All Chapters of Suami Giveaway dari Kembaran Ku : Chapter 31 - Chapter 40

67 Chapters

Pelakunya

Aku dan Abizar mulai mencari petunjuk. Kami bertanya ke beberapa siswa yang sering berkumpul di sekitar papan pengumuman, mencoba menggali siapa yang menempelkan foto itu.Setelah penelurusan yang cukup panjang, akhirnya kami menemukan bukti bahwa yang menempelkan fotoku dengan Kak Rangga adalah Dea dan Riana. Dua siswi mantan OSIS yang baru sekolah lagi setelah menjalani hukuman.Darahku langsung mendidih. Dua nama itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan, tapi juga bukan jawaban yang sepenuhnya memuaskan.Dea dan Riana adalah dua siswa yang pernah berselisih denganku. Gara-gara aku, mereka dikeluarkan dari OSIS secara tidak terhormat setelah skandal pembullyan mereka terungkap. Mereka pasti ingin balas dendam.Saat aku dan Abizar menghadapkan mereka, mereka bahkan tidak mengelak. Mereka diminta Abizar untuk datang ke ruang OSIS untuk disidang. Hanya ada aku dan Abizar di sana."Kalian yang melakukan ini?" suaraku terdengar lebih bergetar dari yang aku harapkan.Riana mendengus. "Oh? Akh
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

'Aku Akan Membantu'

Aku duduk di gazebo kediaman Bimantara, menatap lembaran tugas Sastra Inggris yang masih terbengkalai di depanku. Sudah beberapa kali aku membaca kalimat yang sama, tetapi pikiranku tetap saja tak bisa fokus.Rumor yang terus berkembang di sekolah membuatku kehilangan konsentrasi. Padahal, besok jadwal Sastra Inggris, dan aku belum menyelesaikan satu paragraf pun dari tugas ini.Di tengah kebingunganku, langkah kaki mendekat diikuti oleh suara lembut Tante Sandra. "Tugasmu masih belum selesai, Keyra?" tanyanya dengan nada ringan, di tangannya ada segelas minuman herbal.Aku mengangguk, sedikit canggung, sambil mencoba tersenyum. "Iya, Ma. Tugasnya memang sedikit rumit."Tante Sandra duduk di sebelahku, menatap tugas sastra yang kubawa. Kami berbincang sejenak tentang pekerjaanku, membahas apa yang sulit dan bagaimana cara menyelesaikannya.Namun, suara langkah kaki Abizar dari halaman mengalihkan perhatianku. Tante Sandra tersenyum lebar dan memanggilnya, "Abizar, kebetulan kamu lewat!
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Ternyata...

Setelah berpikir lama mengenai berkas-berkas Abizar, aku memberanikan diri mengirim pesan singkat padanya. Syukurnya, di sekolah ini membawa ponsel adalah hal yang lumrah selama tidak mengganggu selama jam mata pelajaran.Awalnya, aku mengatakan kepada Abizar bahwa aku akan menaruh dokumen itu di suatu tempat agar nanti dia bisa mengambilnya. Namun, balasan Abizar malah menyebalkan.[Ceroboh sekali! Berkas-berkas itu berisi proposal yang sudah disetujui Kepala Sekolah. Jika hilang, apa kamu mampu menanggung akibatnya?!]_Abizar Es Batu_Pelipisku berkedut saat membaca pesan darinya. Aku bisa membayangkan wajah kaku Abizar yang mengomel sambil berkacak pinggang kepadaku. Aku segera mengetikkan pesan balasan.[Kalau begitu, aku akan titipkan kepada temanku supaya diberikan padamu.]_Keyra_Namun, Abizar kembali mengirim peringatan sekaligus ancaman lain.[Teman siapa? Apakah ada di antara anak IPS yang bisa dipercaya? Berkas itu untuk acara HUT sekolah. Tidak boleh bocor sebelum OSIS mem
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

HUT SMA Nusa Bangsa

Hari itu, suasana sekolah lebih meriah dari biasanya. Panggung besar berdiri megah di lapangan, dihiasi balon dan bendera warna-warni. Perayaan HUT sekolah kali ini memberikan kami jam bebas selama tiga hari untuk berbagai acara. Semua orang bersemangat menyambutnya.Aku menarik napas dalam, mencoba membiarkan suara riuh ini mengisi kepalaku, mengusir pikiran tentang kebohongan Abizar yang terus menghantui. Hatiku masih terasa sesak setiap kali mengingat bagaimana Keyla menertawakanku dan membongkar fakta bahwa suamiku bukanlah Abizar, melainkan Kak Rangga.Aku muak, tapi aku tidak ingin tenggelam dalam kesedihan. Jika aku terus memikirkan hal itu, aku hanya akan terperangkap dalam perasaan tidak berharga. Jadi, aku memutuskan untuk larut dalam euforia HUT SMA Nusa Bangsa.“Keyra, ayo!” panggil Giselle yang sudah tidak sabar.Aku tersenyum melihat betapa semangatnya dia. Kami bersama-sama menuju lapangan dengan setelan seragam olahraga lengkap.“Lihat tuh, udah mau dimulai. Ayo kita be
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Kamu masih istrku, Ingat itu!

Setelah sedikit panik dan mencoba mengeringkan gaun dengan bantuan Giselle dan Ririn, aku akhirnya memutuskan untuk tetap tampil meski gaunku belum sepenuhnya kering dan noda kemerahan akibat minuman yang tumpah semakin menyebar.“Nggak apa-apa, yang penting nyanyi dari hati. Penonton nggak akan peduli soal baju kalau penampilan kita bagus,” ucap Giselle dengan senyum menyemangati.“Nggak terlalu keliatan basah, kok. Aman udah!” imbuh Ririn.Aku mengangguk, mencoba meyakinkan diriku. Kevin sudah menunggu di belakang panggung dengan gitar di tangannya. Saat dia melihatku datang, dia sempat terdiam, menatap noda samar di gaunku.“Apa itu kena minuman soda?” tebak Kevin saat melihat warna merah yang hampir memudar di gaunku.“Heheh... iya Vin. Aku ceroboh tadi. Maaf ya!” ujarku merasa bersalah.Tanpa aku duga, Kevin pergi meninggalkanku. Saat kupikir dia marah karena gaun itu telah ternoda, Kevin kembali dengan membawa sekaleng soda warna merah. Dia membukanya dan menyiramkan sedikit ke j
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Ulang Tahun Nenek Bimantara

Pagi itu, aku bangun dengan tubuh yang masih letih karena acara puncak HUT semalam. Karena hari Minggu, aku ingin bermalas-malasan sedikit di tempat tidur. Namun ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku. “Keyra, kamu sudah bangun?” Suara Tante Sandra terdengar dari luar. Aku ingin sekali tak menjawab agar Tante Sandra mengira aku masih terlelap. Namun sadar bukan di rumah sendiri, aku buru-buru turun dan membuka pintu untuk Tante Sandra. “Udah kok, Ma!” jawabku ketika pintu sudah terbuka. “Bagus! Cepat mandi dan segera turun, ya!” kata Tante Sandra. Aku ingin bertanya namun Tante Sandra sudah berpindah ke kamar depan, kamar Abizar untuk membangunkan pemuda itu. Aku mengurungkan niatku, dan memilih untuk mandi saja. Selesai berganti baju, aku segera turun. Ternyata semua orang sudah menungguku. Tampilan mereka sangat rapi seolah ingin pergi keluar. ‘Apa kita akan sarapan di luar?’ batinku. Sekarang aku merasa salah kostum sendiri lantaran hanya menggunakan baju santai yang b
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Nenek Kenal Ibu?

Melihat seorang Nenek yang kesulitan, nuraniku bergerak ingin membantu. Akan tetapi, aku melupakan tempat ku berada saat ini di kediaman utama Bimantara. Aku buru-buru turun karena para tamu lain sudah berkumpul sambil melontarkan cibiran untukku. “Nenek, ini buahnya,” kataku sambil memberikan buah itu. Wanita tua itu tersenyum lembut. “Terima kasih, Nak. Tidak banyak yang berani melakukan hal seperti ini untukku.” Seorang tamu mencoba menegurku lagi, tetapi wanita itu mengangkat tangannya. “Cukup!” Semua orang langsung terdiam. Aku terpana karena tak menyangka hanya dengan satu kata dari Nenek bisa membuat semua tamu terdiam. “Pohon ini memang ditanam oleh suamiku, tapi untuk memberikan kebahagiaan, bukan untuk menjadi monumen yang hanya dilihat tanpa arti. Jika kalian merasa tindakan menantu saya ini tidak pantas, maka kalian harus mengingat lagi apa arti keluarga,” tegas Nenek. Aku menutup mulutku tak percaya. Baru kusadari bahwa wanita ini adalah Nyonya Utama Bimantara alias
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Ada Penyusup!

Acara di kediaman Utama Bimantara masih berlanjut hingga sore hari. Saat ini masing-masing dari kami terpisah. Nenek tengah berbincang bersama para Lansia, Mertuaku berkumpul dengan ayah dan para Kolega membahas bisnis, dan kami para remaja berkumpul di halaman untuk sekedar bercengkrama.Abizar dan Keyla menyapa beberpaa teman yang mereka kenali. Aku yang tidak kenal siapa-siapa di antara para tamu Remaja hanya bisa duduk di sudut taman sendirian. Aku mendesah bosan, tidak tahu kapan bisa pulang.“Kemarin baru selesai HUT Sekolah. Sekarang, pesta di sini! Aduh..., pinggangku rasanya...” keluh ku karena pingganku sudah terasa kaku.“Ngapain kamu di situ?” Aku tersentak saat ada suara Abizar mendekat. Aku menoleh ke sumber suara, ternyata Abizar datang bersama Keyla. Aku terkekeh pelan karena dua orang ini selalu menempel layaknya prangko.“Aku duduk! Apakah tidak kelihatan?” balasku jutek.“Kamu tidak kenalan sama tamu-tamu lain, Keyra? Mau aku bantu kenal ke beberapa orang?” tawar Key
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Konflik Keluarga

Kejadian tidak mengenakan di pesta Nenek membuat para tamu dipulangkan lebih awal. Kini hanya tersisa kelurga Bimantara dan Keluarga ku saja di sana."Dia jelas punya rencana," gumam Om Rudi sambil memeriksa latar belakang pria yang menyerang tadi. "Yang pasti, ruang penyimpanan ini disusupi. Aku menduga ini bukan perbuatan spontan," jawab Kak Rangga sambil mengatur napasnya yang berat. "Mungkin seseorang dari luar, atau..." Dia berhenti, pandangannya melirik Ayah sekilas sebelum kembali ke alat-alat di lantai. "Atau apa, Rangga?" tanya Ayah, nada suaranya tajam, seperti menantang. "Atau seseorang dari dalam keluarga kita yang memberitahu lokasi dan cara masuk," Kak Rangga akhirnya berkata, menatap langsung ke arah Ayah. Suasana di ruangan itu langsung berubah dingin. Ayah melangkah maju, wajahnya merah padam. "Apa kau menuduhku, Rangga?" "Aku tidak menuduh siapa pun, Om Wira," jawab Kak Rangga datar. "Tapi fakta bahwa seseorang bisa menyelinap ke ruangan ini tanpa terlihat memerl
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Aku Lelah Abizar

"Dia sudah banyak menderita di sana. Bahkan, kupikir akan lebih baik jika pernikahanku ini dibatalkan saja dan digantikan dengan Keyla,” kata Abizar. Jantungku berdegup kencang. Kata-kata Abizar seperti pisau yang menusuk langsung ke hatiku. Jadi, selama ini dia masih mengharapkan Keyla untuk menjadi istrinya? Aku pikir setidaknya dia sudah mulai menerima kehadiranku, tapi nyatanya tidak. Seharusnya aku tidak berharap banyak karena memang tujuan awal mereka adalah menyelamatkan Keyla seperti yang dikatakan oleh Abizar. “Abizar, sudah berapa kali Mama bilang jangan seperti itu! Lagipula, jika kita melihat dari posisi Keyra juga sulit. Pasti Ayahnya yang memaksa dia untuk menggantikan Keyla,” kata Tante Sandra. “Tapi Ma, jika kita melepaskan dia, kita bisa bertanggung jawab mengenai pendidikannya sampai selesai. Dia juga lebih disayangi oleh Paman Wira, seharusnya dia tidak akan kenapa-kenapa tanpa perlindungan kita.” Abizar keras kepala dengan keinginannya itu. Aku mengepalkan tan
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status