Semua Bab Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku: Bab 61 - Bab 70

85 Bab

61. Kontradiksi

Ghavin benar-benar tidak bisa memejamkan mata walau hanya semenit, dan akhirnya memilih tetap terjaga di ruang kerjanya lantaran tidak ingin mengusik tidur sang istri. Pikiran Ghavin masih terlalu mencemaskan Galih yang tak kunjung menghidupkan ponselnya. Sudah pasti sesuatu terjadi pada adiknya itu, tapi sialnya tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang. Ghavin juga merasa telah kecolongan dengan tidak pernah mengantisipasi hal itu bakal terjadi. Sebab, sebelumnya ia yakin Galih bisa menjaga diri meski tidak memiliki skil beladiri ataupun yang lainnya. Tapi dengan insting yang tajam, Galih dianggap bisa lebih waspada. Tapi ternyata?“Kamu belum tidur, Vin?”Terkejut dengan suara sang ayah, Ghavin segera memutar badan ke belakang dan mendapati Martin sudah ada di ambang pintu. Sialnya ia lupa menutup pintu sehingga keberadaannya bisa diketahui Martin. “Papa sendiri kenapa belum tidur? Aku masih ada sedikit pekerjaan.” ujarnya terpaksa berbohong sambil membantu mendorong kursi roda Mar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

62. Lebih berbahaya

“Bagaimana kondisimu?” Darwin bertanya pada putranya yang masih berbaring di ranjang—tanpa mengenakan pakaian atas. Terlihat juga bahu sebelah kiri masih tertutup perban. Ada bekas goresan cukup dalam di sana. “Sudah jauh lebih baik sekarang?” “Baguslah. Kau sudah lebih tiga hari tertidur, papa sempat mencemaskanmu.” Darwin memilih duduk di sofa, sedikit jauh dari ranjang. Sedangkan Romi tetap berbaring, karena selain luka di bahu kirinya, pun bekas luka bakar di tangannya yang belum sembuh, ditambah lagi luka tembak di kedua kakinya yang membuatnya belum bisa duduk bersandar. Ghavin memang sialan bisa meninggalkan luka sebanyak itu di tubuhnya. “Terima kasih Papa datang di waktu yang tepat,” ujarnya pelan. Tapi tersimpan kemarahan dibalik rahangnya yang mengeras. “Jika Papa telat sedikit saja, mungkin sekarang tubuhku sudah terkubur di dalam tanah. “Kau belum boleh mati sebelum menuntaskan dendammu,” balas Darwin sangat tenang. Bersikap seolah kematian bukan perkara serius.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

63. Kejujuran Dyra

Dalam sekejap Marissa sudah hilang kesadaran, dan sekarang tidak tahu lagi dirinya hendak dibawa kemana. Seperti ngawang—tidak memiliki arah tujuan hidup, Marissa sampai tertidur di kamar VIP sebuah klub malam. Lantaran terlalu banyak minum, membuatnya tidak ingat lagi bakal tertidur di sana sampai hampir tengah hari. Jika saja perutnya tidak terus meronta, mungkin ia akan tetap tertidur di sofa sampai hari kembali malam. Namun, baru meninggalkan pintu masuk klub, Marissa tiba-tiba dikejutkan dengan kemunculan wanita berpakaian serba hitam, dan langsung menyeretnya agar memasuki mobil yang bukan miliknya. Merasa dalam bahaya, Marissa berusaha meronta, tetapi karena kondisinya sangat lemas—menahan lapar, ia kalah dan berakhir tidak sadarkan diri. Mengetahui keberadaan Marissa dari mata-mata yang mengikutinya sejak semalam, Tuan Prabu yang baru menyelesaikan meeting langsung memberi perintah bodyguard wanita menjemput Marissa, dan membawanya ke suatu tempat. Lantaran Marissa ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

64. Misi dimulai

Duduk di depan layar televisi yang menyala, Ghavin bukan sedang serius menonton siaran yang tengah berlangsung. Melainkan otak cerdasnya sibuk menduga-duga menghilangnya Galih pasti ada campur tangan Romi, atau bahkan pihak lain yang tak kalah lebih kuat. Mengingat aksi hari itu yang nyaris mencelakai Galih serta Bella dilakukan orang suruhan Romi. Sekalipun sanksi kunci lebih dulu meregang nyawa, tapi Ghavin tetap yakin hanya Romi yang paling beralasan ingin melenyapkan satu-persatu anggota keluarganya.Namun, tiba-tiba perhatian Ghavin teralihkan ke layar ponsel yang ada di atas meja, ternyata ada pesan masuk. Saat membaca pesan dan mengharuskan dirinya pergi, Ghavin memastikan ke kamarnya lebih dulu. Mengetahui Dyra sudah tertidur, begitu juga Martin, ia lantas bergegas pergi diam-diam. Tentunya setelah memastikan keamanan rumahnya selama dirinya pergi. Walaupun tidak ada Janur, tapi Ghavin yakin beberapa pria yang menjaga kediamannya bisa menjamin keselamatan keluarga dari orang-o
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

65. Menuju pulau

Ghavin tiba di pelabuhan penyebrangan menuju pulau xxx lebih dulu dibanding Janur dan yang lain. Melihat kapal yang diyakini sebagai transportasi menuju pulau bersandar di dermaga, Ghavin masih harus waspada. Bukan tidak mungkin ada banyak jebakan di sekitarnya. Ternyata dugaan Ghavin selama ini benar, Darwin tidak sebaik yang terlihat. Bahkan lebih licik dari Romi putranya.Turun dari kendaraan roda duanya Ghavin memperhatikan sekitar yang tampak sepi. Karena memang pelabuhan bukan diperuntukkan untuk komersial, melainkan milik pribadi dan Ghavin tahu bagian dari aset keluarga Darwin. “Tuan,” Ghavin tersentak dengan panggilan pelan itu, ternyata Derry sudah ada di belakangnya. “Saya sudah memeriksa semua tempat ini, dan bisa saya pastikan tidak ada penjagaan sampai di dalam kapal.”“Tapi kita tetap harus berhati-hati, terlalu mustahil Darwin membiarkan orang lain memasuki tempatnya.” Peringatan yang langsung Derry balas tegas. “Baik, Tuan.” Selain mengenakan jaket anti peluru sepe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

66. Pulau pengasingan

“Aku tidak mau disini! Buka pintunya!” Di tengah malam ketika orang lain sedang tertidur lelap, Marissa justru menggedor pintu sambil terus berteriak kesetanan. Ia marah begitu kesadarannya kembali dan berniat meninggalkan kamar, ternyata seseorang telah mengunci pintu dari luar. “Brengsek! Aku pastikan akan membunuh siapapun yang berani mengurungku disini!” makinya sekali lagi. Sebenarnya Tuan Prabu yang ada di kamar sebelah bisa mendengar jelas suara Marissa, tetapi memilih tak acuh dengan tetap membaca buku di tangannya. “Buka!” teriak Marissa lagi. Tapi begitu sadar tidak juga ada jawaban, ia berubah cemas. Bagaimana jika dirinya hanya sendiri di tempat tersebut? Marissa lantas berbalik badan, memilih kembali duduk di tepi ranjang dengan benak yang terus dibuat bertanya-tanya, siapa yang telah membawanya ke tempat sialan itu. Tapi tiba-tiba ia ingat kemunculan wanita berpakaian serba hitam, dan membawanya paksa meninggalkan klub pagi tadi. Yah! Marissa tidak lupa, wanit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

67. Dipasung

Dyra belum tahu jika Ghavin tidak ada di rumah. Menganggap mungkin sang suami masih ada pekerjaan di ruang kerjanya. Ia yang tiba-tiba terbangun langsung pergi ke kamar putrinya tanpa memastikan waktu lebih dulu. Tidak tahu kenapa malam itu Dyra merasa tidak tenang. Gelisah seakan sesuatu yang buruk bakal terjadi. Setelah mengetahui Megan baru kembali tertidur setelah menyusu, Dyra segera keluar—-membiarkan pengasuh putrinya untuk kembali tidur.Namun, setibanya Dyra di ruang tengah—hendak kembali ke kamar, suara gaduh dari arah luar memaksanya berhenti untuk memastikan. Ia juga tidak ragu segera menyingkap hordeng di jendela, tapi betapa terkejut dirinya mendapati di halaman depan ada banyak pria tengah berkelahi layaknya film action. Saling menyerang, dan adu kekuatan. Benak Dyra seketika dibuat berpikir buruk, sudah pasti kubu Ghavin tengah menghadang kubu Romi yang berniat mencelakai keluarganya. Dyra lantas kembali mengintip guna memastikan apakah suaminya ikut dalam perkelahian
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

68. Overparenting

“Ada asap!” seru Ghavin mengejutkan Derry yang langsung ikut menatap ke arah jendela. Ternyata benar dari celah atas jendela yang tertutup rapat muncul asap tipis. “Sepertinya ada api.” Ghavin memberitahu, dan mulai mencurigai sesuatu.Sementara Derry langsung mengeluarkan senjata, Ghavin bergegas memastikan keluar jendela, dan bisa melihat beberapa pria tengah menyiramkan cairan ke sisi villa yang lain. Sedangkan dari bawah jendela tempat ia mengintip, sudah tersulut api. “Bajingan! Kita harus segera keluar dari disini,” geram Ghavin.“Kita tidak punya cara lain, Tuan.” Derry bicara dengan ujung senjatanya sudah merapat ke pengait rantai yang ada di sandaran ranjang, berharap bisa terlepas.Ghavin hanya bisa pasrah menyaksikan Derry memutus rantai dengan caranya sendiri. Beruntungnya pria kepercayaannya itu selalu dilengkapi senjata mematikan yang tidak menimbulkan suara. Sehingga sekarang aksi pembebasan Galih tidak terdengar sampai ke telinga mereka yang ada di luar. “Silahkan A
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

69. Terpaksa berbohong

“Tumben Ghavin belum keluar?” Martin bertanya sambil memperhatikan Dyra mengisi menu sarapan di piringnya.“Sebenarnya Mas Ghavin semalam pergi keluar kota, Pa. Ada pekerjaan mendadak yang mengharuskan kedatangannya. Mungkin besok atau lusa akan kembali.” Dyra tetap tenang menjelaskan, biar bagaimanapun ia tidak ingin membuat Martin cemas, apalagi sampai tahu keributan semalam.“Tidak biasanya dia berangkat malam, apalagi pergi tanpa memberitahu papa? Apa ada yang mendesak?”Ternyata Martin tetap berpikir kritis. Sebab, tidak biasanya Ghavin pergi tanpa pamit padanya, apalagi jika itu untuk urusan pekerjaan. “Sepertinya begitu. Karena memang Mas Ghavin terlihat buru-buru semalam.” Dyra harus terlihat meyakinkan meski sebenarnya ia sendiri dirundung kecemasan. “Dan hari ini aku titip Megan pada Papa, karena Mas Ghavin memintaku menghadiri meeting penting.”Dyra terpaksa merangkai kebohongan demi menjaga kesehatan Martin, ia juga harus mati-matian menekan kecemasannya lantaran bukan h
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

70. Keputusan bijak

“Dyra?” Bukan hanya terkejut, Ghavin bahkan sampai ternganga melihat Dyra berlari ke arahnya. Belum sepenuhnya percaya yang dilihat itu benar istrinya, Ghavin beralih pandang pada Derry meminta pendapat mungkin saja telah salah mengenali. “Mas.. aku sangat mencemaskanmu.” Naasnya, belum sempat mendengar jawaban Derry, suara Dyra yang sudah ada di dekatnya lebih dulu menarik perhatian Ghavin lagi. “Sayang, aku hampir tidak percaya kau bisa menyusul kemari. Tempat ini sangat berbahaya.” Ternyata selain terkejut Ghavin juga merasakan kecemasan luar biasa dengan Dyra menyusul ke kandang musuh. Jika hanya dirinya, sekalipun melewati lautan api ia tidak akan gentar, tapi sekarang? Dengan adanya Dyra bersamanya di tempat berbahaya, timbul ketidakpercayaan diri. Khawatir tidak bisa melindungi sang istri. Belum lagi dengan kondisi Galih yang belum juga sadar. “Aku tahu, karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status