All Chapters of IDENTITAS TERSEMBUNYI SANG PEWARIS ASLI: Chapter 11 - Chapter 20

106 Chapters

Bab 11

Info : Aku ada edit isi bab 10, soalnya sama dengan bab 9, tapi masih dalam tinjauan.“Ahm sebentar lagi juga kamu tahu, Ra! Nah itu dia orangnya! Mereka datang!” Sasha bicara dengan sepasang netra berbinar. Sontak Ameera mengikuti arah pandangan Sasha yang menatap dua orang lelaki yang baru saja masuk dari pintu kedatangan. Satu orang lelaki terlihat masih muda dan gagah. Raut wajahnya dingin dan dan kaca mata tebal membingkai rahang tegasnya. Sementara itu, seorang lelaki paruh baya terlihat duduk di kursi roda. Wajah lelaki sepuh itu terlihat teduh dan ramah. “Rasanya yang duduk di kursi roda itu, wajahnya familiar … tapi, di mana pernah lihat, ya?” batin Ameera sambil memperhatikan mereka mendekat. “Duh, gimana reaksi Ameera, ya? Mereka pasti manggil aku dengan nama Ameera?” batin Sasha sambil melirik ke arah Ameera. “Siapa sih mereka, Sha? Sampe jauh-jauh, Sasha ngajak aku kemari? Kayak pernah lihat, tapi entah di mana.” “Itu yang kubilang masa depan, Ra! Masa depan cerah,”
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 12A

[Gavin, tolong dekati temannya Ameera! Buat alasan agar kita bisa bertemu lagi! Jika bisa, curi rambutnya untuk dilakukan test DNA!] Gavin baru saja menurunkan Ameera setelah tadi mengantar Sasha. Dia mematung ketika membaca pesan yang dikirimkan Tuan Rivaldo. Memang belum beranjak, saat ini masih berada di depan kontrakan Ameera. Namun, jadinya dia harus mencari cara. Ketukan pada kaca mobil membuat Gavin mendongak. Gadis yang dia kira bernama Sasha itu tampak menatapnya heran. Gavin lekas menurunkan kaca jendela sehingga wajah manis itu kian terlihat jelas.“Mas kok belum pergi? Apa mobilnya ada masalah?” Gavin terpegun. Belum terpikir mau menjawab apa. “Kalau mogok, di depan sana ada bengkel!” tutur Ameera lagi. “Ahm, oke-oke, terima kasih. Gak masalah, kok. Cuma boleh mampir sebentar ke toilet?” Akhirnya Gavin menemukan alasan yang paling tepat. Ameera terpegun. Kontrakan petakan miliknya teralu sempit. Dia merasa risih jug ajika ada lelaki yang mampir ke dalam. “Kalau tak
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 12B

“Tadi keluarga Mas Ardi nungguin Papa. Kami sudah tentuin hari pertunangan, Pa!” tutur Safiyya. “Hmmm … sorry, tadi taxinya kejebak macet.” Tuan Rivaldo masih memberikan alasan. Padahal sejak tadi pun dia sudah tiba dan melihat masih ada mobil terparkir di depan rumahnya sehingga dia membayar argo taxi untuk menunggu. “Iya, gak apa. Untung Papa gak kenapa-kenapa,” tutur Safiyya sambil tersenyum dan duduk di kursi empuk yang ada di kamar Tuan Rivaldo. “Memangnya Gavin ke mana, sih, Pa? Majikan sendiri suruh naik taxi. Apa bagusnya Papa punya asisten seperti Gavin, sih?” Suara Anesya terdengar agak keras dan ketus sehingga membuat Tuan Rivaldo menoleh. “Keluarlah dari kamarku. Capek, mau istirahat!” Tuan Rivaldo yang sudah muak dengan sikap Anesya lekas mengalihkan topik pembahasan.“Ck! Kamu itu masih saja ngambek, Mas! Awas kalau ngambeknya lama, gak aku kasih jatah!” Anesya membisikkan kalimat itu di samping telinga Tuan Rivaldo. Hanya saja lelaki itu, lagi-lagi melengos. Anesya
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 13 A

“Sebetulnya, ada hal yang sangat penting yang ingin saya bicarakan dengan Anda, Nona!” tutur Ardi dengan Bahasa yang sangat kaku dan formal. Berbeda sekali dengan Ardi yang tersenyum hangat dan berbicara lembut ketika pertemuan keluarga kemarin. Safiyya seperti melihat satu sisi yang bertolak belakang. “Bicara apa, Mas?” Safiyya menatap Ardi penasaran. Dia cukup kaget dengan perubahan sikap Ardi yang begitu drastis saat ini. “Saya mencintai orang lain.” Ardi menjawab dengan mantap. Safiyya mendadak terdiam. Meskipun dia tahu, perkenalan mereka baru sehari. Meskipun Safiyya tahu, tak ada cinta bersemayam dalam hubungan mereka. Namun, demi apapun, harga dirinya merasa terkoyak ketika seorang lelaki berbicara seperti itu di depannya. “Lalu?” safiyya menaikkan satu alisnya ke atas. “Apa Nona yakin mau menerima perjodohan ini, tetapi di hati saya ada orang lain?” Ardi kembali menekankan. Safiyya tersenyum miring lalu menjawab dengan percaya diri, “Apa kamu yakin tak akan ja
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 13B

“Eh, jadi anaknya Tuan Rivaldo yang hilang itu sudah ditemukan, ya?” batin Ameera ketika melihat tulisan di bawah nama mempelai wanita.“Duarrrr!” “Astaghfirulloh!” Ameera terkejut ketika tiba terdengar bunyi letusan. Dia menoleh ke asal datangnya suara. Tampak Sasha sedang sibuk meniup balon, lalu setelah selesai, dia menusuknya dengan jarum. “Duarrrr!” Balon kedua meletus lagi.“Sha! Kurang kerjaan, ya?” oceh Yuli salah satu rekan caddy yang baru saja finish. Ameera dan Sasha standby sebagai grup kedua yang masuk siang. Mereka baru saja tiba dan tengah duduk-duduk di depan area loker yang cukup luas. Di sanalah para caddy biasanya berbincang-bincang sebelum atau sesudah tugas di lapangan. “Ya, Yul! Biar dapat gaji tambahan, makanya nyari kerjaan!” oceh Sasha dan kembali melanjutkan kegiatannya. Ameera mendekati Sasha lalu memunguti balon-balon yang tadi dia borong dari tukang jualan di tepi jalan itu. Sebelum naik jemputan, Sasha melihat kakek-kakek berjualan balon. Jadi dia bo
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 14A

Hanya saja, ketika mereka tiba di area parkiran. Ameera menyenggol lengan Sasha ketika tampak seorang lelaki dengan kaca mata tebal sedang berdiri di samping mobilnya. Lengannya dimasukkan ke dalam saku dan tampak dia mengedarkan pandangan. Gaya cool yang menjadi ciri khasnya membuat beberapa orang caddy yang kebetulan menoleh, berbisik-bisik dan turut mengaguminya juga. Dialah Gavin. Sengaja datang ke tempat kerja Sasha dan Ameera demi satu titah lagi, mencari tahu lebih jauh kehidupan Ameera. “Sha itu, jangan-jangan nyariin ponsel,” bisik Ameera. Dia langsung teringat ponsel Gavin yang tertinggal dan belum sempat dikembalikan. “Eh, seriusan itu dia? Mimpi apa aku semalam, ya?” Sasha mengucek mata. Degub dalam dadanya tiba-tiba bertalu lebih cepat dari biasanya. “Duh, aku jadi gak enak. Nanti dikiranya kita gak mau balikin lagi,” bisik Ameera. Kebetulan, keduanya belum sempat mengembalikan ponsel itu karena bentrok dengan jadwal kerja. “Biar Sasha yang selesaikan.” Sasha menepuk
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 14B

Jika memang berpisah dengannya Ameera bisa lebih bahagia, maka ia akan berusaha ikhlas menjalani. Hanya saja, dia ingin Ameera tahu, perasaannya masih tak berubah, masih sama seperti yang dulu. Jadi, dia mengirim surat itu dan dikirimkan pada alamat tempat kerja Ameera. Ardi tak bisa memaksakan untuk tetap mempertahankan Ameera. Dia ingat betul jika kakaknya memiliki kepribadian psikopat. Bahkan Maria tega membu-nuh anaknya sendiri. Dulu alasannya adalah syndrome baby blues. Itu pula yang Ardi cemaskan. Jika pada anak sendiri saja tega, apalagi hanya pada Ameera. Apalagi percobaan penculikan kala itu, sudah membuat Ardi cukup shock. Ardi mendengar sendiri Maria berbicara dengan Ibunya, kalau akan melakukan segala hal agar Ardi tak jadi menikahi Ameera. Maria sangat patuh pada ibunya, itu pasalnya. “Semoga kamu bahagia, Ra. Perasaan Mas masih tetap sama. Mas rela berkorban demi kebaikanmu.” Ardi mengusap wajah. Dia pun menatap pantulan dirinya di depan cermin. Baju yang dipilihkan i
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 15A

Beberapa foto pernikahan Ardi dan Safiyya, Ameera terima. Entah kenapa, adik dan kakakknya Ardi seolah belum puas menjejalinya dengan semua ini. Padahal Ameera sendiri sedang belajar ikhlas untuk tak lagi terlibat dalam kehidupan mereka. Ameera sudah terlalu lelah. Sejak kecil, Ameera hanya ingin mendapat pelukan penuh cinta dari sosok ayah dan Ibu yang tak pernah didapatkannya. Ameera terlalu lelah jika harus mempertaruhkan sisa hidupnya yang mulai terasa baik-baik saja demi sebuah hubungan yang perlu rongrongan, karena itu dia melepaskan. Namun ternyata, tak semudah itu. Orang-orang di sekitar Ardi masih kerap mengganggunya. Ameera tak setangguh itu untuk berjalan menerjang badai, tapi kenapa meskipun dia menjauh, mereka masih merecokinya. Ameera sudah lelah, merasa kesepian dan menangis sendirian. Dia benar-benar hanya merindukan sisa hidup yang penuh kedamaian.Ameera pun langsung menghapus semua pesan yang dikirimkan kakaknya Ardi. Karena dia bukan pendendam. Ameera tak suka me
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 15B

Kadang bertemu tak sengaja di supermarket, ketika sedang olah raga pagi dan juga kadang Ameera hanya melihat mobil Gavin dari kejauhan. “Sha, dia cinta banget sama kamu kali, ya!” oceh Ameera sambil meluruskan kaki di teras kontrakan. Baru saja dirinya dan Sasha melakukan olah raga pagi. “Kenapa gitu, Ra?” Sasha mengelap keringat yang membasahi pelipisnya dan mengatur napas. “Lagi olah raga saja, ketemu lagi sama dia! Kayaknya banyak banget kebetulannya!” oceh Ameera. Sasha hanya tergelak. Sasha pun berpikiran, jika mereka sedang diawasi. Hanya saja, Sasha tahu betul penyebabnya apa. “Sepertinya hasil test DNA-nya akurat, deh! Karena itu, Tuan Rivaldo nyuruh Gavin buat nguntit! Sebentar lagi, kamu akan punya keluarga, Ra … ketemu ayah sama Ibu kamu seperti yang selalu kamu rindukan dulu,” batin Sasha. Dia tanpa sadar tersenyum sendiri.“Woyyy, Sha! Malah senyum-senyum sendiri! Susah ya kalau orang sudah otw bucin!” oceh Ameera. Dia mengira, Sasha sedang memikirkan Gavin.Sasha te
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

BAB 16A

Tuan Rivaldo masih mematung. Ditatapnya selembar kertas hasil test DNA-nya. Dia menatap lembar tersebut dengan hati berdentum-dentum hebat. Ada rasa bahagia yang berlarian dalam sanubarinya. Instingnya tak bisa dibohongi, hasil test kali ini ternyata menunjukkan kesesuaian juga. Gadis yang begitu mirip Arsyla---mantan istrinya, ternyata adalah putrinya. Hanya saja, di balik kebahagiaan itu, Tuan Rivaldo merasa gamang. Bagaimana bisa, ada dua orang yang memiliki hasil test DNA yang cocok dengannya. Dia ingat sekali, Arsyla tak melahirkan bayi kembar. “Gavin, bagaimana bisa ada dua hasil yang sama?” Gavin termenung dan menatap kertas berlabel rumah sakit ternama itu. Dia pun sama, tak habis pikir juga. Bagaimana bisa, hasilnya bisa sama-sama cocok. “Apa perlu kita panggil untuk test ulang?” Gavin mencoba memberikan solusi. Tuan Rivaldo bergeming. Dia menatap Gavin sejenak, lalu menggeleng pelan. “Tidak untuk sekarang! Jemput saja mereka berdua dulu! Suruh si Mbok siapkan k
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status