Share

BAB 45A

Penulis: Evie Yuzuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 06:13:51

Ameera terkejut dengan keputusan mendadak Sasha. Hanya saja dia bisa apa? Mau menemui pun tak akan sempat. Panggilan teleponnya pun diabaikan Sasha, bahkan pesan yang dia kirimkan, dibalas alakadarnya oleh sahabatnya itu.

Hal tersebut membuat Ameera bingung. Hingga pada akhirnya, setelah jadwalnya agak senggang, dia mendatangi kediaman Sasha.

Hanya saja dari keluarga Sasha malah terlihat bingung, karena gadis itu tak pernah menceritakan apa-apa dan kedatangannya hanya menjadikannya menjadi bahan guyonan Meranti. Apalagi semenjak kecelakaan yang menimpa Aksa, Meranti bisa menyimpulkan, jika putra keduanya itu menaruh rasa pada Ameera.

Ameera merasa, Sasha ingin menghindarinya. Hanya saja entah apa penyebabnya? Ameera masih belum menemukan jawabannya.

Hanya saja, jadwal yang padat membuatnya pikirannya terkait Sasha perlahan teralihkan. Gavin yang mengatur jadwalnya memberlakukan pengaturan ketat.

Beruntungnya saat ini, mental Ameera sudah bertumbuh. Ameera yang sekarang, bukanlah yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 45B

    “Oh iya, gue inget. Waktu itu, lo diem-diem ambil foto dia. Lo naksir, ya?” kekeh Sasha yang sontak dibalas oleh lemparan sendok oleh Johanes ke arahnya. “Dia cewek gak bener. Gak usah lo jadiin kakak ipar.” Johanes menjawab sambil tersenyum miring. “Gak bener gimana?” Sasha menatap wajah Johanes. “Dia mainnya sama om-om! Dan soalnya om-omnya itu bokap gue,” ucapnya cuek. Seketika Sasha tersedak mendengar kalimat yang Johanes ucapkan. Sepasang matanya menatap tajam ke arah lelaki itu. “Serius, lo?” Sasha menatap lelaki itu.Johanes cuma mengedik. Lalu dia mengangkat panggilan masuk.“Ya, Sayang! Oh ok, di kamar nomor berapa? Aku ke sana sekarang!” tutur Johanes dengan suara lembut. Sasha hanya menggeleng. Selama satu tahun kenal Johanes sudah tahu kebiasaan lelaki itu. Dia senang bergonta-ganti perempuan. “Cewek mana lagi?” selidik Sasha.“Ck, gak usah kepo. Gue pergi! Btw thanks atas kerja samanya. Seenggaknya di sini gue bebas karena bokap percaya kalau gue udah sama elo.” Joh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 46A

    Gavin membuang napas kasar. Dia menatap sosial media seseorang yang kerap menampilkan foto-foto kebersamaan seseorang. Itulah akun sosial media Sasha. Gadis itu tampak beberapa kali memposting foto kebersamaannya dengan Johanes. Wajahnya terlihat sumringah, wajahnya terlihat lebih fresh dengan potongan rambut barunya dan senyumnya mengembang. Dari foro-foto itu, Gavin menafsirkan, lelaki berpenampilan urakan itu sudah diterimanya. Semenjak kepergian Sasha, jujur, Gavin merasa ada yang hilang. Ponsel yang biasa berbunyi mendadak sepi. Pesan-pesan dari Sasha yang sekadar menanyakan kabar, sudah makan atau belum, langsung tak ada sama sekali. Waktu itu, Gavin benar-benar terkejut ketika Ameera bertanya, kenapa Sasha harus memutuskan kuliah ke luar kota? Apalagi memberitahu Ameera dalam waktu yang sangat mendadak sekali. Hanya saja, Gavin tak bisa menjawab pertanyaan Ameera.Karena Gavin pun sama terkejutnya dengan keputusan mendadak Sasha. Memang, semenjak pertemuannya yang terakhir it

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 46B

    Dia pun terus berjalan menuju kamar untuk beristirahat sebentar. Setelah itu, dia harus mengikuti seminar virtual dari kementrian terkait regulasi terbaru perpajakan, setelahnya masih harus mengikuti lagi seminar bisnis di salah satu hotel ternama di sekitar kediaman Ameera.Ameera hanya melirik ke arah ruang kerja Tuan Rivaldo. Dia tak hendak mengganggu lelaki itu. Meskipun hati kecilnya sudah menerima jika Tuan Rivaldo adalah ayah kandungnya, tetapi untuk bisa akrab seperti anak dengan orang tua, masih terlalu sulit untuk Ameera. Jarak itu, masih terbentang jelas di antara mereka. Bukan Ameera tak berusaha, tetapi tetap saja perasaan itu tak bisa dipaksakan. Sayang yang tumbuh di hatinya jauh lebih besar kepada Bu Uti dan adik-adik panti, dari pada seseorang yang datang di masa dewasanya dan mengaku keluarga. Itu sudah harga mati, yang entah dengan cara seperti apa Ameera bisa merubahnya.Hari itu, Gavin kehilangan jejak. Perempuan tadi menghilang begitu cepat. Hingga akhirnya, Gav

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 47A

    Kini di ruang duduk yang luas, perempuan paruh baya dengan gamis lusuh itu duduk. Ameera membuatkannya teh hangat dan menyuguhkan beberapa bolu keju yang si Mbok buat. “Ibu makan dulu, ya! Biar Meera ambilin,” tutur Ameera sambil duduk di samping perempuan yang tengah mengambil potongan kue bolu dengan tangan gemetar. Kulitnya yang gelap, baju lusuh, dan tubuh yang hanya seperti tulang belulang dibungkus kulit itu, seolah tengah menunjukkan seberat apa kehidupan yang dialaminya di luar sana. “Gak usah, Meera. Makan ini saja sudah kenyang,” tukas Arsyla merasa sungkan. Dia menyuap potongan bolu itu dengan rakus, remahannya tertinggal pada sudut bibir dan dia mengunyah dengan sangat cepat. Ameera bangun dan beranjak tanpa kata. Tiba di dapur, bukannya menyiapkan makanan. Namun, dia menangis sesenggukan. Entah berapa lama Arsyla tak makan. Dia melihat ibunya itu seperti kelaparan. “Belum kelar nangisnya?” Suara itu membuat Ameera mendongak. Tampak Gavin berdiri di depannya sambil ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 47B

    Tuan Rivaldo tersenyum masam. Namun, anggukkan di kepalanya membuat Ameera semakin yakin, tadi itu dia tak salah dengar.“Ibu mau ikut anter Meera ‘kan? Yuk bersih-bersih dulu!” tutur Ameera pada Arsyla. Perempuan itu mengangguk antusias. Lekas Ameera menggandengnya menuju kamar miliknya di lantai atas.Entah kenapa, hatinya langsung tersentuh ketika melihat sorot mata lemah perempuan itu. Berbeda sekali dengan penerimaan hatinya terhadap Tuan Rivaldo. Hingga kini, Ameera masih merasa berjarak dengan lelaki itu. Sementara dengan Arsyla, dia bahkan langsung merasa senasib. Selama ini, sama-sama terbuang dan kehilangan. Mungkin latar belakang itu juga yang membuat sisi hati Ameera langsung terbuka dan iba pada perempuan itu.Usai bersiap-siap, mereka pun berangkat. Ameera menggandeng sang Ibu masuk ke dalam mobil. Gavin menyetir dengan tenang. Ameera dan Arsyla duduk di kursi belakang. Terdengar Arsyla menceritakan seperti apa kondisinya dulu. Berulang kali juga perempuan itu meminta m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 48A

    Seketika sepasang alis tebal Gavin saling bertaut. “Yang mana, ya, Non?” “Calon suami pilihan Papa? Siapa dia?” Gavin terdiam. Dia menunduk dalam. Tak satupun kalimat terdengar keluar dari mulutnya. “Jawab, Mas! Sebentar lagi aku ada kelas!” “Sebaiknya anda tanyakan langsung pada Tuan Rivaldo, Nona. Saya tak memiliki kapasitas menjelaskan hal itu pada Anda. Lagipula … ini masih terlalu dini, Anda pun masih harus fokus untuk berkuliah, Nona.” Ameera mendengus. Namun, dia tak lagi bertanya. Gadis itu tahu betul karakter lelaki yang ada di depannya. Jika sudah menjawab a, maka akan tetap dengan jawabannya. “Mas Gavin itu, banyakan nyebelinnya ya sekarang!”Hanya saja, Gavin tak menimpali kalimat itu. Dia langsung menoleh ke arah mobil yang terparkir tak jauh dari tempatnya mengobrol.“Saya permisi! Ibu Anda terlalu lama menunggu, kasihan dia.” Ameera mengangguk dan mengibaskan tangan, “Ya sudahlah!” Gavin memutar balik tubuhnya dan berjalan mendekati ke arah mobil yang terparkir

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 48B

    “Ahm, pakailah kartu ini untuk kebutuhan kamu!” Tuan Rivaldo berbicara ragu. Namun, rasa bersalah yang bergejolak hebat membuatnya akhirnya memutuskan hal itu. “Saya tak butuh itu, Mas. Sebetulnya saya sudah dapat pekerjaan. Hanya saja … saya masih ingin bersama Ameera di sini lebih lama lagi.” “Pekerjaan? Jadi, kamu?” “Ya, saya gak berniat selamanya numpang di rumah kamu yang besar ini, Mas. Saya tahu diri, kok. Kita sudah tak ada ikatan apa-apa, nanti khawatir jadi fitnah. Jadi, ke depannya saya akan mengunjungi Ameera seminggu sekali saja atau dia yang akan pulang ke panti nanti setiap hari.” Tuan Rivaldo terkejut. Dia tak menyangka ada rencana seperti itu yang Arsyla pikirkan. Gavin memang tak pernah bercerita hal itu padanya karena Gavin merasa jika hal itu tak ada sangkut pautnya. “Tetaplah di sini, Syla! Ini rumah kamu juga.” Tuan Rivaldo bicara dengan nada berat. “Tidak, Mas. Saya cukup tahu diri saya siapa! Permisi!” Arsyla tak hendak berlama-lama mengobrol dengan mant

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 49A

    Aksa sedang merapikan meja kerjanya ketika ponsel yang tergeletak di dekat laptopnya bergetar. Senyum pada bibirnya yang kemerahan mengembang setekah tahu siapa pengirim pesan. Sepasang netranya menyipit karena tarikan pada dua sudut bibirnya. Aksa meraih benda pipih itu setelah menyimpan rapi jas putihnya. [Abang ada waktu?] Pesan dari Ameera dia terima. Lekas jemari kokohnya mengetik cepat untuk membalasnya. [Ada agenda lain sih. Ra. Kenapa?] Aksa mengingat-ingat jadwal hari ini. Dia ingat, setelah dokter jaga datang. Dia dan Felani mendapatkan undangan untuk menghadiri asosiasi pengusaha. Salah satu calon investor mengajak mereka meeting setelah acara pertemuan itu usai nantinya. Aksa tengah merencanakan membangun sebuah rumah sakit juga dan sudah memiliki janji temu dengan beberapa investor seperti sekarang. [Ahmmm … Masih di klinik?] Bukannya menjawab, tetapi Ameera malah balik bertanya. [Iya, Ra. Kamu sudah pulang?]Aksa membalas dengan cepat. [Iya udah sampe rumah. Cuma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22

Bab terbaru

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 60B-END

    “Saya harus extra kuat sekarang, Ra. Ada dua perempuan rapuh di rumah. Beruntung Mbak Maria sudah pindah rumah, Marina juga sudah menikah dan ikut suaminya. Seenggaknya, saya dan Papa berbagi tugas untuk mengawasi dua orang itu saja.” Ameera mengangguk-angguk paham. Pantas saja, Ardi tampak jauh cepat lebih tua. Rupanya beban hidup yang dialaminya cukup membuat Ameera turut prihatin.“Salam buat keluarga, ya, Mas! Maaf gak bisa ngobrol lama, ada acara lagi setelah ini.” “Iya, Ra. Sukses terus, ya! Seenggaknya saya bangga pernah menjadi orang yang berarti dalam hidup kamu, meski itu dulu.” Ardi tersenyum kecut dan bicara lirih. Sorot matanya tetap menatap Ameera dengan pandangan yang masih sama, seperti dulu.“Ya, Mas!” Ameera tersenyum, lalu berpamitan dan meninggalkan Ardi yang mengusap rambutnya yang sudah ramai ditumbuhi uban.***Setelah kegiatan perusahaan banyak diambil alih kembali oleh Ameera. Perlahan kesibukkan Gavin mulai terbagi lagi. Kini, dia memiliki sedikit waktu lon

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 60A

    Tuan Rivaldo langsung terdiam ketika mendengar persyaratan yang disampaikan Arsyla. Bahunya melorot, lalu dia meminta Parjo mendorong kursi rodanya kembali ke teras menemani Ameera. Selera makannya mendadak menguap begitu saja.“Mama kamu itu, Ra. Apa gak kasihan sama Papa? Masa iya ngasih syarat diluar nalar kayak gitu.” “Hah, syarat apa, Pa?” Ameera yang baru selesai membalas email bertanya tanpa menoleh pada sang Papa. “Masa iya, dia bilang … Papa jangan pernah menemui dia lagi selama setahun kalau mau dipertimbangkan balikan lagi. Mana mungkin bisa gak ketemu, Papa ‘kan pasti ke sini tiap hari.” Ameera terkekeh, lalu dia berbisik ke telingan Tuan Rivaldo. Lelaki paruh baya itu tampak menautkan alis. Lalu setelahnya menatap Ameera sambil tersenyum sumringah.“Oke, Papa temuin mama kamu dulu! Papa sanggupin saja, ya! Kamu pinter sih, Ra. Papa ‘kan bisa temuin kamu di kantor, jadi gak akan ketemu Mama kamu, walau berat, sih! Setahun, Ra,” tutur Tuan Rivaldo dan segera beranjak ke

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 59

    Kabar kehamilan Ameera diterima dengan suka cita. Arsyla memeluk haru putri semata wayangnya dengan buncah bahagia. Bahkan, demi memastikan Ameera cukup istirahat dan terjaga pola makannya. Arsyla memutuskan untuk tinggal sementara waktu di kediaman putrinya itu. Aksa merasa senang, setidaknya ditengah kesibukannya, sang istri ada yang memberi ekstra perhatian. Hanya saja, mau tak mau, Gavin yang kini menjadi tumbal. Karena kehamilan Ameera, rencana bulan madunya yang awalnya akan ke Bali dalam beberapa pekan, harus dibatalkan. Aksa meminta Tuan Rivaldo agar Ameera tak terlalu menerima beratnya beban pikiran. Alhasil, Gavin pun bisa memakluminya. Beruntung, Sasha bukan perempuan dengan tipe manja. “Gak apa, kok, Mas! Bulan madu bisa di mana saja! Di kantor juga bisa,” tukas Sasha sambil mengerling jahil. Dia sedang mengeringkan rambut basahnya. Semalam baru saja keduanya berpetualang hebat. Gavin yang baru selesai mandi, menoleh pada sang istri dengan ekor matanya. “Bulan madu? D

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 58B

    Tuan Rivaldo hanya tersenyum kaku. Dia seperti kehabisan kata-kata. Seorang asisten yang menggantikan Gavin, duduk juga di sampingnya. Sementara itu, kedua orang tua Gavin dan Sasha duduk membersamai pengantin di depan sana.“Arsyla … sepertinya jarak yang kamu bentangkan semakin hari, semakin lebar saja … apa tak ada kesempatan untukku menebus segalanya?” batin Tuan Rivaldo. Perempuan yang sudah melahirkan buah hatinya itu tampak begitu ceria mengobrol dengan anak menantunya. Sesekali perempuan paruh baya itu tertawa. “Bodohnya aku,Syla … bodohnya aku yang menyia-nyiakanmu dulu,” batin Tuan Rivaldo dipenuhi sesal. Seorang panitia datang dan mengantarkan pesanan makanan. “Wah, bakso, ya!” Sumringah Bu Uti ketika mencium wangi yang menguar. Rupanya Aksa tadi yang memesan. Hanya saja, Ameera tiba-tiba menutup hidung dan terlihat tak nyaman. “Duh, bau banget, sih, Bang!” rengeknya sambil menjauhkan mangkuk bakso dari depannya.Aksa mengernyit. Pasalnya, biasanya Ameera adalah orang y

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 58A

    Suara deheman Gavin, membuat Sasha mencubit perut Johanes. Lelaki yang dicubitnya itu mengaduh. Lalu, mau tak mau melepas pelukannya.“Masih saja galak! Kuwalat lo sama abang sendiri!” ejek Johanes. Wajahnya tampak datar lagi dan kini dia beralih menyalami Gavin. Sepasang mata elang Gavin seolah tengah melayangkan protes atas kelakuannya tadi.“Biasa aja lihatinnya, Dek! Lo sekarang adek gue juga!” kekeh Johanes tersenyum masam. Dia menepuk pundak Gavin dua kali. “Gue gak perlu nitipin dia ke elo! Gue yakin, elo bakal jagain dia jauh lebih baik dari gue!” Johanes melepas jabatan tangannya dengan Gavin. Lalu menoleh pada perempuan yang berjalan dengan pelan karena perut yang sudah membesar. “Pasti, Bang!” Gavin menjawab singkat. “Berasa tua gue dipanggil Abang,” kekeh Johanes. Tak ada sedikitpun raut bahagia di wajahnya. Dia pun meraih jemari perempuan yang sejak tadi seperti tak diacuhkannya itu. Entah perempuan mana lagi yang dihamilinya. Perut yang besar dengan high heel yang ag

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 57B

    Hanya saja, pesan Sasha pun tetap diabaikan juga. Karena penasaran, Sasha pun mencoba melakukan panggilan. Namun, tak ada satu pun panggilan darinya diterima Johanes.“Ngambeknya kayak anak kecil,” oceh Sasha. *** Resepsi pernikahan, akan diadakan besar-besaran. Apalagi Antoni pun tak mau ketinggalan. Dia tetap tebal muka dengan penolakan Sasha. Bahkan dia sudah mendeklarasikn kepada rekan bisnisnya tentang keberadaan putri kandungnya. Karena itu, pernikahan Sasha terbilang dirancang dengan cukup megah. Di mana ada tiga pendonor utama yaitu dokter Subarkah, Anotni dan juga Tuan Rivaldo. Waktu bergerak merangkak. Persiapan pernikahan yang dilakukan sudah hampir rampung. Johanes, belum memberikan kabar keberadaan hingga sekarang. Hanya saja, ada sedikit kemajuan. Jika Ibunya mengirim pesan, setidaknya dibalas. Dia selalu bilang, kalau sekarang dia berada di tempat yang aman. Butuh waktu untuk lelaki itu mengobati luka yang menganga cukup besar. Hanya dua orang yang pesannya dibalas.

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 57A

    Sasha menatap langit-langit kamar yang polos. Rasa lelah seharian, tak serta merta membuatnya bisa tidur cepat. Hari ini terlalu penuh kejutan untuknya. Malam yang mulai larut, putaran jam dinding yang terus menggulir waktu, tak bisa membuat Sasha dengan mudah memejamkan mata. Bayangan wajah Gavin yang hari ini memberi kejutan luar biasa untuknya. Terus-menerus bergelayut di kelopak mata. Sudah sejak tadi dia bolak-balik membuka sosial medianya. Beberapa postingan yang memuat kebersamaannya dengan Gavin, sudah memenuhi wall-nya. Sengaja Sasha postingkan untuk mengabadikan momen yang sangat langka dan berharga ini. Sontak banyak sekali komentar dari link pertemanan yang menyatakan kaget luar biasa. [Lo sama Jo, udahan?] [Secepat itu kamu berubah haluan, Sha?] [Wah? Dilamar? Jadi, Jo kalah gercep?] [So sweet banget, sih! Kelihatan banget dia ngasih kejutan dadakan, sampe cicinnya kebesaran.] Dan banyak lagi komentar yang menyangkut pautkannya dengan hubungan Sasha dengan Johanes

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 56C

    Sepasang netra Sasha kembali besinar. Dia bergegas menghampiri Bu Uti dan ikut membaca sederet tulisan lama yang menuliskan alamat Sasti. Sasha pun mengambil gambar dengan ponselnya lekas menoleh ke arah Gavin, Ameera dan Aksa.“Aku mau ke sana! Aku ingin mencari Mama!” Ketiganya mengangguk. Tak menunggu waktu, hari itu juga mereka bergerak menuju lokasi yang disebutkan. Mereka menggunakan satu mobil saja, sedangkan yang satunya dititip di panti. Setelah menempuh waktu sekitar empat jam, akhirnya mereka tiba di sebuah perkampungan. Asing, itulah yang Sasha rasakan. Setelah berputar-putar mencari nama tersebut dan di arahkan ke sana sini. Banyak yang bernama Sasti, tapi rata-rata usianya masih muda, ada juga yang masih bayi. Hingga akhirnya mereka diarahkan ke sebuah rumah, katanya dulunya milik almarhumah Bu Sasti. Hanya saja ternyata rumah itu sedang kosong. Beruntung, ada seorang perempuan berjilbab lebar yang kebetulan keluar dari rumah megah yang berseberangan menanyai mereka.“

  • IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI   BAB 56B

    Sasha meninggalkan rooftop rumah sakit dengan mood yang sudah membaik. Ide Ameera menelpon Gavin sepertinya adalah ide paling tepat. Kini, wajah Sasha yang tadi terlihat begitu muram, perlahan terlihat cerah. Meranti, Subarkah, Merisa dan Antoni ternyata menunggu mereka di lantai satu. Aksa sudah membocorkan kondisi Sasha. Semua turut senang, kesedihan itu tak bertahan lama.Bersamaan dengan pintu lift yang terbuka. Empat pasang mata itu menatap kedatangan dua pasang muda-mudi itu. Jemari mereka saling bertaut. Hanya saja, Sasha yang tak biasa, lekas melepas gamitan jemari Gavin ketika melihat ada empat orang tua yang tengah menunggunya. “Sha … anak kesayangan mama.” Meranti langsung memburu Sasha, memeluk erat dan menangis tersedu. Dia merasa begitu bersalah karena selalu mengulur waktu untuk memberitahu pada Sasha hal yang sebenarnya. Dia selalu merasa tak siap menghadapi reaksi Sasha. Hingga akhirnya itu hanya menjadi bom waktu yang pada hari ini harus meledak diluar kendali mer

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status