All Chapters of IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI: Chapter 81 - Chapter 90

106 Chapters

BAB 48A

Seketika sepasang alis tebal Gavin saling bertaut. “Yang mana, ya, Non?” “Calon suami pilihan Papa? Siapa dia?” Gavin terdiam. Dia menunduk dalam. Tak satupun kalimat terdengar keluar dari mulutnya. “Jawab, Mas! Sebentar lagi aku ada kelas!” “Sebaiknya anda tanyakan langsung pada Tuan Rivaldo, Nona. Saya tak memiliki kapasitas menjelaskan hal itu pada Anda. Lagipula … ini masih terlalu dini, Anda pun masih harus fokus untuk berkuliah, Nona.” Ameera mendengus. Namun, dia tak lagi bertanya. Gadis itu tahu betul karakter lelaki yang ada di depannya. Jika sudah menjawab a, maka akan tetap dengan jawabannya. “Mas Gavin itu, banyakan nyebelinnya ya sekarang!”Hanya saja, Gavin tak menimpali kalimat itu. Dia langsung menoleh ke arah mobil yang terparkir tak jauh dari tempatnya mengobrol.“Saya permisi! Ibu Anda terlalu lama menunggu, kasihan dia.” Ameera mengangguk dan mengibaskan tangan, “Ya sudahlah!” Gavin memutar balik tubuhnya dan berjalan mendekati ke arah mobil yang terparkir
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

BAB 48B

“Ahm, pakailah kartu ini untuk kebutuhan kamu!” Tuan Rivaldo berbicara ragu. Namun, rasa bersalah yang bergejolak hebat membuatnya akhirnya memutuskan hal itu. “Saya tak butuh itu, Mas. Sebetulnya saya sudah dapat pekerjaan. Hanya saja … saya masih ingin bersama Ameera di sini lebih lama lagi.” “Pekerjaan? Jadi, kamu?” “Ya, saya gak berniat selamanya numpang di rumah kamu yang besar ini, Mas. Saya tahu diri, kok. Kita sudah tak ada ikatan apa-apa, nanti khawatir jadi fitnah. Jadi, ke depannya saya akan mengunjungi Ameera seminggu sekali saja atau dia yang akan pulang ke panti nanti setiap hari.” Tuan Rivaldo terkejut. Dia tak menyangka ada rencana seperti itu yang Arsyla pikirkan. Gavin memang tak pernah bercerita hal itu padanya karena Gavin merasa jika hal itu tak ada sangkut pautnya. “Tetaplah di sini, Syla! Ini rumah kamu juga.” Tuan Rivaldo bicara dengan nada berat. “Tidak, Mas. Saya cukup tahu diri saya siapa! Permisi!” Arsyla tak hendak berlama-lama mengobrol dengan mant
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

BAB 49A

Aksa sedang merapikan meja kerjanya ketika ponsel yang tergeletak di dekat laptopnya bergetar. Senyum pada bibirnya yang kemerahan mengembang setekah tahu siapa pengirim pesan. Sepasang netranya menyipit karena tarikan pada dua sudut bibirnya. Aksa meraih benda pipih itu setelah menyimpan rapi jas putihnya. [Abang ada waktu?] Pesan dari Ameera dia terima. Lekas jemari kokohnya mengetik cepat untuk membalasnya. [Ada agenda lain sih. Ra. Kenapa?] Aksa mengingat-ingat jadwal hari ini. Dia ingat, setelah dokter jaga datang. Dia dan Felani mendapatkan undangan untuk menghadiri asosiasi pengusaha. Salah satu calon investor mengajak mereka meeting setelah acara pertemuan itu usai nantinya. Aksa tengah merencanakan membangun sebuah rumah sakit juga dan sudah memiliki janji temu dengan beberapa investor seperti sekarang. [Ahmmm … Masih di klinik?] Bukannya menjawab, tetapi Ameera malah balik bertanya. [Iya, Ra. Kamu sudah pulang?]Aksa membalas dengan cepat. [Iya udah sampe rumah. Cuma
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

BAB 49B

Suara ketukan pada daun pintu membuat Ameera melonjak kaget. PIkirannya yang tadi beterbangan kembali berkumpul dalam kepala. Dia pun bangun dan membukakan daun pintu. Si Mbok sudah berdiri di ambang pintu sambil tersenyum.“Ada apa, Mbok?”“Anu, Non. Ada tamu.” Ameera menautkan alis. Rasa-rasanya sebentar lagi juga dia harus pergi menghadiri rapat asosiasi pengusaha. Gavin sudah mengingatkan jadwalnya berulang kali. “Siapa, Mbok?”“itu, Non! Mas dokter ganteng itu, loh!”Seketika sepasang netra Ameera berbinar. Ada buncah bahagia beterbangan di dalam dada. “Buatin minum, ya, Mbok! Aku sebentar lagi turun!” “Asiaaaaap, Nonnon!” Ameera lekas menutup pintu. Lalu bergerak cepat ke depan meja rias. Disapunya muka yang sejak tadi sudah terlihat lelah itu dengan bedak tipis. Lalu dia oleskan lip glos pada bibirnya yang sudah merah natural. Lekas diraihnya kerudung pastan yang menggantung di tempat hunger. Sekali memutar tubuh di depan cermin, memastikan penampilannya sempurna sebelum t
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

BAB 50A

Tiga tahun berjalan dengan segala perjuangan. Lamaran diterima dengan syarat, Aksa harus bisa memenuhi semua yang Tuan Rivaldo syaratkan. Bukan hal mudah, tetapi Aksa bukan tipe lelaki yang begitu saja menyerah.Selama tiga tahun berjalan, Aksa berusaha keras menyelesaikan semua yang Tuan Rivaldo persyaratkan. Tak banyak, tetapi cukup berat. Tuan Rivaldo menuntut Aksa agar selalu ada untuk Ameera setiap dibutuhkan, juga mampu membimbing Ameera di dunia bisnis yang notabene berseberangan dengan dunia Aksa sekarang.Aksa saat ini sebagai seorang dokter dengan segudang kesibukan. Namun, Tuan Rivaldo memintanya menaklukan dunia bisnis dan masuk ke dunia para pengusaha dengan segala taktik, intrik dan strategi yang harus dikuasai. Bukan hanya itu, Aksa dituntut membuktikan dengan hal yang nyata jika semua ilmu itu sudah dia kuasai dan siap menjadi pendamping sang pewaris, Ameera. “Lamaran kamu saya terima sementara dengan syarat! Buktikan jika kamu bisa! Jika setelah Ameera selesai kuliah
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

BAB 50B

Sasha bergeming. Apakah tebakan Johanes benar? Ya, sepertinya benar. Dia tak siap bertemu dengan Gavin. “Tenang, Sha! Selama ini lo udah banyak bantuin gue! Sekarang tinggal saatnya gue bantuin lo!” Sasha menatap tajam Johanes. Lelaki itu membuang puntung rokok setelah mematikan apinya. Lalu mengulurkan jari kelingking ke arah Sasha.“Jadikan gue pasangan lo biar gak digangguin mantan lo itu, oke?” Perlahan bibir Sasha tertarik ke samping. Senyumnya tersungging. Lalu dia pun menerima kaitan jari kelingking yang Johanes tawarkan padanya. “Deal?!”“Oke, deal!”*** Suara musik mengalun memenuhi ball room. Sepasang pengantin yang baru saja mengikat janji suci tampak berjalan saling bersisian. Ameera terlihat mempesona dengan kebaya putih dengan hiasan ronce melati segar. Mahkota yang berkilau membuat kecantikannya kian terpancar. Aksa pun tak kalah gagah. Pakaian senada dikenakannya. Sekuntum bunga mawar menghiasi jasnya. Dia menggandeng lengan Ameera yang mengait padanya, keduanya
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

BAB 51A

Kaki Ameera sudah mulai terasa pegal. Para tamu tak henti mengucapkan selamat dan bergantian menyalaminya dan Aksa.Disaat tengah sibuk-sibuknya menerima ucapan semay, sepasang netra Ameera menyipit. Tampak empat orang dewasa bersama satu anak kecil mendekat ke arahnya. Wajah perempuan paruh baya itu terlihat sesekali ditekuk ketika berbicara dengan sang menantu. Langkah mereka kian mendekat. Tanpa Ameera sangka, sang perempuan paruh baya yang baru selesai bersalaman dengan orang tua Aksa, langsung saja memeluknya.“Ameera, Ya Allah … pupus sudah harapan Mama biar kamu bisa balikan sama Ardi. Mungkin itulah jodoh, ya! Padahal Mama berharap banget kamu bisa jadi mantu mama,” tuturnya sedih. Wajahnya terlihat sendu. Ameera membuang napas pelan. Perlahan pelukan dari perempuan itu dilepaskan. Dia ingat betul, setelah jati dirinya diumumkan, Anesya masuk penjara. Hampir setiap minggu Mita dan Maria bergantian mengunjungi rumahnya. Waktu itu, hanya beberapa kali dia temui. Selebihnya, di
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

BAB 51B

Safiyya menunduk dalam dan menggigit bibir bawahnya. Bukan hanya sekali perempuan paruh baya itu membanding-bandingkan dirinya dengan Ameera. “Sudah ih, Ma! Lupa apa ada anak kecil!” desah Ardi. “Ini semua gara-gara kamu! Kenapa gak keguguran saja sih, dulu! Mengacaukan rencanaku saja!” ketus Mita sambil menunjuk kesal pada gadis kecil yang kini bersembunyi ke belakang tubuh Ardi ketakutan. Ardi mambuang napas kasar. Dia menatap Mita dan mulai mengeluarkan ancaman, “Kalau mama gini terus! Aku bakal keluar dari rumah dan gak bakal lagi kasih Mama jatah bulanan! Mau?” tegas Ardi.Mita melirik ke arah Safiyya dan membulatkan mata, “Semua ini gara-gara kamu juga! Kamu yang jebak Ardi buat hamilin kamu! Mana warisan yang kamu janjikan, hah? Mana?” bentak Mita sambil melengos pergi meninggalkan suami dan anak menantunya. Begitulah kehidupan mereka. Tak pernah sedikitpun damai dan tenang. Mita selalu mengungkit-ungkit kesalahan Safiyya. Kelakuan gadis itu yang dulu menipunya. Juga janji-
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

BAB 52A

Pertemuan keluarga itu tak membuahkan hasil. Baik Sasha maupun Johanes keduanya dengan kompak mengemukakan alasan karir. Sasha yang kini bekerja di salah satu tempat pariwisata di Jogja, bersikeras masih ingin menikmati kehidupannya di sana. Padahal itu hanya alasan semu saja. Empat tahun berlalu, tetapi sosok Gavin masih saja sering mengganggu pikirannya. Mereka berdua berhasil kabur setelah beralasan akan ke toilet. Hanya saja ketika tiba di parkiran, tanpa Sasha prediksi dia dipertemukan dengan seseorang. Gavin baru saja membuka pintu mobilnya dan bersiap pulang. Beberapa detik, pandangan mereka saling terkunci. Sasha berulang kali menelan saliva. Hatinya merutuki debar dada yang menggila. Ada rindu luar biasa yang mati-matian dia hanguskan.Cup!“Hay, Sayang!” Tiba-tiba lengan Johanes melingkar ke pinggangnya. Sontak sepasang netra Sasha mendelik marah. Namun, kekehan dan kedipan mata Johanes membuat Sasha sadar, ada Gavin yang tengah memandangnya.“Hay!” Suara Sasha tak setegar
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

BAB 52B

Antoni termangu. Dia menatap lekat-lekat wajah anak lelakinya yang pembangkang. “Kamu tidak sopan bentak-bentak orang tua, Jo! Percuma Papa didik dan kuliahkan!” tegas Antoni sambil menatap Papanya. Johanes terkekeh, lalu maju satu langkah dan mendorong dada bidang lelaki yang beranjak tua itu hingga mundur beberapa langkah.“Sebaik-baik orang tua dalam mendidik, itu ngasih contoh! Apa Papa paham? Selama ini aku Cuma niru apa yang papa lakukan!” kekeh Johanes sambil tersenyum masam.“HENTIKAN OMONG KOSONG KAMU, JO! DURHAKA KAMU SAMA ORANG TUA!” bentak Antoni. Amarahnya sudah menanjak ke ubun-ubun.Johanes melenggang pelan. Dia mengambil gawainya dan membuka galeri. Lalu dia mengklik satu video dan dilemparnya ponsel itu ke depan Antoni. “Perhatikan baik-baik! Itu baru beberapa perempuan yang sudah Papa kencani ahm bukan itu saja, papa tiduri juga diam-diam! Lalu kenapa harus marah ketika aku main perempuan … papa … juga sama.” Johanes terkekeh puas. Antoni mematung. Wajahnya teras
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status