"Bu Ajeng, sadarlah!" Bagas berusaha membangunkan Bu Ajeng dari kondisi tidak sadarnya. Setelah memastikan Bu Ajeng dalam posisi aman, dia segera melepaskan ikatan pada Ratih."Tih, tolong jaga Bu Ajeng. Aku harus segera ke Desa Karangjati untuk memanggil Kyai Ahmad!" ujar Bagas dengan nada panik."Baik, Mas!" Ratih mengangguk, meskipun wajahnya masih diliputi kecemasan.Sebelum melangkah keluar, Bagas menoleh kembali. "Tih, apa pun yang terjadi, jangan melihat mata anak-anak kita. Paham?""I—iya, Mas!" Ratih menjawab dengan suara bergetar.Setelah Bagas pergi, Ratih mencoba menyadarkan Bu Ajeng dengan memanggil namanya berulang kali. Namun, Bu Ajeng tetap diam, tatapannya kosong. Ratih merasa panik; Bu Ajeng adalah tetangga yang baik hati, seorang janda tanpa anak yang tinggal sendirian."Bu Ajeng, sadarlah!" Ratih mengguncang pelan bahu Bu Ajeng, berharap ada respons.Di tengah kepanikannya, Ratih mendengar suara aneh—seperti ketukan pelan di dinding, yang kemudian berubah menjadi s
Huling Na-update : 2025-02-25 Magbasa pa