All Chapters of Satu Malam Bersama Adik Suamiku: Chapter 151 - Chapter 160

176 Chapters

Bab 151: Menemukan Kebahagiaan dalam Kesederhanaan

Petang itu, sembari Aruna tenggelam dalam lelapnya karena terlalu banyak bermain, Ayla dan Adrian berdua duduk bersimpuh di sofa ruang tamu. Langit di luar jendela berganti rupa, memadukan warna oranye keemasan yang menawan."Dengar, Adrian," suara Ayla terdengar lembut, penuh kehangatan. "Hari ini terasa begitu sederhana, tapi ada kebahagiaan yang ku temukan di sini, di saat-saat tenang seperti ini. Rasanya, kita memang perlu lebih sering menghabiskan waktu bersama seperti ini."Adrian mengulurkan tangan, merangkul Ayla, menariknya lebih dekat. "Saya setuju, Ay. Terkadang, saya terlalu terburu-buru mengejar apa yang disebut pencapaian besar, sampai-sampai lupa bahwa kebahagiaan itu seringkali terletak pada hal-hal kecil, tepat di depan mata kita."Ayla memandang Adrian, senyumnya semakin lembut, "Sungguh, saya senang kita bisa ada di sini, sekarang. Memang kita tak sempurna, tapi bagi saya, kita sudah lebih dari cukup."Adrian mencium kening Ayla, pelan
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 152: Bukti Cinta yang Matang

Malam itu, setelah pintu rumah ditutup lembut di belakang mereka, Aruna nyaris tak sempat menyentuh bantal sebelum terlelap, terbawa mimpi setelah seharian bermain.Di ruang tamu yang diterangi lampu remang, Adrian dan Ayla menemukan kenyamanan di atas sofa, dengan secangkir teh hangat yang mengepul perlahan di tangan mereka."Malam ini, aku ingin kita bicara tentang sesuatu," Ayla memulai percakapan dengan suara rendah, penuh pertimbangan. "Kita jarang sekali membahas tentang apa yang sebenarnya kita impikan untuk masa depan, Adrian."Adrian menoleh, matanya lembut. Ia tersenyum tipis, "Bagiku, keinginanku sangat sederhana, Ay. Aku hanya ingin kita tetap seperti ini; damai, saling mendukung, dan terutama, bahagia bersama."Ayla mengangguk pelan, sepakat dengan setiap kata yang diucapkan Adrian. "Aku dulu selalu mengira bahwa kebahagiaan itu ada di tempat yang jauh, di ambisi-ambisi yang besar. Tapi, sekarang aku tahu, kebahagiaan itu ternyata sederhana,
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 153: Masa Depan yang Terbuka

Malam itu, suasana balkon terasa hangat dan penuh keintiman ketika Aruna telah terlelap dalam dekap mimpi. Ayla dan Adrian duduk berdua, menghadap langit yang dihiasi taburan bintang, serasa dunia hanya milik mereka berdua. Angin malam berhembus lembut, menyapu wajah mereka dengan sentuhan sejuk.“Ayla,” suara Adrian memecah kesunyian yang sempurna, lembut namun mengandung kehangatan. Ayla menoleh, mata mereka bertemu. “Aku tak pernah membayangkan akan memiliki kehidupan seindah ini, Adrian. Dulu, aku merasa terombang-ambing, tapi kau... kau adalah pahlawan yang mengembalikan arah hidupku, memberiku alasan untuk bermimpi lagi.”Senyum Adrian merekah, tangannya mencari dan menggenggam tangan Ayla. “Aku juga, Ay. Sebelum kau datang, hidupku seperti lembaran buku yang kosong. Dan kini, kau telah mengisinya dengan warna-warni cerita. Kau adalah alasan aku bertahan, terus melangkah.”Dengan tatapan yang tergenang emosi
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 154: Berusaha Meraih Mimpi

Sore itu, ketika kesunyian merayapi ruang tamu dan Aruna telah terlelap dalam mimpi, Adrian dan Ayla duduk berdampingan, membuka lembar demi lembar rencana masa depan mereka."Mulai dari mana, ya, Ay?" tanya Adrian sambil membolak-balik halaman buku catatan kecil, mata berbinar menunggu jeda pikiran Ayla.Dengan mata berpendar, Ayla merenung sejenak sebelum menjawab, "Mungkin kita bisa mulai dengan menabung sedikit demi sedikit. Aku juga bisa mencari pekerjaan sampingan lagi, kalau itu membantu."Adrian menatapnya, alisnya mengkerut dalam kekhawatiran. "Aku tidak ingin kamu kelelahan, Ay. Pasti ada jalan lain yang lebih ringan untuk kita."Senyum Ayla merekah, lembut menyentuh lengan Adrian. "Tidak apa, Adrian. Untuk kita, untuk Aruna, aku tidak akan mundur sedikit pun."Kepala Adrian mengangguk, menyimpan kata-kata Ayla dalam hati sekaligus di halaman buku itu; tabungan untuk masa depan Aruna, bisnis kecil, dan sebuah rumah baru yang hangat.
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 155: Merawat Jiwa

Di tengah hiruk pikuk kegiatan komunitas, Ayla merapatkan barisan bersama beberapa wanita tangguh yang sedang asyik mempersiapkan makanan untuk acara amal.Di aula yang semarak tersebut, mereka mengemas paket-paket makanan yang akan segera dihantarkan ke keluarga-keluarga yang membutuhkan bantuan.“Bu Ayla, sungguh berharga kehadiran Anda di sini,” ucap seorang ibu paruh baya yang menjadi pemimpin kegiatan itu, penuh kehangatan.Dengan senyuman yang menyinari wajahnya, Ayla menjawab, “Saya yang berterima kasih, Bu Dewi. Menjadi bagian dari hari ini benar-benar membuat hati saya berbunga.”Di sela-sela kesibukan, cerita-cerita penuh inspirasi terlontar dari mulut para wanita tersebut. Mereka berbagi tentang perjuangan dalam kehidupan sehari-hari, tentang anak-anak yang mereka banggakan, dan tentang kekuatan persaudaraan yang mereka rajut di tengah badai kehidupan.Ayla merasa semakin terpaut; ia menyadari bahwa meskipun kehid
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 156: Dukungan dari Keluarga Besar

Udara pagi yang menari lembut mengelilingi rumah kecil Ayla dan Adrian, menyampaikan pesan bahwa hari ini bukan hari biasa. Kedatangan keluarga besar Adrian sudah di depan mata, membawa getar harap dan gugup ke sudut-sudut rumah yang biasanya dikuasai oleh ketenangan.Di dapur, Ayla bergerak lincah menata sajian, memastikan tidak ada yang kekurangan, sementara Adrian, dengan penuh perhatian, mengatur setiap detail di ruang tamu agar semuanya tampak sempurna.Keriuhan kecil terdengar ketika Aruna, dengan mata berbinar, muncul membawa nampan penuh kukis yang telah ia hias dengan cokelat. "Papa, kira-kira Oma suka nggak ya sama kue yang aku bikin ini?" tanyanya dengan suara yang meluap-luap harap.Adrian membungkuk, matanya memancarkan kebanggaan. "Tentu saja suka, Sayang. Kukis buatan kamu itu selalu juara," ujarnya dengan senyum yang menghangatkan hati.Aruna tertawa, suaranya meluncur ke dapur mencari Ayla. "Bunda, lihat deh, kukisku cantik nggak?" Dia me
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 157: Kebersamaan yang Semakin Kuat

Setelah makan malam, aroma kehangatan masih tergantung manis di udara. Ruangan itu terasa lebih hidup saat beberapa anggota keluarga berkumpul di ruang tamu, mengepulkan cerita dan tawa. Di sudut yang nyaman, Ayla duduk berdampingan dengan Nadia di atas sofa yang empuk.Nadia, dengan gerakan yang lembut, mendekatkan diri.“Ayla,” ujarnya dengan suara yang lembut, memancarkan keikhlasan.Ayla, yang terkejut dengan kedekatan tiba-tiba itu, menoleh dengan raut sedikit bingung. “Ya?”“Hanya ingin kusampaikan, aku benar-benar menghormati keputusanmu bersama Adrian. Tahu nggak? Memang tak mudah, tapi aku melihat bagaimana kamu berdua bekerja keras membangun sarang kecil ini. Dan itu, sungguh mengagumkan,” kata Nadia, senyumnya menyembul tipis namun tulus.Ayla, terharu dengan pengakuan itu, membalas dengan senyuman yang sama ikhlasnya. “Terima kasih, Nadia. Itu sungguh berarti banyak bagiku.”Dari su
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 158: Waktu untuk Pasangan

Petang itu, ketika langit masih terselip warna jingga dan Aruna telah pulang dari sekolah, ketiganya menghabiskan waktu di taman kecil yang bersembunyi di belakang rumah.Adrian yang penuh semangat membawa bola, sementara Ayla dan Aruna memilih bersantai di atas tikar, sibuk memetik bunga-bunga yang bermekaran.Aruna, dengan sorot mata berbinar, berteriak, "Papa, aku mau lempar bola, boleh?" Suaranya membawa gelora keceriaan yang menular.Adrian, dengan senyum lebar, menanggapi, "Lempar saja, tapi pelan-pelan, ya. Ingat, wajah Papa masih trauma kena bola tahun lalu," candaannya mengundang gelak tawa.Tawa kecil Ayla mengalun, menyaksikan interaksi manis itu. Ia tenggelam dalam rasa syukur yang mendalam; momen-momen seperti ini—tanpa drama atau masalah besar—adalah puncak kebahagiaan yang mengisi hatinya dengan penuh.Di malam yang lebih tenang, ketika Aruna telah terlelap di dunia mimpinya, Ayla dan Adrian menemukan waktu berdua mereka
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 159: Memulai Petualangan Cinta

Malam pertama mereka di kelas tari sungguh terasa seperti sebuah mesin waktu yang mengantarkan mereka kembali ke masa muda.Aula yang mungil itu dipenuhi oleh pasangan-pasangan yang lain, beberapa terlihat sungguh-sungguh dalam berlatih, sementara yang lain tampak gugup tak kalah dengan Ayla dan Adrian.“Adrian, aku serius nggak yakin nih,” gumam Ayla dengan suara rendah, berdiri menyandar di pojok ruangan.Dengan senyuman yang menyejukkan, Adrian menoleh dan menatap istrinya. “Percaya saja padaku, ya. Aku nggak akan biarkan kamu terjatuh.”Pelatih tari itu memulai sesi dengan mengajarkan langkah dasar, meminta para pasangan untuk berpegangan tangan. Dengan penuh kelembutan, Adrian meraih tangan Ayla, matanya berbinar penuh keyakinan.“Fokus ke aku, Ay,” bisiknya dengan lembut.Mengangkat wajah, Ayla menatap balik Adrian. Ada kehangatan dalam pandangan matanya yang membuatnya merasa lebih tenang.La
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bab 160: Petualangan Kedua

Merekalah yang tiba di tepi pantai itu, di mana langit biru terbentang begitu luas di atas kepala, dan pasir putih berkilau menyambut langkah pertama mereka dengan hangatnya.Suara deburan ombak yang bergulung lembut seakan menenangkan jiwa, membawa mereka untuk sejenak melupakan hiruk pikuk dunia di luar sana.Ayla dengan segera melepas sandalnya, merasakan kehangatan pasir yang menyentuh telapak kakinya. Dia menoleh ke Adrian, yang tampak tenggelam dalam pandangannya terhadap lautan yang membentang luas, dengan senyum yang merekah di wajahnya.“Rasanya seperti mimpi, bukan?” bisik Ayla dengan nada yang hampir tak terdengar.Adrian menoleh, mengangguk perlahan. “Mimpi yang kini menjadi nyata. Kita berdua di sini, bebas dari segala gangguan.”Mereka melangkah bersama menyusuri garis pantai, membiarkan angin laut menyapa wajah mereka dengan sentuhan yang sejuk. Sesekali, Ayla berhenti, matahari yang menari di antara jari-jari
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more
PREV
1
...
131415161718
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status