All Chapters of NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!: Chapter 221 - Chapter 230

280 Chapters

221. HATI YANG MENGHANGAT

“Jadi, apa rencanamu?” tanya Prabu saat mereka duduk berhadapan di meja makan. Tadi, ia menahan diri untuk tidak bertanya dulu karena Irena pamit mandi, lalu setelahnya ia harus membujuk agar wanita yang baru dinikahinya itu mau makan bersamanya.Prabu tidak ingin wanita itu jatuh sakit karena terlalu memikirkan hilangnya Chiara. Ia juga tidak mau makan sendirian sementara si empunya rumah menahan lapar dengan alasan tak berselera.Irena menghentikan tangannya yang sejak tadi hanya mengaduk-aduk makanan di piringnya tanpa dimakan.“Nanti setelah adikku datang, akan kuceritakan. Semoga berhasil,” jawabnya lirih.“Oh, jadi adikmu akan datang?” Kening Prabu berkerut.“Ya.”“Memangnya dia di mana?” tanya Prabu lagi sebelum menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.“Bekerja di lepas pantai.”“Lepas pantai?” Kening Prabu kembali berkerut. “Seorang wanita?” lanjutnya heran.Irena berkedip jengah. “Dia insinyur perminyakan di rig lepas pantai. Jangan heran kalau nanti bertemu dia.”Prabu hanya me
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

222. HATI YANG MENGHANGAT 2

“Apa kamu bekerja di kantor Pak Pramudya sekarang?”Prabu menatap tajam, sebelum akhirnya tersenyum miring. “Kenapa? Kamu takut aku benar-benar pengangguran hingga tidak bisa nafkahin kamu?” Sang pria memiringkan kepala.Bola mata Irena memicing. Wanita itu mendengus sebelum memunggungi dan bersiap keluar mobil. “Aku sama sekali tidak peduli hal itu,” ujarnya tanpa menoleh.“Aku menggantikan Pramudya selama ia mengurusi Puspita di sana.”Irena terpaku. Jarinya yang telah menyentuh gagang pintu mendadak tak bergerak. Ia mengerutkan kening dan menolehkan kepalanya ke samping, menatap wajah Prabu yang masih tenang dengan sorot mata penuh arti.“Ia mempercayakannya padaku, Iren. Jadi kamu jangan khawatir,” lanjut Prabu, kali ini dengan tangan terulur menyentuh kepala Irena yang tertutup kerudung. Gerakannya lembut, seolah menenangkan, tetapi juga menguji batas yang selama ini dijaga oleh Irena.Irena tidak bereaksi, tapi hatinya seperti tersenggol sesuatu. Seseorang mempercayakan pekerjaa
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

223. LAKI-LAKI SEJATI

“Apa yang kamu lakukan di sini?” Suara Rangga terdengar rendah, tetapi penuh tekanan. Matanya menatap curiga seolah Prabu adalah orang asing.Prabu mengepalkan tangannya. Ia menatap langsung ke mata pria yang pernah menjadi panutannya itu. “Aku … hanya ingin melihat keadaan Oma,” jawabnya pelan.Rangga menyipitkan mata. Sorot kecurigaan semakin jelas di sana.“Kau masih peduli dengan keadaan Oma? Apa kamu lupa sudah bukan bagian dari keluarga ini lagi, Prabu?”Prabu menahan napasnya sebelum menelan ludah dengan susah payah. Pandangannya nanar. Kalimat sang kakek begitu menusuk. Apa ini pula yang dikatakan pria sepuh itu kepada ayahnya dulu saat bersikeras memilih ibunya, Puspita?Sepertinya tidak, karena sang ayah dulu tidak lagi menemui mereka setelah menentukan pilihannya. Ayahnya langsung pergi jauh dan berdikari. Sementara dirinya masih berada di kota yang sama. Bahkan Oma dirawat di rumah sakit yang sama dengan tempat bekerja Irena. Bagaimana bisa ia tidak berpikir untuk melihat
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

224. BARANG BEKAS

Prabu menepikan mobilnya. Ia memilih tempat strategis yang sekiranya bisa memperhatikan gerak-gerik Radit. Dari sini, ia bisa melihat Radit yang baru saja memasuki area sekolah Chiara. Tangannya meraba ponsel di saku kemeja. Tentu saja hal pertama yang dilakukannya adalah menghubungi Irena. Sayangnya, tidak ada jawaban dari wanita itu bahkan setelah berkali-kali ia menghubunginya.Prabu menghembuskan napas panjang. Matanya kembali tertuju pada Radit yang tampak berbicara dengan seseorang di pintu gerbang sekolah. Tak lama mantan suami Irena itu masuk ke sebuah bangunan hingga ia tak lagi bisa melihatnya.Prabu menduga Radit menemui pihak sekolah, mungkin wali kelas Chiara atau kepala sekolah. Ada apa sebenarnya? Rasa ingin tahunya semakin besar.Prabu memutuskan menunggu. Bagaimanapun, ia harus mendapatkan informasi tentang Chiara. Syukur-syukur bisa membawa Chiara pada Irena. Bukankah itu yang diharapkan istrinya selama ini? Kembali berkumpul dengan putri semata wayangnya.Selama ini
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

225. TIDAK PERCAYA

Prabu mengerjap saat suara bising mobil Radit meraung meninggalkannya. Pria itu menggeleng dan bergegas berlari menuju mobilnya. Kemudian mengemudikannya dengan kecepatan penuh untuk menyusul Radit.“Tidak!” gumamnya masih dengan menggeleng. Ia tidak boleh mempercayai ucapan yang keluar dari mulut Radit. Ia tidak mengenal Radit, kata-katanya tidak pantas dipercaya. Ia lebih mempercayai istrinya sendiri meski sama-sama belum mengenalnya lama.Radit pasti sedang membual, atau ia sedang jealous karena tahu Irena sudah menikah lagi? Ya, Prabu yakin jika pria itu sebenarnya cemburu mengetahui mantan istrinya sudah menikah lagi. Bukankah pria itu memberikan syarat rujuk jika Irena ingin Chiara kembali?Prabu menambah kecepatan mobilnya. Satu tekadnya saat ini harus bisa membuntuti Radit. Harus bisa menemukan keberadaan pria itu demi bisa menemukan Chiara. Soal lainnya ia kesampingkan dulu.Mobil Radit terlihat meski berjarak cukup jauh. Prabu memainkan keahliannya berkendara. Menyalip beber
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

226. MARAH?

Prabu menatap layar ponselnya dengan napas tertahan. Nama Irena tertera di sana, panggilannya masuk, menanti untuk dijawab. Namun, tangannya ragu untuk menekan tombol hijau. Ia menggigit bibirnya, mencoba merangkai kata-kata yang tepat untuk mengabarkan kegagalannya. Bagaimana mungkin ia bisa mengatakan pada Irena bahwa ia telah kehilangan jejak Radit? Bahwa ia telah menyia-nyiakan kesempatan emas yang seharusnya bisa membawanya lebih dekat pada Chiara?Akhirnya, dengan berat hati, Prabu menggeser layar dan mendekatkan ponsel ke telinganya. “Halo, Irena...”“Pak Prabu, bagaimana Chiara? Apa kamu sudah menemukannya?” Suara Irena terdengar penuh harap. Ada ketegangan di dalamnya, seperti seorang ibu yang siap berlari ke mana saja demi anaknya.Prabu terdiam sejenak, menggigit bagian dalam pipinya. “Aku...” Ia menarik napas panjang. “Aku kehilangan jejak Radit.”Keheningan menyergap. Ia bisa mendengar tarikan napas Irena di seberang sana, cepat dan pendek, seolah menahan kekecewaan yang
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

227. FAMILIER

Prabu mengerjap saat Irena melambaikan tangan di depan wajahnya. Tadi ia hampir tak berkedip menatap Andini."Hallo, Pak Prabu!"Prabu berdehem dan mengalihkan pandangan. Sungguh, ia merasa pernah melihat sosok wanita tomboy yang dikenalkan Irena sebagai adiknya, hanya saja ia tidak mengingat di mana pernah melihat sosok itu.Atau ini hanya perasaannya saja? Sebagai mantan CEO di perusahaan besar yang pasti bisa bertemu banyak orang dengan berbagai penampilan dan karakter, rasanya mungkin saja salah satu karyawannya berpenampilan seperti itu. Jadi, bukan karena mereka pernah bertemu. Mungkin hanya kebetulan mirip saja.Kalau menjadi karyawannya, rasanya tidak mungkin. Irena mengatakan adiknya insinyur perminyakan, jadi tidak mungkin pernah bekerja di Bimantara Group.Prabu melangkah mengikuti dua kakak beradik yang kini menuju ruang tengah. Ia enyahkan pikiran untuk mengingat wanita itu. Rasanya itu tidak terlalu penting saat ini. Banyak orang mirip di dunia ini, bukan? Dan bukan hal
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

228. MUAL

Andini menatap ponselnya dengan tatapan kosong. Jari-jarinya gemetar, ragu-ragu menekan deretan angka yang tidak bernama di ponselnya sebagai pengirim pesan. Ia sudah lama menghapus nomor itu dan tidak pernah menyimpannya lagi, meski Radit sering menghubunginya.Ya, itu nomor Radit. Seseorang yang sangat membuatnya muak, tetapi ia harus menghubunginya demi sang kakak.Suasana di ruang tengah itu terasa mencekam. Prabu dan Irena menunggu dengan penuh harap, sementara dadanya sendiri berdegup kencang.“Ayo, Din,” suara Irena nyaris seperti bisikan, penuh harap sekaligus ketakutan. Jauh di lubuk hatinya, sebenarnya ia tidak ingin mengorbankan adiknya seperti ini, tetapi ini harus dilakukan untuk memancing Radit keluar membawa Chiara.Mungkin terkesan egois sebagai seorang kakak, namun lagi-lagi ini terpaksa. Toh, Andini tidak harus benar-benar menikah dengan Radit. Demi Tuhan, ia tidak akan pernah membiarkan hal itu. Cukup dirinya yang merugi selama ini.Andini menarik napas dalam, berus
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

229. PLIN-PLAN

Andini berjalan mondar-mandir dengan wajah tegang. Sesekali ia mengusap wajahnya, berusaha menghilangkan kegelisahan yang semakin menyesakkan dadanya. Sekali waktu, ia mengacak rambut pendeknya hingga semakin berantakan. Pikirannya penuh dengan percakapan yang baru saja terjadi dengan Radit.Prabu yang sejak tadi hanya diam, memperhatikan wanita itu dengan saksama. Satu hal lagi yang bisa ia simpulkan dari adik iparnya itu: Andini bukan wanita yang memperhatikan penampilan. Ia tidak peduli terlihat sangat berantakan di depan orang lain. Sungguh wanita unik bagi Prabu. Di saat banyak wanita takut terlihat jelek di mata orang lain—termasuk seorang kakak ipar—ia sama sekali tidak peduli.Sang pria bersedekap dengan rahang mengeras. Tentu saja, ia merasakan kegelisahan dan kemarahan kakak-beradik itu.Sementara itu, Irena yang masih duduk di tempatnya tampak semakin pucat. "Aku masih nggak percaya kalau dia sudah menceraikan istrinya," gumamnya, menggelengkan kepala dengan kesal."Aku jug
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

230. MENYERAH

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"Andini mengerjapkan mata. "Maksudnya?" tanyanya, meski hatinya berdebar lebih cepat dari yang seharusnya.Prabu menyesap sedikit air dari gelasnya, lalu menghela napas pelan. "Entahlah. Aku merasa wajahmu familier."Andini tersenyum kaku, lalu mengalihkan pandangan ke gelasnya yang kini sudah terisi penuh. Ia bisa saja menjawab dengan santai, tetapi situasi ini sudah cukup janggal tanpa ia harus menambahinya dengan perbincangan panjang."Aku tidak tahu," jawabnya akhirnya, mencoba terdengar netral.Prabu hanya mengangguk pelan, tetapi tatapannya tetap tertuju padanya, seolah mencari sesuatu di wajah Andini yang bisa menjawab pertanyaannya sendiri. Andini merasa perlu segera pergi sebelum kecanggungan ini semakin terasa.Gadis itu mengeratkan genggaman pada gelasnya. "Aku ke kamar dulu," katanya cepat, sebelum melangkah pergi dengan jantung berdebar tak karuan.Andini menutup pintu lebih cepat dari apa pun, sesaat setelah langkah-langkah panjangnya
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
28
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status