All Chapters of IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI: Chapter 71 - Chapter 80

106 Chapters

BAB 43A

Decitan rem bersama sebuah kendaraan yang mendadak berhenti, membuat beberapa warga menjerit. Safiyya mendongak, menatap kosong ke arah depan. Sebuah mobil hampir saja menabraknya. Ada rasa mencelos di hatinya. Kenapa mobil itu malah berhenti. Padahal Safiyya berharap jika penderitaannya akan segera berakhir. Beruntung sekali kaki Ardi sigap menginjak rem. Pemberitaan heboh di sosial media tentang Ameera dan insiden yang terjadi, membuat pikirannya menjadi tak fokus. Ada rasa bahagia ketika tahu, kehidupan Ameera yang kini melampaui dirinya. Namun, ada rasa sedih ketika pada kenyataannya, bukan dia yang mendampinginya. Pikirannya yang sedang tak fokus membuatnya hampir saja menabrak seorang perempuan. Sepasang netra Ardi membulat ketika melihat siapa perempuan yang hampir di tabraknya. Safiyya, dia masih duduk bersimpuh sambil bergetar. Sepertinya dia ketakutan. Ardi mendengus dan membuang napas kasar. Dia lekas turun dan menghampiri gadis itu.“Kamu pikir, ini jalan punya keluarga
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

BAB 43B

Ardi pun urung membersihkan diri. Namun dia kembali mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuruni anak tangga. Di bawah, Mita tampak masih berdiskusi dengan Maria dan Marina. Sekilas Ardi mendengar jika mereka akan pergi ke kediaman Tuan Rivaldo untuk menemui Ameera. Ardi hanya menggeleng kepala dan mendengus sebal.Memang ujian semua orang itu berbeda. Seperti dirinya yang diuji dengan keluarga toxic seperti sekarang ini. “Di, ke mana lagi?” Hanya saja, Ardi tak menjawab. Dia hanya mengedik dan lekas meninggalkan saja rumah yang memuakkan itu. “Safiyya? Ck, menyusahkan saja!” gumamnya sambil memacu mobilnya. Dua sisi yang bertentangan dengan hatinya saling berseteru. Antara mengabaikan dan menolong gadis tak berdaya itu.*** Sepasang netra Aksa membulat, begitupun dengan Sasha. Setibanya di kediaman Tuan Rivaldo, dia melihat Ameera tengah menangis dan yang membuat keduanya terpegun. Tampak sekali tangan kekar Gavin menepuk-nepuk bahu Ameera. Posisi mereka terlihat sangat dekat.
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

BAB 44A

Sepulangnya dari rumah Prita, pikiran Sasha bercabang kemana-mana. Sepanjang perjalanan pulang pergi ke rumah Prita, beberapa kali Sasha memergoki Gavin diam-diam mencuri-curi pandangh pada Ameera. Meskipun tak ada pernyataan apapun dari mulut lelaki yang sudah lama di taksirnya itu. Namun, sorot mata itu, Sasha menangkapnya berbeda. Hingga akhirnya, hari ini di taman belakang kediaman keluarga dokter Subarkah, Sasha meminta Gavin menemuinya. “Thanks, karena sudah bantu aku buat jadi pasangan di depan mama sama papa. Cuma, Mas Gavin tahu ‘kan? Mereka tetap menuntut akhir yang serius untuk hubungan ini. Mereka sudah menanyakan lagi, kapan orang tua Mas Gavin bisa ke sini?” Sasha memulai pembicaraan. Semburat jingga matahari sore memeluk cakrawala. Menaungi dua insan yang kini duduk bersisian di antara hijau rerumputan. Bangku taman itu terbentang mebelakangi rumpun bunga yang membentuk pagar. Di rumah, hanya ada Bi Icih saja. Seperti biasa, orang tua Sasha sibuk dengan kegiatannya.
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

BAB 44B

“Kasihan sekali Non Sasha, sepertinya Den Jo lebih baik dari pada Mas Gavin yang hanya suka pura-pura,” gerutu Bi Icih sambil mengirimkan rekaman yang di dapatnya di taman belakang tadi.Beberapa hari, Sasha termenung. Beberapa kali sempat berdiskusi dengan Ameera melalui sambungan telepon. Hanya sekadar mengetahui seperti apa kehidupan sahabatnya sekarang. Kesibukan Ameera membuatnya tak memiliki waktu banyak untuk bermain bersamanya seperti dulu.“Jadwalku padat, Sha. Semenjak Prita gak ada, Mas Gavin jadi aspri-ku. Ketat banget! Katanya aku harus jadi perempuan yang mandiri, smart dan berdidikasi. Ribet banget bodyguard papa itu.” Sasha termenung. Entah kenapa kalimat yang Ameera sampaikan mengingatkan pada kriteria perempuan yang disukai Gavin.“Oh, ya?” Sasha seperti kehilangan kalimat untuk menanggapi pernyataan Ameera. Sahabatnya itu terdengar sekali bersemangat. “Kamu kok tumben irit banget ngomongnya, Sha?” “Hmmm, lagi gak semangat. Kek lagi kehilangan tujuan mau ke mana?”
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

BAB 45A

Ameera terkejut dengan keputusan mendadak Sasha. Hanya saja dia bisa apa? Mau menemui pun tak akan sempat. Panggilan teleponnya pun diabaikan Sasha, bahkan pesan yang dia kirimkan, dibalas alakadarnya oleh sahabatnya itu.Hal tersebut membuat Ameera bingung. Hingga pada akhirnya, setelah jadwalnya agak senggang, dia mendatangi kediaman Sasha.Hanya saja dari keluarga Sasha malah terlihat bingung, karena gadis itu tak pernah menceritakan apa-apa dan kedatangannya hanya menjadikannya menjadi bahan guyonan Meranti. Apalagi semenjak kecelakaan yang menimpa Aksa, Meranti bisa menyimpulkan, jika putra keduanya itu menaruh rasa pada Ameera. Ameera merasa, Sasha ingin menghindarinya. Hanya saja entah apa penyebabnya? Ameera masih belum menemukan jawabannya.Hanya saja, jadwal yang padat membuatnya pikirannya terkait Sasha perlahan teralihkan. Gavin yang mengatur jadwalnya memberlakukan pengaturan ketat.Beruntungnya saat ini, mental Ameera sudah bertumbuh. Ameera yang sekarang, bukanlah yang
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

BAB 45B

“Oh iya, gue inget. Waktu itu, lo diem-diem ambil foto dia. Lo naksir, ya?” kekeh Sasha yang sontak dibalas oleh lemparan sendok oleh Johanes ke arahnya. “Dia cewek gak bener. Gak usah lo jadiin kakak ipar.” Johanes menjawab sambil tersenyum miring. “Gak bener gimana?” Sasha menatap wajah Johanes. “Dia mainnya sama om-om! Dan soalnya om-omnya itu bokap gue,” ucapnya cuek. Seketika Sasha tersedak mendengar kalimat yang Johanes ucapkan. Sepasang matanya menatap tajam ke arah lelaki itu. “Serius, lo?” Sasha menatap lelaki itu.Johanes cuma mengedik. Lalu dia mengangkat panggilan masuk.“Ya, Sayang! Oh ok, di kamar nomor berapa? Aku ke sana sekarang!” tutur Johanes dengan suara lembut. Sasha hanya menggeleng. Selama satu tahun kenal Johanes sudah tahu kebiasaan lelaki itu. Dia senang bergonta-ganti perempuan. “Cewek mana lagi?” selidik Sasha.“Ck, gak usah kepo. Gue pergi! Btw thanks atas kerja samanya. Seenggaknya di sini gue bebas karena bokap percaya kalau gue udah sama elo.” Joh
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

BAB 46A

Gavin membuang napas kasar. Dia menatap sosial media seseorang yang kerap menampilkan foto-foto kebersamaan seseorang. Itulah akun sosial media Sasha. Gadis itu tampak beberapa kali memposting foto kebersamaannya dengan Johanes. Wajahnya terlihat sumringah, wajahnya terlihat lebih fresh dengan potongan rambut barunya dan senyumnya mengembang. Dari foro-foto itu, Gavin menafsirkan, lelaki berpenampilan urakan itu sudah diterimanya. Semenjak kepergian Sasha, jujur, Gavin merasa ada yang hilang. Ponsel yang biasa berbunyi mendadak sepi. Pesan-pesan dari Sasha yang sekadar menanyakan kabar, sudah makan atau belum, langsung tak ada sama sekali. Waktu itu, Gavin benar-benar terkejut ketika Ameera bertanya, kenapa Sasha harus memutuskan kuliah ke luar kota? Apalagi memberitahu Ameera dalam waktu yang sangat mendadak sekali. Hanya saja, Gavin tak bisa menjawab pertanyaan Ameera.Karena Gavin pun sama terkejutnya dengan keputusan mendadak Sasha. Memang, semenjak pertemuannya yang terakhir it
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

BAB 46B

Dia pun terus berjalan menuju kamar untuk beristirahat sebentar. Setelah itu, dia harus mengikuti seminar virtual dari kementrian terkait regulasi terbaru perpajakan, setelahnya masih harus mengikuti lagi seminar bisnis di salah satu hotel ternama di sekitar kediaman Ameera.Ameera hanya melirik ke arah ruang kerja Tuan Rivaldo. Dia tak hendak mengganggu lelaki itu. Meskipun hati kecilnya sudah menerima jika Tuan Rivaldo adalah ayah kandungnya, tetapi untuk bisa akrab seperti anak dengan orang tua, masih terlalu sulit untuk Ameera. Jarak itu, masih terbentang jelas di antara mereka. Bukan Ameera tak berusaha, tetapi tetap saja perasaan itu tak bisa dipaksakan. Sayang yang tumbuh di hatinya jauh lebih besar kepada Bu Uti dan adik-adik panti, dari pada seseorang yang datang di masa dewasanya dan mengaku keluarga. Itu sudah harga mati, yang entah dengan cara seperti apa Ameera bisa merubahnya.Hari itu, Gavin kehilangan jejak. Perempuan tadi menghilang begitu cepat. Hingga akhirnya, Gav
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

BAB 47A

Kini di ruang duduk yang luas, perempuan paruh baya dengan gamis lusuh itu duduk. Ameera membuatkannya teh hangat dan menyuguhkan beberapa bolu keju yang si Mbok buat. “Ibu makan dulu, ya! Biar Meera ambilin,” tutur Ameera sambil duduk di samping perempuan yang tengah mengambil potongan kue bolu dengan tangan gemetar. Kulitnya yang gelap, baju lusuh, dan tubuh yang hanya seperti tulang belulang dibungkus kulit itu, seolah tengah menunjukkan seberat apa kehidupan yang dialaminya di luar sana. “Gak usah, Meera. Makan ini saja sudah kenyang,” tukas Arsyla merasa sungkan. Dia menyuap potongan bolu itu dengan rakus, remahannya tertinggal pada sudut bibir dan dia mengunyah dengan sangat cepat. Ameera bangun dan beranjak tanpa kata. Tiba di dapur, bukannya menyiapkan makanan. Namun, dia menangis sesenggukan. Entah berapa lama Arsyla tak makan. Dia melihat ibunya itu seperti kelaparan. “Belum kelar nangisnya?” Suara itu membuat Ameera mendongak. Tampak Gavin berdiri di depannya sambil ber
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

BAB 47B

Tuan Rivaldo tersenyum masam. Namun, anggukkan di kepalanya membuat Ameera semakin yakin, tadi itu dia tak salah dengar.“Ibu mau ikut anter Meera ‘kan? Yuk bersih-bersih dulu!” tutur Ameera pada Arsyla. Perempuan itu mengangguk antusias. Lekas Ameera menggandengnya menuju kamar miliknya di lantai atas.Entah kenapa, hatinya langsung tersentuh ketika melihat sorot mata lemah perempuan itu. Berbeda sekali dengan penerimaan hatinya terhadap Tuan Rivaldo. Hingga kini, Ameera masih merasa berjarak dengan lelaki itu. Sementara dengan Arsyla, dia bahkan langsung merasa senasib. Selama ini, sama-sama terbuang dan kehilangan. Mungkin latar belakang itu juga yang membuat sisi hati Ameera langsung terbuka dan iba pada perempuan itu.Usai bersiap-siap, mereka pun berangkat. Ameera menggandeng sang Ibu masuk ke dalam mobil. Gavin menyetir dengan tenang. Ameera dan Arsyla duduk di kursi belakang. Terdengar Arsyla menceritakan seperti apa kondisinya dulu. Berulang kali juga perempuan itu meminta m
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status