Naura terdiam, napasnya tersengal saat Reval tiba-tiba menarik pinggangnya mendekat. Mata mereka bertemu dalam keheningan yang begitu intens, seperti badai yang siap menghantam kapan saja. Hatinya berdegup kencang, seakan ingin melarikan diri dari dadanya, tetapi tubuhnya membeku, tertahan oleh magnet yang terlalu kuat untuk dilawan. “Pak Reval …,” bisik Naura pelan, suaranya hampir tidak keluar. “Diam,” potong Reval, suaranya rendah dan penuh perintah. “Jangan katakan apa pun.” Sebelum Naura bisa bereaksi, bibir Reval sudah berada di atas bibir Naura. Panas, keras, dan penuh tuntutan. Sentuhan itu menyala seperti api, membakar setiap saraf yang disentuhnya. Ia tidak memberinya waktu untuk berpikir, tidak membiarkannya mempertanyakan apa pun. Bibirnya menguasai, mengeksplorasi, menuntut balasan yang tak bisa dihindari. Naura terhuyung sedikit ke belakang, tetapi lengan Reval yang kuat sudah melingkar di sekeliling pinggangnya, menariknya lebih dalam ke dalam dekapan yang me
Last Updated : 2025-01-13 Read more