, ternyata ada seseorang yang tidak bisa tidur. Perasaannya sangat bahagia sebab ia bisa bertemu dengan Lilia. William, pria itu hanya memejamkan matanya sekitar dua atau tiga jam saja. Ia seperti tak sabar menunggu kapan matahari akan timbul. Gelisah, gugup, semuanya bercampur menjadi satu saat ia mengingat cantiknya wajah Lilia yang tadi terlihat bingung dan menatapnya dengan maniknya yang berkilau seperti amethyst. William berdiri di dekat jendela, ia bersedekap menatap keluar setelah menyingkap kelambunya beberapa saat yang lalu dengan berpikir bahwa ini telah pagi padahal belum! Memang benar Lilia melupakannya, tapi jika nanti ia bertemu dengan Keano, bukankah anak lelakinya yang cerdas itu akan menyebutnya sebagai ‘Papa’? Jika hal itu terjadi … ‘Lilia pasti lambat laun mengingatku,’ batinnya dengan yakin—dan percaya diri. Ia tak ingin membebani dirinya dengan sesuatu yang membuatnya memiliki banyak pikiran, akan lebih baik jika
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

163. Debar-Debar Kasmaran

“Apa kamu keberatan?” tanya William sebagai balasan atas kalimat bernada protes yang dilayangkan oleh Giff yang sedikit berseru saat menyebut, ‘Ini jam dua pagi Tuan William Quist’ dengan penuh rasa frustrasi itu! “B-bukannya keberatan, tapi—“ “Anggap saja ini sebagai persiapan agar kita bisa pergi ke preschool itu sebentar untuk memastikan aku benar bahwa yang aku lihat siang itu adalah Lilia,” sela William sebelum sempat Giff memberinya jawaban. “Kalau dugaanku benar, Lilia pasti berangkat bersama dengan Keano.” “Boleh saja bersiap pagi,” jawab pemuda itu. “Tapi ini pagi buta, Tuan! Siapa orang gila yang berenang jam dua pagi begini?” “Aku!” jawab William dengan lantang. “Cepatlah! Kalau kamu tidak ikut aku akan menahan gajimu selama enam bulan.” “Apa itu bukan termasuk pelanggaran?” protes Giff pada William yang lebih dulu berjalan meninggalkan kamar hotelnya setelah membuat ‘keributan.’ “Akan saya adukan ke kementerian ketenagakerjaan kalau Anda menahan gaji saya!” Meski kesa
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

164. Lara Tak Teridentifikasi

Lilia melihat William yang berlutut dan memeluk Keano. “Papa,” sebut Keano dengan suara yang gemetar. Ia jatuhkan kepalanya di bahu bidang William saat air matanya tumpah menjadi muara di pipi. “Keano kangen Papa,” katanya dengan tersedu-sedu. Bukan hanya Keano saja yang menangis, William pun juga. Pria itu pun menjatuhkan dagunya ke bahu kecil Keano. Kedua lengan kekarnya merengkuh tubuh kecil Keano sehingga ia hilang dalam dekapannya. Suara baritonnya yang kemarin didengar oleh Lilia kembali terdengar siang hari ini saat ia membalas anak lelakinya itu. “Papa juga kangen Keano,” ucapnya. “Papa pikir Papa sudah tidak akan pernah bisa bertemu dengan kamu lagi.” Kalimatnya sederhana tetapi mengobrak-abrik hati Lilia yang berdiri dan menjadi penonton di sana. Ia terenyuh, lewat ucapan itu saja ia tahu bahwa mereka berdua saling merindukan. Mengingat Keano yang selama ini juga tak hanya sekali atau dua kali menanyakan ‘Apakah Papa masih lama datangnya’—hal yang kemarin pun ditan
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

165. Perihal Senja Memerihkan

Jika tak merasakan cairan hangat memenuhi dan membingkai matanya, mungkin Lilia akan terus membiarkan Wiliam menjabat tangannya sepanjang sisa hari. Ia perlahan menarik tangannya saat membalas, “A-Anda sudah mengenal dan menyebut nama saya dengan benar kemarin,” katanya. “Lilia Zamora, seperti yang Anda ketahui.” Ia lalu menunduk untuk menghindari sepasang iris gelap William yang sejak tadi terus menatapnya tanpa henti. “Ekhem!” Suara Giff berdeham dari samping kanan William. Pemuda itu pasti sedang berusaha mencairkan kecanggungan dengan menghampiri Keano. “Halo,” sapanya seraya berlutut di hadapan Keano dan mengisyaratkan agar mereka melakukan tos. “Halo Uncle Giff,” balas bocah kecil itu. “Uncle kangen juga dnegan kamu, Keano.” Tepat setelah ia selesai bicara, Keano pun memeluknya. “Keano juga kangen.” “Apa kabar, Jagoan?” “Baik,” balasnya saat Giff melepas pelukannya. “Apakah Uncle menjaga Papa dengan baik?” Pemuda itu mengangguk, “Tentu saja ….” Ia lalu berdiri saat W
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

166. Mata Tak Bisa Berdusta Bahwa Kau Terluka

“O-Opa Alaric?” ulang William setelah ketegangan dari rangkaian kisah yang dikatakan oleh Keano itu perlahan surut. “Iya, Pa. Opa yang menyelamatkan kami,” jawabnya. “Opa datang dengan Paman Zain dan membawa kami masuk ke mobilnya untuk pergi dari sana.” Lilia tak tahu apa yang membuat pria itu menjatuhkan kedua bahunya penuh dengan kelegaan. Sepertinya apa yang disampaikan oleh Keano telah memenuhi keingin tahuannya terhadap satu hal. William lalu menoleh padanya, merasa bodoh karena harus Keano yang mengatakan semua itu, bukan bibirnya sendiri. “M-maaf,” katanya. “Sekali lagi saya minta maaf karena tidak ingat dengan kejadian itu, siapa Keano atau siapa Anda. Tuan Alaric mengatakan bahwa ingatan saya sepertinya berhenti pada lima tahun yang lalu karena saya tidak tahu jika Nona Ivana sudah menikah dan memiliki anak.” William memberikan anggukan samar yang sama dengan senyumnya. “Tidak apa-apa,” jawabnya. “Aku juga tidak memaksamu untuk mengingat, Lilia. Aku sudah sangat b
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

167. Sang Maestro

“Bagaimana bisa Tuan Alaric dan Pak Zain sudah di sini lebih dulu?” tanya Giff dari belakang William saat Lilia lebih dulu masuk melewati gerbang bersama dengan Keano. William pikir, Giff pasti penasaran karena ia masih belum tahu duduk perkaranya Pemuda itu masih belum tahu bahwa orang yang menyelamatkan Lilia dan Keano pada hari kebakaran vila adalah Tuan Alaric dan Zain. “Seperti yang pernah kita sebelumnya, Giff,” jawab William dengan berbisik, menoleh pada Giff yang berdiri di sebelah kanannya. “Bahwa ada orang yang membantu Lilia dan Keano saat kebakaran itu. Orang itu adalah Papa Alaric. Tadi Keano cerita kalau mereka berhasil pergi dari sana dan bertemu dengannya. Dia maestro-nya.” Giff tercenung mendengar penjelasan singkat itu. “Artinya selama ini Tuan Alaric tahu di mana Nona dan diam saja sekalipun melihat Anda seperti mayat hidup?” tanggap pemuda itu. “Pasti ada tujuannya, kendalikan dirimu.” William berjalan lebih dulu meninggalkan Giff untuk menyusul Lilia
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

168. Tak Sengaja Turun Ranjang

Mendadak William kebas, untuk sesaat bibirnya terpasung bisu hingga ia mengucap, “S-sungguh?” tanyanya. “Sungguh Lilia adalah Leonora?” Jika benar begitu ... secara tak sengaja artinya Ivana telah mewariskan pernikahan turun ranjang? Sebuah kebetulan luar biasa yang tak pernah ia sangka sebelumnya. “Iya,” jawab Tuan Alaric dibersamai dengan anggukannya. “Alasan aku menyembunyikan Alya adalah karena dia saksi kunci peristiwa kenapa Lilia menjadi anak angkatnya.” “Kenapa, Pa?” “Jika kemarin Gretha berniat mencelakai Lilia, lebih dari dua puluh tahun yang lalu Bertha mencelakai istriku dan meminta orang suruhannya untuk mencari Leonora kecil sampai ketemu,” jawabnya. “Alya yang menjadi saksi bagaimana Bertha menghalalkan segala cara untuk bisa menjadi Nyonya keluarga Roseanne.” Satu demi satu jawaban berhasil didapatkan oleh William. Rupanya semuanya tak sesederhana yang ia bayangkan bahwa menghilangnya Lilia dan Keano itu hanya sebatas tak bisa ditemukan, tetapi ada peristiwa pel
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

169. Bukan Hanya Partner Dalam Kejahatan

Sakit sekali … Sesak di dadanya mendesak hingga ia seperti lupa bagaimana caranya bernapas. Seberkas ingatan itu membuat tubuhnya seperti terombang-ambing di tengah laut yang tak bertepi. Ia menunduk dan tanpa sadar air matanya menetes. Ia meremas dadanya erat-erat, berharap rantai yang melilitnya itu teruraikan. Ia ingin ingat semuanya, melihat William dan matanya yang dihancurkan badai membuat Lilia ingin mengakhiri semua itu. Tapi jika itu terjadi, siapkah ia dengan segala sesuatunya? *** William duduk di kursi dan menunduk menatap layar ponselnya yang menyala. Ia tersenyum saat melihat fotonya bersama dengan Keano dan Lilia yang kini tak perlu lagi ia tangisi. Ia menyentuh layar ponsel itu dan menuju ke sebuah kontak yang ia tambahkan ke pintasan layar paling depannya. Kontak milik Lilia yang ia beri nama [L’amour de ma vie] yang berarti cinta dalam hidupku. Yang senantiasa ia kirim pesan sekalipun saat itu William tahu tak akan pernah mendapat balasan. William masih ser
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

170. Lilia-ku, Aku Tak Sabar Bertemu Lagi

“Baik, Tuan,” jawab Giff dengan patuh. Ia menerima ponselnya kembali dari William dan bertanya, “Apakah percakapan dengan Tuan Alaric tadi berakhir dengan baik?” William mengangguk, ia katakan apa-apa saja yang tadi didengarnya dari Tuan Alaric, bagaimana pria paruh baya itu berusaha melindungi Lilia, Keano dan Alya. Atau tentang siapa Lilia sebenarnya yang tak lain adalah seorang Nona muda keluarga Roseanne. Hingga siapa yang memiliki motif paling besar untuk menyulut api di vila miliknya satu hari sebelum pernikahannya digelar. “Anda benar bahwa Tuan Alaric memiliki alasan yang kuat,” katanya. “Artinya, kita memiliki penyokong yang juga memiliki tujuan yang sama untuk membuat kejahatan Gretha serta ibunya itu terungkap, bukan?” “Iya,” jawab William. “Ada banyak aset yang dikelola oleh Gretha dan ibunya yang pasti sekarang pelan-pelan diambil kembali oleh Papa,” ucapnya menuturkan praduga. “Tuan Alaric akan berjibaku mengamankan hak-hak milik Nona Lilia di sana sementara kita
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status