Home / Rumah Tangga / Perselingkuhan Yang Manis / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Perselingkuhan Yang Manis: Chapter 211 - Chapter 220

339 Chapters

Kehilanganmu (2)

Tak terasa Kayla sampai ketiduran karena lelah menangis.Perut yang bernyanyi kencang membuatnya membuka mata.Sudah jam dua belas siang, jadi wajar kalau tubuhnya menuntut asupan.Kayla bangkit dari tempat tidur lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Aliran air dingin di tubuhnya membuatnya menggigil, padahal biasanya tidak seperti ini.Ia cepat-cepat menyudahi ritual pagi itu.Tidak ada makanan apa pun di meja makan. Begitu juga ketika ia membuka kulkas.Hanya ada satu kardus persediaan mie instan.Kayla mengambilnya sebungkus, lalu memasaknya dengan cara biasa, tanpa ada inovasi dan add on.Tidak butuh waktu lama. Dalam hitungan menit semangkok mie instan sudah tersaji di depannya.Ia meniup uap panas yang masih mengepul.Kayla mencicipinya sesendok, tapi tidak berasa apa pun di lidahnya. Bukan karena ia lupa memasukkan bumbu, tapi karena hatinya yang bermasalah.Kendati demikian, makanan tak bergizi itu lolos ke dalam perutnya.Ia merasa sedikit kenyang, tapi tidak mend
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Kehilanganmu (3)

Kayla tersenyum kecut. Ia merasa malu karena Nabil selalu membalikkan pertanyaannya. Ia pun memilih diam dan melempar pandangan keluar."Kamu sudah makan?" Nabil bertanya padanya.Tanpa sadar Kayla memegang perut. Jujur, ia merasa lapar. Semangkok mie instan tadi tidak cukup lama bertahan memberi rasa kenyang. Tapi ia merasa sungkan untuk mengatakannya pada Nabil."Ini sudah waktunya makan siang," gumam Nabil pelan.Dan tanpa meminta persetujuan Kayla, Nabil berbelok memasuki halaman sebuah resto yang tanpa sengaja mereka lewati."Kita ngapain di sini, Bil?" dengan polos Kayla bertanya. Namun sesaat kemudian ia menyadari pertanyaan bodohnya. Memangnya apalagi yang bisa dilakukan di tempat makan kalau bukan mengisi perut.Kita makan siang dulu ya, aku lapar, belum makan dari tadi," jawab Nabil seraya mengajak Kayla turun.Kayla tidak menolak dan mengikuti langkah Nabil.Di dalam resto, Kayla memilih untuk duduk di sebelah Nabil, dan bukan di seberangnya. Ia tidak ingin berhadapan yang
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Crying In The Rain

"Dit!!! Radit!!!" Kayla berteriak memanggil nama Radit berkali-kali. Tapi tentu saja Radit sudah tidak mendengarnya karena panggilan sudah terputus.Menyadari hal itu Kayla balik menelepon Radit .Tangannya gemetar memegang handphone.Dan ia harus menelan kekecewaan yang mendalam saat nomor Radit sudah tidak bisa dihubungi.Tidak ada yang bisa dilakukannya lagi selain menangis.Kenapa Radit tega melakukan semua ini padanya?Kenapa ia mengulangi lagi kesalahannya yang dulu?Apakah dia ingin Kayla jatuh lagi ke tangan lelaki lain dan kemudian dia baru kembali dengan sejuta penyesalan seperti dulu?Dan yang membuat Kayla menjadi kesal. Radit begitu pengecut, tidak memberinya kesempatan untuk bicara.Coba kalau dia menjelaskan dengan baik-baik kemana dia akan pergi dan apa alasannya, mungkin Kayla akan menerima atau setidaknya mencoba untuk mengerti.Kayla merasa langit sudah runtuh.Ia sudah sebatang kara sejak lama, tapi ia merasa tidak sendiri karena masih ada Radit.Tapi sekarang ia b
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Crying In The Rain (3)

I'll do my crying in the rainIf I wait for cloudy skiesYou won't know the rain from the tears in my eyesYou'll never know that I still love you***"Ngeliat apa, Kay?" tanya Nadin untuk meyakinkan diri kalau mereka sedang memperhatikan objek yang sama."Itu Radit, Nad," gumam Kayla pelan. Suaranya terkalahkan irama hujan."Mana?" tanya Nadin penasaran sekaligus heran."Itu!" tunjuk Kayla pada laki-laki berjas hujan biru yang sedari tadi diperhatikannya. Laki-laki itu menunduk sambil melihat ponsel di tangannya."Masa sih?" Nadin seperti kurang percaya karena tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas."Iya, Nad, itu beneran Radit," ujar Kayla menegaskan. Wajahnya yang tadi murung berubah menjadi riang. Tak ingin kehilangan lagi, Kayla berlari ke arah laki-laki itu dan memanggilnya keras-keras. Suaranya bersaing dengan bunyi hujan.Tapi sepertinya takdir belum ingin bersahabat dengannya.Laki-laki itu menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana, lalu segera memakai helm serta me
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Kalau Kamu Pergi Aku Juga Pergi

"Aku nggak ngerti, Dit, maksudnya jaga gimana?""Ya jaga, Bil, tolong kamu gantiin peran aku dulu.""Apa? Kamu udah nggak waras ya? Jangan asal bicara, Dit. Tidak semua hal bisa dijadikan bahan gurauan," kata Nabil mulai marah."Bil, cobalah mengerti. Aku minta tolong sekali ini aja," suara Radit terdengar seperti memohon."Kalau kamu mau minta tolong untuk beliin obat Kayla mungkin aku bisa. Tapi kalau gantiin peran kamu aku nggak bisa. Itu namanya mengada-ngada. Paham?"Nabil mematikan telepon dengan geram. Ucapan Radit membuatnya berang. Sepertinya Radit memang menganggapnya sebagai tempat penitipan.Gila! Nabil kembali ke kamar dan merebahkan tubuh disamping Dea. Ia bermaksud tidur dan melupakan semua kata-kata Radit tadi. Tapi kalimat-kalimat itu berputar-putar mengitari pikirannya. Sepertinya Radit begitu tertekan dengan masalahnya sampai-sampai dia bicara sembarangan. Tapi kira-kira Kayla sakit apa? Kenapa Radit seperti menyembunyikannya?Nabil melirik Dea yang tidur disebelah
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Berjuang Melawan Takdir

Menunggu, yang biasanya merupakan hal yang membosankan, kini terasa sangat mengerikan. Nyaris satu jam Kayla berada dalam ruang IGD. Tidak ada satu pun petugas medis yang keluar dari sana. Setidaknya untuk memberitahu kalau Kayla baik-baik saja.Nabil dan Nadin nampak tegang. Seluruh indra mereka waspada. Setiap mendengar langkah kaki, bahkan denting besi beradu membuat mereka spontan terlonjak dari kursi."Bil, kita harus menghubungi siapa?" Nadin mengeluarkan suara serak. Mukanya terlihat kuyu. Riasan di wajahnya sudah terhapus air mata yang kini meninggalkan jejak-jejak panjang nan samar."Tidak ada, Nad. Kayla tidak punya siapa pun kecuali kita," gumam Nabil lemah.Kasihan Kayla. Nasibnya benar-benar malang. Sudah sebatang kara, ditinggal suami pula.Nadin mendesah resah. Ya Tuhan, semoga Kayla baik-baik saja. Semoga ia kuat.Nabil dan Nadin saling memanjatkan doa dalam hati masing-masing dengan kalimat yang berbeda namun maksudnya sama. Keselamatan Kayla.Pintu ruang IGD terbuka.
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

True Love Never Dies

Nabil terpaku di tempatnya sambil memandang langkah Dea yang menjauh meninggalkannya. Ia menjadi serba salah. Entah apa yang harus dilakukannya. Pergi atau tetap tinggal. Dea sedang mengandung anaknya. Jika sampai terjadi sesuatu pada istrinya itu Nabil tidak akan bisa memaafkan dirinya. Sementara Kayla bagaimana? Oke, memang ada perawat atau suster menjaga Kayla di ruangan ICU. Tapi tetap harus ada pihak keluarga. Siapa tahu nanti dirinya dibutuhkan untuk persetujuan sebuah tindakan.Ah ... bikin pusing. Semua ini gara-gara Radit."Dea, tunggu!"seru Nabil lalu berlari mengejar Dea.Dea tidak menyahut dan semakin mempercepat langkahnya. Nabil terus mengejar hingga langkah mereka sejajar."Sayang, aku ikut pulang sama kamu," ujar Nabil seraya menggandeng tangan Dea.Dea tidak menanggapi kata-kata Nabil. Mulutnya terkatup rapat seperti dikunci. Dan selama perjalanan pulang sampai di rumah Dea masih bungkam. Mukanya yang merengut menggambarkan kesedihan, kekesalan, serta kekecewaan hati
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

I Just Need You Now

Memasuki hari keempat, tapi masih belum ada perubahan. Kayla masih belum sadar. Nabil sudah membuat laporan orang hilang ke kantor polisi walaupun sebenarnya Radit tidak hilang. Tapi itu adalah jalan satu-satunya untuk menemukan Radit.Nabil menggeliat, meregangkan tubuhnya yang terasa tegang. Beberapa hari terakhir kegiatannya hanya bolak-balik rumah, kantor dan rumah sakit. Badannya terasa sangat lelah. Bahkan kalau boleh dibilang, ia nyaris tidak pernah ada di rumah. Ia pulang hanya malam, dan itu pun cuma untuk tidur. Selepas subuh ia sudah kembali berada di rumah sakit.Nabil melihat Kayla dari balik kaca. Kayla terlihat tenang, layaknya orang sedang tidur. Setelah mendapatkan izin untuk masuk, Nabil kembali menemui Kayla. Sama seperti sebelumnya, ia menyentuh tangan Kayla lalu menggenggamnya dan mengajak bicara."Kayla ... ini aku, Nabil. Aku datang lagi. Gimana kabar kamu hari ini? Aku tahu saat ini kamu sedang berjuang. Aku tahu sebentar lagi kamu pasti bangun. Iya, kan? Kamu
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Do Your Best And Let God Do The Rest

Nabil membuka galeri handphone Kayla, lalu memutar video yang didengarnya tadi. Nabil tidak tahu yang dilakukannya ini benar atau salah. Ia hanya mencoba dan berusaha, melakukan sesuatu yang kadang terlihat seperti diluar nalar. Paling tidak ia sudah berusaha melakukan yang terbaik, dan ia menyerahkan hasilnya pada tuhan. Apapun itu.Suara bariton milik Radit mulai mengalun perlahan. Kalimat-kalimat romantis yang keluar dari mulut manisnya terdengar begitu memabukkan. Nabil menunggu dengan hati bergetar. Berharap ada keajaiban yang akan datang. Ia memutarnya berulang-ulang. Namun tidak ada apa pun yang terjadi. Kayla masih pada posisinya semula. Ternyata kekuatan cinta itu tidak ada. Itu hanya terjadi di film-film. Bukan di dunia nyata.Rasanya ia hampir putus asa. Mungkin Kayla memang tidak akan pernah bangun. Mungkin sekarang malaikat maut sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya.Nabil menghela napas berat. Tanpa berkata apa pun ia meninggalkan ruang ICU dengan langkah gontai.
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

You Get Served What You Deserve

Nabil menyerah. Ia tak ingin bersitegang. Itu hanya akan membuat kepalanya semakin berat. Akhirnya Dea masuk ke ruang ICU. Sedang Nabil menunggu diluar. Dea memandang alat-alat yang terpasang pada tubuh Kayla. Entah berapa banyak, dan entah apa saja fungsinya. Kemudian ia beralih menatap Kayla. Wajahnya pucat, tapi kecantikannya tetap terpancar. Tanpa sengaja Dea menyentuh tangan Kayla. Terasa sangat dingin.Wajah yang pucat dan tangan yang dingin. Persis seperti mayat. Iya, mayat. Dea bergidik ngeri. Apalagi sekarang di ruangan itu ia hanya sendiri.Dea memandang Kayla sekali lagi. Dalam keadaan seperti ini ia masih saja terlihat cantik. Kapan jeleknya kamu, Kay?Dea menghela napas sebelum akhirnya bicara. "Kayla, aku tidak benci sama kamu. Tapi kenapa kamu merusak kebahagiaanku? Bahkan dalam keadaan seperti ini pun kamu masih berusaha menarik perhatian suamiku. Bukankah kamu yang sudah meninggalkannya? Kamu sudah menyia-nyiakannya. Waktumu sudah habis, Kayla. Dan sekarang adalah ba
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
34
DMCA.com Protection Status