All Chapters of Satu Malam Bersama Adik Suamiku: Chapter 141 - Chapter 150

176 Chapters

Bab 141: Cobaan Keuangan

Malam itu, atmosfer di rumah kecil mereka terasa berbeda. Biasanya, suara tawa Aruna atau celoteh ringan Ayla dan Adrian mengisi setiap sudut ruang tamu. Namun, malam ini, keheningan merayap masuk, seolah membawa bayangan yang berat dan tak terhindarkan.Adrian duduk termenung di meja makan, wajahnya tertunduk, tersembunyi di antara kedua tangannya yang kuat. Selembar kertas dengan tulisan yang rapi dan kecil tergeletak tak berdaya di depannya—laporan keuangan yang baru saja diterimanya dari kantornya.Ayla, berdiri di ambang pintu dapur, memperhatikan suaminya dengan cemas."Adrian?" suaranya terdengar lirih, seolah takut untuk memecah keheningan yang menggantung di udara.Adrian mendongak, matanya terlihat lelah, mencerminkan beban yang ia pikul. Ia memaksakan senyum, meski bibirnya sedikit gemetar. "Hey, Ay. Kamu belum tidur?"Ayla mendekat, menarik kursi dan duduk di seberangnya. "Bagaimana aku bisa tidur kalau kamu terlihat begitu tertek
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 142: Bersama dalam Ujian

Adrian tiba di rumah sore itu dengan langkah gontai. Sekilas pandang, Ayla sudah bisa menangkap duka yang tergurat di wajahnya. Sebelum suara Adrian sempat memecah kesunyian, Ayla menyambutnya dengan senyum yang hangat dan lembut."Kamu kelihatan lelah, Sayang. Aku sudah siapkan sayur lodeh kesukaanmu, mungkin bisa mengusir sedikit kepenatanmu," ujarnya sambil menarik Adrian ke meja makan.Adrian hanya mengangguk perlahan, kemudian mendekati Ayla dan memeluknya erat. Dalam dekapan itu, Ayla mengusap punggung Adrian, memberikan kelembutan yang menjadi penawar lelahnya. "Terima kasih, Ay," bisik Adrian dengan suara yang serak dan penuh emosi.Malam itu, mereka duduk bersantap bersama, dengan Aruna yang manis terlelap di pangkuan Adrian. Meski kesedihan masih menggelayut di hati Adrian, Ayla mulai berbicara mengenai beberapa ide cemerlang untuk mengatur keuangan mereka lebih baik lagi."Bagaimana kalau kita mulai dengan memasak lebih sering di rumah? Saya ju
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 143: Kerja Keras Tanpa Henti

Hari-hari mereka berjalan dengan penuh semangat, meski kerap dipadati dengan pekerjaan yang menuntut tenaga dan pikiran. Namun, setiap kesulitan itu seolah terkikis oleh interaksi kecil yang membawa keceriaan.Adrian, misalnya, seringkali membawa pulang kue favorit Ayla setiap kali ia lembur, sebuah kejutan manis yang selalu dinanti. Sementara itu, Ayla pun tak ketinggalan menunjukkan perhatian.Diam-diam, ia sering menyisipkan catatan kecil berisi kata-kata semangat dalam dompet Adrian yang akan dibacanya sebelum memulai hari.Suatu sore yang cerah, ketika Ayla sedang asyik menyetrika dan sesekali memandang Aruna yang bermain riang di atas karpet, terdengar ketukan di pintu. Rita, sahabatnya, datang mengunjungi dengan tas belanjaan yang besar dan mencuri perhatian."Ada apa dengan semua ini, Rit?" tanya Ayla, alisnya bertaut penasaran.Dengan senyum yang berarti, Rita membuka tasnya dan mulai mengeluarkan aneka paket makanan serta keperluan bayi.
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 144: Pencapaian yang Membanggakan

Pada malam yang penuh gemerlap cahaya bulan, mereka merayakan suasana hati yang ceria dengan sajian makan malam yang hangat di sudut nyaman rumah mereka.Ayla, dengan tangannya yang mahir, mempersiapkan hidangan istimewa yang terdiri dari nasi uduk harum, ayam goreng krispi, dan sambal merah kesukaan Adrian yang selalu sukses menggoyang lidah. Sebuah lilin kecil bernyala tenang di tengah meja, memancarkan sinar lembut yang menambah keintiman malam itu.Adrian, dengan langkah ringan, menggendong Aruna yang sudah berganti piyama ke dalam pelukannya, mengajaknya berbincang dalam bahasa candaan anak-anak sambil menunggu Ayla menyelesaikan sihirnya di dapur."Dengar, Aruna," bisik Adrian lembut, "Papa mendapat promosi hari ini. Itu berarti nanti kita bisa membeli banyak mainan baru untukmu, sayang." Mata Aruna yang bulat memancarkan kilauan penuh keajaiban, seolah dia memahami setiap kata. Tawa kecilnya yang menggemaskan membuat Adrian ikut tergelak.Setelah A
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 145: Aruna yang Beranjak Besar

Di ruangan yang hangat beraroma bubur ayam, Adrian sudah menanti dengan dua mangkuk bubur menguap di meja makan. Pagi itu, kemeja kerjanya terpasang setengah hati, dasinya melingkar tak sempurna. Sinar mata Adrian berbinar saat Aruna melangkah ke dalam, menghambur semangat pagi."Ah, siapkah anak papa berpetualang di sekolah hari ini? Ayo, duduk dan santap bubur ini, agar tenagamu melimpah!"Aruna, dengan lincahnya, naik ke kursi yang sudah terbiasa menopang kecilnya, mencengkeram sendok dan mulai menyantap bubur dengan penuh antusias. Sementara itu, Adrian memperhatikan Ayla yang tengah menuangkan teh di dapur. Ia mendekat, memperbaiki simpul dasinya yang kusut."Kamu ingat kan, hari ini ada rapat orang tua murid?" bisik Adrian, setengah bertanya.Ayla membalas dengan senyuman yang menyimpan seribu arti, "Sudah tercatat di benakku sejak minggu lalu, tak mungkin aku lupa."Adrian mengangguk, lega. "Bagus sekali. Kalau ada apa-apa tentang Aruna, cer
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 146: Menjadi Orang Tua yang Baik

Di malam yang sunyi, ketika Aruna telah terlelap dalam mimpi, Ayla dan Adrian duduk berdampingan di teras rumah mereka. Cahaya lampu-lampu kecil berkelap-kelip, menerangi halaman dengan lembut dan menciptakan atmosfer yang begitu hangat dan akrab.“Tahu nggak, Ay,” Adrian memulai percakapan sambil menggenggam tangan Ayla, “menyaksikan Aruna tumbuh dan berkembang membuat aku menyadari betapa besar pengaruh kita dalam hidupnya. Setiap tindakan kita, baik itu baik atau kurang tepat, selalu membekas dalam pembentukannya.”Ayla menoleh, matanya menatap Adrian dengan penuh rasa syukur dan kehangatan. “Memang kita tidak sempurna, Adrian, tapi aku percaya kita adalah orang tua yang paling tepat bagi Aruna.”Senyum menghias wajah Adrian, ia kemudian mencium tangan Ayla dengan lembut. “Dan aku yakin, masa depan Aruna akan cerah, karena dia memiliki kita berdua, kamu dan aku.”Mereka terdiam, saling menatap, merasakan
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 147: Ilmu dari Buah Hati

Ketika sesi selesai, Adrian dan Ayla berjalan ke tempat parkir dengan tangan bergandengan. Malam itu, udara terasa sejuk, mengusap wajah mereka dengan kelembutan.  “Aku sangat menikmati kelas tadi,” ujar Ayla dengan mata berbinar saat menatap Adrian.  “Sama, Aku juga,” sahut Adrian dengan nada reflektif. “Baru tersadar, ternyata selama ini aku lebih fokus pada ‘apa yang benar’ daripada mendengar apa yang Aruna rasakan.”  Ayla tersenyum, mengeratkan genggaman tangan Adrian. “Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, Adrian. Aku yakin Aruna mengerti itu.”  Adrian menghentikan langkahnya, menarik Ayla agar berhadapan dengannya, tangannya lembut di kedua bahu istrinya. “Tahukah kamu, Ay? Aku selalu kagum dengan caramu menjadi ibu yang sabar dan penuh cinta. Aku belajar banyak dari kamu setiap hari.”  Kata-kata itu membuat Ayla terdiam sejenak, matanya me
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 148: Pelajaran dari Anak

Setelah menikmati sarapan yang hangat, keluarga kecil itu memutuskan untuk menghabiskan pagi mereka di taman yang teduh, berdekatan dengan rumah mereka. Adrian, dengan semangatnya, menggenggam bola kecil untuk bermain bersama Aruna, sang buah hati yang selalu ceria.Sementara itu, Ayla, membawa tikar piknik dan sebuah novel yang sudah lama tergeletak di rak buku—kini ia bertekad untuk mulai membacanya.Di rerumputan taman, Aruna tak sabar berlari mendahului yang lain, mengajak ayahnya bermain lempar tangkap.Sementara Adrian sibuk dengan bola, Ayla memilih sebuah tempat teduh di bawah pohon, membuka halaman pertama bukunya, namun matanya sesekali masih mencuri pandang ke arah putri kecilnya yang bermain riang."Papa, tangkap ini!" teriak Aruna dengan penuh semangat, melemparkan bola sekuat tenaga. Bola itu meluncur jauh, membuat Adrian harus berlari untuk menangkapnya."Aruna, sudah Papa bilang untuk tidak melempar bola terlalu keras, kan?" t
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 149: Pengorbanan Kecil yang Berarti

Malam itu, butir-butir hujan merajut kenangan di kaca jendela rumah kecil tempat Ayla dan keluarganya berlindung. Di ruang tamu yang nyaman, Ayla tengah asyik menambal baju yang sedikit longgar di bagian lengan.Sudut ruangan menjadi saksi bisu Aruna yang leka dengan sketsa warna-warni di buku gambarnya, tiap garis dan warna seolah hidup di bawah sentuhan jemarinya yang lincah.Di saat yang sama, Adrian, sang kepala rumah tangga, baru saja mengakhiri hari yang panjang. Ia membuka pintu dengan lembut, menggantungkan jasnya yang basah kuyup di rak dekat pintu, dan mengintip ke dalam ruang tamu."Papa pulang!" seru Aruna dengan semangat yang memecah kesunyian malam, berlari meninggalkan buku sketsanya menuju pelukan ayahnya.Adrian, dengan tawa kecilnya, mengangkat Aruna ke udara. "Lagi asyik apa, Nak? Kok tampak sibuk sekali?" tanya Adrian, rasa penasaran bercampur gembira terpancar dari suaranya."Sedang gambar pohon besar dan rumah kita, Pa!" Aruna
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 150: Saat untuk Istirahat

Beberapa hari setelah mereka menikmati ketenangan, saat mereka tengah bersantai di ruang tamu yang hangat, Rita tiba-tiba muncul dengan langkah gembira.  "Jadi, Adrian, kabarnya kamu sudah pensiun dari dunia futsal, ya?" tanya Rita sambil menyesap kopinya yang wangi.  Adrian tersenyum seraya menoleh ke arah Ayla, "Benar sekali. Aku memutuskan untuk mengalokasikan waktu itu untuk sesuatu yang lebih berarti."  Rita mengangguk, matanya bersinar penuh kekaguman. "Jarang-jarang aku mengatakannya, tapi Ayla benar-benar beruntung memiliki kamu di hidupnya."  Ayla, yang merasa pipinya memanas, segera mencubit lengan Rita pelan. "Ah, jangan mulai lagi, Rit."  Namun Rita hanya tertawa, "Aku serius, kok. Aku bisa melihat betapa bahagianya dia sekarang, dan itu pasti berkat kamu, Adrian."  Mengalihkan pandangannya kepada Ayla, Adrian berkata dengan lembut, "Aku juga yang beruntung. Ayla bukan hanya istri yang luar bia
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
PREV
1
...
131415161718
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status