All Chapters of Suami Giveaway dari Kembaran Ku : Chapter 11 - Chapter 20

42 Chapters

Aku Tidak Apa-apa!

Kesadaranku perlahan kembali saat ku rasakan mobil sudah berhenti. Aku ingin membuka mata namun rasanya sangat berat. Seolah-olah aku kehilangan seluruh tenagaku. Jadi, ku putuskan untuk tetap diam untuk menghemat tenagaku yang tersisa. Sayup-sayup ku dengar ada percakapan di luar mobil. Ku dengar ada suara Paman Sopir sedang menjelaskan situasi mengenai kondisiku saat ini. Ah, apa Paman akan dimarahi? “Kenapa lama sekali?” Ini suara Abizar. Aku bisa membayangkan dia mengatakan itu dengan bersedekap dada. Heh, sikapnya sombong seperti biasa. “Maaf Tuan Muda. Nona mendapat sedikit masalah di sana. Nona-” “Apa yang terjadi padanya?” Ku tajamkan pendengaran ku karena merasa suara ini masih cukup asing untuk ku. “Saya tidak tahu apa yang terjadi di dalam karena saya tidak di izinkan masuk. Tetapi Nona keluar dengan mengeluh sakit kepala. Nona juga sempat pingsan saat perjalanan pulang,” jelas Paman Sopir. Aku harus segera bangun untuk menjelaskan pada mereka bahwa aku sudah t
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Ternyata Dia Kakak Iparku

"Apa yang kau lakukan di sana tadi? Apa kau mengganggu Keyla, lagi? Katakan! Apa kau merundungnya?!" hardik Abizar. Aku mengerjap tak percaya saat Abizar kembali menuduhku tentang Keyla. Aku terkekeh miris. Dari mana datangnya pikiran negatif pemuda itu? “Kamu gila? Tolong sesekali konsultasi ke dokter untuk memeriksa hatimu! Ku rasa benda itu sudah lama rusak makanya kamu tidak bisa melihat hal-hal baik dariku,” seru ku sekalian mengeluarkan uneg-uneg yang sudah ku tahan selama ini. “Kau! Tutup mulutmu!” Abizar meradang. Dia mencengkram bajuku. Aku sampai harus berjinjit karena jika tidak aku bisa tercekik oleh kerah bajuku sendiri. “Le-pash!” sentakku berusaha melepaskan cengkeraman Abizar. “Yang seharusnya konsultasi ke dokter itu kamu! Tidakkah kau sadar betapa jahatnya tindakan mu pada Keyla sebelumnya? Kau selalu mencari kesempatan untuk menyakitinya. Mentang-mentang dapat dukungan dari Paman Wira.” Aku melongo dengan ucapan Abizar. Sejak kapan aku jahat ke Keyla? Kami saj
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Selesaikan!

Sejak aku tahu bahwa Kak Rangga adalah Kakak Iparku, tiap kali kami bertemu, aku langsung kabur. Aku tak bisa menghadapinya saat ini. Aku malu karena beberapa kali tersipu di depannya. Selain dari itu, aku merasa bersalah saat terakhir kali malah membuat Kak Rangga membahas soal luka bakarnya. ‘Ah, aku tak ingin pulang!’ Ku benamkan wajahku ke meja setelah pelajaran usai. Aku harus memikirkan cara agar tak perlu pulang ke rumah untuk sementara waktu. Bagaimana kalau aku menginap ke rumah Ayah? Segera ku gelengkan kepalaku saat teringat kejadian 2 hari lalu saat aku pulang ke sana. Aku bisa dihajar Ayah lagi kalau menginap di sana. Tak bisa! Aku harus mencari tempat lain untuk menginap! “Keyra!” Aku terjingkat saat Giselle menepuk pundak ku. Giselle malah terkikik melihat reaksi ku yang berlebihan. Ririn juga ikut tertawa saat aku mengelus dada. “Jantungku mau copot gini, kalian malah tertawa!” cibirku kesal. “Maaf! Maaf! Lagian kamu lagi mikiran apa, sih? Kok, dari tadi geleng-g
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Kerja Sama?

Aku menatap jam di layar ponsel. Sudah jam 3 sore, namun belum ada tanda-tanda Kak Rangga pulang. Aduh, bisa gawat kalau Abizar pulang duluan sebelum Kak Rangga. Rencanaku pasti akan gagal.“Semoga mobilnya bocor di jalan atau ada kegiatan sampai malam gitu. Semoga dia tidak pulang cepat! Tolong buat dia pulang terlambat!” rapalku dengan menutup mata dan menangkup tangan di atas kepala.Kali ini aku bersungguh-sungguh meminta ke Tuhan. Jika aku gagal dalam misi kali ini, aku tidak tahu apalagi yang akan Ayah lakukan. Chessh!Aku terkesiap saat pipiku mendadak ditempeli benda dingin. Sontak saja aku mendongak untuk melihat pelakunya. Ternyata itu Kak Rangga! Mataku langsung berbinar melihat penyelamatku datang.“Baru tiba, Kak?” Aku berseru sambil melompat dari sofa.Kak Rangga menaikkan satu alisnya. Dia menatapku aneh karena aku terlalu sumringah untuk menyambutnya. Aku saat ini terlampau senang karena Kak Rangga pulang duluan sebelum Abizar. “Iya, Kakak baru sampai rumah. Nih, min
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Proposal Diterima!

Aku mengetik cepat di laptop, mencoba menyempurnakan proposal sesuai masukan Abizar. Jari-jariku terasa kaku, bukan karena lelah, tapi karena tekanan. Di belakangku, dia berdiri seperti bayangan yang tidak pernah lepas, dengan tangan terlipat dan tatapan tajamnya menembus layar.“Gimana?” Aku menunjuk bagian rencana keuangan yang baru saja kusesuaikan. Suaraku terdengar sedikit ragu.Abizar melangkah mendekat, matanya meneliti angka-angka yang kutampilkan. “Laporan biaya operasionalnya nggak realistis,” katanya dengan nada datar tapi menusuk. “Angka ini terlalu kecil untuk skala proyek sebesar itu. Ulangi lagi.”Aku menarik napas panjang, mencoba menahan diri agar tidak meledak. Tanganku kembali mengetik, meski kali ini gerakannya lebih keras, hampir seperti aku sedang memukul keyboard.“Kamu tahu nggak, aku sebenarnya bisa saja menolak melakukan ini?” gumamku sambil mengetik. “Tapi aku tetap berusaha, karena aku mau ini selesai.”Tanpa menoleh, Abizar menjawab dengan nada yang membua
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Perkara Motor

Hari itu, ruang keluarga terasa lebih hangat dari biasanya, meski aku berdiri canggung di dekat sofa tempat Kak Rangga duduk. Mataku bolak-balik mengamati ruangan, mencoba menghindari tatapan siapa pun, terutama Abizar, yang duduk dengan wajah datar di sudut lain.“Sebagai apresiasi atas kerja keras Keyra dalam menyelesaikan proposal itu, Kakak ingin memberikan hadiah,” suara Kak Rangga memecah keheningan, membuatku reflek menoleh.Aku langsung mengerutkan kening. “Hadiah? Untuk apa, Kak? Aku cuma bantu sedikit…”“Sedikit?” Kak Rangga terkekeh pelan, seperti biasa, santai tapi tegas. “Kalau bukan karena kerja sama kalian, proposal itu tidak akan pernah Kakak terima. Lagipula, ini sekalian hadiah pernikahan kamu dan Abizar. Kakak merasa belum memberikan apa-apa untuk kalian.”Perkataannya membuatku semakin salah tingkah. Ternyata Kak Rangga sudah tahu mengenai hubunganku dengan Abizar. Namun aku mencoba mengendalikan eskprsinya dan menolak tawaran
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Mendobrak Ruang OSIS

Sejak kemarin di mana aku membawa motor baru berbarengan dengan Abian ke sekolah, aku semakin tak nyaman setiap berjalan di lingkungan sekolah. Banyak siswa yang menyindir dan menghina di belakangku. Bahkan hinaan itu semakin keras terdengar setiap kali aku berjalan melewati lorong sekolah."Motor baru, ya? Pasti dia pikir bakal lebih dekat sama Abizar!""Kamu lihat kemarin? Mereka kayak pamer pasangan di parkiran. Gila sok banget, kan?"Aku menghela napas panjang, mencoba mengabaikan bisikan-bisikan itu. Sejak motor Ninja biru itu muncul di parkiran, aku sudah menduga akan ada omongan seperti ini.Awalnya aku berpikir ini hanya cemoohan biasa yang akan segera berlalu. Tapi makin hari, komentar mereka semakin keterlaluan. Ada yang terang-terangan melempariku karena dipikirnya aku sengaja menarik perhatian Ketua OSIS.Namun, aku masih bisa menahan diri, setidaknya sampai siang itu, ketika aku menemukan Ririn menangis di pojok ruang kelas. Aku dan Giselle yang baru saja pulang dari ka
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Akhir Sebuah Topeng!

Ruang rapat OSIS terasa lebih sunyi dari biasanya. Semua anggota hadir, termasuk aku, meski jelas-jelas aku bukan bagian dari mereka. Duduk di kursi tamu, aku mencoba menahan diri untuk tidak melempar pandangan sinis ke dua orang yang berdiri di depan.Mereka adalah para anggota OSIS yang selama ini diam-diam menjadi perundung, dan hari ini mereka dipanggil untuk dimintai pertanggungjawaban.Ketua OSIS, Abizar, duduk di ujung meja. Tatapannya tetap tenang, tapi auranya memancarkan tekanan. Dia melipat tangan di depan dada, menunggu penjelasan dari kedua pelaku.Mereka bukan orang asing bagiku. Aku tahu persis bahwa mereka adalah teman dekat Keyla, orang yang selama ini sering mencibirku secara halus di balik senyumnya yang manis. Juga orang yang pernah membuat masalah denganku hanya karena melihat aku dan Abizar bersama.Tapi yang mengejutkan, Keyla duduk diam di sudut ruangan, wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda ingin membela kedua temannya. Dia malah mengalihkan pandangan, mencob
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Ancaman di Balik Bayangan

Hari itu, aula sekolah penuh dengan bisik-bisik pelajar yang penasaran. Tidak setiap waktu pihak OSIS menggelar rapat terbuka seperti ini. Aku menyeringai puas menantikan keputusan. Di atas panggung, Abizar berdiri tegap, wajahnya setenang biasanya. Di sebelahnya, kepala sekolah dan pembina OSIS menatap serius. Di tengah ruangan, Dea dan Riana berdiri dengan wajah tertunduk, jelas merasa malu. Di belakang mereka juga ada beberapa siswa yang terlibat yang tak bisa berhenti gemetaran. Sebagian besar siswa yang hadir mungkin tidak tahu detailnya, tetapi cukup jelas bahwa ada sesuatu yang besar sedang terjadi. Apalagi saat Kepala Sekolah maju dengan wajah meradang namun tetap menjaga wibawanya. “Setelah mempertimbangkan bukti yang ada,” suara kepala sekolah bergema melalui mikrofon, “kami memutuskan untuk menskors beberapa siswa ini karena telah melakukan perundungan di sekolah. Kami juga akan mencopot Dea dan Riana dari posisi mereka di OSIS, berlaku segera. Kalian telah melanggar ko
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Menghindar

Aku berusaha menenangkan diriku setiap kali melangkah ke sekolah. Aku tahu, semua yang terjadi akan sulit untuk dicegah. Ancaman Keyla yang tak main-main membuatku harus ekstra hati-hati saat di sekolah.Setiap kali aku melihat Abizar, perasaan cemas itu kembali datang. Jika kami terlihat bersama, apalagi di depan banyak orang, bisa saja rumor yang semakin liar itu semakin sulit dikendalikan.Karena itu, aku mulai menghindar. Setiap jam istirahat, aku memilih tempat yang jauh dari keramaian, perpustakaan misalnya, berharap bisa mendapatkan sedikit ketenangan. Namun, sepertinya keberuntunganku tidak berpihak.“Keyra!" Suara Abizar terdengar memanggil dari belakang.Tubuhku menegang. Perpustakaan yang biasanya di am istirahat sepi, malah bertemu dengan orang yang paling tak ingin ku temui di sekolah ."Jangan pedulikan dia, Keyra!" kataku pada diriku sendiri.Aku menunduk mencoba fokus pada buku yang sedang ku baca. Berpura-pura tak mendengar panggilan dari Abizar barusan. Berharap pemu
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status