All Chapters of NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!: Chapter 231 - Chapter 240

280 Chapters

231. VITAMIN

“Mbak Iren belum bangun, Mbak Sri?” tanya Andini seraya menarik sebuah kursi di meja makan. Lalu duduk di sana sambil meneguk segelas air. Air yang nyaris tersembur dari mulutnya karena detik berikutnya, dari pintu muncul orang yang barusan ia tanyakan.Andini batuk-batuk karena tersedak air dalam mulutnya. Tidak berlebihan sebenarnya, karena ia melihat sesuatu yang berbeda pagi ini. Irena dan Prabu masuk ke sana dengan bergandengan tangan. Jemari mereka saling bertaut. Dan yang membuat Andini gagal fokus, Irena tidak memakai jilbabnya, seolah sengaja menggerai rambut basahnya.Pun dengan Prabu. Mereka berdua seperti sengaja tidak mengeringkan rambut sebelum keluar kamar. Andini mengerti mereka pengantin baru, tapi apakah mereka lupa kalau di sana ada orang lain yang jomblo sepertinya? Yang tidak nyaman dengan kelakuan mereka?Andini masih berusaha mengatasi batuknya ketika Irena dan Prabu mendekat ke meja makan. Atmosfer pagi yang semula tenang berubah menjadi canggung seketika. Mata
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

232. BEDA

Andini melipat tangannya di dada, menyaksikan pengantin baru bergandengan tangan melewatinya di ruang tengah. Kadang ia berpikir untuk kembali saja bekerja, toh di sini pun kondisi Irena terlihat lebih baik. Kakaknya itu bahkan tetap berangkat bekerja seperti biasa, meninggalkannya di apartemen sendirian.Namun, ia terlanjur mengambil cuti, dan ia sudah berjanji akan membantu menemukan Chiara. Menunggu waktu yang dijanjikan Radit untuk bertemu.Entahlah, kepulangannya kali ini rasanya berbeda dari sebelum-sebelumnya. Dulu, jika ia berkesempatan pulang, itu akan menjadi momen yang sangat indah. Tidur berdua dengan Irena. Memeluk wanita yang sudah menjadi ibu keduanya itu dengan sangat rindu. Apalagi saat ada Chiara, mereka akan tidur satu ranjang bertiga, berebut perhatian Irena bersama Chiara.Kepulangannya kali ini berbeda karena sekarang Irena sudah bersuami. Masuk ke kamar Irena saja ia tidak berani karena sekarang penghuni kamar itu bukan hanya kakaknya seorang, tapi juga ada oran
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

233. AKSI ANDINI

Andini mengembuskan napas panjang sambil berjalan melintasi lapangan sekolah Chiara. Tangannya menggenggam secarik kertas yang baru saja ia dapatkan dari pihak administrasi sekolah. Matanya menatap lama alamat yang tertera di sana sebelum akhirnya melangkah menuju mobilnya dan melaju ke tujuan.Informasi yang ia dapatkan dari sekolah cukup mengejutkan. Chiara sudah tidak bersekolah di sana. Sayangnya, pihak sekolah tidak mau memberikan informasi ke mana Chiara pindah. Hanya ada satu alamat yang diberikan sebagai petunjuk, alamat yang semoga bisa membawanya ke Chiara.Andini menyandarkan punggungnya di jok mobil, mencoba meredam gejolak emosinya. Pilihannya untuk meminjam pakaian Irena ternyata tidak sia-sia. Dengan pakaian yang lebih feminin dan suara yang sedikit dilembutkan, pihak sekolah tidak keberatan memberikan informasi yang ia butuhkan. Ia yakin jika Radit meminta pihak sekolah merahasiakan kepindahan ini dari Irena. Untunglah ia yang datang.Dibarengi satu tarikan napas, ia m
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

234. TENTANG RADIT

“Radit adalah laki-laki yang merugi karena sudah melepaskan wanita hebat dan mandiri seperti Mbak Siska ini."Andini berkata dengan nada ringan. Kini ia tengah menunggu bunga pesanannya dirangkai. Sebenarnya, Siska menyarankan agar ia menunggu di rumah saja, tapi Andini bersikeras menunggu di sana. Bukankah itu tujuannya datang?Siska dan seorang karyawannya sibuk merangkai bunga pesanan. Wanita itu tidak merespons ucapan Andini, hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada rangkaiannya.Namun, Andini tidak menyerah. Ia memutuskan terus memancing Siska dengan celotehannya."Mbak Siska pasti capek, ya, bekerja sambil mengurus anak?" tanyanya lagi, sedikit sok tahu.Siska menghentikan gerakan tangannya. Sementara itu, karyawannya menatap sang bos sebentar sebelum melanjutkan pekerjaan.Hening beberapa saat. Andini masih mencari bahan obrolan lagi ketika suara Siska akhirnya terdengar.“Saya belum punya anak,” ujarnya tanpa menoleh. Tangannya tetap sibuk bekerja."Iyakah? Mbak belum puny
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

235. RINDU

Andini memacu mobilnya menuju rumah sakit tempat Irena bekerja. Sudah cukup rasanya bicara dengan Siska meski tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia percaya saat Siska mengatakan sudah tak lagi berhubungan dengan Radit. Ia juga percaya Siska tidak tahu keberadaan Chiara.Semakin lama ia bicara dengan wanita itu, hanya akan membuka lukanya lebih dalam lagi. Dan ia tidak mau hal itu terjadi. Sebagai sesama wanita, Andini cukup mengerti apa yang dirasakan Siska.Andini memukul handel stir. Darahnya terasa mendidih. Radit. Di matanya benar-benar bajingan. Bagaimana ia bisa melakukan hal setega itu pada Siska setelah memperlakukan Irena dengan buruk pula? Benar-benar pria brengsek karena memaksa Irena rujuk dengan menyembunyikan anaknya. Dan … gongnya dari semua perbuatan sang pria, Radit meminta dirinya yang menikah setelah Irena menolak rujuk.“Gila! Benar-benar gila!” gumamnya dengan gigi gemeletuk. “Pengecut!” lanjutnya. Ya, hanya pria pengecut yang menyembunyikan anak dari ibunya
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

236. CANGGUNG

“Iren?”“Mbak Iren?”Untuk beberapa lama dunia seakan berhenti berputar. Semua orang mematung di tempatnya. Kecanggungan menyelimuti. Tangan Prabu yang baru saja memeluk Andini terangkat dengan gemetar. Sementara wajah Andini memucat. Gelas di tangannya sampai terjatuh mengenai punggung kakinya.Tidak terasa sakit sama sekali karena sesuatu yang lebih besar tengah terjadi di dadanya.“Iren … ini tidak seperti yang terlihat ….” Akhirnya Prabu buka suara setelah berjalan menghampiri Irena. “Aku … aku kira dia adalah kamu,” lanjutnya sambil menggeleng. Tatapannya mengiba.Irena tidak menjawab. Hanya menatap suami dan juga adiknya penuh selidik sebelum kemudian berucap, “Din, besok-besok jangan memakai bajuku lagi.”Setelah mengatakan itu, Irena berlalu dari sana. Membawa langkahnya kembali ke kamar. Prabu gegas menyusul dengan berlari, sementara Andini memejamkan matanya. Menjatuhkan bokongnya dengan lemas di salah satu kursi meja makan.Sungguh, ia masih belum bisa meredakan dadanya yan
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

237. PENCARIAN

“Mbak Iren…!” Andini berteriak sambil berlari keluar kamar, menuju kamar Irena. Sesampainya di sana, ia langsung masuk tanpa mengetuk lebih dulu. Kabar yang ingin ia sampaikan sangat penting hingga tidak berpikir panjang.“Mbak….” panggilnya lagi seraya masuk lebih dalam ke kamar kakaknya. “Mbak Ir….” Mulutnya seketika berhenti bersuara, lidahnya mendadak kelu, dan kakinya mematung di tempat saat bukan Irena yang ia dapati di sana, melainkan… suaminya.Bola mata Andini melebar, jantungnya terasa berhenti berdetak. Bagaimana tidak? Di sana, di samping ranjang Irena yang besar, berdiri Prabu dengan tatapan kaget. Pria itu bertelanjang dada. Hanya celana pendek yang membalut tubuh bagian bawahnya.Hening. Seolah dunia sudah kehilangan semua isinya, sebelum jeritan Andini membahana, disusul tubuhnya yang berbalik dan berlari kembali keluar kamar.**“Ceritakan sama Mbak apa yang terjadi?” tanya Irena lembut, meski terdapat kerutan di antara kedua alisnya.Wanita itu duduk di samping Andin
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

238. LEPAS KONTROL

Irena menelan ludah, langkahnya semakin cepat mendekati salah satu petugas keamanan yang berdiri di depan gerbang tinggi menjulang. Rasa tidak sabar yang menggelayuti hatinya semakin sulit dibendung. Prabu membuntutinya dengan sorot mata waspada. Sementara Andini memilih tetap di dalam mobil untuk menenangkan dirinya lebih dulu."Permisi, Pak," sapa Irena dengan suara yang terdengar ramah, meski ada getaran cemas yang samar di dalamnya. Ia berusaha menahan gejolak emosinya, tetapi dadanya terasa sesak.Petugas itu menoleh, lalu menatapnya dengan mata tajam. "Iya, Bu. Ada yang bisa dibantu?" balasnya sopan, meskipun tetap dalam kewaspadaan.“Kami mencari seseorang, bolehkah kami masuk?” Irena langsung ke inti pembicaraan.Petugas itu tidak segera menjawab. Ia memindai Irena dari atas ke bawah dengan sorot mata penuh selidik. Hal itu membuat Prabu yang berdiri di samping istrinya merasa tidak nyaman. Meskipun petugas itu tidak menunjukkan niat buruk, tetap saja Prabu tidak rela ada pria
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

239. CALON SUAMI

Andini mengintip dari pintu kamar yang sedikit terbuka. Terlihat di sana sang kakak meringkuk di bawah selimutnya. Tadi Irena sangat emosional, histeris hingga tubuhnya akhirnya ambruk. Prabu membopong dan memutuskan membawanya lagi pulang. Pria itu membuka sepatu dan menyelimuti kakaknya sebelum sibuk dengan teleponnya.Dari sini Andini bisa melihat bagaimana paniknya Prabu dengan kondisi Irena. Ia menyaksikan sendiri bagaimana Prabu yang gelisah walaupun Irena sudah tertidur. Pria itu terus mondar-mandir sembari menelepon berkali-kali.Andini menarik diri. Bersandar lemas di luar kamar Irena, wajahnya menengadah. Ia bisa merasakan bagaimana kalutnya Irena karena ia yang bicara langsung dengan Chiara. Jika berada di posisi Irena, mungkin ia akan lebih kalut dari ini.Satu hal yang ia syukuri, Irena sudah punya seseorang yang mendampinginya di saat seperti ini. Lihat bagaimana Prabu begitu panik melihatnya terpuruk. Sangat jelas jika Prabu begitu mencintainya. Itu pantas untuk Irena.
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

240. SOK TAHU

"Mas Prabu?" Andini memekik saat pandangannya tertumbuk pada pria berkemeja hitam yang tatapannya tajam terhujam ke arahnya. Sejenak, Andini terpaku, mencoba menalar kehadiran pria itu di sini. Bukankah Irena hari ini sedang beristirahat di rumah? Lantas, kenapa Prabu ada di sini sendirian?Andini mengerjap, lalu menghampiri sang pria setelah meminta waktu dulu pada penjaga yang sejak tadi bicara dengannya.Ia menarik tangan Prabu untuk dibawa menjauh dari sana. Bagaimanapun, penjaga semalam sudah bertemu Prabu dan Irena, mereka pasti sudah di-blacklist dari daftar tamu karena semalam Irena histeris di sana."Kamu ngapain di sini?" tanya Prabu setelah Andini melepaskan tangannya. Suaranya terdengar dalam, sarat dengan ketidakpercayaan.Andini menelan ludah, mengangkat dagunya dengan tenang meski jantungnya mulai berdegup cepat.“Aku yang harusnya tanya, ngapain Mas Prabu di sini?” Andini balik bertanya sambil menengadah. Menatap sepasang mata sang kakak ipar yang… tak kuasa ia tatap l
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
28
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status