บททั้งหมดของ Satu Malam Bersama Adik Suamiku: บทที่ 91 - บทที่ 100

142

Bab 91: Harapan Baru

Pada suatu malam yang tenang, ketika suasana ruang tamu hanya ditemani cahaya lampu yang lembut, Adrian mengambil sebuah kotak kecil dari laci meja. Ia memandang kotak itu sejenak, ragu-ragu, sebelum akhirnya memberikannya kepada Ayla dengan tangan yang sedikit gemetar.“Apa ini?” tanya Ayla, alisnya menggambarkan rasa penasaran yang dalam.“Silakan dibuka,” ujar Adrian, senyumnya sembunyi di balik keraguan yang masih tersisa.Perlahan, Ayla membuka kotak tersebut dan matanya terpaku pada sebuah liontin perak berbentuk hati yang bersinar. Di tengah liontin itu, ukiran kecil "Harapan Baru" menggema janji yang belum terucap.“Adrian...” suara Ayla tercekat oleh kekaguman dan kejutan. “Ini sangat indah.”Adrian memandang Ayla dengan mata yang penuh kelembutan.“Aku sadar kita masih punya banyak hal untuk diselesaikan, dan perjalanan ini mungkin tak akan selalu mulus. Namun, aku ingin kau tah
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-17
อ่านเพิ่มเติม

Bab 92: Kehadiran Orang Tua

Di ruang tamu yang nyaman, percakapan mengalir dengan lembut dan hangat. Awalnya, mereka berbagi cerita tentang hal-hal sepele—cuaca yang cerah, taman kecil di halaman rumah, dan bunga lavender yang baru saja Ayla tanam dengan penuh cinta.Namun, seiring waktu, seperti yang sudah Ayla duga, pembicaraan mulai menyentuh topik yang lebih berat."Ayla," ucap Pak Haris dengan suara penuh kelembutan, bersandar pada sofa yang empuk. "Kami hanya ingin memastikan, apakah kamu benar-benar yakin dengan keputusanmu ini?"Ayla menarik napas dalam, matanya berbinar-binar karena keputusannya. "Ya, Ayah. Aku yakin sekali. Aku mengerti ini mungkin sulit untuk dipahami, tetapi aku merasa... hidupku kini terasa lebih indah."Bu Lina, dengan mata yang penuh kasih sayang, menatap putrinya. "Tapi sayang, meninggalkan Bram dan memulai lembaran baru dengan Adrian... ini bukan hanya tentang kamu, lho. Apakah kamu yakin ini yang terbaik untuk semua pihak?"Ayla menund
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-17
อ่านเพิ่มเติม

Bab 93: Kecemburuan Tersembunyi

"Bram," sapa Ayla dengan suara lembut, saat pria itu muncul di hadapannya, berdiri dengan postur yang tegap namun sedikit ragu."Ayla," Bram membalas dengan senyum yang tampak hati-hati, seolah-olah memilih kata-kata dengan saksama. "Kamu tampak... lebih bercahaya sekarang."Senyum Ayla merekah, meski hanya sekilas, sebelum ia mengangguk pelan. "Aku merasa begitu. Hidupku kini terasa lebih damai."Bram memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, matanya menyapu wajah Ayla dengan pandangan yang rumit dan sulit diartikan. "Aku senang mendengarnya. Kamu benar-benar pantas mendapatkan kedamaian itu."Kata-katanya mengalir tulus, namun Ayla tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan kecanggungan yang masih tersisa di antara mereka. Ia bermain-main dengan cincin kecil di jari manisnya, sebuah kebiasaan lama yang muncul kembali saat kegugupan menghampiri."Bagaimana kabarmu?" Ayla mencoba memecah keheningan yang sempat terbentang di antara mereka.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-18
อ่านเพิ่มเติม

Bab 94: Pertengkaran Pertama

Malam itu, gemericik hujan yang turun dengan lebat seakan berpadu dengan denyut ketegangan yang terasa di ruang tamu. Ayla berdiri di samping jendela, jemarinya lembut menyusuri tirai, mencari secercah ketenangan dari kegaduhan alam di luar.Di kejauhan, Adrian terlihat tenggelam dalam duduknya di sofa, tubuhnya condong ke depan, siku bertumpu pada lutut, matanya muram, penuh dengan gelora emosi yang belum tercurah.“Adrian, aku tak mengerti mengapa hal ini menjadi begitu pelik,” kata Ayla dengan nada lelah namun tetap berusaha tenang.Adrian menoleh dengan tatapan yang tajam, seolah bisa menembus hati Ayla. “Pelik? Ayla, aku melihat cara dia memandangmu di acara itu. Dan aku merasa, kau... kau belum sepenuhnya melepaskan dia.”Ayla berbalik, alisnya naik satu tingkat. “Apa maksudmu? Sudah berapa kali aku katakan, tidak ada yang terjadi antara aku dan Bram.”“Namun kau tak menyangkal, bukan? Bahwa masih ada
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-18
อ่านเพิ่มเติม

Bab 95: Pelukan yang Menenangkan

Keesokan paginya, suasana di rumah mereka terasa jauh lebih hangat dan menenangkan. Ayla sedang asyik menyiapkan sarapan di dapur ketika Adrian mendekatinya dari belakang dengan langkah yang hampir tak terdengar.Dengan lembut, ia memeluknya dari belakang, menempatkan dagunya di atas bahu Ayla yang membuat wanita itu tersenyum simpul."Ada yang spesial hari ini?" tanya Ayla, melirik Adrian lewat sudut matanya."Tidak ada yang spesial, hanya ingin mengucapkan terima kasih," sahut Adrian dengan nada suara yang hangat memenuhi ruangan. "Aku benar-benar bersyukur kamu ada di sini, bersamaku."Ayla tertawa pelan, suaranya merdu seiring dengan tangan Adrian yang masih melingkar di pinggangnya. "Aku juga bersyukur, Adrian. Selalu ada alasan untuk bersyukur setiap kali aku bersamamu."Sepanjang hari itu, percakapan mereka mengalir lebih deras dari biasanya. Mereka berbagi kecemasan yang sering menghantui, rintangan masa lalu yang masih membayang, serta bag
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-19
อ่านเพิ่มเติม

Bab 96: Janji untuk Masa Depan

Setelah menikmati sarapan yang hangat, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah. Langit tampak cerah dan angin pagi membawa kesejukan yang menggembirakan.Mereka melangkah di sepanjang jalan setapak yang dinaungi oleh pepohonan yang rindang, tangan mereka saling menggenggam erat. “Aku merasa lebih ringan,” ucap Adrian, memecah kesunyian yang sempat menggantung. “Sepertinya, aku belum pernah merasa setenang ini sebelumnya.”Ayla menoleh ke arah Adrian, senyumnya lembut dan penuh pengertian. “Itu karena kita akhirnya berbicara dengan jujur satu sama lain. Kadang-kadang, hal-hal kecil seperti itu bisa membuat perbedaan yang besar.”Adrian mengangguk perlahan, kemudian menghentikan langkahnya. Ia menarik Ayla ke bawah salah satu pohon besar, membiarkan mereka berdiri di bawah naungan daun-daun yang bergerak lembut tertiup angin.“Aku ingin mengatakan sesuatu,” ujarnya, menatap mata Ay
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-19
อ่านเพิ่มเติม

Bab 97: Mimpi Masa Depan

Pada hari yang dipenuhi cahaya itu, Adrian dan Ayla menghabiskan waktu berlarut-larut dalam pembicaraan tentang mimpi dan harapan yang merekah di antara mereka.Adrian, dengan langkah ringan, mengajak Ayla menyusuri taman kecil yang bersembunyi tepat di sudut rumah mereka, tempat dimana pepohonan rindang merayakan kedamaian, melindungi mereka dari terik matahari yang semakin berani.Dalam pelukan bayangan daun-daun yang berdesir lembut, mereka pun menetapkan hati di atas bangku kayu tua, melanjutkan percakapan yang seakan-akan menjadi awal dari suatu petualangan yang lebih luas dan mendalam.“Lalu, bagaimana jika kita bicara tentang rumah impian kita?” usul Adrian, kepala sedikit miring, menampilkan senyum yang sarat akan rasa penasaran.Ayla merenung sejenak, kemudian melontarkan jawabannya dengan penuh pertimbangan, “Aku menginginkan sebuah rumah yang sederhana, namun dipenuhi dengan kehangatan dan cinta. Mungkin, di belakang rumah ada
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-20
อ่านเพิ่มเติม

Bab 98: Keberanian Menghadapi Dunia

Setelah beberapa jam perjalanan, Adrian dan Ayla akhirnya tiba di rumah keluarga Adrian yang besar dan megah. Taman luas yang mengelilingi rumah itu tampak rapi dan menyegarkan mata. Tempat inilah yang menjadi saksi bisu dari awal mula kisah mereka.Sekarang, dengan napas penuh tekad, mereka kembali untuk memulai babak baru.Dengan langkah yang terkesan santai, Adrian membuka pintu gerbang. Namun, Ayla dapat merasakan ketegangan yang menyelimuti bahu Adrian. Ia pun meraih tangan Adrian, menggenggamnya dengan erat, memberikan dukungan yang tak terucapkan.Adrian menoleh dan tersenyum tipis, “Terima kasih,” bisiknya halus.Mereka melanjutkan langkah ke dalam halaman. Suara langkah kaki mereka di jalan setapak yang berbatu terdengar bergema, memecah keheningan. Ketika sampai di pintu depan, pintu tersebut terbuka perlahan, mengungkap sosok yang menjadi inti dari konflik mereka—Bram.Bram berdiri dengan postur yang tegap, mengenakan k
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-20
อ่านเพิ่มเติม

Bab 99: Memaafkan Diri Sendiri

Ruang tamu di rumah besar keluarga Adityo bergema dengan obrolan yang hangat dan penuh keakraban. Aroma masakan Jawa yang memikat bercampur aduk dengan suara denting peralatan makan dan tawa riang yang sesekali pecah di meja makan.Pada hari itu, keluarga Adityo berkumpul kembali, menghidupkan tradisi yang telah lama mereka pelihara. Namun kali ini, pertemuan tersebut mempunyai makna yang lebih dalam bagi Ayla dan Adrian.Ayla berdiri dengan anggun di dekat pintu, merapikan gaunnya yang elegan. Napasnya terasa sedikit berat, namun ia menyembunyikannya di balik senyum hangat yang tak pernah pudar dari wajahnya. Di sampingnya, Adrian dengan lembut menepuk punggungnya, memberikan semangat."Kita pasti bisa melalui ini bersama," bisik Adrian, suaranya penuh dengan ketenangan dan kepastian.Ayla memalingkan wajah, menatap mata Adrian. Dalam kilauan matanya, Ayla menemukan sumber kekuatan yang selama ini ia cari. Ia mengangguk pelan, erat menggenggam tangan Adr
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-21
อ่านเพิ่มเติม

Bab 100: Cinta yang Menguatkan

Malam itu, setelah makan malam yang penuh gelak tawa namun juga tegang, Ayla melangkah keluar menuju teras untuk menikmati hembusan udara segar.Cahaya lampu taman yang lembut menerangi seluruh halaman, menciptakan suasana yang menenangkan, sangat berbeda dengan ketegangan yang mungkin masih terasa di dalam rumah.Dia berdiri di sana, membiarkan pandangannya melayang ke langit yang dipenuhi bintang, sambil mencoba menenangkan debaran di dadanya yang belum juga reda.“Berat, ya?” suara Bram tiba-tiba terdengar, memecah kesunyian malam.Ayla terkejut, tetapi dia berusaha keras untuk tidak memperlihatkan kekagetannya. Ia menoleh dan melihat Bram berdiri beberapa langkah di belakangnya, wajahnya kini terlihat lebih lembut, meski masih ada gurat kelelahan yang tersembunyi di matanya.“Ya,” jawab Ayla dengan suara yang jujur, namun lembut. “Tapi aku sudah tahu ini tidak akan mudah.”Bram melangkah mendekat, berd
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-21
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
89101112
...
15
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status