Home / Horor / Pesugihan Genderuwo / Kabanata 231 - Kabanata 240

Lahat ng Kabanata ng Pesugihan Genderuwo: Kabanata 231 - Kabanata 240

256 Kabanata

231. Flasback

Duk! Duk!"Aku harus menyelesaikan rumah ini!" suara letih Bagas terdengar penuh keputusasaan. Perasaan penyesalan semakin bertambah seiring kayu demi kayu tersusun rapi."Gas, kamu ngapain? Buat apa rumah itu?" seru seorang warga yang menegurnya.Bagas tidak menjawab. Ia tetap fokus pada pekerjaannya. Namun, tiba-tiba matanya menangkap sosok putrinya—Kala—berdiri tak jauh darinya."Apa itu Kala? Ah, nggak mungkin! Kala masih bayi, mana mungkin dia sebesar itu?" gumamnya pelan.Matanya menyipit, berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Namun, dalam sekejap, sosok itu menghilang. Cuaca tiba-tiba berubah mendung. Kilatan petir mulai muncul di langit."Astaga, kenapa tiba-tiba cuacanya begini?" ucapnya sambil mengusap peluh.Tak lama, beberapa warga berlarian ketakutan. Teriakan mereka membuat Bagas ingin tahu apa yang telah terjadi."Pakde, ada apa?" tanyanya pada seorang warga tua."Itu, Pak Dulah tewas di ladangmu!" jawabnya dengan napas memburu.Bagas langsung terdiam. Ia terkejut, matan
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

232. Penyesalan tidak ada habisnya

"Jadi, pagi ini dua orang tewas?"Suara Ratih bergetar saat mendengar cerita Bagas. Dia pun mulai menceritakan apa yang terjadi di dalam rumah—tentang suara langkah berat di luar, bayangan hitam yang berkelebat, dan pria asing yang menghilang tanpa jejak.Bagas tercengang. Jika dikaitkan, cerita mereka seolah saling terhubung. Sesuatu yang tak kasatmata sedang bermain di sekitar mereka."Sebenarnya, untuk apa Mas membangun rumah itu?" tanya Ratih akhirnya, suaranya penuh keraguan.Bagas menghela napas panjang. Ini saatnya. Dia tahu, cepat atau lambat, Ratih harus mengetahui kebenarannya. Dengan berat hati, dia mulai menceritakan peringatan Kyai Ahmad.Ratih mendengarkan dengan seksama. Saat Bagas selesai berbicara, tubuhnya melemas. Dia terduduk di lantai, wajahnya pucat."Jika Kyai sudah mengatakannya... aku nggak punya alasan untuk nggak percaya..." bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar.Bagas menatap Ratih dengan so
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa

233. Mimpi Nyata

"Bu, apa kamu nggak sayang sama kita?"Suara kecil itu menggema di telinga Ratih. Tubuhnya tersentak hebat. Dia menoleh dan melihat kedua anaknya—Jagat dan Kala—berdiri tegap di hadapannya.Tapi ada yang aneh. Mereka tidak lagi sekecil bayi. Tubuh mereka lebih besar, jauh lebih tinggi dari yang seharusnya. Wajah mereka pucat, mata mereka tajam, dan senyuman di bibir mereka... itu bukan senyuman seorang anak."Apa kalian ... Jagat dan Kala?" suara Ratih bergetar, ketakutan menyelimuti hatinya.Mereka tertawa kecil. Namun, tawa itu melengking, nyaring seperti suara besi yang bergesekan."Bahkan Ibu tidak mengenal kami," ucap salah satu dari mereka. Tangannya memegang sesuatu—benda hitam berkilat yang Ratih tak bisa kenali.Ratih mundur selangkah. Tubuhnya gemetar.Ini bukan anak-anaknnya.Dia berbalik dan berlari sekuat tenaga. Namun, langkahnya terasa berat, seolah ada sesuatu yang menariknya kembali. Dia terus b
last updateHuling Na-update : 2025-03-06
Magbasa pa

234. Desas-desus Anak setan

"Kalian sudah dengar belum? Ratih melahirkan!" Suara gemuruh memenuhi warung kopi di sudut desa Karangjati. Warga berkumpul, saling berbisik dan bertukar cerita, seolah membicarakan hal yang lebih menarik daripada panen tahun ini. "Serius? Bukannya Ratih sudah lama meninggalkan Bagas?" "Nah, itu dia yang aneh! Tiba-tiba dia pulang, hamil, lalu melahirkan anak kembar! Bagaimana bisa?" Bagas yang kebetulan sedang melewati warung hanya diam. Dia sudah mendengar banyak bisikan serupa selama beberapa minggu terakhir. Langkahnya tetap tenang, meskipun di dalam dadanya ada bara yang siap menyala. Namun, warga tak berhenti berbicara. "Bagas! Hebat juga, ya, si Ratih bisa hamil!" seru seorang lelaki bertopi caping dengan nada mengejek. Bagas pura-pura tak mendengar. Dia sibuk menyusun kayu di hadapannya, memukul paku dengan keras, berusaha mengabaikan suara-suara yang semakin mendekatinya. Tuk! Tuk! "Gas, gimana bisa Ratih hamil? Bukannya dia sudah lama pergi?" Bagas masih m
last updateHuling Na-update : 2025-03-07
Magbasa pa

235. Mbah Sarni?

Bab XI: Ancaman yang Menghilang“Anda siapa?”Bagas bergegas mengejar Mbah Sarni yang tiba-tiba meninggalkan kerumunan warga. Napasnya memburu, kakinya melangkah cepat di atas tanah yang berdebu. Tatapan matanya tajam, menatap penuh intimidasi ke arah wanita tua itu.Mbah Sarni tidak berhenti. Dia tetap berjalan dengan tenang seolah tak mendengar panggilan Bagas."Tunggu! Jangan pergi! Saya tidak akan membiarkan Anda pergi begitu saja!" seru Bagas keras.Wanita tua itu akhirnya berhenti. Dia berbalik perlahan, dan untuk pertama kalinya, mereka bertemu pandang dalam jarak dekat. Mata Bagas dipenuhi amarah, sementara mata Mbah Sarni kosong, seolah melihat sesuatu yang tak kasatmata.Bagas mendekat, suaranya bergetar karena emosi yang tertahan."Kenapa Anda berbicara seperti itu kepada warga?" suaranya meninggi. "Jelas-jelas Anda tidak ada di sana saat istri saya melahirkan! Anda bahkan baru muncul di desa ini! Apa tujuan A
last updateHuling Na-update : 2025-03-08
Magbasa pa

236. Penghakiman

"Kalian di sini saja, biar aku dan Kadir yang ke Desa Sumberarum!"Seorang warga berkata lantang, bersiap berangkat ke desa tempat Ratih dan anak kembarnya tinggal. Malam semakin larut, dan obor yang mereka bawa menari-nari ditiup angin."Kenapa juga ya Ratih pergi dari Desa Karangjati?" tanya salah seorang warga, suaranya penuh rasa ingin tahu.Kadir, pria yang lebih tua dan cukup dihormati, mendengus. "Kalian ini bagaimana sih? Bagas dan Ratih sudah pisah rumah sejak lama!" Dia menyalakan obornya, cahayanya menerangi wajah seriusnya.Beberapa warga saling berpandangan. Salah satu dari mereka berbisik, "Kurasa karena Bagas sudah nggak kaya lagi."Bisikan itu memicu percakapan."Iya juga, dulu dia hidup berkecukupan. Tapi sekarang?""Kalian masih ingat kan, dulu ada desas-desus kalau Bagas pakai pesugihan?""Benar! Apalagi kakeknya juga pernah dituduh melakukan hal yang sama!"Obrolan itu semakin memana
last updateHuling Na-update : 2025-03-09
Magbasa pa

237. Mbah Sarni adalah Ki Praja?

Bab XII – Rahasia yang Kian Gelap"Mas, kamu ke mana aja?"Ratih menatap tajam ke arah Bagas yang baru saja tiba di rumah. Wajahnya memerah, sorot matanya penuh kemarahan."Kamu tahu nggak sih, Mas? Mereka semua bawa obor dan celurit! Mereka melihat anak kita seperti melihat iblis! Begitu kejamnya!" Ratih naik pitam, suaranya meninggi.Bagas terdiam sejenak. Dia menghela napas berat, jelas ada sesuatu yang mengganjal pikirannya."Maafkan aku, tadi di hutan aku mengalami kejadian aneh," jawab Bagas akhirnya.Ratih tetap cemberut. Dia bahkan tidak tertarik menanyakan kejadian yang dialami Bagas. Tanpa banyak bicara, dia langsung menarik tangan suaminya, menyeretnya ke dalam rumah."Lihat sendiri anak-anak kita!"Saat matanya jatuh pada Jagat, Bagas terkejut. Kulit anaknya tidak seperti biasanya. Ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang tidak seharusnya terjadi."Loh, kenapa dengan Jagat?"Ratih men
last updateHuling Na-update : 2025-03-10
Magbasa pa

238. Teror

"Nak Bagas, kamu harus berhati-hati mulai sekarang!"Bagas mendongakkan kepala. Kejadian seseorang yang dapat mengubah dirinya menjadi Kyai Ahmad membuatnya sulit percaya kepada siapa pun yang ada di pendopo."Bagaimana aku bisa membedakan kalian dengan tipuan?" tanya Feri, yang juga merasakan kebingungan.Bagas mengangguk setuju. "Ya, Kyai! Bagaimana cara membedakannya? Karena tidak ada celah untuk mengetahui yang asli dan yang palsu!"Kyai Ahmad mendekat, lalu membisikkan sesuatu kepada mereka. Setelah itu, beliau memberikan sebuah gelang emas yang akan terlihat hanya ketika mereka membacakan doa. Itu akan menjadi tanda bahwa mereka adalah manusia asli."Gelang ini tidak bisa dilihat oleh orang lain, Bah?" tanya Feri, masih ragu. "Lalu bagaimana dengan yang lain? Apa mereka juga akan diberi gelang seperti ini?"Kyai Ahmad menghela napas, tampak tenang. "Tenang saja! Abah akan memberikannya juga kepada mereka."Saat gel
last updateHuling Na-update : 2025-03-11
Magbasa pa

239. Bayangan Masa lalu

"Apa yang harus ku lakukan sekarang?" Bagas duduk di kursi kayu di depan rumah Ratih, menatap kosong ke arah kegelapan malam. Tangannya terangkat, menyibak lengan bajunya. Mata Bagas membelalak saat melihat bulu halus di lengannya yang semakin lebat dan tebal. Jantungnya berdebar. "Mau dicukur sampai kapan pun, bulu ini selalu tumbuh lebih banyak. Bagaimana sekarang?" gumamnya pelan. Angin malam berembus pelan, membuat helaian bulu di tangannya bergerak perlahan. Bagas meremas ujung bajunya dengan kuat, seolah berusaha menahan gemetar tubuhnya. Kegelisahan di hatinya semakin besar. Dulu, dia masih bisa menyembunyikannya dengan pakaian panjang—baju lengan panjang, celana panjang, bahkan sarung tangan saat bepergian. Tapi kini, tubuhnya semakin sulit dikendalikan. "Sampai kapan aku bisa menutupi ini?" bisiknya. Bagas mengusap wajahnya. Kulitnya terasa kasar, seperti ada sesuatu yang tumbuh di bawah permukaannya. Dia meraba pipinya dan merasakan bulu-bulu halus yang mulai menjalar
last updateHuling Na-update : 2025-03-12
Magbasa pa

240. Rumah singgahan

"Bagas, rumah itu buat anak setanmu, ya?" Suara itu terdengar begitu familiar. Bagas mengernyit. Sejak dulu, mereka—warga desa yang selalu mencaci makinya—tak pernah berubah. Saat dia miskin, mereka menghinanya. Saat dia kaya, mereka tetap merendahkannya. Bagas berusaha mengabaikan mereka. Tangannya sibuk menggergaji kayu, mencoba fokus pada pekerjaannya. "Hei, urus saja hidup kalian sendiri! Jangan ikut campur urusan orang lain!" teriak Bagas. Namun, bukannya pergi, warga malah semakin berani. "Sombong banget! Miskin tapi belagu!" seseorang berteriak lantang. Bagas mengepalkan tangan, mencoba menahan emosi. Namun, kesabarannya kini hampir habis. Matanya yang tadinya cokelat perlahan berubah merah. Dia berdiri, menatap mereka satu per satu. Napasnya mulai memburu, ada sesuatu yang bergolak dalam dirinya. Buk! Tanpa sadar, kepalan tangannya melayang dan mendarat di wajah salah satu warga. Warga yang lain langsung terperanjat. Mereka tak menyangka Bagas akan melawan. "Kurang
last updateHuling Na-update : 2025-03-13
Magbasa pa
PREV
1
...
212223242526
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status