Home / Rumah Tangga / Perselingkuhan Yang Manis / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Perselingkuhan Yang Manis: Chapter 141 - Chapter 150

339 Chapters

Mencari Penggantimu

Banyak kenangan tercipta di antara kita. Dan semestinya aku harus melupakan semua kenangan tentangmu. Nyatanya, melupakanmu adalah hal tersulit. Dirimu menghabiskan nyaris seluruh memori di kepalaku. Menghapus jejakmu seperti membunuh diriku pelan-pelan. Sakit dan menyakitkan. Sesak dan menyesakkan. Dan ketika aku menemukannya, bolehkah aku menggantikan namamu dengan namanya? Apa boleh aku mencari arti bahagia tanpamu? Aku seperti sedang melihat masa depan. Tapi pada kenyataannya, aku tetap berputar-putar dengan masa lalu.(Nabil)*****Malam ini, Dea kembali menitipkan Kevin di rumah Nabil. Nabil menyukai Kevin, karena dia anak yang baik, tidak rewel dan penurut. Sepertinya Dea sangat pandai mendidik anak lelakinya itu. Nabil memperhatikan Kevin yang sedang menggambar. "Kamu lagi menggambar apa?" Nabil bertanya melihat coretan Kevin yang tidak jelas. Terlihat seperti tiga garis lurus dan diberi garis horizontal pada bagian tengah juga lingkaran besar pada bagian atas. Seper
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Dear Heart

Sometimes, following your heart means losing your mind.One day you'll miss me, and you'll be sorry for letting me go.But trust me, it will be too late.(Nabil)Baru saja Nabil berada di kamar dan berencana untuk tidur, papa memanggilnya."Ada apa, Pa?" tanya Nabil setelah membuka pintu."Ada Dea di depan," Papa memberitahu.Nabil mengernyit. Baru beberapa menit yang lalu Dea dari rumahnya, tapi kenapa datang lagi? Apa ada yang ketinggalan?Nabil menuju ruang depan untuk menjawab rasa penasarannya."Maaf ganggu, kamu udah mau tidur ya?" tanya Dea berbasa-basi."Belum, ada apa, De?""Saya mau tanya, apa di dekat sini ada tempat atau orang yang menerima jasa pengetikan?""Setau saya tidak ada. Buat apa?""Saya mau bikin tugas kuliah.""Ooo... kalau gitu pakai laptop saya aja," kata Nabil menawarkan."Laptop kamu?" "Iya. Tunggu sebentar ya!"Nabil kembali masuk ke kamar. Tidak lama kemudian, dia muncul membawa komputer lipat berwarna hitam dan memberikannya pada Dea."Kamu pakai aja du
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Memori Masa Kecil

Nabil baru saja pulang kerja ketika jumat sore Dea mengantar Kevin ke rumah sesuai dengan janji sebelumnya."Maaf saya harus ngerepotin kamu lagi," kata Dea merasa tidak enak. "Santai aja, De, saya sama sekali tidak merasa direpotin," timpal Nabil."Oh iya, Bil. Biasanya sebelum tidur Kevin minum susu dulu. Terus, kebiasaannya sebelum tidur, tolong kamu usap-usap punggungnya ya," kata Dea memberitahu.Nabil mengangguk-angguk seraya merekam di benaknya apa saja yang harus dilakukannya nanti."Terus, sebelum berangkat ke sekolah, Kevin biasanya sarapan dulu. Biasanya saya gorengkan nugget tapi nggak pakai nasi ya, Bil. Karena nanti di sekolahnya Kevin juga dikasih sarapan."Dea memberikan sebuah plastik putih berisi sekaleng susu dan sebungkus nugget ayam yang iklannya sering wara wiri di televisi, serta peralatan makan Kevin pada Nabil."Jadi ini tinggal digoreng aja kan?" tanya Nabil untuk lebih meyakinkan."Iya, tunggu dulu minyaknya panas, baru dimasukkan, terus goreng sampai warna
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Peran Pengganti

Begitu sampai di mall, Nabil langsung membawa Kevin ke area playground. Anak itu terlihat gembira. Dia mencoba permainan apa saja yang terdapat di tempat itu.Mulai dari perosotan, mandi bola, rumah-rumahan, pasir kinetik, hingga puzzle.Dengan sabar Nabil menemani Kevin bermain dan mengajarkannya menyusun puzzle. Ketika Kevin mulai terlihat bosan, Nabil mengajaknya pergi dari tempat itu, lalu mengajaknya makan di sebuah restoran cepat saji."Kamu mau juga?" tanya Nabil saat melihat Kevin sedang memperhatikan seorang anak sebayanya sedang makan es krim.Kevin tampak ragu, lalu mengangguk malu."Kalau kamu mau sesuatu bilang aja ya, jangan malu," ujar Nabil pada Kevin seolah mengerti perasaan anak itu."Iya, Om," jawab Kevin pelan."Kamu mau es krimnya rasa apa?""Aku mau rasa coklat. Kalau Om Nabil suka rasa apa?" Kevin balas bertanya."Kalau Om Nabil suka rasa vanila. Kamu mau coba rasa vanila nggak? Atau kamu mau keduanya?""Hmm... kalau dua-duanya boleh, Om?" tanya Kevin sambil m
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Pengakuan

Kayla berbaring dengan gelisah di atas tempat tidur. Dari tadi dia mencoba memejamkan mata, tapi tak sepicing pun matanya mau terkatup.Ini memang kali pertama dia tidur sendiri sejak menikah dengan Radit.Kayla teringat pertengkarannya dengan Andrea tadi pagi. Rasa sakit di hatinya kembali muncul ke permukaan. Kayla tidak mengerti kenapa Andrea sefrontal itu padanya. Perempuan itu seakan menyimpan dendam pada dirinya, dan begitu ada kesempatan, dia langsung meluapkan habis-habisan,Tapi Kayla salut juga pada trik yang digunakan Andrea untuk mendekatinya. Gadis itu bermain cantik, dengan berpura-pura baik. Sikapnya yang bersahaja sempat membuat Kayla tertipu. Untung dia segera sadar dan terlindung dari segala tipu muslihat perempuan itu.Tiba-tiba Kayla teringat sesuatu. Sepertinya ada yang janggal dengan cerita Andrea selama ini.Cerita tentang Danish, pria beristri yang disukai dan dicintai Andrea setengah mati.Kayla menggigit bibirnya sambil berpikir keras.Apakah mungkin kalau D
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Masuk Angin

"Yang, boleh aku bicara sekarang?" Radit bertanya setelah Kayla tidak lagi bersuara.Kayla membuang muka dan melipat tangan di dada.Radit bangkit dari duduknya lalu bersimpuh di lantai tepat di hadapan Kayla. Diraihnya tangan istrinya itu lalu menggenggamnya hangat."Kayla, sayang... tolong kasih aku kesempatan untuk jelasin semua ini," pinta Radit penuh harap.Kayla diam saja. Rasa marah dan kecewa begitu menggerogoti hatinya. Tak menyangka kalau Radit setega itu padanya. Tapi tidak adil jika dia tidak memberi kesempatan pada Radit untuk memberi penjelasan. Dia tahu, banyak kesalahpahaman terjadi terutama pada pasangan muda karena keegoisan sebelah pihak."Bicaralah," ujar Kayla dengan suara serak.Radit menghela nafas berat, lalu melepaskannya perlahan. Dia tidak tahu harus memulai darimana untuk menerangkan cerita panjang ini."Jadi waktu itu Andrea memintaku berpura-pura menjadi pacarnya," Radit mulai bercerita."Pacar?" Kayla menegang mendengarnya. Emosinya memuncak ke ubun-ubun
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Tentang Dea

Dea mengusap-usap kepala Kevin penuh kasih sayang. Setelah lelah bermain, akhirnya anak itu tertidur sendiri. Dea beranjak menuju ruang tengah, lalu mengumpulkan mainan yang berserakan di lantai. Semua mainan ini Nabil yang membelikan.Ingat Nabil, tanpa sadar Dea tersenyum sendiri. Belakangan, sosok lelaki baik itu mulai mengisi ruang di pikirannya. Bagi Dea, Nabil terlihat berbeda dari lelaki kebanyakan yang dikenalnya. Selain parasnya yang rupawan, kesan cuek dan cool melekat erat pada lelaki itu.Sosok Nabil membuatnya penasaran. Bukannya Dea sombong. Selama ini banyak lelaki yang berusaha mendekatinya meskipun banyak juga diantara mereka yang mundur teratur begitu tau statusnya. Tapi tidak dengan Nabil. Laki-laki itu sedikit pun tidak menunjukkan ketertarikan padanya. Dea berjalan ke dapur. Sudah siang, dan sudah saatnya ia memasak untuk makan siang dan malam nanti. Hanya di hari minggu inilah dia mempunyai kesempatan untuk masak, karena hari ini kebetulan dia off dan tidak a
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Kehamilan Tanpa Rencana

Huek!!!Ini sudah kali ketiga Kayla muntah. Perutnya terus bergejolak tanpa henti."Yang, kita ke dokter aja ya?" ajak Radit karena tidak tega melihat Kayla.Kayla mengatur nafasnya. Kepala yang ikut berdenyut semakin menambah penderitaannya."Kita ke dokter ya, yang?" Radit mengulang pertanyaannya dan meminta persetujuan Kayla.Kayla mengangguk. Sepertinya dia butuh bantuan tenaga medis.*Kayla melempar senyum pada perempuan yang duduk di seberangnya. Mereka sama-sama menunggu giliran di tempat praktik dokter 24 jam."Ibu Mikayla!" Seru seorang perawat yang baru keluar dari ruangan dokter dan berdiri di depan pintu.Kayla langsung berdiri.Perawat itu tersenyum dan mempersilahkan Kayla dan Radit masuk.Radit merangkul hangat pundak Kayla. Begitu hangat. Sampai Kayla merasa langkahnya sangat ringan.Sang dokter, perempuan separuh baya, tersenyum ramah melihat kedatangan mereka."Ibu Mikayla, ada keluhan apa?" tanyanya langsung tanpa berbasa-basi."Saya muntah-muntah, Dok, kepala saya
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Papa Baru

Malam ini, pulang bermain futsal Ari mampir di rumah Nabil. Mereka duduk di teras sambil mengobrol.Sedang asyik bercerita, tiba-tiba Dea datang bersama Kevin."Siapa tu, geng?" tanya Ari saat melihat Dea berjalan mendekati mereka."Sssst!!!" Nabil menyikut lengan Ari, menyuruhnya untuk diam."Om Nabil, kita main puzzle, yuk!" Kevin berlari mendekati Nabil dan langsung duduk di pangkuannya."Tunggu sebentar ya, Om Nabil lagi cerita sama teman Om, ini Om Ari namanya. Kevin main sama kakek dulu ya."Kevin memperhatikan Ari sekilas, lalu masuk ke dalam rumah."Nabil, maaf ganggu kamu lagi. Tadi Kevin maksa, katanya mau main sama kamu," kata Dea merasa tidak enak hati pada Nabil."Nggak apa-apa, De, namanya juga anak-anak.""Hmmm... Bil, kalau gitu saya pulang dulu, ya," Dea berpamitan sambil melirik Ari sekilas dan meninggalkan senyum."Siapa tu? Cantik banget," kata Ari setelah Dea pergi."Tetangga," jawab Nabil singkat."Kenapa nggak bilang-bilang kalo punya tetangga cantik?""Nggak pe
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Kau Takkan Terganti

Situasi ini begitu dilematis.Nabil tidak mungkin mengiyakan. Tapi dia juga tidak tega melihat semburat kecewa di wajah Kevin nan polos. Nabil ingin menolak, tapi pasti akan berpengaruh pada mental Kevin. Lebih baik dia mengambil jalan tengah saja."Iya, kamu boleh panggil papa sama Om Nabil. Tapi maaf, Om Nabil belum bisa menjadi papa kamu."Kevin menatap mata Nabil begitu dalam. Kata-kata Nabil membuatnya kebingungan. Dea yang mengerti maksudnya langsung cepat tanggap dan menjelaskan."Kevin, mulai sekarang kamu boleh panggil papa sam Om Nabil. Tapi Om Nabil belum bisa tinggal di rumah kita," kata Dea menjelaskan."Kenapa gitu, Ma?"Dea menghela nafas. Susah baginya untuk menjelaskan semua ini pada anak seusia Kevin."Karena mama belum menikah sama Om Nabil," jawab Dea. "Menikah itu apa, Ma?" Dea menjadi kebingungan untuk menjawab pertanyaan Kevin yang tidak berujung. Dia menoleh pada Nabil, memohon pertolongan agar membantunya menjawab pertanyaan Kevin.Nabil menggaruk-menggaruk
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
34
DMCA.com Protection Status