Jika tak merasakan cairan hangat memenuhi dan membingkai matanya, mungkin Lilia akan terus membiarkan Wiliam menjabat tangannya sepanjang sisa hari. Ia perlahan menarik tangannya saat membalas, “A-Anda sudah mengenal dan menyebut nama saya dengan benar kemarin,” katanya. “Lilia Zamora, seperti yang Anda ketahui.” Ia lalu menunduk untuk menghindari sepasang iris gelap William yang sejak tadi terus menatapnya tanpa henti. “Ekhem!” Suara Giff berdeham dari samping kanan William. Pemuda itu pasti sedang berusaha mencairkan kecanggungan dengan menghampiri Keano. “Halo,” sapanya seraya berlutut di hadapan Keano dan mengisyaratkan agar mereka melakukan tos. “Halo Uncle Giff,” balas bocah kecil itu. “Uncle kangen juga dnegan kamu, Keano.” Tepat setelah ia selesai bicara, Keano pun memeluknya. “Keano juga kangen.” “Apa kabar, Jagoan?” “Baik,” balasnya saat Giff melepas pelukannya. “Apakah Uncle menjaga Papa dengan baik?” Pemuda itu mengangguk, “Tentu saja ….” Ia lalu berdiri saat W
Last Updated : 2025-01-26 Read more