Home / Romansa / Arthur&Bianca / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Arthur&Bianca: Chapter 121 - Chapter 130

241 Chapters

BAB 120 - PERJUANGAN ARTHUR I

Bianca duduk di tepi ranjang sambil membaca majalah fashion. Ia merasakan jenuh, selaama di New Zealand, ia memang sudah lama tidak mendesign. Terkadang ada customer yang memaksanya. Bianca pun hanya mendesign untuk customernya jika customernya benar-benar mendesak dirinya. Itu pun hanya satu atau dua gaun saja. Bianca mengambil ponselnya di atas nakas, ia melihat kini sudah pukul delapan malam. Entah kenapa Bianca ingin sekali keluar di malam hari. Kemudian Bianca mengganti pakaiannya dengan celana panjang dan atasan yang juah lebih tertutup. Rambut di ikat asal, dengan polesan make up yang sangat tipis. Tanpa polesan make up pun Bianca sudah terlihat sangat cantik. Bulu mata yang lentik, hidung yang mancung, bibir merah ranumnya. Kulit putih dan halus memperlengkap keindahan dirinya. "Lebih baik aku ke Auckland night market" gumam Bianca. Auckland night market adaalah salah satu pasar malam terbesar di Auckland. Saat di New York, Bianca memang tidak pernah mendatangi night market
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 121 - PERJUANGAN ARTHUR II

Saat tiba di kamar Arthur, Arthur langsung menurunkan Bianca. Dengan cepat ia langsung mengunci kamarnya agar Bianca tidak bisa melarikan diri lagi. "Aku ingin kembali ke kamar ku Arthur! menyingkirlah!" seru Bianca yang berusaha untuk pergi, namun Arthur tetap berdiri di hadapan Bianca, ia menghalangi Bianca agar tidak bisa pergi. "Kau akan pergi meninggalkan kamar ini, jika kau mendengarkan penjelasan ku. Aku sudah tidak bisa lagi menunggu. Aku tidak ingin membuat mu salah paham Bianca." tukas Arthur dengan suara lemah. Ia sudah tidak bisa lagi menunggu, ia harus segera memberitahukan semuanya."Tidak ada lagi yang perlu di jelaskan! aku sudah tahu semuanya! lebih baik kau kembali ke New York. aku sudah meminta pengacara ku untuk mempercepat perceraian kita." seru Bianca dengan tenang. Ia berusaha tidak emosi. "Bukan kah aku sudah memberitahu mu? jika aku tidak akan pernah melepaskan mu dari genggaman ku. Sejauh mana kau berlari, aku akan tetap bisa menemukan mu. Sejauh mana kau
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 122 - SECOND CHANCE

Hingga kemudian Bianca mengalungkan tangannya di leher Arhur. Arthur tersentak dengan Bianca yang memeluknya. Dengan cepat Arthur balik memeluk Bianca dan menarik Bianca ke pangkuannya.Perlahan tangis Bianca mulai berhenti di dalam pelukan Arthur."Aku mencintai mu Arthur." ucap Bianca dengan suara lemah, kini Bianca berada di pelukan Arthur."Aku lebih mencintai mu Bianca, aku berjanji tidak akan pernah melukai mu." ucap Arthur serak, ia terus memeluk Bianca dengan erat. Ia mencium aroma tubuh istrinya yang sudah lama ia rindukan.Bianca semakin memperat pelukannya. Bohong jika dia tidak merindukan pria ini. Bianca sangat merindukan suaminya. Merindukan pelukan yang selalu membuatnya nyaman. "Aku merindukan mu, merindukan diri mu yang berada di pelukan ku. Aku sangat merindukan mu Bianca." bisik Arthur, kemudian ia terus mengecupi leher Bianca. "Jika suatu saat kau menutupi sesuatu dari ku, maka aku akan benar-benar meninggalkan mu." ucap Bianca, lalu Arthur menarik dagu Bianca me
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 123 - SWEET MOMENT

Pagi hari Arthur sudah lebih dulu bangun dari tidurnya. Ia melihat istrinya masih tertidur dengan pulas. Sungguh tadi malam, sangat menyiksa Arthur. Ia harus menahan keinginan untuk bercinta dengan istrinya yang cantik. Sebelumnya dokter mengatakan kandungan Bianca sangat lemah. Selama dua bulan kedepan Arthur harus menahan diri. Ia juga tidak ingin melukai anak dan istrinya. Arthur masih menatap Bianca yang masih tertidur pulas, ia merapihkan rambut Bianca yang menutupi wajah cantik Bianca. Ia mengelus dengan lembut pipi istrinya yang mulai terlihat berisi dari sebelumnya. Bulu mata yang lentik, kulit yang putih, hidung yang mancung dan bibir ranum Bianca memang semuanya sangat indah di mata Arthur. Hal yang paling Arthur sukai adalah rambut coklat Bianca yang tergerai dengan indah. Selama ini Arthur selalu berkencan dengan gadis berambut pirang. "Kau sangat cantik," gumam Arthur yang masih terus mengelus dengan lembut pipi Bianca. Kemudian ia mencium mata, hidung dan bibir Bianca.
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 124 - MENIKMATI KOTA AUCKLAND

Kini Bianca dan Arthur sudah berada di dalam mobil. Sesuai permintaan Bianca, ia ingin pergi berjalan-jalan. Dan tujuannya kali ini adalah ke Puhoi. Puhoi adalah salah satu tempat menarik di Auckland. Puhoi merupakan kota kecil yang mempunyai pemandangan yang cantik dan menakjubkan. Kawasan ini, terinpirasi dari sungai Puhoi yang melintas di daerah ini. Dimana, jika di artikan artinya adalah melambat, sesuai dengan arusnya yang sedikit lambat. "Bianca, kau serius ingin ke Puhoi?" tanya Arhur. "Ya, pemandangan disana sangat indah. Aku ingin kesana." ucap Bianca. "Baiklah, tapi jangan terlalu lama. Angin di luar tidak bagus untuk mu. Kau sedang hamil." tukas Arthur dan Bianca mengangguk paham. Tidak lama kemudian mobil mereka telah di tiba di Puhoi. Pemandangan disini sangat indah dan menarik. Itulah yang membuat Bianca ingin kesini. "Arthur kita foto disana, sepertinya bagus." ucap Bianca, lalu ia mengambil ponselnya dan memotret dirinya bersama dengan Arthur. Kemudian mereka dudu
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 125 - UNDANGAN KE MOSCOW, RUSIA

"Ada Apa Alvin?" tanya Arthur yang kini berada di lobby hotel. "Begini tuan, tuan memiliki undangan dari Nona Irina Zotova mengundang tuan untuk datang ke Moscow, Russia. Mereka menawarkan kerja sama yang sangat menguntungkan. Tapi beliau ingin tuan yang datang, dia pun mengatakan pada saya jika tidak keberatan tuan bisa membawa nyonya," ujar Alvin. "Bagaimana aku bisa membawa istri ku? kau tahu dia kandungannya lemah. Sampaikan permohonan maaf ku, kali ini aku tidak bisa menemuinya." tukas Arthur. Ia tidak berani mengambil resiko. Bagaimana pun kandungan istrinya sangat lemah. Jarak New Zealand ke Moscow sangat jauh. "Tuan, menurut saya ini sangat baik. Jika tuan mendapatkan undangan dari Nona Irina. Untuk nyonya, tuan bisa membawa dokter di perjalanan kita tuan. Saya yakin, nyonya pasti akan baik-baiak saja tuan." ujar Alvin. "Kenapa dia harus mengundang ku sekarang? apa dia tidak bisa menundanya sampai aku kembali ke New York?" tanya Arthur dengan kesal. "Minggu depan juga pe
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 126 - PERIKSA KANDUNGAN

Mobil Caroline sudah tiba di perusahaan milik Steven. Hari ini adalah hari libur Caroline. Ia tidak memiliki jadwal pemotretan. Caroline turun dari mobil sambil menggenggam tangan mungil Annabeth. Putri cantiknya sejak tadi malam memintanya untuk menemui Steven. Caroline memiliki akses menggunakan lift pribadi milik Steven. Sebelumnya Steven sudah memberiksan akses pada Caroline untuk menggunakan lift pribadi. Kini Caroline dan Annabeth berjalan masuk ke dalam perusahaan. Lalu mereka masuk ke dalam lift. TingPintu lift terbukaCaroline dan Annabeth berjalan menuju ruang kerja Steven, langkahnya terhenti saat ada pria yang menghampirinya."Selamat pagi Nona Caroline," sapa Dennis assistant Steven. "Pagi, apakah Steven hari ini sibuk?" tanya Caroline. "Tidak nona, tuan sedang berada di ruang kerjanya."jawab Dennis dengan sopan. "Baiklah, kalau begitu aku akan masuk." kata Caroline dan Dennis mengangguk. Caroline melanjutkan lagi langkahnya, menuju ruang kerja Steven.Ceklek"Stev
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 127 - PENAWARAN

Tasya duduk di sofa kamarnya sambil berkutat dengan laptopnya. Ia melihat beberapa hasil fotonya sebelum dia ke Auckland. Ia juga melihat foto pernikahan mantan kekasihnya yang berselingkuh. Tanpa sadar air matanya kembali menetes membasahi pipinya. Dengan cepat, Tasya langsung menghapus air matanya. Tidak lama kemudian, terdengar bell pintu kamarnya. Ia bangun dari tempat duduk dan melangkah menuju ke pintu kamar. Ceklek"Alvin?" Tasya mengerutkan dahinya melihat Alvin berada di depan kamarnya. "Nona, bisakah saya masuk? ada hal yang harus saya sampaikan," kata Alvin. "Ya, silahkan masuk." ucap Tasya, kemudian Alvin berjalan masuk ke dalam kamar Tasya. Lalu Alvin duduk tepat di samping Tasya. "Alvin, kau bisa memanggil ku dengan nama ku saja. Tanpa sebutan nona." kata Tasya. Ia tidak suka jika di panggil nona."Tidak bisa nona, kali ini saya kesini untuk membahas pekerjaan. Jadi saya harus memanggil anda dengan sebutan nona," ujar Alvin."Pekerjaan? maksud mu?" tanya Tasya, ia t
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 128 - SHOPPING WITH TASYA

Bianca tengah berias, hari ini ia akan pergi ke salah satu pusat perbelanjaan. Ia ingin berbelanja sesuatu, sebelum meninggalkan Auckland. Bianca memilih memakai mini dress berwarna tosca lengan pendek. Warna yang sangat kontras di kulit putih dan halus miliknya. Ia membiarkan rambut berwarna coklatnya tergerai dengan indah. Ia juga memoles wajahnya dengan make up tipis. Biaca memang tidak menyukai make up yang terlalu tebal. Arthur keluar dari kamar mandi dan masih memakai bathdrobe. Arthur melihat istri cantiknya tengah berias. Lalu ia melangkah mendekat ke arah Bianca. Dan memeluk Bianca dari belakang. "Kau sangat cantik" bisik Arthur, ia mengecupi tengkuk leher putih mulus istrinya. Bianca tersenyum, ia pun membalas pelukan Arthur. "Kau selalu menggoda ku Mr. Afford." kata Bianca. "Kau jauh lebih menggoda ku Mrs. Afford." bisik Arthur serak. ia terus mengecup leher putih mulus Bianca. "Aku harus berangkat sekarang Arthur. Jika aku terlambat berangkat, aku akan pulang terlamba
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 129 - GOES TO MOSCOW

Waktu menjelang pukul delapan malam, Bianca baru saja tiba di hotel. Setelah puas berbelanja dengan Tasya, ia langsung berendam, tubuhnya terasa sangat lelah. Aroma madu di campur dengan milk sangat merilekskan tubuhnya. Tiga puluh menit kemudian, Bianca sudah selesai berendam, Ia juga sudah mengganti bajunya dengan dress tidur berwarna maroon tanpa lengan. Dress yang membuatnya sangat nyaman. Bianca berjalan ke arah ranjang. Ia melihat Arthur tengah berkutat pada ipadnya. Lalu Bianca duduk di ranjang, dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Tepat di samping Arthur yang tengah fokus pada ipadnya. "Arthur, kau banyak pekerjaan?" tanya Bianca sambil menatap Arthur yang masih fokus pada ipad miliknya. Arthur menoleh, "Tidak, aku hanya membalas email dari Irina Zotova. Dia memastikan apa aku akan datang ke Moscow atau tidak." jawab Arthur. "Sepertinya kau dekat dengan Irina Zotova. Biasanya kau jarang email dengan rekan bisnis mu. Mereka juga biasanya meminta asisstant mere
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
25
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status