All Chapters of Suami Giveaway dari Kembaran Ku : Chapter 21 - Chapter 30

67 Chapters

Merembet ke Teman Ku!

Sejak kemarin di mana aku membawa motor baru berbarengan dengan Abian ke sekolah, aku semakin tak nyaman setiap berjalan di lingkungan sekolah. Banyak siswa yang menyindir dan menghina di belakangku. Bahkan hinaan itu semakin keras terdengar setiap kali aku berjalan melewati lorong sekolah. "Motor baru, ya? Pasti dia pikir bakal lebih dekat sama Abizar!" "Kamu lihat kemarin? Mereka kayak pamer pasangan di parkiran. Gila sok banget, kan?" Aku menghela napas panjang, mencoba mengabaikan bisikan-bisikan itu. Sejak motor Ninja biru itu muncul di parkiran, aku sudah menduga akan ada omongan seperti ini. Awalnya aku berpikir ini hanya cemoohan biasa yang akan segera berlalu. Tapi makin hari, komentar mereka semakin keterlaluan. Ada yang terang-terangan melempariku karena dipikirnya aku sengaja menarik perhatian Ketua OSIS. Namun, aku masih bisa menahan diri, setidaknya sampai siang itu, ketika aku menemukan Ririn menangis di pojok ruang kelas. Aku dan Giselle yang baru saja pulang d
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Tertangkapnya Pelaku

Ruang rapat OSIS terasa lebih sunyi dari biasanya. Semua anggota hadir, termasuk aku, meski jelas-jelas aku bukan bagian dari mereka. Duduk di kursi tamu, aku mencoba menahan diri untuk tidak melempar pandangan sinis ke dua orang yang berdiri di depan. Mereka adalah para anggota OSIS yang selama ini diam-diam menjadi perundung, dan hari ini mereka dipanggil untuk dimintai pertanggungjawaban. Ketua OSIS, Abizar, duduk di ujung meja. Tatapannya tetap tenang, tapi auranya memancarkan tekanan. Dia melipat tangan di depan dada, menunggu penjelasan dari kedua pelaku. Mereka bukan orang asing bagiku. Aku tahu persis bahwa mereka adalah teman dekat Keyla, orang yang selama ini sering mencibirku secara halus di balik senyumnya yang manis. Juga orang yang pernah membuat masalah denganku hanya karena melihat aku dan Abizar bersama. Tapi yang mengejutkan, Keyla duduk diam di sudut ruangan, wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda ingin membela kedua temannya. Dia malah mengalihkan pandangan, men
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Ancaman Di Balik Bayangan

Hari itu, aula sekolah penuh dengan bisik-bisik pelajar yang penasaran. Tidak setiap waktu pihak OSIS menggelar rapat terbuka seperti ini. Aku menyeringai puas menantikan keputusan. Di atas panggung, Abizar berdiri tegap, wajahnya setenang biasanya. Di sebelahnya, kepala sekolah dan pembina OSIS menatap serius. Di tengah ruangan, Dea dan Riana berdiri dengan wajah tertunduk, jelas merasa malu. Di belakang mereka juga ada beberapa siswa yang terlibat yang tak bisa berhenti gemetaran. Sebagian besar siswa yang hadir mungkin tidak tahu detailnya, tetapi cukup jelas bahwa ada sesuatu yang besar sedang terjadi. Apalagi saat Kepala Sekolah maju dengan wajah meradang namun tetap menjaga wibawanya. “Setelah mempertimbangkan bukti yang ada,” suara kepala sekolah bergema melalui mikrofon, “kami memutuskan untuk menskors beberapa siswa ini karena telah melakukan perundungan di sekolah. Kami juga akan mencopot Dea dan Riana dari posisi mereka di OSIS, berlaku segera. Kalian telah melanggar
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Jangan Menghindariku!

Aku berusaha menenangkan diriku setiap kali melangkah ke sekolah. Aku tahu, semua yang terjadi akan sulit untuk dicegah. Ancaman Keyla yang tak main-main membuatku harus ekstra hati-hati saat di sekolah. Setiap kali aku melihat Abizar, perasaan cemas itu kembali datang. Jika kami terlihat bersama, apalagi di depan banyak orang, bisa saja rumor yang semakin liar itu semakin sulit dikendalikan. Karena itu, aku mulai menghindar. Setiap jam istirahat, aku memilih tempat yang jauh dari keramaian, perpustakaan misalnya, berharap bisa mendapatkan sedikit ketenangan. Namun, sepertinya keberuntunganku tidak berpihak. “Keyra!" Suara Abizar terdengar memanggil dari belakang. Tubuhku menegang. Perpustakaan yang biasanya di am istirahat sepi, malah bertemu dengan orang yang paling tak ingin ku temui di sekolah . "Jangan pedulikan dia, Keyra!" kataku pada diriku sendiri. Aku menunduk mencoba fokus pada buku yang sedang ku baca. Berpura-pura tak mendengar panggilan dari Abizar barusan. Berharap
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Aku Tidak Mendorongnya!

Siang itu, aku baru saja keluar dari kelas ketika aku melihat siluet yang sangat familier di lorong sekolah. Tinggi tubuhnya, cara ia berdiri dengan tangan di saku, dan aura santainya, aku tidak mungkin salah mengenali siapa dia."Kak Rangga!" Aku memanggilnya dengan semangat, seolah melupakan kejadian yang baru saja menimpaku di kelas tadi.Kak Rangga menoleh dan tersenyum kecil. Dia melambaikan tangan, memanggilku dengan gerakan ringan. Aku tertegun sejenak sebelum mempercepat langkahku ke arahnya.“Kak! Ngapain di sini?” tanyaku setengah berbisik, takut menarik perhatian terlalu banyak.Kak Rangga menatapku santai. “Kakak dengar kemarin kamu terlibat masalah dengan OSIS. Kakak penasaran, gimana caranya kamu bisa bikin Abidzar sampai setuju?” katanya dengan nada menggoda.Aku tersenyum malu, menyadari bahwa kejadian itu sudah sampai di telinganya. "Itu... kebetulan mereka mengganggu salah satu temanku. Aku nggak bisa diam saja," jelasku.“Bagus! Kakak bangga padamu.” Kak Rangga menga
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Kesialan apa lagi?

Setelah sekolah berakhir, aku berjalan menuju tempat parkir, hanya untuk menemukan bahwa ban motorku kempes. Satu-satunya yang bisa aku pikirkan adalah Keyla dan teman-temannya, yang pasti ada di balik kejadian ini. Aku tidak sembarang menuduh. Serius! Soalnya tadi aku sempat melihat dari kejauhan ada seseorang yang berjongkok di sekitar motorku. Saat ingin ku tegur, dia sudah lari masuk ke mobil Keyla yang sudah siap keluar parkiran. "Mungkin dia ingin membalas kejadian tadi siang. Astaga!" Aku mendesah frustasi dan mulai mendorong motor itu mencari bengkel terdekat.Di saat aku sedang mendorong motorku, ada sebuah mobil yang berhenti setelah melewatiku. Lalu mobil itu berjalan mundur perlahan sampai ke samping motorku.“Keyra! Motormu kenapa?” Aku terkejut saat ada Mahendra yang kepalanya menyembul dari kaca mobil. Di dalam sana ada juga seorang gadis yang kemungkinan besar pacarnya, karena gadis itu merengut sebal saat menatapku.“Kempes! Mungkin bocor,” balasku.“Aku bisa panggi
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Paku Dalam Ban

Aku hanya bisa diam, menggigit bibirku cemas sambil mengikuti langkah Kak Rangga yang sudah berjalan keluar rumah. Abidzar, yang tadinya seperti malas berurusan, kini berjalan di belakang Kak Rangga dengan ekspresi datar. Aku memukul pelan lengannya,. "Ngapain ikut, sih? Sana masuk lagi. Kak Rangga masih marah padamu," ujarku sedikit berbisik. "Terserah ku! Buat apa kamu ngatur," balasnya sangat jutek. Aku mendelik galak melihat responnya begitu. Padahal aku sedang khawatir jikalau Kak Rangga marah seperti tadi. Jangan sampai terjadi perang dunia antar dua bersaudara itu. 'Dasar cowok tidak peka!' umpatku dalam hati. Kami akan pergi dengan mobil Kak Rangga. Aku buru-buru mengambil kursi depan agar bisa memisahkan Abizar dari Kak Rangga yang saat ini memegang kendali sopir. Dahi Abizar nampak berkerut tak suka dengan tindakanku. Meski kesal, dia tetap membiarkanku menduduki tempat itu. Sementara Abizar duduk di kursi tengah. Saat Kak Rangga akan menyalakan mesin. Dia menatap
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Harus Periksa CCTV

Motorku di bawa ke bengkel terdekat. Kami menunggu sekalian agar motor itu bisa langsung dibawa pulang. Aku menunggu sendirian karena dua Kakak Beradik Bimantara tadi pamit ingin mencari makanan. Namun ini sudah hampir 30 menit. Perutku sudah keroncongan karena belum sempat makan. Ah, kami bahkan belum sempat duduk di rumah saat pulang sekolah tadi.Tega sekali mereka meninggalkan ku sebagai jaminan ke Tukang Bengkel tanda bahwa kami benar-benar menunggu. Perutku yang sudah perih semakin perih dengan bau oli dan peralatan bengkel yang menusuk hidungku. Tak lama kemudian, aku melihat mobil Kak Rangga datang. Mereka keluar dengan membawa beberapa bungkus makanan dan minuman. "Sudah lapar, Dek?" tanya Kak Rangga. "Lapar sekali!" balasku tanpa malu karena asam lambungku sudah naik selama menunggu mereka. Kak Rangga terkekeh pelan. Dia mengambil salah satu burger dan memberikannya padaku. Mataku langsung berbinar. Bau burger itu membuat cacing-cacing di perutku kembali meronta mint
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Aku Sudah Periksa

Aku sementara duduk-duduk bersama teman-temanku di depan kelas saat Abizar datang. Sebagai Ketua OSIS yang masih aktif, kedatangan Abizar membuat sepanjang lorong kelas XII IPS heboh.Mereka mulai bertanya-tanya, apa gerangan yang membuat Abizar mau menapaki kelas IPS? Apakah ada kasus lagi seperti tempo hari? Mereka yang penasaran mulai mengintip dari balik jendela kelas masing-masing.Sementara itu, Abizar terus berjalan menuju kelas paling terakhir, kelasku berada. Aku langsung berdiri menyambutnya, meski masih dalam kebingungan atas kehadiran Abizar di sana.“Ada apa?” tanyaku.“Ikut aku!” titah Abizar, lalu dia berjalan duluan. Teman-temanku sempat bersorak menggoda karena tak biasanya Ketua OSIS mendatangi siswa IPS. Namun mengingat kasus perundungan yang aku pecahkan beberapa hari lalu, mereka sedikit memaklumi aku bisa dipanggil Abizar lagi.Aku mengikuti langkah Abizar menuju taman belakang. Saat dia memastikan tidak ada orang lain di sekitar sana, Abizar berhenti dan berbali
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Rumor Tersebar

Hari ini aku sampai di sekolah lebih siang dari biasanya karena tadi malam sulit untuk mataku terpejam. Setelah aku turun dari motor, aku merasa suasananya sedikit berbeda. Ada bisikan-bisikan yang tak biasa dan tatapan aneh yang membuatku tidak nyaman. Saat aku melangkah keluar parkiran, banyak siswa yang menunjuk-nunjuk ke arahku sambil bergosip. Ketika kau ingin mendekat, mereka buru-buru menghindar seolah tak ingin bersentuhan denganku. Aku berdecak pelan lantaran gerombolan para siswa itu menganggu. Saat memasuki koridor, aku mendengar dengan jelas apa yang mereka gosipkan. "Itu dia, Keyra. Kau tahu rumor tentang dia?" "Tentu saja. Dia menikah dengan pria buruk rupa. Bayangkan, apa yang dia pikirkan?" "Aku dengar pria itu seperti sampah, tak punya masa depan. Benar-benar memalukan." Langkahku terhenti. Kata-kata mereka seperti tamparan di wajahku. Aku menatap tajam wajah mereka satu persatu. Namun para gadis itu malah mendengus sinis lalu berlenggang pergi. "Tak tahu mal
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status