Semua Bab Godaan Hasrat Pria Misterius: Bab 21 - Bab 30

190 Bab

Bab 21 – Giving a Lesson

Dominic membaringkan tubuh Camelia di ranjang. Refleks, Camelia langsung menutupi tubuhnya dengan selimut tebal. Hati Camelia sekarang sudah aman dan tenang karena tubuhnya sekarang sudah tertutup. Walau tak dipungkiri, rasa malu itu masih terus membekas di ingatannya. Camelia tidak pernah menyangka kalau akan terjatuh di kamar mandi, dan berakhir dengan Dominic membantunya mandi. “Terima kasih,” ucap Camelia pada Dominic yang telah membaringkan tubuhnya. “Kau bisa ganti pakaianmu sendiri, kan?” Dominic menatap lekat dan tegas Camelia. “B-bisa, a-aku bisa mengganti pakaianku sendiri,” jawab Camelia pelan sambil mengeratkan selimut di dadanya. Pipi Camelia memerah persis seperti kepiting rebus. Bulu kuduknya merinding seakan mendapatkan sensasi panas yang menjalar, menelusup ke dalam tubuh. “Aku harus ke ruang kerjaku. Kalau kau butuh sesuatu, kau bisa meminta tolong Hedy,” tukas Dominic dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Lantas, Dominic hendak melangkah meninggalkan ruangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 22 – William’s Punishment 

Malam kian larut. Camelia yang tengah tertidur lelap langsung terbangun. Mata Camelia mengerjap beberapa kali, menguap dan menggeliat. Hingga ketika mata Camelia sudah terbuka sempurna, tatapan Camelia teralih pada jam dinding—waktu menunjukan pukul dua pagi. Camelia tak mengira akan bangun di pagi buta seperti ini. Padahal tadi tidurnya sangatlah pulas. Mata Camelia mengendar ke sekitar, melihat dirinya masih berada di kamar Dominic. Namun, Dominic tak ada di sana. Camelia hanya seorang diri di kamar megah itu. Meski demikian, aroma maskulin masih tetap tertinggal di kamar itu. “Apa Dominic tidur di kamar lain?” gumam Camelia pelan. Dugaan Camelia mengatakan bahwa Dominic tidur di kamar lain, tapi kalau itu benar kenapa tidak dirinya saja yang diminta keluar? Camelia ingat dengan jelas, Dominic sama sekali tidak memintanya keluar dari sini. Mungkin Dominic kasihan padanya melihat keadaan kakinya. Itu yang ada di dalam benak Camelia. Ceklek! Pintu kamar terbuka. Refleks, Camelia m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 23 – Forgiveness

“Camelia, tenanglah jangan cemas seperti itu.” Hedy menenangkan Camelia untuk tak cemas. Pasalnya sejak melihat William datang, raut wajah Camelia selalu dirundung ketakutan hebat. Bahkan kedua tangan Camelia sampai bergetar dan pucat. Ya, wajar saja karena tadi amarah William yang meledak, membuat Camelia sangat takut. “Ayah Dominic marah, Hedy. A-apa ini karena Winola? Kemarin Dominic bertindak kasar pada Winola,” kata Camelia sambil menggigit bibir bawahnya. Jika Camelia ketakutan, gadis itu selalu menggigit bibir bawahnya kuat, demi mengurangi rasa campur aduk dalam hati. Tak bisa dipungkiri, sekarang Camelia pun sangat cemas terjadi sesuatu pada Dominic. Mungkin saja Dominic mendapatkan hukuman berat dari ayah pria itu. Camelia tidak tega kalau sampai Dominic dimarahi oleh ayah pria itu. Sungguh, Camelia tidak bisa tenang. Keresahan selalu datang mengusik hatinya. Benak Camelia penuh dengan dugaan-dugaan yang belum tentu kebenarannya. Hedy tersenyum melihat Camelia yang ketaku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 24 – A Secret Room

Satu minggu setelah kejadian Winola meminta maaf, Dominic akhirnya memerintahkan Eldon untuk mengembalikan posisi Tevy Group ke posisi semula. Sejak awal, Dominic tak pernah memiliki niat untuk menghancurkan Tevy Group. Apa yang dilakukan Dominic hanya bentuk dari sentilan dari sifat buruk Winola. Akan selalu ada akibat dari perbuatan. Dan Dominic ingin menjadikan sentilan yang dia buat sebagai dampak yang telah Winola lakukan pada Camelia. Hanya saja, meski Dominic sudah mengembalikan posisi tetap tindakan Dominic bukan hanya membuat Tevy Group merugi, tapi Geovan Group pun turut mendapatkan dampak negative. Hal itu yang membuat Dominic mendapatkan amukan dari sang ayah. Pun beberapa hari lalu, Dominic sudah mendapatkan teguran keras dari Sean—kakak pertama Dominic. Tak banyak yang Dominic jelaskan pada Sean; Dominic hanya mengatakan akan membereskan kekacauan yang telah terjadi. Walau kerugiaan cukup banyak, tapi Dominic tahu kerugiaan yang dialami perusahaan keluarganya, tidak aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 25 – Camelia’s Wish

Dominic menatap dingin Camelia yang terbaring lemah dengan wajah pucat di ranjang. Dokter baru saja selesai memeriksa keadaan Camelia. Tak terjadi masalah yang membahayakan. Camelia pingsan akibat rasa keterkejutan gadis itu melihat senjata tajam di ruang rahasia milik Dominic. Ya, tiga puluh menit lalu, Dominic mendapatkan telepon dari Hedy yang mengatakan Camelia pingsan ruang rahasianya. Ruangan yang tak bisa didatangi oleh sembarang orang. Dan kejadian ini membuat Dominic murka sampai memberikan hukuman tak main-main pada anak buahnya yang ceroboh. Andai saja anak buahnya tak ceroboh, maka hal ini tidak akan pernah terjadi. Jemari Camelia bergerak-gerak, menandakan bahwa gadis itu akan segera membuka mata. Dominic yang berdiri di hadapan Camelia, menatap tegas gadis itu. Tatapan yang menyorot tersirat rasa kesal. Tak menampik, kalau saja Camelia tak keras kepala pasti gadis itu tidak mungkin sampai jatuh pingsan. Mata Camelia mulai terbuka. Lampu cahaya putih yang pertama kali d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 26 – The Best Uncle

Sebuah gaun berwarna kuning gading polos dengan model one off shoulder nampak begitu cantik di tubuh Camelia. Rambut cokelat terang wanita itu diikat ke atas, menunjukan leher jenjang dan mulus Camelia. Make up tipis dan segar di wajah gadis itu sangat cantik dan muda. Warna merah blush on di pipi Camelia sangat pas, tak berlebihan tapi sempurna. “Nona Camelia, Anda benar-benar sangat cantik,” puji sang make-up artist. “Anda memiliki warna kulit yang indah. Banyak wanita pasti iri pada warna kulit Anda.” Camelia tersenyum canggung. “Terima kasih, tapi apa penampilanku tidak berlebihan? Maksudku; aku hanya takut penampilanku ini tidak cocok.” Sang make-up artist meraih kedua bahu Camelia, mengarahkan ke cermin sambil berkata, “See? Anda lihat, kan? Anda sangat cantik. Rambut Anda juga sangat indah. Tidak ada yang berlebihan, penampilan Anda sudah saya buat fresh sesuai dengan usia Anda, Nona. Saya yakin, Tuan Dominic pasti akan menyukai penampilan Anda.” Camelia kembali tersenyum m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 27 – A Transaction

Awan hitam mulai mengumpul menjadi satu, menutupi langit cerah. Dua jam lalu, baru saja matahari tenggelam. Bulan dan bintang kosong tak menghiasi keindahan langit. Pepohonan bergerak-gerak akibat angin yang cukup kencang. Angin seakan memberikan isyarat bahwa sebentar lagi akan turun hujan lebat. Lampu penerang jalan membantu Dominic yang tengah melajukan mobilnya, membelah kota Madrid. Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Jalanan masih cukup ramai. Tetapi karena sudah mendung, banyak orang yang bergegas untuk pulang. Tatapan Dominic menatap Camelia sekilas, gadis itu sekarang tengah terlelap. Bahkan kepala Camelia sampai miring-miring, akibat gadis itu tak sanggup menahan kantuk. Dengan raut wajah yang kesal bercampur dengan decakan, Dominic membenarkan posisi kepala Camelia. Namun, dikala Dominic membenarkan posisi kepala Camelia—malah gadis itu semakin menyandarkan kepalanya ke lengan kekar Dominic. “Camelia,” geram Dominic kesal. Alih-alih terbangun, malah Camelia semakin te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 28 – Failed Trap

Camelia menguap seraya melihat jam dinding—waktu menunjukan pukul dua belas malam. Gadis itu terbangun kala merasakan tenggorokannya kering. Tatapan Camelia menatap teko beling yang ada di atas meja sudah kosong. Camelia mendesah pelan. Tadi sebelum tidur, Camelia lupa mengisi air ke teko beling miliknya. Camelia menyibak selimut, turun dari ranjang, dan melangkahkan kaki keluar dari kamar. Terlihat beberapa kali Camelia kembali menguap, menandakan gadis itu benar-benar mengantuk. Tapi tenggorokan sangat kering, tidur pun akan sangat sulit jika belum menghilangkan rasa haus di tenggorokannya. Saat Camelia hendak menuju dapur, tanpa sengaja Camelia berpapasan dengan Dominic. Bahkan Camelia nyaris menabrak tubuh Dominic, jika dirinya tak menghentikan langkah dengan cepat pasti sudah menabrak pria itu. “Dominic? Kau mau ke mana?” tanya Camelia seraya menatap Dominic dengan tatapan bingung. Pria itu begitu tampan dengan jaket kulit hitam yang membalut tubuh kekarnya.“Aku harus pergi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 29 – The Protector

Dominic membanting kasar pintu mobilnya, dan berlari masuk ke dalam mansionnya dengan raut wajah yang menunjukan jelas kepanikannya. Pancaran mata Dominic menyorot tajam dan memendung kekhawatiran di sana. Tampak lima pengawal di depan rumah langsung membungkukan tepat melihat Dominic sudah tiba. “Tuan.” Lima pengawal itu menundukan kepala, menyapa Dominic dengan penuh sopan dan menunjukan wajah yang tersirat ketakutan. Tatapan Dominic menatap tajam kelima pengawal di hadapannya. Aura ketegasan dan tersirat penuh amarah sangat terlihat jelas. “Kenapa bisa ada penyusup masuk, hah?!” serunya dengan nada tinggi. “M-maaf, Tuan, kami tidak menyangka kalau ada menyamar menjadi pengawal di sini. Tapi Anda tidak perlu khawatir. Kami sudah berhasil menghabisi dua penyusup itu,” jawab salah satu pengawal mewakili. “Menghabisi?! Kalian menghabisi dua penyusup itu tanpa mengambil informasi dari mereka? Di mana letak otak kalian berpikir!” bentak Dominic keras dan menggelegar. Lima pengawal i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 30 – Strong Suspicion

Dominic tak bisa tidur sepanjang malam. Benaknya terusik memikirkan tentang dua penyusup yang berani masuk ke dalam rumahnya, bahkan sampai berniat menculik Camelia. Kalau dua penyusup itu sampai nekat melukai Hedy artinya penculik itu memang sudah menyusun strategi. Apalagi kejadian penyusup datang, tepat dikala Dominic tak ada di rumah. Dalam hal seperti ini, tidak ada yang kebetulan. Pasti semua sudah direkayasa, disusun sedemikian rupa. Hingga detik ini memang Dominic belum mendapatkan informasi tentang dua penyusup itu. Pasalnya saat Dominic tiba di rumah, yang ada di dalam pikiran Dominic adalah memikirkan keadaan Camelia. Dugaan Dominic benar, Camelia pasti sangat ketakutan setelah apa yang telah terjadi. “Dominic,” Camelia mengigau sambil bergerak-gerak dalam dekapan Dominic. Refleks, Dominic segera mengusap-usap punggung Camelia, menenangkan gadis itu. “Tidurlah. Aku di sini,” bisik Dominic di telinga Camelia. Perlahan, gerak di tubuh Camelia terhenti kala mendengar suara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status