All Chapters of Hasrat Terlarang Sang Bodyguard: Chapter 11 - Chapter 20

47 Chapters

Bab 11

Liam menatap layar ponselnya cukup lama. Nama sang istri terpampang jelas di sana. Namun, ada sesuatu yang membuatnya ragu untuk menghubungi Nayya. "Sudahlah. Nanti aja aku telfon Nayya." Liam kembali meletakkan ponselnya di meja. Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan, mencoba menghilangkan rasa penat dalam dirinya. Sebagai gantinya, ia meraih laptop dan membuka berkas yang baru saja dikirimkan oleh Revan. "Mungkin aku akan menyelesaikan dokumen ini sebelum pulang ke rumah," bisiknya, seolah sedang meyakinkan dirinya sendiri. Pria 30 tahunan itu berusaha fokus pada pekerjaannya. Ia menatap layar laptopnya, mencoba mengabaikan suara-suara kecil di kepalanya yang terus memunculkan bayangan wajah Nayya. Ia membuka dokumen dari Revan dan mulai membacanya dengan saksama, tetapi pikirannya tetap melayang ke rumah. "Fokus, Liam. Fokus," gumamnya sembari memijat pelipis.
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 12

"Enghhh..."Nayya tidak melawan, tubuhnya terlalu lemah untuk menolak. Beberapa detik berlalu dalam keheningan. Galen menunggu dengan cemas, tangannya masih memegangi termometer untuk memastikan posisinya tidak bergeser.Ketika bunyi “bip” terdengar, Galen dengan cepat menarik termometer dan melihat angka yang tertera.“39,2 derajat...” gumamnya, alisnya berkerut. Ia meletakkan termometer itu di atas meja dan menatap Nayya penuh kekhawatiran. “Nona, Anda demam tinggi. Saya telfon dokter dulu." Dengan cekatan, Galen berusaha menghubungi dokter langganan keluarga mereka. Namun beberapa kali mencoba, panggilan tersebut belum tersambung juga.Galen berdecak kesal. Ia melihat ke Hanya dengan cemas sebelum menggendong tubuh perempuan berbalut selimut itu ala bridal. Tanpa menunggu persetujuan, ia bergerak cepat untuk membawa Nayya ke rumah sakit. Hanya saja, saat baru separuh ia menuruni tangga, seseorang yang sangat Galen kenal, sedang berdir
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 13

"Tapi Tuan, saya..." Galen menggigit ujung lidahnya. Tidak berani melanjutkan kalimat yang hendak ia katakan."Ada apa Galen? Kamu kenapa?""Saya akan menunggu di depan, Tuan. Barang kali Tuan membutuhkan sesuatu," balasnya. Dengan kalimat yang cukup sopan."Ya sudah, terserah kamu saja." Liam tak terlalu ambil pusing. Dia hanya mengangguk setelah Galen pamit untuk standby di depan. Sementara dia, berada di kamar rawat Nayya dan memperhatikan istrinya tersebut dengan seksama.Setelah beberapa jam berlalu, Nayya mulai siuman. Ia membuka kedua kelopak matanya sambil berusaha menyesuaikan cahaya lampu yang menyilaukan penglihatannya."Kamu udah bangun?""M- mas Liam?" Nayya sedikit terkejut saat melihat suami berada tak jauh darinya. Bahkan Liam tampak segera bangkit dari sofa dan berjalan menghampirnya. "Kenapa aku bisa di sini?"Nayya mencoba bangkit, tetapi tubuhnya terasa lemas. Sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, Li
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 14

"Selamat ulang tahun, Ma. Semoga Mama panjang umur, sehat selalu, dan diberikan keberkahan."Nayya memeluk ibu mertuanya— Widuri. Memberikan ucapan selamat di hari jadi ulang tahun sang mertua."Makasih, Nay." Wanita dengan gincu merah dan rambut disanggul rapi ke belakang itu memeluk Nayya. Berterimakasih karena sang menantu menyempatkan waktunya untuk datang ke pesta ini."Aku bawain kado buat Mama." Dengan senyum tulusnya, Nayya menunjukkan paperbag besar berisi tas mewah yang dia beli di luar negeri. Barang branded yang menjadi incaran sang Mertua selama beberapa bulan terakhir. "Aku tau Mama udah lama kepengen tas ini.""Makasih ya sayaang.""Sama-sama.""Mama suka kan?""Suka," Widuri tersenyum penuh arti setelah menerima kado dari Nayya. Ia mendekati menantunya lalu berbisik, "tapi kamu tau kan apa hal yang paling Mama harapkan?"Tubuh Nayya membeku. Selama beberapa detik ia merasa jantungnya seperti berh
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 15

"Mas... Kamu di mana? Kenapa belum datang juga? Kamu gak lupa kan kalau sekarang pesta ulang tahun Mama kamu?" ["Halo? Siapa ya?"] Nayya terdiam sejenak, terpaku mendengar suara perempuan di ujung telepon. "K- kamu yang siapa? Kenapa ponsel Mas Liam ada di kamu?" Ekspresi wajah perempuan itu menegang. Perasaan was-was seketika melingkupi hatinya. 'Siapa wanita ini? Dia belum pernah mendengar suara wanita itu sebelumnya. Dan... Kenapa ada di dekat mas Liam?' pikirnya panik. Sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, suara Liam terdengar di telepon. "Halo, Nayya," kata Liam dengan nada tenang. "Ada apa?" "Mas!" suara Nayya terdengar bergetar, penuh kecurigaan. "Itu tadi siapa? Kenapa hape kamu bisa ada sama dia?" Liam terdiam beberapa detik. "Oh, itu—" Ia terdengar menarik napas. "Itu sekretarisku. Kita lagi lembur bareng, kan aku bilang tadi aku ada meeting penting. HP aku tadi aku tinggal di meja, jadi mungkin dia yang angkat." "Sekertaris? Bukannya sekertaris kamu si Revan ya? Apa
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 16

"Mas Liam!" suara Nayya terdengar dingin. "Kamu ini kerja atau pacaran sama dia? Kenapa kalian deket banget?"Perempuan itu segera mundur beberapa langkah, wajahnya pucat. Liam bangkit dari kursinya, mencoba mengendalikan situasi. Meskipun kehadiran sang istri sempat membuatnya terkejut."Nayya, apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya mencoba untuk tetap tenang. Setenang ekspresi wajahnya."Aku ke sini buat mastiin sesuatu," balas Nayya sambil melipat kedua tangannya di dada, matanya menatap tajam pada Liam.Sekertaris itu membuka mulut, mencoba menjelaskan. "Bu— saya hanya membantu Pak Liam menyelesaikan laporan. Kami tidak—""Diam!" suara Nayya meninggi. "Aku gak nanya sama kamu!" Tatapannya menjurus tajam ke arah wanita tersebut."Nayya, sudah cukup!" potong Liam, nadanya tajam. "Aku benar-benar sedang bekerja. Kenapa kamu harus datang ke sini dan membuat keributan?"Nayya tertawa sinis. "Keributan? Mas, kamu tahu ga
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 17

“Nona Nayya, mohon ikut saya! Kita bisa bicara nanti kalau Nona sudah tenang,” kata Galen dengan nada kalemnya yang khas.“Galen! Kamu gak tahu apa-apa soal ini! Jangan ikut campur!” Nayya berteriak, tapi Galen tetap memegangnya dengan hati-hati, mencoba membawanya keluar dari gedung.Liam hanya berdiri diam, matanya menatap dingin ke arah mereka. Ada rasa bersalah yang muncul di dadanya, tapi egonya menahan untuk mengambil tindakan apapun.Nayya berbalik menatap suaminya yang tidak bergerak. "Mas Liam! Mas..."Namun Liam tetap membatu, tidak menjawab. Ia membiarkan Galen membawa istrinya pulang sementara dia sendiri kembali ke ruangannya tepat ketika sang istri menghilang dari pandangannya.Galen yang biasanya bersikap tenang dan sopan mulai kehilangan kesabarannya. Di parkiran yang sepi, Nayya masih berusaha melawan, menarik lengannya dari pegangan Galen.“Galen, lepaskan aku! Aku gak akan pergi sebelum Mas Liam ikut!” seru Nayya dengan suara tegasnya."Maaf Nona, saya tidak bisa me
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 18

"Uggghh..." Nayya mengernyit. Ini kali pertamanya minum minuman beralkohol. Rasanya aneh. Tapi dia tidak peduli. Dia hanya ingin melupakan semua beban di dalam dadanya.Nayya duduk di lantai kamar dengan kaki terlipat, bersandar pada tempat tidur. Di depannya, satu botol bir sudah kosong, dan tangan mungilnya sibuk menggenggam botol kedua. Dia meneguk isinya perlahan, wajahnya meringis setiap kali cairan pahit itu melewati tenggorokannya. Namun, dia terus berusaha menghabiskan isinya.“Dasar Mas Liam gak punya hati,” gumamnya dengan nada melengking, pipinya sudah memerah karena efek alkohol. "Tega banget dia ngomong kayak gitu? Aku gak bisa hamil? Dia yang mandul. Bukan aku."Setelah meneguk lagi, dia mendengus keras. “Dan Mama Widuri!! Kenapa sih itu nenek sihir selalu ikut campur urusanku. Dipikir kasih cucu itu sama kayak bikin bakso apa. Giling-giling, dibuletin terus jadi? Dipikir aku mesin pencetak cucu apa. Ngomong gak pernah diatur.""Liam sehat... Liam gak mandul," Nayya meni
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 19

"Nona butuh sesuatu?" tanya Galen dengan nada lembut namun juga penuh ketegasan.“Enggak…” balas Nayya sambil menggelengkan kepalanya dengan lucu, matanya yang sayu menatap Galen penuh harap."Kalau begitu, saya ambilkan air putih dulu," balas Galen yang sedang berjongkok di sisi tempat tidur, memandang Nayya yang tampak menggemaskan, sekaligus kasian disaat yang bersamaan."Aku gak butuh air putih.""Nona...""Aku cuma mau buktiin ke orang-orang kalau aku gak mandul. Aku bisa punya anak, Galen. Biar mereka berhenti nyalahin aku."Galen terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Kata-kata Nayya terdengar begitu menyedihkan, penuh luka yang mungkin sudah lama ia pendam. “Aku ini sehat kok, tapi aku bingung kenapa aku dan Mas Liam gak bisa dapat momongan,” lanjut Nayya, mencengkeram tangan Galen lebih erat. “Aku udah periksa. Dokter bilang aku baik-baik aja. Tapi mereka… mereka nggak percaya. Mas Liam juga…” Air matanya akhir
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 20

"Apa yang akan anda lakukan?" Galen menatap Nayya dengan sorot mata tegang. Ia menyaksikan Nayya memegang ponsel yang dia dapatkan dari meja kecil samping tempat tidur dengan alis berkerut.Nayya menyalakan voice recorder yang ada di hapenya. Lalu dengan setengah sadar ia berkata, "Aku, Nayyara Andini Ghayaka, dengan sadar dan tanpa paksaan, meminta Galen untuk menghamiliku. Sampai tugas ini terpenuhi, baik pihak pertama ataupun yang kedua tidak ada yang boleh membantah dan menolak apapun yang terjadi," ucapnya, nada suaranya terdengar lemah namun penuh tekat. "Aku akan bertanggung jawab atas konsekuensinya, dan aku tidak akan menyalahkan Galen atas apa pun yang terjadi nanti. Dan Galen, wajib memenuhi tugasnya tanpa menolak dan membantah. Kontrak ini hanya dapat diakhiri jika pihak pertama dinyatakan hamil."Galen menelan ludah, tubuhnya menegang mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Nayya. Dia tidak tahu apakah harus merasa marah, kasihan, atau bingung. In
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status