All Chapters of Suami Giveaway dari Kembaran Ku : Chapter 11 - Chapter 20

67 Chapters

Pemuda Asing

Aku bersiul pelan saat keluar dari kamarku. Sekarang masih di pukul 06.30 tetapi aku harus segera berangkat karena ada jadwal piket kelas. Akan tetapi, saat aku turun ke lantai bawah, aku melihat sosok asing duduk di samping Abizar. Aku terdiam di anak tangga terakhir. Siapa lagi pemuda ini? Dia terlihat akrab dengan Abizar lantaran beberapa kali mengusak rambut Abizar yang biasanya selalu tertata rapi. Tante Sandra juga terlihat sesekali mengomelinya. Lalu mereka semua menyambutnya dengan tawa. Vibesnya sangat berbeda dengan keluarga Bimantara biasanya. “Ah, kemari sayang!” panggil Tante Sandra saat sadar akan keberadaanku. Aku sedikit gelagapan saat semua mata menatap ke arah ku. Karena sudah dipanggil, aku ikut bergabung dengan mereka di meja makan. Aku duduk di samping Tante Sandra yang mana itu tepat di depan pemuda asing tadi. Ketika melihatnya dari dekat, aku baru sadar ada bekas luka di bagian dahi pemuda asing itu. Luka yang terlihat cukup parah karena hampir seperempat w
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Dipanggil Ayah

Sepanjang pelajaran berlangsung, aku tak bisa fokus. Aku kepikiran masalah tadi pagi. Aku masih penasaran dengan tuduhan Abizar padaku. Belum lagi sikap Kak Rangga yang berubah 180 derajat saat tahu namaku.Sebenarnya apa yang terjadi antara Keyla, Abizar dan Kak Rangga? Lalu, mengapa pula Abizar menuduhku sembarangan seolah kami pernah bertemu di masa lalu. Sekuat apapun aku mencoba mengulik ingatanku, aku tak bisa menemukan memori kebersamaan kami.Aku terkekeh pelan. Abizar pasti salah mengira Keyla adalah aku di masa lalu. Padahal aku sudah pindah dari kota sejak umur 7 tahun. Ya! Pasti dia salah paham."Keyra, maju ke depan!"Aku tersentak saat guru yang menjelaskan di depan memanggil namaku dengan raut wajah marah. Semua mata teman-teman sekelasku juga tengah menatapku. Astaga!Dengan terpaksa aku maju ke depan sesuai instruksi guru. Tatapan tajam Guru itu membuatku kikuk."Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dalam ilmu ekonomi!" tanya guru dengan suara tegas.Aku
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Paksaan dari Ayah

Tak butuh waktu lama untuk kami tiba di rumah Ayah. Aku menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu mobil. Entah kenapa perasaanku masih tidak enak sejak Keyla memintaku untuk pulang bersama.“Silahkan, Non!” Aku tersentak karena keduluan Paman Sopir membukakan pintu untukku.“Ah, iya Paman. Terima kasih!” ujarku bercampur malu. Aku buru-buru turun untuk menyusul Keyla yang sudah sampai di depan pintu utama.“Eh, Sopir nggak usah ikut masuk!” kata Keyla dengan bersedekap dada.“Loh, kenapa? Paman juga pengawal yang ditugaskan Tante Sandra, kok. Tenang aja!” jelasku agar Paman bisa masuk juga.“Pokoknya nggak boleh! Papa bilang cuma kamu yang bisa masuk!” tekan Keyla.Aku menatap Paman dengan rasa bersalah. Aku memohon ke paman agar menunggu di luar saja. Meski dengan berat hati, Paman mengiyakan asal aku tidak lama-lama di dalam.Setelah itu, aku ikut Keyla masuk. Kami terus berjalan menuju lantai dua. Sampai ke ruang kerja Ayah, Keyla mengetuk pintunya.“Pa, dia udah di sini!” uja
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Kilas Balik

“Sakit! Sakit, Yah! Tolong!” pintaku, suaraku bergetar di antara rasa sakit yang tak kunjung reda.Namun, Ayah hanya menatapku dengan ekspresi jengah. Tak ada belas kasih di matanya, seolah rintihanku hanyalah kebisingan yang mengganggunya.“Ck, dasar merepotkan! Makanya jangan memberontak!” hardiknya, sebelum menarikku berdiri dengan kasar.Aku terseret beberapa kali saat tak mampu mengimbangi langkahnya, tubuhku terantuk lantai dingin, tetapi Ayah tetap menyeretku tanpa peduli. Aku menggigit bibir menahan erangan, bukan hanya karena sakit kepala yang menyiksa, tetapi juga ketakutan yang menyesakkan dadaku.Saat mencapai teras depan, Ayah mendorongku begitu saja. Aku nyaris terhempas ke tanah jika bukan karena Paman Sopir yang sigap menangkap tubuhku.“Non, apa yang terjadi?” Suaranya penuh kepanikan.“Bawa dia kembali!” perintah Ayah, seakan aku hanyalah barang yang merepotkan.Paman Sopir menatapnya dengan ragu. “Tuan, Nona Keyra terlihat sangat kesakitan. Apa yang sebenarnya terjad
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Itukan Rencanamu!

Abizar berdiri di hadapanku dengan mendengus sinis seolah jengah melihatku yang masih pucat itu. “Kalau memang tidak apa-apa tidak usah terlalu caper seperti tadi. Norak!” cibir Abizar. “Abizar!” tegur Tante Sandra. Pemuda yang ditegur hanya memutarkan bola mata. Mungkin dia pikir aku hanya pura-pura makanya dia jutek begitu. "Sepertinya dia sengaja merengek sakit begitu. Pasti ini yang disuruh sama Paman Wira, kan?" Abizar melempar dokumen ke atas meja. Aku mendelik saat menyadari dokumen itu adalah dokumen dari Ayah. Buru-buru aku menariknya dan menyembunyikannya. "Tidak, kok! Ayah tidak menyuruhku! Tidak ada hubungannya dengan dokumen ini," kilahku. Namun Abizar mendengus sinis. Apa mungkin dia sudah membaca isi dokumen? Makanya dia bisa menebak tujuan dari Ayah mengirim ku pulang. "Sudah! Sudah! Kalian jangan bertengkar lagi. Kasihan Keyra. Nanti dia bisa sakit kepala lagi kalau diteruskan." Tante Sandra segera menengahi. Abizar mencebik pelan sebelum pergi meninggalkan
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Selesaikan Tugas Itu!

Aku membaringkan tubuhku dengan nyaman. Padahal aku belum mengganti baju seragamku. Tetapi aku terlalu lelah untuk bergerak sekarang. Biarlah aku memejamkan mataku sebentar saja.“Kamu sudah makan?”Aku membuka mataku saat Kak Rangga memasuki kamarku. Sontak saja aku mengubah posisi jadi duduk bersandar.“Eh, berbaring saja, Dek!” kata Kak Rangga.Mana bisa! Ketika seorang pria yang bukan mahramku masuk ke kamar, mana bisa aku berbaring di depannya?Kak Rangga duduk di pinggir ranjangku, lalu mengusap pucuk kepalaku dengan lembut. Aku merasakan dadaku berdesir karena baru kali ini aku mendapatkan sikap manis dari lawan jenis.Apalagi wajah Kak Rangga yang rupawan pasti membuat banyak gadis tertawan. Jantungku berdegup kencang sampai-sampai aku takut dia bisa mendengarnya.“Kakak minta maaf soal sikap Abizar tadi, ya. Mungkin dia sedang ada masalah lain sehingga malah melampiaskan kemarahannya padamu. Kakak harap kamu bisa memaafkan tindakannya yang kasar tadi,” pinta Kak Rangga.Aku te
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bekerja Sama?!

Aku menatap jam di layar ponsel. Sudah jam 3 sore, namun belum ada tanda-tanda Kak Rangga pulang. Aduh, bisa gawat kalau Abizar pulang duluan sebelum Kak Rangga. Rencanaku pasti akan gagal. “Semoga mobilnya bocor di jalan atau ada kegiatan sampai malam gitu. Semoga dia tidak pulang cepat! Tolong buat dia pulang terlambat!” rapalku dengan menutup mata dan menangkup tangan di atas kepala. Kali ini aku bersungguh-sungguh meminta ke Tuhan. Jika aku gagal dalam misi kali ini, aku tidak tahu apalagi yang akan Ayah lakukan. Chessh! Aku terkesiap saat pipiku mendadak ditempeli benda dingin. Sontak saja aku mendongak untuk melihat pelakunya. Ternyata itu Kak Rangga! Mataku langsung berbinar melihat penyelamatku datang. “Baru tiba, Kak?” Aku berseru sambil melompat dari sofa. Kak Rangga menaikkan satu alisnya. Dia menatapku aneh karena aku terlalu sumringah untuk menyambutnya. Aku saat ini terlampau senang karena Kak Rangga pulang duluan sebelum Abizar. “Iya, Kakak baru sampai rumah. Nih
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Hasilnya...

Aku mengetik cepat di laptop, mencoba menyempurnakan proposal sesuai masukan Abizar. Jari-jariku terasa kaku, bukan karena lelah, tapi karena tekanan. Di belakangku, dia berdiri seperti bayangan yang tidak pernah lepas, dengan tangan terlipat dan tatapan tajamnya menembus layar. “Gimana?” Aku menunjuk bagian rencana keuangan yang baru saja kusesuaikan. Suaraku terdengar sedikit ragu. Abizar melangkah mendekat, matanya meneliti angka-angka yang kutampilkan. “Laporan biaya operasionalnya nggak realistis,” katanya dengan nada datar tapi menusuk. “Angka ini terlalu kecil untuk skala proyek sebesar itu. Ulangi lagi.” Aku menarik napas panjang, mencoba menahan diri agar tidak meledak. Tanganku kembali mengetik, meski kali ini gerakannya lebih keras, hampir seperti aku sedang memukul keyboard. “Kamu tahu nggak, aku sebenarnya bisa saja menolak melakukan ini?” gumamku sambil mengetik. “Tapi aku tetap berusaha, karena aku mau ini selesai.” Tanpa menoleh, Abizar menjawab dengan nada yang me
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Dia Bukan Suamiku!

Aku melangkah cepat menuju pintu keluar rumah Ayah, masih merasakan sesak di dadaku setelah konfrontasi barusan. Rasa lega karena Kak Rangga membelaku belum sepenuhnya menghapus luka dari kata-kata tajam Ayah.Namun, langkahku terhenti saat sosok yang tak asing muncul di ambang ruang tamu.Kembaranku berdiri dengan anggun, mengenakan gaun mewah yang jelas-jelas tidak cocok dengan suasana rumah ini.Dia memandangku dengan tatapan penuh sindiran, senyumnya tipis dan tajam seperti pisau yang siap menusuk."Aku dengar pertunjukan tadi cukup menarik," katanya sambil melipat tangan di depan dada. "Bagaimana rasanya dihina habis-habisan oleh Ayah?"Aku menghela napas, berusaha mengabaikan provokasinya dan terus berjalan. Tapi tentu saja, Keyla tidak akan membiarkan itu terjadi dengan mudah."Tunggu sebentar," dia menahan langkahku dengan berdiri tepat di jalanku. "Aku cuma ingin mengucapkan sesuatu yang sudah lama ada di pikiranku."Aku meliriknya dingin. "Kalau cuma mau bicara sampah, lebih b
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Hadiah Motor

Hari itu, ruang keluarga terasa lebih hangat dari biasanya, meski aku berdiri canggung di dekat sofa tempat Kak Rangga duduk. Mataku bolak-balik mengamati ruangan, mencoba menghindari tatapan siapa pun, terutama Abizar, yang duduk dengan wajah datar di sudut lain. “Sebagai apresiasi atas kerja keras Keyra dalam menyelesaikan proposal itu, Kakak ingin memberikan hadiah,” suara Kak Rangga memecah keheningan, membuatku reflek menoleh. Aku langsung mengerutkan kening. “Hadiah? Untuk apa, Kak? Aku cuma bantu sedikit…” “Sedikit?” Kak Rangga terkekeh pelan, seperti biasa, santai tapi tegas. “Kalau bukan karena kerja sama kalian, proposal itu tidak akan pernah Kakak terima. Lagipula, ini sekalian hadiah pernikahan kamu dan Abizar. Kakak merasa belum memberikan apa-apa untuk kalian.” Perkataannya membuatku semakin salah tingkah. Ternyata Kak Rangga sudah tahu mengenai hubunganku dengan Abizar. Namun aku mencoba mengendalikan eskprsinya dan menolak tawaran Kak Rangga “Tapi, Kak, aku nggak p
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status