All Chapters of NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!: Chapter 241 - Chapter 250

280 Chapters

241. MENUNGGU

Andini memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya ia melajukan mobil. Tidak mungkin, bukan, ia menendang Prabu dari dalam mobilnya di sini? Akhirnya, meski kesal dan berbagai perasaan lain berkecamuk di dadanya, ia membawa serta pria itu di dalam mobilnya.“Bagaimana kalau kita ke restoran itu?” tanya Prabu begitu mobil melaju keluar pelataran bangunan rumah susun itu.Andini menoleh cepat dengan mata melotot. Namun, melihat gelagatnya, Prabu gegas mengangkat tangan.“Hei, slow, dong. Mas tidak bermaksud apa-apa. Mas hanya ingin mengajakmu mengawasi Radit. Siapa tahu memang benar dia tinggal di sana. Hanya saja meminta keberadaannya dirahasiakan dari siapa pun. Kalau kita menunggu di sana, kita bisa melihat semua orang yang keluar masuk gerbang itu.” Prabu menjelaskan dengan lembut dan runut. Ia mulai mengenali watak adik iparnya yang berbanding terbalik dengan istrinya itu.Andini yang kasar dan cepat tersulut, harus dihadapi dengan tenang dan lembut. Jika sama-sama keras, hanya ak
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

242. PENGEJARAN

Suasana mendadak hening dan tegang. Suara Andini menarik perhatian orang-orang.Prabu tersentak, tangannya langsung terangkat seperti seorang penjahat yang tertangkap basah. Tatapan para pengunjung restoran kini terarah pada mereka, membuatnya semakin salah tingkah. Dengan gerakan hati-hati, ia menunjuk ponsel Andini yang masih berkedip di atas meja.Andini mengernyit, lalu menoleh ke ponselnya. Matanya membulat begitu melihat nama yang tertera di layar. Tanpa pikir panjang, ia langsung meraihnya dan menekan tombol hijau. Sambil berjalan cepat keluar restoran, Andini mengabaikan Prabu yang masih berdiri di tempatnya dengan napas tertahan.“Halo, iya, Mas?” Suara Andini saat mengangkat panggilan masih dapat Prabu dengar. Mata wanita itu mengerling kesal sebelum meninggalkannya.Prabu mengembuskan napas kasar. Perempuan itu bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Ia melirik ke meja, lalu buru-buru merogoh saku celana dan menaruh beberapa lembar uang kertas merah sebelum me
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

243. PENGEJARAN 2

Prabu terkejut saat matanya menangkap sosok Andini berdiri di samping sebuah mobil, berhadapan dengan seorang pria. Meski wajah pria itu tidak terlihat jelas, Prabu yakin itu Radit. Siapa lagi?Tidak ada siapa pun lagi di sana selain mereka. Namun, sesuatu yang lebih mengusik pikirannya adalah Andini yang tiba-tiba melongok ke dalam mobil, berbicara dengan seseorang. Chiara? Mungkin.Dengan napas yang terengah-engah, Prabu memperhatikan mereka dari sini. Kakinya butuh jeda waktu untuk mengembalikan kekuatan setelah tenaganya terkuras menaiki tangga.Lalu setelah merasa lebih baik, Prabu berlari ke arah mereka. "Andini!"Kata itu melesat keras dari bibirnya, dan itu adalah kesalahan fatal. Radit yang terkejut mendengar suara Prabu, refleks mendorong tubuh Andini ke dalam mobil bagian belakang. Andini menjerit kaget, tangannya berusaha mencengkeram pintu, tetapi Radit lebih cepat. Dengan satu hentakan kuat, ia menutup pintu mobil dengan keras, mengurung Andini di dalam."Brengsek!" Prab
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

244. KEGELISAHAN PRABU

Prabu berlari sekuat tenaga, menerjang debu dan puing-puing yang masih berjatuhan dari reruntuhan. Tenggorokannya tercekat saat melihat mobil Radit, setengah badannya terkubur di bawah tumpukan besi dan semen."Andini! Chiara!" Suaranya menggelegar, parau dan penuh kepanikan. Para pekerja bangunan yang sebelumnya hanya bisa berteriak ngeri kini mulai berkerumun, mencoba melihat kondisi di dalam mobil. Prabu mendekat, matanya menajam ke arah kaca depan yang penuh retakan. Kerangka besi yang tajam telah menembus kaca depan tepat di bagian kemudi. Kengerian tercipta. Tubuh Radit tertusuk rangka besi itu hingga darah menyiprat dan membasahi kaca.Dalam kepanikan, Prabu mencari tahu hal lainnya. Di kaca pintu belakang, ia melihat sepasang tangan mungil menempel kuat, bahkan setengah mencakar. Wajah mungil ketakutan itu menatapnya dengan mata membelalak, mulut terbuka lebar. Keringat, air mata, dan bahkan beberapa tetes darah menghiasi wajahnya."Chiara!" Prabu berseru seraya meletakkan tel
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

245. PERJANJIAN

Prabu merasakan amarah dan panik bercampur menjadi satu. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Matanya beralih pada Irena yang masih berjuang menenangkan Chiara. Jika foto-foto ini tersebar, apa yang akan terjadi pada keluarganya? Apa yang akan dipikirkan Irena? Lalu, bagaimana tanggapan keluarga Bimantara?Tangannya mengepal kuat, dadanya naik turun menahan emosi. Ada apa dengan dirinya? Bahkan di saat seperti ini ada seseorang yang memanfaatkan situasi. Apakah selama ini ia banyak berbuat salah terhadap orang lain?Prabu memejamkan matanya. Kepalanya menyandar lemah ke dinding rumah sakit. Tangannya meremas kuat ponselnya. Ini baru permulaan jalan yang ia pilih selepas pergi dari keluarganya, tapi rasanya sudah sangat berat. Bagaimana dengan yang terjadi pada sang ayah dulu?Mata Prabu terbuka saat seseorang memanggilnya.“Maaf, Pak Prabu, dokter mencari Anda.” Seorang perawat sudah berdiri di depannya.Prabu mengerjap dan berdiri, lalu bertanya. “Di mana istri saya?”“Silakan iku
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

246. GOSIP

Puspita memekik kaget. Wanita itu baru saja beristirahat melatih kakinya di balkon apartemen. Keringat bahkan masih membanjiri wajahnya. Pram sedang mengambil minuman di dapur saat ia membuka ponsel dan iseng-iseng berselancar di media sosial.Dan… media sosial di tanah air saat ini sedang dipenuhi dengan pemberitaan tentang Prabu yang memiliki perempuan lain selain istri yang tidak direstui keluarganya. Sebagai penyandang nama Bimantara yang sudah diketahui khalayak, meski sebenarnya ia sudah tak diakui, ternyata berita tentang Prabu masih menjadi perhatian publik. Berbagai media sosial memberitakan dengan versi masing-masing, disertai narasi yang dibuat sangat dramatis.Tangannya gemetar, dadanya berdebar kencang, tak percaya dengan apa yang ia lihat. Dengan cepat, ia mencari tahu lebih banyak, membaca komentar demi komentar yang penuh spekulasi dan tuduhan. Terkesan menyudutkan dan sok tahu, seolah mereka adalah Tuhan. Namun, tak sedikit pula yang malah mendukung jika Prabu bersama
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

247. KEPERCAYAAN KELUARGA

"Mas, tolong hubungkan aku dengan Bang Prabu," ujar Puspita malam ini saat mereka bersiap tidur. Pikirannya yang terus terhubung pada kakaknya itu membuatnya tidak akan bisa tidur. Padahal, Pram sudah berkali-kali meyakinkannya agar tidak terlalu diambil hati. Sekali lagi, kondisinya jauh lebih penting."Aku mau bicara sebentar saja," ucapnya tegas.Pram menghela napas panjang. "Pita, sekarang bukan waktu yang tepat. Bang Prabu sedang di rumah sakit, dia—""Mas … aku mohon. Sebentar saja." Puspita memelas. "Aku tidak akan bisa tidur malam ini jika belum bicara dengannya."Pram menatapnya lama sebelum akhirnya menghela napas dan mengalah. Ia merogoh ponselnya, menekan nomor Prabu."Apa aku mengganggumu?" tanya Pram langsung setelah mengucapkan salam.Pram sedikit berpikir sebelum berkata lagi. "Puspita ingin bicara denganmu."Pria itu terdiam lagi, Puspita yakin jika ia sedang mendengarkan Prabu bicara."Bang … aku mengerti. Aku juga maunya begitu. Ia fokus pada penyembuhannya saja. Ta
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

248. BERTEMU LAGI

Prabu menatap wajah istrinya yang pucat. Irena tampak kelelahan, lingkaran hitam di bawah matanya semakin kentara. Sudah berhari-hari mereka berada di rumah sakit, tapi kondisi Andini tak menunjukkan perkembangan yang berarti. Hanya alat-alat medis yang menjaga gadis itu tetap hidup."Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, Prabu..." Suara Irena bergetar. "Aku sudah melakukan semua yang bisa aku lakukan, tapi Andini... dia masih begini."Prabu menggenggam tangan istrinya, berusaha memberikan ketenangan meskipun hatinya sendiri kacau. "Sayang, kita harus tetap kuat. Aku yakin Andini juga sedang berjuang."Irena menggeleng, air matanya menetes tanpa bisa ia tahan. "Aku takut, Prabu. Aku takut kehilangan dia. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku tanpa Andini. Dia satu-satunya adikku. Satu-satunya keluargaku. Dia sampai seperti ini juga karena menolong anakku. Di saat anakku kembali, kenapa justru adikku yang kini hidup tetapi tidak bisa kuajak bicara?"Prabu menarik Irena ke dalam
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

249. INGIN PULANG

Delapan bulan berlalu...Puspita berdiri di depan kaca besar kamarnya, menatap bayangannya sendiri dengan mata berkaca-kaca. Ia mengangkat satu kakinya, berjinjit, lalu melompat kecil. Tidak ada rasa sakit. Tidak ada rasa nyeri. Hanya ada kehangatan yang menjalar di hatinya. Setelah hampir setahun menjalani pengobatan dan terapi intensif di Singapura—dan ini sudah delapan bulan sejak mendengar Prabu terusir dari keluarga—akhirnya ia bisa kembali berdiri tegak, berlari, bahkan melompat seperti dulu."Aku sembuh... Aku benar-benar sembuh!" pekiknya penuh haru.Langkah kakinya ringan saat berlari ke balkon, mengintip sosok yang sejak tadi dinantikannya. Pram baru saja kembali dari tanah air, seperti biasa kepulangannya untuk mengurus pekerjaan dan menjenguk Sakti. Kini, saat sang suami kembali, ia tidak sabar ingin menunjukkan keajaiban ini.Begitu mobil yang Pram tumpangi terlihat memasuki area parkir, mata Puspita berbinar. Tanpa ragu, ia melesat ke ruang tamu, menunggu pujaan hati den
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

250. KEBAHAGIAAN

Delapan bulan telah berlalu sejak pertemuan Prabu dengan Opa dan Omanya di parkiran rumah sakit. Hampir sembilan bulan sejak Prabu memilih meninggalkan keluarga yang dulu sangat ia hormati, tetapi kini membuatnya kecewa. Selama itu pula, ia fokus membangun kehidupan yang lebih tenang bersama Irena dan Chiara, juga calon anaknya yang masih di dalam perut Irena.Tak terbayangkan betapa bahagia dan bangganya ia saat Irena memberi kejutan test pack bergaris dua tepat di hari jadinya beberapa bulan lalu. Saat itu, Prabu menatap Irena dengan mata berkaca-kaca, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tangannya gemetar saat menerima kotak kecil berhiaskan pita emas yang diberikan oleh istrinya. Dengan jantung berdebar, ia membuka kotak itu dan menemukan sebuah test pack dengan dua garis merah yang begitu jelas."Irena... Ini..." Suaranya tercekat di tenggorokan. Ia menatap wajah istrinya yang tersenyum hangat, sorot matanya penuh kebahagiaan."Selamat ulang tahun, Sayang.
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more
PREV
1
...
232425262728
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status