Beranda / Young Adult / Suami Giveaway dari Kembaran Ku / Malam Puncak dan Sedikit Gangguan

Share

Malam Puncak dan Sedikit Gangguan

Penulis: Blue Ice
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 23:43:31

Setelah sedikit panik dan mencoba mengeringkan gaun dengan bantuan Giselle dan Ririn, aku akhirnya memutuskan untuk tetap tampil meski gaunku belum sepenuhnya kering dan noda kemerahan akibat minuman yang tumpah semakin menyebar.

“Nggak apa-apa, yang penting nyanyi dari hati. Penonton nggak akan peduli soal baju kalau penampilan kita bagus,” ucap Giselle dengan senyum menyemangati.

“Nggak terlalu keliatan basah, kok. Aman udah!” imbuh Ririn.

Aku mengangguk, mencoba meyakinkan diriku. Kevin sudah menunggu di belakang panggung dengan gitar di tangannya. Saat dia melihatku datang, dia sempat terdiam, menatap noda samar di gaunku.

“Apa itu kena minuman soda?” tebak Kevin saat melihat warna merah yang hampir memudar di gaunku.

“Heheh... iya Vin. Aku ceroboh tadi. Maaf ya!” ujarku merasa bersalah.

Tanpa aku duga, Kevin pergi meninggalkanku. Saat ku pikir dia marah karena gaun itu telah ternoda, Kevin kembali dengan membawa sekaleng soda warna merah. Dia membukanya dan menyiramkan sedikit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Kediaman Utama Bimantara

    Pagi itu, aku bangun dengan tubuh yang masih letih karena acara puncak HUT semalam. Karena hari Minggu, aku ingin bermalas-malasan sedikit di tempat tidur. Namun ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku.“Keyra, kamu sudah bangun?” Suara Tante Sandra terdengar dari luar. Aku ingin sekali tak menjawab agar Tante Sandra mengira aku masih terlelap. Namun sadar bukan di rumah sendiri, aku buru-buru turun dan membuka pintu untuk Tante Sandra. “Udah kok, Ma!” jawabku ketika pintu sudah terbuka. “Bagus! Cepat mandi dan segera turun, ya!” kata Tante Sandra.Aku ingin bertanya namun Tante Sandra sudah berpindah ke kamar depan, kamar Abizar untuk membangunkan pemuda itu. Aku mengurungkan niatku, dan memilih untuk mandi saja.Selesai berganti baju, aku segera turun. Ternyata semua orang sudah menungguku. Tampilan mereka sangat rapi seolah ingin pergi keluar. ‘Apa kita akan sarapan di luar?’ batinku.Sekarang aku merasa salah kostum sendiri lantaran hanya menggunakan baju santai yang biasa k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Penolakan Untuk Berbicara

    Melihat seorang Nenek yang kesulitan, nuraniku bergerak ingin membantu. Akan tetapi, aku melupakan tempat ku berada saat ini di kediaman utama Bimantara. Aku buru-buru turun karena para tamu lain sudah berkumpul sambil melontarkan cibiran untukku.“Nenek, ini buahnya,” kataku sambil memberikan buah itu.Wanita tua itu tersenyum lembut. “Terima kasih, Nak. Tidak banyak yang berani melakukan hal seperti ini untukku.”Seorang tamu mencoba menegurku lagi, tetapi wanita itu mengangkat tangannya. “Cukup!”Semua orang langsung terdiam. Aku terpana karena tak menyangka hanya dengan satu kata dari Nenek bisa membuat semua tamu terdiam.“Pohon ini memang ditanam oleh suamiku, tapi untuk memberikan kebahagiaan, bukan untuk menjadi monumen yang hanya dilihat tanpa arti. Jika kalian merasa tindakan menantu saya ini tidak pantas, maka kalian harus mengingat lagi apa arti keluarga,” tegas Nenek.Aku menutup mulutku tak percaya. Baru kusadari bahwa wanita ini adalah Nyonya Utama Bimantara alias Nenek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Singgungan Masalah Proposal Ayah

    Acara di kediaman utama Bimantara telah selesai 2 jam yang lalu. Namun aku dan anggota Bimantara lainnya masih menetap di sana. Bahkan Ayah dan Keyla juga belum pergi. Mereka masih berkumpul sambil berbincang-bincang di meja bundar besar.Hanya Nenek dan Kak Rangga yang tidak ada, entah mereka pergi kemana. Aku yang juga belum bisa pulang mengikuti Tante Sandra yang duduk di dekat Keyla.“Bagaimana dengan proyek kita, Wira?” tanya Om Rudi.“Sudah mulai berjalan, Rud. Tetapi aku masih berat dalam biaya karena banyak bahan-bahan baru yang ditambahkan,” balas Ayah sembari melirik sinis ke arahku.Tubuhku langsung meremang saat teringat proposal bisnis dari Ayah yang sudah ku perbaiki bersama Abizar. Sepertinya Ayah masih tidak senang dengan perjanjian yang disetujui Kak Rangga. “Bukankah kamu sudah priksa bersama Rangga? Mengapa kamu sampai sekarang masih keberatan dengan persetujuan finalnya?” tanya Om Rudi yang bingung dengan keluhan Ayah.Tubuhku semakin tegang mendengar percakapan i

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Sepertinya Bukan Aku

    _"Tadi aku mendengar sedikit percakapan di meja makan. Tentang proyek keluargamu dan revisi proposal itu,” ujar Nenek.Tubuhku menegang. Pikiranku mulai bergerak liar memikirkan jawaban untuk pertanyaan Nenek nanti._Aku menggigit bibir bawahku karena masih was-was menunggu Nenek melanjutkan ucapannya. Raut wajah Nenek melunak saat menatapku. Dia menangkup pipiku dan mengusapnya perlahan."Menurutku, kau sudah melakukan yang terbaik. Dan keputusan Rangga sudah final. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku," katanya sambil melirik sekilas ke arah Kak Rangga. "Kenapa aku merasa proyek ini membawa lebih banyak ketegangan daripada manfaat?" lanjut Nenek.Aku bingung dengan arah pembicaraan ini, tetapi Kak Rangga akhirnya angkat bicara. "Proyek ini, Nek, memang besar. Tapi masalahnya bukan pada proposal atau kesepakatannya. Masalahnya adalah ego yang terlalu besar dari beberapa pihak yang terlibat,” kata Kak Rangga.Aku menunduk sedikit, merasa tidak nyaman. Kak Rangga yang di se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Pengantin Pengganti

    Aku menggerutu di dalam kamar dengan kaki yang mondar mandir memberesi barang-barangku ke dalam ransel untuk kabur. Sejak awal aku merasa ada yang tidak beres ketika Ayah dan Kembaran ku datang ke desa untuk menjemputku dengan alasan ingin menyekolahkanku di sekolah Elit di kota. Mereka bahkan membujuk Ibu agar mau melepaskan aku ke kota. Padahal sebelumnya, setelah perceraian mereka saat aku berumur 7 tahun, Ayah yang bilang, “Aku akan mengambil Keyla. Kamu bisa bersama Keyra. Jangan pernah berpikir untuk mengganggu kami lagi!” Sejak waktu itu, aku tidak pernah mendengar kabar Ayah dan Keyla. Lalu, kedatangan mereka yang tiba-tiba ketika aku memasuki kelas 2 SMA. Ayah mengingkari ucapannya dulu karena Ayah lah yang datang mengganggu lebih dulu. “Sialan! Aku harus cepat pergi dari sini!” putusku bulat. Lebih baik aku kembali ke desa. Meski harus sekolah sambil bekerja untuk membantu ibu, itu lebih baik ketimbang aku ditipu oleh mereka. Bodohnya aku sempat berpikir bahwa inilah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Rumah Mertua

    Aku diseret dari kampung untuk dipaksa menikah, sosok ayah yang selalu aku rindukan berubah menjadi iblis yang mengancam akan menyekap Ibuku. Lalu, lelaki yang kini berstatus suamiku menyalahkan diriku atas segalanya. Sial sekali nasib ini! Emosi hampir saja meledak jika tidak ingat nyawa ibuku yang jadi taruhan.Aku terkekeh menertawakan kemalangan diriku sendiri. Lebih sakit lagi, lelaki yang tidak tahu apa-apa itu melampiaskan kemarahan padaku. Ku tarik dagunya menghadapku.“Abizar Bimantara, itu kan namamu? Dengar ini baik-baik ya Abizar! Kamu pikir aku mau dengan pernikahan konyol ini? Aku juga sama sekali tertarik untuk merusak pertunangan mu dengan Keyla. Dia lah yang memaksa ku untuk menggantikan dirinya. Jika mau menyalahkan, jangan salahkan aku. Karena kita sama-sama korban di sini!” tegasku padanya.Lantas aku mendorong Abizar. Ku tinggalkan begitu saja ‘Suamiku’ yang masih terbengong di sana. Sialan! Siapa juga yang mau dengan pernikahan ini, Bajingan?!Aku melangkahkan ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Sekolah Baru

    Aku terus memikirkan alasan paling masuk akal mengenai Pernikahan yang menimpaku karena menggantikan Keyla. Jika hanya sebatas janji yang dibuat Kakek dan sahabatnya, tidak mungkin keluarga pihak laki-laki akan menerima begitu saja. Ternyata, setelah aku tak sengaja mendengar ucapan Abizar hari ini aku tahu alasan utama mereka menerima perjodohan itu untuk menyelamatkan Keyla. Yang membuatku bingung, mereka menyelamatkan Keyla dari apa? Aku tidak merasa ada sedikit pun kekurangan dari kembaranku itu. Entahlah, mungkin bisa jadi terjadi sesuatu setelah kami berpisah selama 10 tahun. Hal ini membuat rasa penasaranku memuncak sehingga aku masih bersembunyi untuk lanjut menguping pembicaraan Abizar dan Tante Sandra. “Abizar, Mama sudah bilang jangan bahas ini lagi!” sentak Tante Sandra. “Bagaimana mungkin, Ma?! Haruskah kita tetap diam dan melihat dia semakin hancur di sana?” balas Abizar. Aku semakin bersemangat mendengar percakapan itu. Saat aku berniat untuk menguping lebih dekat,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Apa Hubungan Mereka?

    Bel istirahat berbunyi melalui spiker yang dipasang pada langit-langit kelas. Guru langsung pamit dari kelas meski pembelajaran belum tuntas. Yoshh! Aku bisa keliling sekolah! Sejak tadi pagi aku selalu penasaran dengan berbagai sudut dari sekolah ini. Akan tetapi, sepertinya rencanaku tak akan bisa mulus. Teman-teman sekelas ku tiba-tiba bergerombol mengelilingiku. ‘Apa? Kenapa mereka menatapku begitu?’ Mereka menatapku dari dekat seolah aku ini barang pameran. Astaga! Sebenarnya apa yang salah dengan mereka? “Keyra, bisakah kamu tersenyum seperti tadi?” Seorang gadis yang berdiri tepat di depan meja ku membuka suara. Dahi ku berkerut bingung. Tatapan mereka seolah penuh harap. Hanya untuk sebuah senyuman. Dengan kikuk aku menuruti kemauan mereka. “Be-beginikah?” tanya ku dengan gugup setelah menaikan kedua ujung bibirku membentuk lengkungan bulan sabit. Mereka langsung bersorak saat aku memberikan sebuah senyuman. Adapula pemuda yang tersipu dan langsung melarikan diri deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31

Bab terbaru

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Sepertinya Bukan Aku

    _"Tadi aku mendengar sedikit percakapan di meja makan. Tentang proyek keluargamu dan revisi proposal itu,” ujar Nenek.Tubuhku menegang. Pikiranku mulai bergerak liar memikirkan jawaban untuk pertanyaan Nenek nanti._Aku menggigit bibir bawahku karena masih was-was menunggu Nenek melanjutkan ucapannya. Raut wajah Nenek melunak saat menatapku. Dia menangkup pipiku dan mengusapnya perlahan."Menurutku, kau sudah melakukan yang terbaik. Dan keputusan Rangga sudah final. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku," katanya sambil melirik sekilas ke arah Kak Rangga. "Kenapa aku merasa proyek ini membawa lebih banyak ketegangan daripada manfaat?" lanjut Nenek.Aku bingung dengan arah pembicaraan ini, tetapi Kak Rangga akhirnya angkat bicara. "Proyek ini, Nek, memang besar. Tapi masalahnya bukan pada proposal atau kesepakatannya. Masalahnya adalah ego yang terlalu besar dari beberapa pihak yang terlibat,” kata Kak Rangga.Aku menunduk sedikit, merasa tidak nyaman. Kak Rangga yang di se

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Singgungan Masalah Proposal Ayah

    Acara di kediaman utama Bimantara telah selesai 2 jam yang lalu. Namun aku dan anggota Bimantara lainnya masih menetap di sana. Bahkan Ayah dan Keyla juga belum pergi. Mereka masih berkumpul sambil berbincang-bincang di meja bundar besar.Hanya Nenek dan Kak Rangga yang tidak ada, entah mereka pergi kemana. Aku yang juga belum bisa pulang mengikuti Tante Sandra yang duduk di dekat Keyla.“Bagaimana dengan proyek kita, Wira?” tanya Om Rudi.“Sudah mulai berjalan, Rud. Tetapi aku masih berat dalam biaya karena banyak bahan-bahan baru yang ditambahkan,” balas Ayah sembari melirik sinis ke arahku.Tubuhku langsung meremang saat teringat proposal bisnis dari Ayah yang sudah ku perbaiki bersama Abizar. Sepertinya Ayah masih tidak senang dengan perjanjian yang disetujui Kak Rangga. “Bukankah kamu sudah priksa bersama Rangga? Mengapa kamu sampai sekarang masih keberatan dengan persetujuan finalnya?” tanya Om Rudi yang bingung dengan keluhan Ayah.Tubuhku semakin tegang mendengar percakapan i

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Penolakan Untuk Berbicara

    Melihat seorang Nenek yang kesulitan, nuraniku bergerak ingin membantu. Akan tetapi, aku melupakan tempat ku berada saat ini di kediaman utama Bimantara. Aku buru-buru turun karena para tamu lain sudah berkumpul sambil melontarkan cibiran untukku.“Nenek, ini buahnya,” kataku sambil memberikan buah itu.Wanita tua itu tersenyum lembut. “Terima kasih, Nak. Tidak banyak yang berani melakukan hal seperti ini untukku.”Seorang tamu mencoba menegurku lagi, tetapi wanita itu mengangkat tangannya. “Cukup!”Semua orang langsung terdiam. Aku terpana karena tak menyangka hanya dengan satu kata dari Nenek bisa membuat semua tamu terdiam.“Pohon ini memang ditanam oleh suamiku, tapi untuk memberikan kebahagiaan, bukan untuk menjadi monumen yang hanya dilihat tanpa arti. Jika kalian merasa tindakan menantu saya ini tidak pantas, maka kalian harus mengingat lagi apa arti keluarga,” tegas Nenek.Aku menutup mulutku tak percaya. Baru kusadari bahwa wanita ini adalah Nyonya Utama Bimantara alias Nenek

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Kediaman Utama Bimantara

    Pagi itu, aku bangun dengan tubuh yang masih letih karena acara puncak HUT semalam. Karena hari Minggu, aku ingin bermalas-malasan sedikit di tempat tidur. Namun ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku.“Keyra, kamu sudah bangun?” Suara Tante Sandra terdengar dari luar. Aku ingin sekali tak menjawab agar Tante Sandra mengira aku masih terlelap. Namun sadar bukan di rumah sendiri, aku buru-buru turun dan membuka pintu untuk Tante Sandra. “Udah kok, Ma!” jawabku ketika pintu sudah terbuka. “Bagus! Cepat mandi dan segera turun, ya!” kata Tante Sandra.Aku ingin bertanya namun Tante Sandra sudah berpindah ke kamar depan, kamar Abizar untuk membangunkan pemuda itu. Aku mengurungkan niatku, dan memilih untuk mandi saja.Selesai berganti baju, aku segera turun. Ternyata semua orang sudah menungguku. Tampilan mereka sangat rapi seolah ingin pergi keluar. ‘Apa kita akan sarapan di luar?’ batinku.Sekarang aku merasa salah kostum sendiri lantaran hanya menggunakan baju santai yang biasa k

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Malam Puncak dan Sedikit Gangguan

    Setelah sedikit panik dan mencoba mengeringkan gaun dengan bantuan Giselle dan Ririn, aku akhirnya memutuskan untuk tetap tampil meski gaunku belum sepenuhnya kering dan noda kemerahan akibat minuman yang tumpah semakin menyebar.“Nggak apa-apa, yang penting nyanyi dari hati. Penonton nggak akan peduli soal baju kalau penampilan kita bagus,” ucap Giselle dengan senyum menyemangati.“Nggak terlalu keliatan basah, kok. Aman udah!” imbuh Ririn.Aku mengangguk, mencoba meyakinkan diriku. Kevin sudah menunggu di belakang panggung dengan gitar di tangannya. Saat dia melihatku datang, dia sempat terdiam, menatap noda samar di gaunku. “Apa itu kena minuman soda?” tebak Kevin saat melihat warna merah yang hampir memudar di gaunku. “Heheh... iya Vin. Aku ceroboh tadi. Maaf ya!” ujarku merasa bersalah.Tanpa aku duga, Kevin pergi meninggalkanku. Saat ku pikir dia marah karena gaun itu telah ternoda, Kevin kembali dengan membawa sekaleng soda warna merah. Dia membukanya dan menyiramkan sedikit

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    HUT SMA Nusa Bangsa

    Hari itu, suasana sekolah lebih meriah dari biasanya. Panggung besar berdiri megah di lapangan, dihiasi balon dan bendera warna-warni. Katanya untuk perayaan HUT sekolah ini, kami akan diberikan jam bebas selama 3 hari untuk berbagai acara. Hari pertama di isi dengan lomba. Semua orang bersemangat mengikuti berbagai lomba yang diadakan. Aku sendiri mendaftar di cabang atletik dan voli.Lomba lari estafet berlangsung lebih dulu. Bersama tiga teman sekelasku, aku berhasil membawa kelas kami menjadi juara pertama. Rasanya luar biasa mendengar teman-teman bersorak di pinggir lapangan saat aku melintasi garis finish.Namun, kemenangan itu hanya pembukaan dari tantangan sebenarnya, pertandingan voli melawan kelas Keyla di babak semi Final. Meski Keyla tak berpartisipasi, namun dengan hubungan kami, siswa lain menjadi bersemangat. Ingin tahu manakah yang akan menang dia natara dua saudara kembar itu. “Kita harus menang,” kataku pada timku saat bersiap di sisi lapangan. “Bukan cuma untuk ke

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Menyerahkan Berkas OSIS

    Setelah berpikir lama mengenai berkas-berkas Abizar, aku memberanikan diri mengirim pesan singkat padanya. Syukurnya di sekolah ini membawa ponsel adalah hal yang lumrah selama tidak menganggu selama jam mata pelajaran. Aku awalnya mengatakan kepada Abizar akan menaruh dokumen itu di suatu tempat, lalu nanti dia bisa mengambilnya. Namun balasan Abizar malah ‘nyelekit’.[Ceroboh sekali! Berkas-berkas itu berisi proposal yang sudah disetujui Kepala Sekolah. Jika hilang, apa kamu mampu menanggung akibatnya?!] _Abizar Es Batu_Pelipisku berkedut saat membaca pesan darinya. Dapat ku bayangkan wajah kaku Abizar yang mengomel sambil berkacak pinggang kepadaku. Aku segera mengetikkan pesan balasan untuknya.[Kalau begitu aku akan titipkan kepada temanku supaya diberikan padamu.] _Keyra_Namun Abizar mengirimkan peringatan sekaligus ancaman lain.[Teman siapa? Apakah ada di antara anak IPS yang bisa dipercaya? Berkas itu untuk acara HUT sekolah. Tidak diperbolehkan bocor sebelum OSIS membahas

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Bantuan Abizar

    Aku duduk di gazebo kediaman Bimantara, menatap lembaran tugas sastra Inggris yang masih terbengkalai di depanku. Sudah beberapa kali aku membaca kalimat yang sama, namun tetap saja pikiranku tak bisa fokus. Rumor yang terus berkembang di sekolah membuatku lupa dengan tugas ini. Padahal besok jadwal Sastra Inggris dan aku belum menyelesaikan barang 1 paragraf dari tugas. Di tengah kebingunganku, aku mendengar suara langkah kaki mendekat, diikuti oleh suara lembut Tante Sandra. "Tugasmu masih belum selesai, Keyra?" tanyanya dengan nada ringan, ddi tangannya ada segelas minuman herbal. Aku mengangguk, sedikit canggung, sambil mencoba tersenyum. "Iya, Ma. Tugasnya memang sedikit rumit." Tante Sandra duduk di sebelahku, menatap tugas sastra yang kubawa. Kami berbincang sejenak tentang pekerjaan sekolahku, membahas apa yang sulit dan bagaimana cara menyelesaikannya. Tapi saat itu, suara langkah kaki Abizar terdengar dari arah halaman. Tante Sandra tersenyum lebar dan memangg

  • Suami Giveaway dari Kembaran Ku    Langkah Pertama Melawan

    Aku masih di taman belakang sekolah, mencoba menenangkan diri setelah semua keributan tadi pagi. Namun, pikiran tentang foto itu terus menghantuiku. Siapa yang sebenarnya tega melakukan ini? Meski aku tahu jawabannya, aku belum berani mengatakannya secara langsung.“Cukup dengan tidak mengakui rumor itu. Yang lain pasti tidak akan percaya semudah itu juga. Ayolah Keyra!” Aku bermonolog sendiri untuk menyemangati hatiku yang goyah.Seharusnya aku tak lari bersembunyi seperti sekarang jika ingin membantah rumor yang dituduhkan. Akan tetapi, aku belum ada tenaga untuk kembali berpura-pura ceria.Langkah kaki terdengar mendekat, aku buru-buru menyembunyikan menghapus air mata di pelupuk mataku. Tak lama kemudian Giselle serta Ririn muncul di depanku. Wajah mereka penuh dengan kekhawatiran.“Keyra, kamu gak apa-apa?” Giselle duduk di sampingku, menatapku dengan cemas.Aku menghela napas, mencoba tersenyum meski rasanya sulit. “Aku baik-baik saja, Gis. Hanya… aku harus melakukan sesuatu soa

DMCA.com Protection Status