บททั้งหมดของ Satu Malam Bersama Adik Suamiku: บทที่ 101 - บทที่ 110

142

Bab 101: Saling Percaya

Hari itu, mereka berdua memilih untuk menghabiskan waktu di taman kecil yang selalu mereka anggap sebagai sudut paling istimewa di kota ini. Pohon besar yang menjadi penjaga taman itu masih berdiri dengan gagah, daun-daunnya berbisik rahasia lewat desau angin.Adrian menggelar tikar kecil yang dibawanya, sementara Ayla membawa keranjang yang isinya cukup untuk menyenangkan siapa saja yang menikmatinya."Rasanya sudah berabad-abad kita tidak melakukan ini," ungkap Ayla sambil lembut menyebarkan tikar itu di bawah naungan pohon.Adrian hanya mengangguk, menemani duduk di sampingnya. "Iya, kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memusingkan omongan orang lain. Tapi hari ini, yang ada hanya kita berdua."Mereka berdua duduk bersisian, meresapi kedamaian yang telah lama tidak mereka rasakan di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang mereka jalani. Ayla membuka keranjangnya, mengeluarkan dua sandwich yang telah ia siapkan dengan penuh cinta.Adrian tidak
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

Bab 102: Mimpi yang Bersanding

“Enggak, aku juga udah mau pulang,” ujar Rita dengan nada yang terburu-buru. Ia meneguk kopinya sekali lagi sebelum berdiri. “Aku titip Ay, ya, Dian.”Adrian mengangguk, memperhatikan langkah Rita yang menjauh sebelum akhirnya duduk di kursi yang ditinggalkan. Ayla tetap diam, matanya tertuju ke arah jalanan kecil di depan mereka, penuh dengan pikiran.“Aku bawa ini,” Adrian akhirnya membuka suara, mengangkat beberapa lembar kertas yang dipegangnya. “Sketsa rumah... yang kemarin kamu ceritakan.”Mata Ayla berbinar, seolah ada cahaya hangat yang menyelimuti wajahnya. “Kamu serius bikin itu?”“Tentu. Kamu pikir aku cuma dengar-dengar aja?” Adrian mengeluarkan selembar kertas dan meletakkannya di meja kecil di antara mereka. Di atas kertas, tergambar sketsa sederhana sebuah rumah dengan taman kecil di depan, serta ruang tengah yang luas tanpa banyak sekat.“Ini ruang keluarg
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

Bab 103: Ujian Kehadiran

Petang itu, langit membuka tirainya lebar-lebar, membiarkan hujan turun berderai. Di dalam ruang tamu yang tenggelam dalam keheningan, suara gemericik air yang berdentang di atas genting membawa kesunyian yang lain.Ayla bersimpuh di sofa kecil, memeluk tubuhnya yang terbungkus sweater abu-abu—satu ukuran terlalu besar. Di genggaman tangannya, cangkir cokelat panas beruap, meski ia hanya memandanginya, tanpa sekali pun meneguk.Adrian memasuki ruangan, mengibaskan payungnya yang basah dan meletakkannya di sudut dekat pintu. Wajahnya tampak segar karena sentuhan udara dingin, namun ada bayang berat yang terselip di antara rautnya. “Apa yang terjadi?” Ayla bertanya, kepala miring, cangkirnya kini terletak di meja.Adrian menghela napas dalam, seolah mengumpulkan keberanian, sebelum duduk menghadap Ayla. Rambutnya yang masih lembap memberi kesan lebih muda, namun matanya berkata lain, serius. “Aku bertemu Sofia hari ini,”
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 104: Teguran Kesetiaan

Malam itu, Adrian muncul di depan pintu rumah Ayla seperti rutinitas yang telah mereka jalani bersama. Kali ini, suasana hati Ayla terasa berbeda, lebih hening dari biasanya.Dia terduduk lemas di sofa, mata sayu menatap ke angkasa, sementara segelas teh di tangannya tampak tak tersentuh, seolah menunggu hangatnya kembali."Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Adrian, sambil duduk di sampingnya, suara penuh kehangatan.Ayla menoleh dengan perlahan, lalu dengan suara yang bergetar pelan, dia berkata, "Aku bertemu Sofia hari ini."Adrian, tampak terkejut, alisnya mencerminkan kebingungan. "Apa yang dia katakan padamu?"Senyum pahit terukir di bibir Ayla, matanya berkaca-kaca, "Dia bilang kamu mungkin masih menyimpan perasaan untuknya. Benarkah itu?"Adrian dengan cepat meraih tangan Ayla, menggenggamnya dengan penuh keyakinan. "Tidak, Ay. Perasaanku padanya sudah lama hilang.""Tapi dia mengatakan ingin memperbaiki segala kesalahannya,
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 105: Pengorbanan dalam Keheningan

Dalam perjalanan pulang yang terasa lebih lama dari biasanya, Ayla bersemayam di pojok jendela mobil Adrian. Dengan tangan terlipat rapi di pangkuan dan pandangan mengarah ke luar, ia seperti tenggelam dalam lautan pikirannya yang bergelora. Di sekitarnya, dunia berlalu cepat, namun hatinya seakan berhenti.Setelah menimbang kata-kata dengan berat, Adrian memecah keheningan yang terbentang di antara mereka. “Ayla, aku mengakui kesalahanku dan sangat menyesal. Namun, tolong, berikan aku kesempatan untuk menjelaskan bahwa perasaanku terhadap Sofia tidak lebih dari sekedar profesional.”Dengan suara yang tetap datar, Ayla belum siap untuk menjawab.Adrian melanjutkan, penjelasannya semakin tergesa-gesa, “Pertemuan itu tidak sengaja, Ayla. Sofia yang mendatangi kantor dengan sebuah proposal kerja sama. Sungguh, aku tidak memiliki alasan untuk menolaknya begitu saja.”Ayla hanya berbisik lirih, nyaris tidak terdengar. “Tapi kamu s
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-24
อ่านเพิ่มเติม

Bab 106: Melangkah ke Babak Baru

Petang itu, Adrian dan Ayla melangkah bersama di sebuah taman kecil yang terletak tidak jauh dari rumah Ayla. Angin musim semi yang sepoi-sepoi membawa wangi bunga-bunga yang baru saja mekar, mengisi udara dengan kesegaran yang memikat.Mereka berdua berjalan dengan langkah yang santai, menyesuaikan ritme kaki mereka sehingga terasa sinkron dan tanpa terburu-buru.“Dia pergi,” ucap Adrian tiba-tiba, sambil menghentikan langkahnya di tengah jalan setapak.Ayla membalikkan badan, matahari yang mulai condong ke barat menciptakan siluet pada wajahnya yang tampak bertanya-tanya. “Siapa, Ad?”“Sofia. Dia telah meninggalkan kota ini,” jawab Adrian, nada suaranya tetap tenang, namun terdengar ada semacam kelegaan yang tidak bisa disembunyikan.Ayla tidak langsung menjawab. Ia hanya mengangguk pelan, matanya kembali tertuju pada jalan setapak di depan, seakan mencari sesuatu di sana. Ada gumpalan perasaan yang sulit diura
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-24
อ่านเพิ่มเติม

Bab 107: Persiapan Pernikahan

Hari-hari berikutnya, Ayla dan Adrian tenggelam dalam persiapan pernikahan kecil mereka.Semua dipilih dengan sederhana namun penuh makna—gaun putih tanpa ornamen berlebihan, undangan yang hanya diberikan kepada keluarga dan sahabat dekat, serta dekorasi yang menonjolkan keindahan bunga segar daripada kemewahan artifisial.Malam itu, di ruang tamu Ayla yang hangat, beberapa katalog makanan tersebar di atas meja. Adrian membolak-balik halaman sebuah katalog dengan ekspresi serius, alisnya berkerut seolah-olah sedang memikirkan keputusan yang sangat penting.“Aku bingung, Ay. Pilih ayam saus mentega atau daging lada hitam?” tanyanya sambil menunjuk dua pilihan dengan jari telunjuk.Ayla tertawa kecil dan menyandarkan kepalanya di bahu Adrian. “Kamu lebih stres milih menu makanan daripada aku waktu pilih gaun, tahu nggak?”Adrian ikut tersenyum, lalu menoleh menatap Ayla dengan lembut. “Aku cuma nggak mau ada yang k
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-25
อ่านเพิ่มเติม

Bab 108: Dukungan Penting dari Sahabat

Namun, kesulitan finansial bukan satu-satunya tantangan yang mereka hadapi. Keluarga Bram, terutama ibunya, mulai menunjukkan ketidaksukaan terhadap rencana pernikahan itu.Ketegangan semakin terasa ketika, suatu siang, Ayla menerima telepon dari ibu Bram. Suara di ujung telepon terdengar tegas, hampir tak memberi ruang untuk membantah."Ayla, kamu tahu apa yang kamu lakukan ini salah," suara perempuan paruh baya itu terdengar dingin dan menusuk, membuat hati Ayla bergetar.Ayla menggenggam ponselnya erat, mencoba menjaga suaranya tetap tenang meski dadanya terasa sesak. "Bu, saya dan Adrian sudah memutuskan ini bersama. Kami tidak berniat menyakiti siapa pun, tapi ini hidup kami."Nada di ujung telepon berubah semakin tajam. "Kamu pikir keluarga kami akan menerima semua ini begitu saja? Kamu menghancurkan keluarga ini, Ayla!"Ayla menarik napas panjang, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang. Suaranya bergetar ketika ia menjawab, "Saya ti
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-25
อ่านเพิ่มเติม

Bab 109: Persiapan Pernikahan Semakin Dekat

Malam itu, Adrian bergabung dengan mereka di rumah Ayla. Ia membawa sekotak kue kecil dari toko roti favorit mereka, aroma manisnya segera memenuhi ruangan. Wajah Adrian terlihat lelah, tetapi senyumnya tetap hangat, memancarkan rasa nyaman yang membuat suasana menjadi lebih akrab.“Aku dengar kalian berdua sudah selesai pilih bunga?” tanya Adrian sambil menyodorkan piring kecil berisi kue kepada Rita. Nadanya ringan, tetapi matanya memperhatikan dengan penuh perhatian.Rita mengangguk antusias, rona semangat terpancar di wajahnya. “Sudah dong! Aku dan Ayla pilih bunga yang paling cantik, tapi tetap hemat. Jadi, kamu nggak perlu khawatir soal anggaran.”Adrian tertawa kecil, nada tawanya rendah namun penuh kehangatan. Ia kemudian menatap Ayla, matanya dipenuhi cinta yang seolah tak ada habisnya. “Aku tahu kalau kalian berdua yang urus, pasti hasilnya bagus.”Ayla membalas tatapan itu dengan senyum lembut, tetapi segera
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
อ่านเพิ่มเติม

Bab 110: Pernikahan yang Menyentuh Hati

Pagi itu, sinar matahari menembus lembut melalui dedaunan di taman kecil yang menjadi saksi janji suci Ayla dan Adrian. Hembusan angin membawa aroma segar dari bunga mawar putih dan baby breath yang menghiasi setiap sudut taman, menciptakan suasana yang damai dan hampir magis.Burung-burung berkicau riang, seakan menyambut awal dari perjalanan baru yang akan segera dimulai.Ayla duduk di sebuah ruang rias mungil di restoran yang menjadi tempat acara mereka. Gaun putih sederhana yang ia kenakan memeluk tubuhnya dengan sempurna, dihiasi renda halus di ujungnya, dan potongan leher berbentuk hati yang menonjolkan kelembutannya.Rambutnya ditata dalam sanggul rendah yang dihiasi bunga kecil-kecil, hasil pilihan teliti dari Rita, sahabatnya. “Sudah siap?” suara lembut Rita memecah keheningan, sementara tangannya sibuk memperbaiki sapuan terakhir riasan di wajah Ayla.Ayla menatap pantulan dirinya di cermin. Sepasang mata penuh harapan m
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
910111213
...
15
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status