Home / Romansa / Godaan Hasrat Pria Misterius / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Godaan Hasrat Pria Misterius: Chapter 41 - Chapter 50

190 Chapters

Bab 41 – Burke's Request

“Camelia?” Hedy menegur Camelia yang baru saja keluar dari ruang kerja Dominic. Tampak kening Hedy mengerutkan keningnya melihat Camelia yang muram seperti tengah memikirkan sesuatu masalah. Entah Hedy bingung ada apa dengan Camelia. Padahal sebelumnya Camelia baik-baik saja. “Hedy?” Camelia membuyarkan lamunannya kala melihat Hedy. Manik mata abu-abu Camelia, mengerjap beberapa kali menatap Hedy yang ada di depannya. Hedy menghela napas dalam. “Apa Tuan Dominic tidak mengizinkanmu pergi sampai membuatmu wajahmu muram seperti ini?” tanyanya menduga. “Dominic mengizinkannku pergi, Hedy,” jawab Camelia pelan dan berusaha untuk tersenyum agar Hedy tak curiga padanya. “Benarkah Tuan Dominic mengizinkanmu pergi denganku?” ulang Hedy memastikan. Pasalnya selama ini Dominic tak mengizinkan Camelia pergi ke mana pun. Camelia mengangguk. “Iya, Dominic mengizinkanku pergi denganmu asalkan lima pengawal menemani kita, Hedy. Dominic juga bilang hanya mengizinkanku satu jam saja. Tidak boleh
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 42 – Your Body is Mine 

Langkah kaki Camelia melangkah dengan pelan memasuki mansion bersama dengan Hedy. Sorot pandang gadis itu melemah, menunjukan jelas kerapuhannya. Pandangan Camelia lurus ke depan, dengan benak yang mengusiknya. Mata Camelia sedari tadi sudah menahan agar tak meneteskan air matanya. Tapi hati Camelia terlalu sakit bagaikan pisau tajam menusuk hingga ke jantungnya. Sejak bertemu dengan Burke, pikiran Camelia selalu terngiang-ngiang akan perkataan ayahnya. Rasa takut, khawatir, cemas, semua melebur menjadi satu. Jauh di dalam lubuk hati Camelia terdalam, Camelia tak bisa melakukan apa yang diminta oleh ayahnya. Tetapi di sisi lain, Camelia rasanya tak mungkin membantah apa yang telah ayahnya katakan padanya. “Camelia?” panggil Hedy kala mendapati Camelia yang tengah melamun. “Camelia?” Hedy kembali memanggil Camelia saat Camelia tak kunjung menjawabnya. “Ah, iya, Hedy?” Camelia membuyarkan lamunannya. “Apa yang kau pikirkan?” Kening Hedy mengerut dalam, menatap bingung Camelia. “Ken
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 43 – Finding Out

Dominic menatap Camelia yang tertidur pulas di ranjangnya. Gadis itu terlelap dalam pelukannya, meringkuk layaknya anak kecil. Entah kenapa suatu gelenyar aneh menelusup ke dalam diri Dominic setiap kali melihat Camelia tertidur pulas dalam pelukannya. Gadis itu begitu polos seperti bayi yang baru dilahirkan tak mengerti apa pun. Pengetahuan tentang dunia luar sangat minim, membuat Dominic selalu kesal. Akan tetapi tak memungkiri, sifat Camelia memiliki suatu daya tarik sendiri yang tak bisa dihindari. Daya tarik yang seakan seperti magnet kuat yang mengisapnya untuk lebih dekat lagi. Seperti tak ada sama sekali dinding pembatas. Dominic membawa tangannya, membelai pipi Camelia, menelusuri lembutnya wajah Camelia. Yang Dominic tahu, Camelia tidak pernah melakukan perawatan apa pun. Gadis itu asli memiliki kulit yang sangat lembut. Kulit yang persis seperti kulit bayi yang baru lahir. Kenyal, sehat, dan halus. Perlahan, Dominic menjauh dari tubuh Camelia. Pria itu bangkit berdiri se
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 44 – Hunting in the Forest

Camelia mengerutkan keningnya menatap ranjangnya di samping sudah kosong. Camelia mengendarkan pandangan ke sekitar, melihat dirinya masih berada di kamar Dominic. Harusnya Camelia terbangun dengan keadaan melihat Dominic di sampingnya, tapi ternyata Camelia harus menelan kekecewaannya, karena Dominic sudah tidak ada. Mungkin saja Dominic sedang berada di ruang kerjanya. Itu yang ada di dalam pikiran Camelia. Sesaat, Camelia terdiam dengan raut wajah yang seperti tengah memikirkan sesuatu. Sesuatu hal yang mana telah membuat hati Camelia seakan tertusuk-tusuk. Ya, Camelia tak pernah mengira kalau dirinya hampir membunuh Dominic. Jika saja tadi malam, Camelia tak mendorong cake itu, entah apa yang akan terjadi pada Dominic. Sungguh, Camelia menyesali dirinya yang hampir melenyapkan nyawa Dominic. Yang memicu Camelia tak jadi membunuh Dominic karena hati Camelia tak sanggup. Camelia tidak bisa melihat Dominic tidak ada di dunia. Meskipun Camelia tahu dirinya telah mengecewakan ayahnya
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 45 – Hunting in the Forest II 

Bahu Camelia bergetar hebat dan wajah yang menunjukan jelas ketakutannya. Mata Camelia memerah nyaris mengeluarkan air mata akibat rasa cemas yang menelusup ke dalam dirinya. Tatapan Camelia menatap tak percaya melihat Dominic begitu akrab dengan tiga singa yang berukuran sangat besar itu. Sungguh, tubuh Camelia sampai tak bisa berkutik sedikit pun. Gadis itu masih dalam kondisi bersimpuh di tanah. Dominic melepaskan pelukan ketiga singa yang sejak tadi mengajaknya bermain. Pria itu mengusap punggung tiga tersebut sambil memberikan kecupan. Lantas, tatapan Dominic teralih pada Camelia yang masih bersimpuh di tanah dengan wajah yang begitu takut. Dominic melangkah menghampiri Camelia. “Bangunlah,” ucapnya seraya mengulurkan tangannya di hadapan Camelia. “D-Dominic—” Camelia memundurkan tubuhnya. Tepat disaat Dominic sudah mendekat, tiga singa di belakang Dominic pun ikut mendekat. Membuat tubuh Camelia semakin bergetar ketakutan. “Mereka tidak akan memakanmu kecuali aku yang memint
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 46 – You’re Mine 

Camelia menggigit bibir bawahnya, menahan desahan agar tak lolos di bibirnya kala jemari Dominic terus mengusap-usap puncak dadanya begitu lembut. Tubuh Camelia seakan tersengat listrik tegangan tinggi. Menggelinjang merasakan geli bercampur nikmat yang membuat titik sensitive Camelia basah dan berkedut. “D-Dominic … j-jangan, a-aku mohon h-hentikan,” pinta Camelia dengan tatapan memohon, meminta Dominic menghentikan sentuhan itu. Dominic tersenyum misterius. Pria itu mendekatkan bibirnya dan berbisik ke telinga Camelia dengan nada serak, “Kenapa sekarang kau menolak, hm?” “A-aku—” Dominic mengecupi bibir Camelia dan memberikan gigitan kecil di bibir gadis itu. “Bibirmu menolak, tapi tubuhmu memberikan respon, Camelia. Munafik.” “D-Domini, a-aku, ah—” Camelia menjerit mendesah kala Dominic mencubit kedua puncak dadanya. “Jawab aku sekarang; dulu kau bilang kau pernah menyukai seorang pria? Katakan siapa pria itu?” bisik Dominic tajam di telinga Camelia. Pertanyaan yang sudah sej
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 47 – Dominic's Rules

“Ah.” Camelia meringis kesakitan kala dirinya sudah membuka mata. Rasa sakit seluruh tubuhnya seperti benar-benar telah menusuk hingga ke tulang. Setiap kali Camelia bergerak, pasti dia selalu merasakan nyeri di titik sensitive-nya. “Sakit sekali.” Camelia menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sakit itu. Camelia berusaha untuk menahan, tapi rasanya terlalu perih. Beberapa detik, Camelia memilih untuk memejamkan mata sambil memijat tengkuk leher. Lalu … “Kau sudah bangun?” Suara berat menegur Camelia, sontak Camelia mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. “D-Dominic?” Raut wajah Cemelia sedikit berubah. Pipinya merona malu melihat Dominic memaka celana training panjang, dan bertelanjang dada. Tubuh pria itu sangat bagus membuat Camelia selalu malu-malu setiap kali melihat pria itu bertelanjang dada. Tapi, tunggu! Seketika itu juga ingatan Camelia mulai mengumpul menjadi satu. Gadis itu mengingat kejadian kemarin. Kejadian di mana pertama kali, Camelia merasakan adegan deta
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 48 – I Love You 

“Ah, sakit sekali.” Camelia mengeluh kala dirinya sudah duduk di sofa. Camelia merasakan perih di bagian titik sensitive-nya. Setiap kali bergerak terkadang Camelia masih merasa tidak nyaman. Akan tetapi, meski demikian, tak bisa dipungkiri setiap moment kebersamaannya dengan Dominic, sangatlah Camelia sukai. Bahkan hingga detik ini Camelia masih terus terbayang-bayang akan sentuhan Dominic padanya. Camelia tersenyum malu-malu ketika dirinya kembali membayangkan sentuhan Dominic yang begitu mendamba. Ya, kini gadis itu tengah duduk di sofa kamar, memakai celana pendek dan kemeja wanita dengan motif flannel. Setelah tadi Camelia mandi di sungai bersama dengan Dominic, ada seorang pelayan membawakan pakaian untuknya. Tentu, Camelia tahu pasti Dominic yang memerintahkan sang pelayan untuk membawakan pakaian. Mengingat dirinya masih berda di tengah hutan, tidak mungkin ada toko baju di sekitar sini. “Camelia.” Dominic melangkah masuk ke dalam kamar. Refleks, Camelia mengalihkan pandanga
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 49 – Burke’s Anger

Dua hari sudah, Camelia tinggal di rumah kayu di tengah hutan bersama dengan Dominic. Itu adalah sebuah pengalaman baru sekaligus indah untuknya. Camelia tidak pernah mengira akan memiliki moment-moment manis bersama dengan Dominic yang membekas di hati, dan selalu terngiang di memori ingatannya. Semuanya sangat indah tak bercelah sedikit pun. Apalagi setiap kali Dominic menyentuh Camelia, gadis itu selalu berbunga-bunga. Sentuhan itu sangat candu, tak pernah bisa untuk Camelia tolak. Bagi Camelia, Dominic adalah pusat kehidupannya. Hanya bersama dengan Dominic, Camelia bisa melupakan segalanya, seolah Dominic adalah sumber kehidupan Camelia. Ya, semua wajar terjadi karena Camelia baru pertama kali merasakan jatuh cinta. Tak pernah ada satu pun pria yang singgah di hati Camelia, hanya Dominic seorang yang hadir pertama kali, dan memberikan angin kesejukan kebahagiaan untuk Camelia. “Camelia.” Dominic melangkah mendekat ke halaman belakang, menatap Camelia yang tengah menatap keindah
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 50 – Dangerous Poison

Dominic menatap Camelia yang terlelap di ranjang dengan memakai lingerie warna hitam transparan. Kilat mata Dominic penuh damba melihat keindahan tubuh Camelia. Kulit gadis itu sangat putih bersih. Layaknya porselen yang tak memiliki noda. Dan hal itu membuat Dominic tak bisa melepas matanya dari keindahan tubuh Camelia. Dominic membaringkan tubuhnya di samping Camelia, menarik pelan dan hati-hati tangan gadis itu—masuk ke dalam pelukannya. Dominic membawa tangannya, membelai pipi mulus Camelia, menelusuri indahnya wajah gadis di hadapannya itu. “Cantik,” gumam Dominic pelan. Kilat mata Dominic menatap dua gundukan kembar di dada Camelia yang sangat indah. Bulat, padat, menantang. Perlahan senyuman di wajah Dominic terlukis melihat masih ada bekas tanda kemerahan di dada Camelia. Tanda yang sengaja Dominic berikan untuk gadis kecil itu. “Hmmm—” Camelia menggeliat dari dalam pelukan Dominic. Dada gadis itu bergesek-gesek di dada Dominic, membuat puncak dada gadis itu terlihat jelas.
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more
PREV
1
...
34567
...
19
DMCA.com Protection Status