All Chapters of Satu Malam Bersama Adik Suamiku: Chapter 161 - Chapter 170

176 Chapters

Bab 161: Kebahagiaan yang Menenangkan

Malam itu, langit dihiasi bintang-bintang yang berkelap-kelip seperti berlian di atas kain hitam. Adrian duduk di balkon rumah mereka, memandangi pemandangan langit malam yang tenang. Secangkir teh hangat ada di tangannya, uapnya mengepul lembut ke udara malam.Dari dalam rumah, terdengar suara tawa ringan Ayla yang sedang asyik berbincang dengan Aruna di kamar.“Papa, aku mau tidur dulu ya. Besok jangan lupa dongeng sebelum tidur, ya!” suara Aruna memecah keheningan. Adrian menoleh, tersenyum melihat putri kecilnya yang berdiri di ambang pintu balkon, wajahnya berseri-seri meski matanya sudah memerah karena kantuk.“Aku janji, Sayang. Selamat tidur,” jawab Adrian dengan lembut, membungkuk untuk mencium kening Aruna yang hangat. Aruna berlari kecil menuju kamarnya, meninggalkan Ayla yang kini berdiri di ambang pintu.Cahaya bulan membingkai wajahnya yang damai, rambutnya terurai alami, dan senyum kecil yang menghiasi bibirnya.
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 162: Menghadapi Masa Tua Bersama

Pagi itu, cahaya matahari membelai lembut halaman belakang rumah kecil mereka, menciptakan aura kedamaian yang menggantung di udara. Ayla, duduk santai di bangku kayu, tenggelam dalam keindahan bunga melati yang mekar sempurna.Ia menggenggam erat secangkir teh melati; aroma hangatnya mengudara, membawa ketenangan. Adrian, dengan langkah ringan, muncul dari dalam rumah, membawa dua buku kecil. Senyuman yang merekah di wajahnya seolah mengumumkan kedatangan hari baru yang cerah.“Lihat siapa yang sudah siap untuk merangkai masa depan?” sapa Adrian seraya mengambil tempat di sisi Ayla. Ayla menoleh, senyum tipisnya merefleksikan kelembutan pagi itu. “Kamu bawa buku catatan ini lagi? Rasanya kita sudah merencanakan cukup banyak, Adrian.”Dengan seulas senyum yang mengandung arti, Adrian menyerahkan salah satu buku kepada Ayla. “Ini bukan hanya tentang rencana, Ay. Ini adalah kanvas untuk melukis impian kita. Ayo kita abadi
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 163: Cinta yang Menjadi Warisan

Aruna tengah asyik duduk di meja makan, kepalanya sedikit condong sambil asyik menggoreskan pensil di buku sketsanya. Di sampingnya, Ayla dengan penuh ketelatenan memotong buah segar untuk camilan sore mereka.Dari ruang tamu, sayup-sayup terdengar suara televisi yang menyiarkan berita, dimana Adrian tampak rileks tergelar di sofa.“Bunda, menurutmu gambar ini bagus nggak?” Aruna memotong keheningan, sambil mengangkat lembaran sketsanya itu tinggi-tinggi.Ayla menoleh, matanya berbinar melihat gambar simpel yang menggambarkan tiga sosok—dua orang dewasa dan seorang anak—yang berdiri ceria di depan rumah kecil yang dikelilingi taman bunga. “Wah, ini bagus sekali, Sayang,” puji Ayla, sambil tersenyum lebar. “Ini kita semua, kan?”Aruna mengangguk gembira. “Iya, Bunda. Ini kita: Bunda, Papa, dan aku, di rumah kita yang hangat ini.”Ayla beranjak mendekati Aruna, mengecup puncak kepalanya deng
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 164: Merangkai Kenangan

Cahaya temaram dari lampu meja menciptakan suasana hangat di ruang keluarga. Di atas karpet berbulu krem yang terasa lembut di kulit, Ayla duduk bersila, tangannya sibuk menyusun foto-foto kenangan ke dalam album kulit berwarna cokelat tua.Senyumnya sesekali muncul, tipis namun penuh makna, meski matanya kerap berkaca-kaca saat melihat kembali serpihan-serpihan memori yang tergambar di foto-foto itu."Adrian, coba lihat ini," panggilnya sambil mengangkat sebuah foto polaroid yang sudah mulai memudar di tepinya.Adrian, yang baru saja datang dari dapur dengan membawa secangkir teh hangat, menghampiri dengan langkah tenang. Rambutnya sedikit berantakan, memberikan kesan santai yang begitu khas. "Foto apa itu?" tanyanya sambil duduk di samping Ayla.Ia meletakkan cangkir tehnya di atas meja kecil di dekat mereka, aroma teh melati perlahan memenuhi ruangan.Ayla menunjuk foto itu dengan jari telunjuknya, senyumnya merekah samar. "Ini waktu kita naik k
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 165: Melihat Kebahagiaan Anak

Matahari sore menyelimuti halaman belakang rumah mereka, memantulkan rona keemasan yang lembut pada setiap sudut. Ayla berdiri di dekat meja kayu besar yang dihiasi rangkaian bunga mawar putih dan lilin kecil yang mulai menyala, menambah suasana hangat nan intim.Jemarinya sibuk merapikan serbet linen di atas piring porselen, sementara sesekali ia menyelipkan rambut ke belakang telinga, memastikan tidak ada helai yang jatuh menghalangi pandangan."Sayang, apa semuanya sudah siap?" suara Adrian terdengar dari arah pintu belakang, lembut namun cukup untuk memecah keheningan senja. Pria itu muncul dengan kemeja putih, lengan panjangnya digulung hingga siku, memberikan kesan santai tapi tetap berkelas.Di tangannya, nampan berisi gelas-gelas anggur gemerlapan di bawah sinar temaram."Hampir selesai," Ayla menjawab dengan senyum yang tak mampu disembunyikan, matanya berkilau memancarkan rasa bahagia. "Aruna akan datang sebentar lagi. Aku ingin semuanya terliha
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 166: Melepaskan dengan Bangga

 Malam itu, setelah Aruna dan Ivan pulang, Ayla dan Adrian duduk di sofa ruang keluarga. Lampu temaram memancarkan cahaya lembut, menciptakan suasana yang tenang namun penuh kehangatan. Adrian meraih tangan Ayla, menggenggamnya dengan erat seolah ingin memastikan bahwa momen ini nyata.“Kita berhasil, Ay,” ujarnya pelan, hampir seperti bisikan. Nada suaranya sarat dengan rasa bangga dan haru. “Aruna tumbuh menjadi wanita hebat. Dan itu semua karena kamu.”Ayla menoleh, menatap wajah suaminya. Ada sorot mata yang menyiratkan kebahagiaan bercampur kelegaan di sana. “Bukan cuma aku, Adrian. Kita berhasil karena kita melakukannya bersama,” jawabnya, suaranya terdengar tegas meski lembut.Adrian tersenyum, senyum yang mengandung seribu makna. Ia mendekatkan wajahnya, lalu mencium kening Ayla dengan penuh kasih. “Aku nggak bisa bayangkan hidup ini tanpa kamu,” katanya.Ayla tidak menjawab, hanya memba
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 167: Malam Penuh Kenangan

Malam itu, Ayla duduk di teras belakang rumah, memandang langit bertabur bintang yang berkilauan seperti permata. Sebuah selimut tebal melilit tubuhnya, melawan udara malam yang dingin menggigit. Di tangannya, secangkir teh hangat tergenggam, tetapi ia tak meminumnya.Tatapannya kosong, seakan pikirannya sedang meniti jalan panjang menuju tempat yang jauh.Adrian muncul dari dalam rumah dengan secangkir kopi hitam di tangannya. Tanpa berkata apa-apa, ia duduk di sebelah Ayla, menghela napas pelan seolah ingin menyelami keheningan bersamanya. Matanya memandang ke arah langit yang sama, sejenak menikmati keindahan bintang-bintang.Setelah beberapa saat, Adrian akhirnya memecah kesunyian dengan suara yang lembut, hampir seperti bisikan.“Kamu kangen?” tanyanya, menoleh sedikit ke arah istrinya.Ayla tak segera menjawab. Ia hanya mengangguk pelan, matanya masih menatap ke atas. “Tentu saja,” katanya akhirnya. “Rasanya baru k
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 168: Momen dalam Kedamaian

Hari itu berlalu dalam kehangatan yang sederhana, namun begitu membekas di hati. Setelah sarapan bersama—ritual pagi yang selalu mereka nikmati dengan tawa kecil dan obrolan ringan—Ayla mengusulkan ide untuk mencoba resep baru yang ia temukan di buku masak lamanya.Adrian, yang awalnya ragu, akhirnya setuju untuk ikut terjun ke dapur.“Duh, ini kayaknya kebanyakan gula, deh,” keluh Adrian sambil mengaduk adonan kue dengan raut penuh keraguan.Ayla tertawa kecil, melirik suaminya dengan tatapan geli sembari tangannya cekatan memotong cokelat hitam. “Nggak apa-apa, kalau terlalu manis, kita kasih aja ke anak-anak tetangga. Mereka pasti suka.”Adrian mengangguk pelan, meski garis ragu di keningnya belum juga sirna. Ia mencuri pandang ke arah Ayla, yang tengah sibuk bekerja dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. "Kamu tahu nggak, Ay? Ada satu hal lagi yang bikin aku bangga selain Aruna."Ayla berhenti sejenak, alisn
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 169: Tantangan Terakhir

Sesampainya di rumah, Adrian langsung mengantar Ayla ke kamar. Dengan penuh perhatian, ia merapikan bantal dan menyelimuti tubuh istrinya yang tampak kelelahan. Ayla hanya bisa tertawa kecil, senyumnya menghangatkan suasana."Din, aku bukan anak kecil," ucap Ayla lembut, tangannya menyentuh pipi Adrian dengan kehangatan yang membuatnya sejenak terhenti.Adrian mendekat dan duduk di tepi tempat tidur. Tatapannya penuh kasih. "Aku tahu kamu bukan anak kecil. Tapi kamu istriku, Ay, dan aku akan selalu memastikan kamu baik-baik saja."Nada suaranya—tenang namun tegas—membuat Ayla terdiam. Ia meraih tangan Adrian, menatapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kamu tahu, Din? Aku nggak pernah merasa seaman ini sebelumnya. Terima kasih karena selalu ada untukku."Adrian tersenyum lembut. Ia membawa tangan Ayla ke bibirnya, mengecupnya dengan perlahan. "Aku nggak akan pernah pergi, Ay. Kita sudah melewati banyak hal bersama. Nggak ada yang bisa mem
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 170: Perpisahan Menguatkan

  Adrian terdiam. Tatapannya mengabur, diselimuti emosi yang terus ia tahan agar tak tumpah. "Ay, aku nggak mau membicarakan itu sekarang," ucapnya pelan, nyaris berbisik."Tapi aku perlu kamu dengar, Din," balas Ayla, suaranya tegas namun tetap lembut, seperti angin sore yang menyentuh kulit tanpa melukai. "Aku tahu kamu mencintaiku. Aku tahu kamu rela melakukan apa saja untukku. Tapi, Din, aku juga ingin kamu tahu… kebahagiaanmu penting buatku. Sama pentingnya."Adrian menatap Ayla lama, seolah-olah sedang mencari sesuatu di dalam matanya—sebuah harapan, mungkin. Matanya, yang biasa penuh dengan ketenangan, kini berkilat, dihiasi air mata yang menunggu untuk jatuh."Aku nggak bisa bayangkan hidup tanpa kamu, Ay," gumamnya akhirnya, suaranya nyaris pecah.Ayla tersenyum, walaupun air mata mulai menitik di pipinya. "Aku nggak akan pernah benar-benar pergi, Din. Aku akan selalu ada di sini." Jemarinya perlahan menyent
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more
PREV
1
...
131415161718
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status