All Chapters of Suami Giveaway dari Kembaran Ku : Chapter 41 - Chapter 50

67 Chapters

Mencari Pekerjaan

Sepulang sekolah, aku berencana tidak langsung pulang ke rumah. Aku mengabari Tante Sandra bahwa kau harus kerja kelompok di rumah teman. Itu alasan yang ku susun agar aku punya waktu untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Aku butuh langkah nyata untuk melepaskan diriku dari semua keterikatan di kediaman Bimantara. Aku sudah cerita ke teman-temanku bahwa akan mencari pekerjaan paruh waktu untuk mengisi hari usai pulang sekolah. Mereka nampak terkejut dan mulai melayangkan berbagai pertanyaan. “Kamu mau nyari kerja apa, Ra? Emang kamu kekurangan apa ya, Ra? Apa Bokapmu kurang uang?” tanya Giselle penasaran. “Enggak gitu. Aku cuma mau nyari uang sendiri, Kan, enak gitu, kalo kita punya simpenan sendiri,” jelasku agar tak dipandang aneh oleh mereka. “Loh, katanya kamu nggak serumah sama Keyla. Apa mungkin kamu beneran lagi butuh uang, Ra. Please bilang sama kita, biar kita bisa bantu,” kata Ririn. Aku tersenyum mendengar mereka khawatir. Setidaknya mereka menjadi alasanku bersyukur bi
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Hari Pertamaku bekerja

Hari pertama aku bekerja di kafe ternyata lebih lancar dari yang kubayangkan. Awalnya, aku sempat gugup saat menerima pesanan pertama, takut melakukan kesalahan, tetapi para pelanggan cukup ramah, dan teman-teman kerjaku juga membantu.Aku mulai terbiasa mencatat pesanan, mengantar makanan, dan memastikan meja tetap bersih. Rasa gugupku juga sedikit berkurang karena Kevin menemani sejak kami pulang sekolah. Kevin duduk di ruang karyawan, sesekali keluar untuk menanyakan keadaanku.“Aman, Ra?” tanya Kevin saat keluar dari ruang karyawan. Kalau tidak salah, sudah keempat kalinya dia bertanya hal yang sama.“Aman, Vin!” balasku sambil mengacungkan jempol padanya.“Atau kamu makan dulu, Ra. Isi tenaga gitu, mumpung agak senggang,” ujar Kevin.Aku menarik napas perlahan, lalu menatap Kevin dengan senyum tipis. “Vin, aku baru 15 menit yang lalu menghabiskan kue yang kamu kasih. Jadi, aku masih kenyang sekarang. Terima kasih, ya!” ujarku, menahan diri agar tidak berkata kasar pada anak pemili
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Ketahuan Abizar

Hai, Blue Ice di sini..., Untuk alur agar terlihat lebih terbuka, Mimin ganti menjadi normal POV ya. Karena setelah plot ini, akan banyak rahasia yang terbuka di mana itu sangat penting untuk kematangan cerita ini. Jadi, Happy Reading! . . .Keyra mulai sering pulang terlambat karena pekerjaannya. Tante Sandra selalu mengizinkannya karena alasan kerja kelompok yang Keyra berikan. Namun, lambat laun, wanita itu mulai menunjukkan kecurigaan dalam tatapannya."Keyra, belakangan ini kamu sering pulang terlambat. Apa tugas sekolahmu benar-benar sebanyak itu?" tanya Tante Sandra suatu malam, ketika Keyra baru saja tiba di rumah.Keyra berusaha tersenyum, mencoba terdengar meyakinkan. "Iya, Tante. Kebetulan ada banyak proyek kelompok yang harus diselesaikan."Tante Sandra mengangguk, tetapi terlihat belum sepenuhnya yakin. Keyra hanya berharap dia tidak terlalu jauh menyelidiki. Ia masih bersiap-siap untuk mengatakan yang sebenarnya sekaligus mendapatkan tempat tinggal baru.Tepat sepulu
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Tanggung Jawab?

Pagi harinya, Keyra menuruni tangga dengan perasaan yang campur aduk. Kepalanya dipenuhi bayangan percakapan semalam dengan Abizar. Ketika sampai di ruang makan, dia melihat Tante Sandra sudah duduk di sana, menikmati sarapan pagi sendirian. Sudah 2 Minggu Om Rudi dan Kak Rangga belum pulang. Sedang disibukan mengurus proyek dengan perusahaan Ayah Keyra. Abizar juga belum kelihatan keluar kamar. Terpaksa Keyra harus menghadapi Tante Sandra sendiri. Dengan ragu-ragu, Keyra mendekat ke hadapan wanita itu. “Pagi, Ma!” sapa Keyra pelan. Tante Sandra menghentikan aktivitas makannya, lalu menatap Keyra sambil tersenyum lembut. "Pagi Keyra. Duduklah! Kita sarapan bersama,” ujar Tante Sandra dengan nada lembut seperti biasa. Keyra menelan ludah, merasakan jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Dia tahu Tante Sandra tengah menyimpan sesuatu di balik senyum itu.Dengan hati-hati, Keyra mengambil kursinya dan duduk. Pelayan menghidangkan sarapan di depannya, tetapi gadis itu tidak memiliki na
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

'Mengawasi' Keyra

Abizar benar-benar serius dengan ucapannya kepada Keyra. Mereka akan pergi ke kafe tempat Keyra bekerja, meskipun dengan motor masing-masing. Keyra memikirkan berbagai alasan untuk menghindari situasi canggung itu, tetapi tak satu pun yang tampak akan berhasil. Di depan gerbang sekolah, Abizar sudah menunggunya dengan helm di tangan. Dia terlihat santai, berbeda dengan Keyra yang berusaha keras menyembunyikan kegugupannya. Dia takut Keyla melihat dan akan membuatnya susah lagi. “Ayo cepat, atau kamu mau telat?” tegur Abizar sambil menaiki motornya. Keyra mendengus pelan. Padahal dia sudah pura-pura tidak kenal. Namun tampaknya Abizar tak peduli. Keyra mengodenya agar duluan saja karena beberapa siswa mulai memperhatikan mereka. Kening Abizar tertekuk sebentar, lantas dia mulai menyalakan mesin motornya meninggalkan sekolah. Keyra menghela napas lega karena kahirnya Abizar peka. Gadis itu segera menaiki motornya sendiri dan mengejar motor Abizar yang melaju perlahan. Keyra melambu
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Situasi Tak Terduga

Abizar hanya diam sambil memperhatikan perempuan yang masih bergelar sebagai ‘Istrinya’ bekerja. Matanya terhunus tajam, mencoba mencari celah dari Keyra. Ada sesuatu yang membuat Abizar bingung.‘Dia beneran lupa masa kecilnya, atau hanya berpura-pura? Kenapa dia terlihat bingung setiap dibahas tentang masa lalunya?’ Dia penasaran apa yang terjadi setelah kedua orangtua Keyra bercerai. Apalagi saat Keyra dan Keyla berpisah. Abizar mulai menarik satu persatu benang merah.Dia sudah bertanya ke Keyla mengenai sifat Keyra. Meski awalnya dia merasa bersalah, dia kemudian mulai mencurigai Keyra lagi karena berbagai informasi yang menurutnya masuk akal. Dia merasa jika tindakan Keyra semakin membuatnya curiga. Apalagi saat gadis itu mulai sering pulang telat dengan alasan pekerjaan. Abizar tak bisa mengabaikan insting kewaspadaaanya.‘Pasti dia menyembunyikan sesuatu. Mungkin saja dia diam-diam bertemu Om Wira untuk menjebak Keluarga Bimantara!’ batin Abizar. Matanya memicing tajam, sem
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Manakah yang Benar?

Keyla sangat menikmati momen di mana Keyra tak bisa membalas ejekan darinya dan teman-temannya. Wajah kesal adiknya itu membuatnya terhibur karena menurut Keyla itu sangat lucu. Namun, kesenangannya itu tak berlangsung lama. Senyumnya perlahan memudar saat berbalik dari meja kasir. Tatapan tajam Abizar langsung tertuju padanya. Dia tahu tatapan itu adalah tatapan tak suka Abizar yang jarang dia tunjukan padanya. Pasti Abizar sempat melihat sikap buruknya terhadap Keyra. “Oh? Abizar, kamu juga di sini?” Keyla buru-buru memasang senyum manisnya. Dia berpura-pura terkejut, lalu berdiri menghampiri Abizar dengan langkah anggun. “Kamu baru tiba? Mau pesan sesuatu? Aku yang traktir!” tawar Keyla. Abizar tetap diam, matanya masih mengunci ke arah Keyla dengan tajam. Keyla menggigit bibir bawahnya, mencari cara agar Abizar tidak semakin marah. “Kamu sengaja ke sini untuk menyusahkan dia?” Tiba-tiba Abizar berkata demikian. Keyla buru-buru menggeleng. “Tadi aku cuma bercanda sama Keyra
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Biarkan Aku Pindah!

Keyra menghela napas panjang setelah melepas apron dan merapikan dirinya di ruang pegawai. Malam ini terasa lebih panjang dari biasanya. Perasaan lelah tidak hanya datang dari pekerjaan, tetapi juga dari insiden yang melibatkan Keyla dan teman-temannya. Saat dia keluar dari restoran, udara malam yang sejuk sedikit menenangkan pikirannya. Namun, langkahnya terhenti begitu melihat sosok yang sudah menunggunya di depan restoran. “Nenek?” Keyra membelalakkan mata, sedikit terkejut melihat wanita tua itu duduk di dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan. Seorang pelayan pribadi membantunya keluar dengan hati-hati. Nyonya Utama Bimantara tersenyum lembut. “Kau sudah selesai kerja, Keyra?” Keyra mengangguk pelan, masih bingung dengan kedatangan neneknya yang mendadak ini. Nenek melangkah mendekat, menatap Keyra dengan tatapan yang penuh arti. “Jika kamu sudah siap, kau bisa pindah ke tempat yang lebih tenang. Aku sudah menyiapkan tempat untukmu,” ucapnya pelan tapi tegas. Keyra b
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Pindah!

Langit sudah mulai gelap ketika Abizar tiba di kafe tempat Keyra bekerja. Hari ini jadwalnya padat untuk kegiatan sekolah. Makanya dia pulang terlambat.Abizar memarkir motornya dengan cepat dan berjalan masuk. Pandangannya langsung menyapu ruangan, mencari sosok gadis yang seharusnya berada di balik meja kasir atau sibuk mengantarkan pesanan pelanggan.Tapi tidak ada! Keyra tidak ada di sana. Perasaan tidak enak mulai menjalar di dadanya.Abizar melangkah cepat ke arah seorang wanita berambut sebahu yang sedang membersihkan meja. "Permisi Kak!" panggilnya, suaranya sedikit terburu-buru.Kak Devina menoleh dan terbelalak. Dia cukup kaget melihat kedatangan Abizar."Eh, kamu yang kemarin datang bareng Keyra, kan? Ada apa? Mau pesan sesuatu?" tanya Kak Devina.Abizar menggeleng. "Keyra mana? Kok aku nggak lihat dia di sini?"Devina tampak sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. "Keyra? Aku juga nggak tahu, dia nggak masuk kerja hari ini. Katanya ada urusan, tapi dia nggak bilang apa."Ab
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Tempat Tinggal yang Baru

Keyra berdiri di ambang pintu rumah barunya, menghirup udara malam yang segar. Rumah ini jauh lebih sederhana dibanding rumah Abizar, tetapi tetap terasa megah dengan desain klasik yang elegan.Dindingnya berwarna krem lembut, berpadu dengan perabotan kayu yang memberi kesan hangat. Jendela-jendela besar menghadap taman belakang yang ditumbuhi berbagai bunga, sementara pepohonan rindang mengelilingi halaman, menciptakan suasana damai yang begitu didambakannya.“Ibumu pasti akan menyukai rumah seperti ini. Dia selalu bilang, tempat terbaik untuk tinggal adalah tempat yang bisa membuat hati tenang,” ucap Nenek tiba-tiba.Keyra menoleh dengan cepat. Lagi-lagi Nenek membahas soal ibunya. Rasa penasaran Keyra kembali memenuhi pikirannya. Pasalnya, Sang Ibu seperti menghindar jika ditanyai mengenai keluarga Bimantara.“Emnnt..., Nek. Sebenarnya apa Nenek benar mengenali ibuku?” tanya Keyra dengan hati-hati.“Tentu saja!” kata Nenek dengan tersenyum lembut.Lalu meraih tangan Keyra, mengaja
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status