บททั้งหมดของ Satu Malam Bersama Adik Suamiku: บทที่ 121 - บทที่ 130

142

Bab 121: Keajaiban di Tengah Kegelisahan

Malam itu, hujan turun dengan lembut, seolah-olah langit juga ingin turut merayakan momen penting ini. Tetesan air di jendela rumah sakit menciptakan melodi yang tenang, mengiringi detik-detik yang menegangkan di ruang persalinan.Ayla terbaring lemah di ranjang, kulitnya memucat namun sorot matanya menunjukkan keberanian yang tak tergoyahkan. Di sampingnya, Adrian duduk setia, menggenggam tangan Ayla dengan penuh kasih, berusaha meneruskan kekuatan melalui sentuhan hangatnya."Kamu sungguh kuat, Ay," bisik Adrian dengan suara yang bergetar lembut. Meskipun ia mencoba untuk terdengar tenang, rasa khawatirnya tak bisa ia sembunyikan. "Aku di sini bersamamu. Kita akan melewati semua ini bersama."Ayla mengambil napas dalam, berusaha keras mengatasi rasa sakit yang menghantamnya tanpa henti. Pandangannya bertemu dengan mata Adrian yang penuh kehangatan dan dukungan, memberikannya kekuatan."Aku tahu. Selama kamu di sampingku, aku yakin aku bisa," jawabnya de
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
อ่านเพิ่มเติม

Bab 122: Kebahagiaan yang Melengkapi

Malam itu, setelah gelak tawa tamu telah surut dan kedamaian kembali merajai, Adrian menemukan ketenangan di atas kursi, menggendong Aruna yang terhanyut dalam mimpi. Dari sudut ranjang, Ayla mengamatinya, senyum hangat menghiasi wajahnya yang damai.“Tahukah kamu, Ay,” bisik Adrian lembut sambil membelai pipi mungil Aruna, “rasanya aku baru benar-benar mengenal makna hidup sekarang. Keberadaan kalian berdua... kalian adalah nafas dan langkahku di dunia ini.”Ayla merentangkan tangan, sementara Adrian menyambutnya dengan genggaman yang penuh kekuatan dan kelembutan. “Sekarang kita memiliki segalanya, Adrian,” ujarnya dengan suara yang bergetar lembut. “Cinta yang telah membawa kita sejauh ini, dan sekarang hadir pula sinar baru yang menyempurnakan hari-hari kita.”Adrian menatap dalam ke arah Ayla, matanya berkilauan. “Aku berjanji, Ay. Akan ku lindungi kalian selalu. Kamu dan Aruna adalah segalaku.”
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
อ่านเพิ่มเติม

Bab 123: Memperjuangkan Keluarga

Kehadiran Aruna telah membawa kisah Ayla dan Adrian ke sebuah lorong cinta yang lebih dalam dan hangat. Mereka berdua belajar menganyam kebersamaan, bertukar dukungan dalam setiap hela napas kehidupan mereka. Pada suatu pagi yang cerah, setelah malam yang penuh percakapan dan tawa, Adrian terlihat sibuk di dapur. Dengan gerak yang ringan, ia menata sarapan yang sederhana: dua piring berisi roti panggang hangat dan telur ceplok yang kuningnya masih meleleh, di atas meja makan.Lalu, dengan sebuah senyum yang menenangkan, ia duduk di hadapan Ayla yang sedang menggendong Aruna dalam pelukannya."Memang bukan sarapan mewah, tapi semoga bisa memberi kita energi sampai tiba waktu makan siang nanti," canda Adrian dengan tawa renyah yang menular.Ayla menatap piring di depannya, matanya berbinar karena rasa syukur. "Ini sudah lebih dari cukup, Adrian. Kamu memang selalu tahu bagaimana cara menjaga kami dengan baik."Sambil meraih tangan Ayla yang lem
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
อ่านเพิ่มเติม

Bab 124: Terbaik Untukmu

Adrian semakin terbenam dalam kerja kerasnya sehari-hari. Kebutuhan keluarga kecilnya yang terus berkembang mendorongnya untuk mengambil proyek tambahan di kantor. Ia sering pulang larut malam, dan tak jarang, tugas-tugas kantor terpaksa ia bawa pulang ke rumah.Pada suatu malam yang lembut, saat Adrian melangkah masuk ke rumah, ia mendapati Ayla sudah terlelap di sofa, dengan Aruna yang masih bayi terbungkus hangat dalam pelukannya. Di samping mereka, terdapat tumpukan pakaian bayi yang telah terlipat dengan rapi atas meja kecil.Adrian menarik napas dalam, mencium lembut puncak kepala Ayla sebelum ia dengan hati-hati mengangkat Aruna untuk menidurkannya di boks bayinya. Kemudian, kembali ke sofa, ia menutupi Ayla dengan selimut tipis."Kamu juga terlalu memaksakan diri, Ay," bisik Adrian pelan, seolah-olah Ayla dapat mendengarnya dalam tidurnya.Namun, beban pekerjaan mulai meninggalkan bekasnya pada Adrian. Ia menjadi lebih tertutup, walaupun ia berusa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-05
อ่านเพิ่มเติม

Bab 125: Memaafkan Masa Lalu

Hujan rintik-rintik turun lembut di luar jendela rumah kecil Ayla dan Adrian, menambah kedamaian yang menyelimuti suasana. Aruna, bocah kecil mereka, tengah terlelap di dalam boksnya, meninggalkan Ayla dan Adrian menikmati kehangatan secangkir teh di ruang tamu mereka.“Kamu perhatikan Aruna tadi?” ucap Ayla dengan senyum yang mengembang perlahan. “Dia mulai mencoba berguling sendiri, lho.”Adrian terkekeh, matanya bersinar menunjukkan rasa bangga yang tak tersembunyi. “Anak kita tumbuh begitu cepat ya. Kayaknya baru kemarin dia lahir.”Ayla mengangguk, pandangannya lembut tertuju ke arah boks bayi di sudut ruangan. “Setiap detik bersamanya itu berharga, Adrian. Aku bersyukur kita bisa menikmati momen-momen ini bersama-sama.”Adrian meraih tangan Ayla, menggenggamnya dengan erat. “Aku juga, Ay. Bersamamu dan Aruna, rasanya aku sudah memiliki segalanya.”Tiba-tiba, suara ketukan pintu memec
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-06
อ่านเพิ่มเติม

Bab 126: Menjaga Komitmen

Malam itu, ketika Bram berpamitan untuk pulang, Ayla dan Adrian berdiri di ambang pintu, melepas kepergiannya dengan senyuman yang hangat."Terima kasih ya, sudah mampir," ucap Ayla dengan nada yang penuh ketulusan.Bram memandang mereka berdua, kemudian memberikan senyum kecil yang mengandung makna dalam. "Terima kasih kalian sudah memberiku kesempatan untuk datang. Semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian berdua," katanya lembut.Setelah Bram melangkah menjauh, Adrian menutup pintu dan menghela napas dalam-dalam. Dia menoleh ke arah Ayla, yang masih menggendong Aruna dengan penuh kasih."Kamu baik-baik saja?" tanya Adrian, suaranya penuh kepedulian.Ayla mengangguk, lalu menatap Adrian dengan senyuman yang merekah manis. "Aku merasa lega sekarang. Rasanya seperti beban yang selama ini menekan kita, akhirnya terangkat," ungkapnya.Adrian mengangguk paham, lalu menggenggam tangan Ayla erat. "Aku juga merasakan hal yang sama, Ay. Mungkin in
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-06
อ่านเพิ่มเติม

Bab 127: Rutinitas Penuh Ujian

Hari itu, dengan keputusan yang telah dipadu-padankan sejak semalam, mereka bertiga memilih untuk menyerahkan diri pada keindahan taman kota. Adrian, dengan gitarnya yang setia, memainkan beberapa melodi sederhana yang melengkapi tawa Aruna.Gadis kecil itu menari-nari, lincah dan riang, membuat Ayla sejenak melupakan segala kekhawatiran yang seringkali mengusik hatinya."Ah, inilah hidup yang selalu kubayangkan," gumam Ayla, hampir tidak terdengar, saat pemandangan itu memenuhi penglihatannya. Kata-kata yang meluncur begitu saja dari bibirnya itu ternyata cukup untuk membuat Adrian menghentikan petikan gitarnya.Ia menoleh, mata mereka bertemu, dan dengan penuh kelembutan ia berkata, "Dan aku akan berjuang, agar mimpi ini tidak pernah berakhir."Ayla hanya bisa terpaku, matanya berkaca-kaca, tanda pengertian dan juga rasa takut akan masa depan yang tidak mungkin lepas dari cobaan dan gangguan, khususnya yang mungkin datang dari Bram. Malam itu, setelah A
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-07
อ่านเพิ่มเติม

Bab 128: Terlalu Sibuk Sendiri

Hari demi hari mengalir dengan ritme yang serupa, diwarnai oleh pagi yang sibuk, siang yang dipenuhi dengan pekerjaan, dan malam yang selalu berakhir dengan kelelahan. Di antara keramaian itu, hubungan Ayla dan Adrian mulai terasa seperti sebuah mesin yang tak kenal lelah.Meskipun cinta masih bersemayam di antara mereka, rutinitas sehari-hari mulai memudarkan kilau kisah mereka.Suatu malam, setelah keheningan menyelimuti Aruna dalam tidurnya, Ayla menemukan dirinya tenggelam dalam kesunyian di atas sofa, sebuah buku terbuka di pangkuannya. Di sudut lain ruangan, Adrian terpaku pada layar laptopnya, alisnya mengerut dalam tumpukan pekerjaan yang tak pernah berakhir.Ayla menatapnya sejenak, memperhatikan betapa lelahnya garis-garis di wajah Adrian."Sudah lama sekali kamu terlihat sangat sibuk," ujar Ayla dengan suara yang lebih halus dari biasanya, memecah keheningan yang telah lama terbentuk.Adrian menoleh, tersenyum pahit. "Iya, maaf ya. Ada b
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-07
อ่านเพิ่มเติม

Bab 129: Mimpi yang Tertunda

Malam itu, Ayla duduk di ruang tengah, sambil menghangatkan diri dengan secangkir teh. Kedamaian menguasai rumah—Aruna sudah terlelap di kamarnya, sementara Adrian baru saja selesai mandi setelah menjalani hari yang penuh di kantor.Di depannya, tergeletak buku sketsa dengan beberapa desain interior yang telah lama tidak ia sentuh, suatu hobi yang terpaksa ia tinggalkan demi mengurus rumah dan keluarga.Ayla memainkan pensil di tangan, menggambar garis demi garis yang perlahan-lahan memunculkan bentuk ruang tamu bergaya modern. Matanya berkilau melihat hasil karyanya, tetapi tidak lama kemudian, sorot matanya mengendur.Sudah lima tahun berlalu sejak ia menggantungkan mimpinya sebagai desainer interior untuk mengabdikan diri penuh pada keluarga.Kini, dengan Aruna yang sudah semakin besar, kerinduannya pada dunia profesional kembali menggelora, namun diiringi rasa bersalah yang tak kalah kuat.Langkah kaki Adrian terdengar mendekat. Muncul da
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-08
อ่านเพิ่มเติม

Bab 130: Dukungan Kuat dari Adrian

Hari-hari yang berlalu semakin terasa hangat dengan kesibukan baru yang dijalani Ayla. Dengan semangat yang tak pernah pudar, ia membagi waktunya antara menggarap desain, mengasuh Aruna, dan menjalin kehangatan dalam hubungan bersama Adrian.Meskipun terkadang melelahkan, Ayla merasakan bahwa setiap detik dalam hidupnya kini semakin berarti dan penuh warna.Namun, seperti irama lagu yang tak selalu merdu, tantangan hidup pun tak pernah berhenti menghampiri. Suatu malam, ketegangan tergambar jelas di wajah Ayla yang duduk termenung di meja makan, matanya tertuju pada layar laptop yang menyala.Proyek pertamanya sebagai desainer freelance semakin mendesak, sementara di sisi lain, tangis Aruna yang memanggil-manggil ibunya dari kamar tidur menambah kerumitan malam itu.Tepat saat itu, Adrian yang baru saja pulang dari kantor segera mengambil alih situasi. "Kamu fokus saja pada desainmu, Ay. Biar aku yang menenangkan Aruna," ujarnya sambil melepas jaket kerja
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-08
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
101112131415
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status