Home / Romansa / Arthur&Bianca / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Arthur&Bianca: Chapter 111 - Chapter 120

241 Chapters

BAB 110 - BANTUAN STEVEN I

Sejak Caroline mendengar Bianca pergi, ia terus tidak bisa tenang. Bagaimana tidak, Bianca adalah kakaknya satu-satunya. Bahkan Bianca tidak memberi kabar pada Caroline. Bianca tidak menghubungi Caroline.Bahkan saat Adam dan juga Melinda, menghubungi Caroline menanyakan kabar tentang Bianca. Caroline harus terpaksa berbohong pada mereka, jika Bianca kakaknya baik-baik saja. Caroline tidak mungkin menceritakan jika Bianca pergi karena bertengkar dengan Arthur. Ia yakin pasti orang tuanya akan cemas. Beruntungnya Adam dan juga Melinda menunda kedatangan mereka ke New York. Setidaknya mereka tidak mengetahui jika putri sulung mereka tengah bertengkar dengan suaminya. Hari ini Caroline sudah menghubungi Bianca berkali-kali. Namun ponselnya tetap tidak aktif. Terakhir Caroline mendengar jika Arthur akan bertemu dengan Lily dan juga Viola, lebih baik Caroline langsung bertanya pada Arthur apakah kakak iparnya itu sudah memenukan kakaknya atau belum. Caroline yang tengah gusar di ruang g
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

BAB 111 - BANTUAN STEVEN II

"Kau kasihan padanya, tapi apa kau memikirkan istri mu? sekarang dia pergi kau baru seperti orang gila yang mencarinya. Aku sudah memberikan peringatan pada mu sebelumnya." seru Steven yang kesal. Karena dia sudah memberikan peringatan pada Arthur, tapi tetap saja Arthur keras kepala."Aku tidak siap memberitahu Bianca, aku takut dia berpikir yang tidak-tidak." tukas Arthur. "Ya, tapi kau membiarkannya tahu dari orang lain. Kau ini bagaimana Arthur." seru Steven, ia sudah tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan oleh sahabatnya ini. "Aku masih belum bertemu dengan Clarissa. Saat ini aku terlalu memikirkan keberadaan istri ku. Bianca saat ini sedang hamil, karena ku kandungannya lemah. Aku tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana keadaan Bianca. Tapi aku akan segera menemui Clarissa, aku akan bertindak keras pada Clarissa." desis Arthur. "Bianca hamil?" tanya Steven. "Ya." "Well, harusnya kau memang pantas merasakan bersalah. Bianca kau lukai tepat di saat dia mengandung anak
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 112 - MENATA HDUP BARU

Pagi hari, Bianca terbangun dari tidurnya. Perlahan ia membuka matanya, ia menggeliat dan menguap. Ia baru ingat dirinya sudah tidak berada di New York. Bianca mengikat asal rambutnya, lalu berjalan menuju kamar mandi. Ia berendam di jaccuzi, aroma lavender dicampur madu membuat tubuhnya jauh lebih rileks. Seketika ia merasakan masalahnya sedikit terlupakan. Tiga puluh menit kemudian, Bianca yang sudah selesai berendam. Ia mengganti pakaianya dengan mini dress berwarna mustrad tanpa lengan dan menggunakna flat shoes. Ia harus mengingat kini dirinya adalah ibu hamil. Dokter mengatakan kandunganya lemah, mau tidak mau Bianca memakai flat shoes. Bianca menatap cermin matanya masih sedikit sembab karena tadi malam ia tidak henti menangis. "Aku harus kuat demi anak ku, meskipun Arthur tidak ada. Aku akan tetap kuat dan aku akan kembali menata hidup ku yang baru." gumam Bianca yang berusaha menguatkan dirinya. Kemudian Bianca berjalan keluar kamar, dan menuju tempat breakfast.Bianca mel
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 113 - KEPUTUSAN BIANCA

"Jika aku boleh tahu, kenapa kau melarikan diri dari pernikahan mu?" tanya Bianca dengan lembut."Kekasih ku berselingkuh dengan sahabat ku sendiri. Mereka memang sudah meminta maaf pada ku. Dan kekasih ku juga memohon pada ku memaafkannya. Aku bisa memaafkannya tapi tidak mampu untuk kembali menjadi kekasihnya." ujar Tasya."Menurut ku sebuah perselingkuhan dan kebohongan tidak bisa aku maafkan. Aku sangat mencintai kekasih ku, tapi aku tidak mungkin membiarkan hati ku kembali terluka karenanya." lanjut Tasya yang membuat Bianca terdiam."Aku tidak akan menggenggam tangan seorang pria yang hatinya tidak ada untuk ku. Aku membiarkannya mendapatkan gadis yang dia cintai. Dan aku sangat yakin itu bukan diri ku. Karena jika dia sungguh mencintai ku, dia tidak akan mungkin melukai ku." ujar Tasya. "Maaf aku jadi bercerita, lalu bagaimana dengan mu? apa kau berlibur?" tanya Tasya pada Bianca. Bianca tersenyum, "Sama seperti mu, aku menenangkan diri." jawab Bianca. "Menangkan diri? maksu
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 114 - PENGAJUAN PERCERAIAN

Beberapa hari kemudian. Viola terlihat gusar, ia mendengar kabar jika Arthur belum menemukan Bianca. Bahkan Bianca tidak menghubunginya sama sekali. Kemarin saat Viola bertemu dengan Caroline, Caroline mengatakan jika Steven membantu untuk menemukan Bianca. Viola tidak habis pikir, kenapa Bianca tidak menguhubungi dirinya ataupun Caroline. Bahkan ponselnya pun sudah lama tidak aktif. Sungguh jika sampai terjadi sesuatu pada Bianca, maka Viola orang pertama yang akan memberi pelajaran untuk Arthur dan mantan kekasihnya yang kurang ajar itu. Beraninya mengusik kehidupan rumah tangga sahabatnya. Hari ini Viola akan mengunjungi perusahaan Richo. Ia mendengar Richo pun membantu Steven untuk mencari Bianca. Ia tidak menyangka Bianca membayar orang untuk menghapus namanya dalam daftar penerbangan. Kini Viola sudah tiba di perusahaan milik Richo. Jika bukan karena sahabat baiknya, dia tidak akan mau bertemu dengan Richo lagi. Viola berjalan masuk ke dalam lobby perusahaan dan menuju recep
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 115 - BIANCA AKAN SELALU MENJADI MILIKKU

"Tapi tuan, ada hal penting yang harus saya sampaikan." ucap Alvin yang mulai gugup, ia sangat takut dengan tatapan tajam dari tuannya ini."Ada apa? cepat jangan membuang waktu ku." tukas Arthur, dingin, Ia tidak ingin berlama-lama, Ia harus segera menemui istrinya."Tuan Gustaf pengacara keluarga Nyonya Bianca menghubungi pengacara anda tuan, saat ini Nyonya Bianca sudah mengajukan perceraian," kata Alvin yang tidak berani menatap tuannya.Wajah Arthur memucat, ia bahkan tidak sanggup berkata-kata. Mendengar ucapan dari Alvin, perasaan yang ia alami kini ketakutan kehilangan istri dan anaknya. "Kau jangan bercanda Alvin," tukas Arthur, dingin dengan sorot mata tajam. "Saya tidak bercanda tuan, Nyonya Bianca sudah meminta pengacaranya untuk mengurus perceraian dengan anda." jawab Alvin, ia masih menundukan kepalanya tidak berani menatap tuannya. "Tidak! sampai mati aku tidak akan pernah bercerai dengan Bianca!" teriak Arthur kencang."Katakan pada Gustaf, jika dia masih ingin menj
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 116 - I FOUND YOU

Auckland, New Zealand. Pukul sepuluh pagi, Arthur sudah tiba di Auckland, New Zealand. Arthur sudah meminta Alvin untuk segera menyewa mobil berserta dengan supir saat mereka berada di Auckland. Tidak lama kemudian supir pun sudah menjemput Arthur, kemudian Arthur duduk di kursi penumpang, sedangakan Alvin duduk di kursi depan. "Alvin. apa kau sudah tahu dimana istri ku tinggal selama di Auckland?" tanya Arthur sambil menoleh ke arah luar. "Sudah tuan, nyonya menginap di The Rees Hotel, Luxury Apartements & Lakeside Residences." jawab Alvin dari kursi depan. "Berapa lama lagi kita akan tiba di sana?" tanya Arthur kembali, ia sudah tidak sabar bertemu dengan istrinya. Ia sudah tidak sabar untuk menjelaskan semua kesalah pahaman ini. "Sekitar tiga puluh menit lagi kita akan sampai tuan," jawab Alvin. "Good, Aku sudah lama sekali tidak ke Auckland, bahkan terakhir aku datang karena pertemuan bisnis dengan salah satu pengusaha asal New Zealand. Itu pun sudah sangat lama. Kini aku ke
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 117 - PENOLAKAN BIANCA

Viola bediri di depan Richo. Ia masih terlihat gusar, karena Richo masih belum memberitahukan dimana Bianca sahabatnya. "Richo, aku tidak memiliki banyak waktu dengan mu. Aku sudah ke perusahaan mu sejak kemarin dan hari ini aku harus datang lagi. Katakan kemana Bianca pergi?" tanya Vioala yang sudah tidak sabar. Ia lelah harus kembali ke perusahaan Richo. "Anggap saja, kau sedang mengunjuingi ku." balas Richo sambil menatap macbooknya, ia tidak menoleh sama sekali ke arah Viola. "Cepatlah katakan dimana Bianca. Dia itu sahabat ku satu-satunya. Aku selalu cemas memikirkannya." seru Viola, ia meremas rambutnya dan terus mondar mandir di ruang kerja Richo. "Aku rasa Arthur sudah menemukan Bianca. Kau tenanglah, Biarkan Arthur menyelesaikan masalahnya," kata Richo dengan suara dingin dan tanpa menoleh ke arah Viola. "Tapi aku berhak tahu keberadaan sahabat ku. Jika Arthur melukai sahabat ku lagi, maka aku akan segera menjemput Bianca." balas Viola. Ia memang sudah merencanakan ini.
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 118 - HANYA MENGUTAMAKAN BIANCA

"Clarissa, hentikan sayang kau bisa melukai diri mu nak," ucap Pauline yang tengah menenangkan putrinya."Lebih baik aku pergi saja ma, aku tidak sanggup. Arthur pergi dari ku ma." ucap Clarissa lirih, tangan kanannya memegang pecahan kaca yang dia percahkan dari vas bunga."Tidak nak, mama tidak punya siapa pun. Mama berjanji, mama akan memberikan apapun pada mu sayang. Jangan tinggalkan mama sendiri sayang." ucap Pauline yang panik."Aku tidak bisa hidup, jika tidak ada Arthur ma. Kenapa wanita itu bisa mengambil Arthur? apa kelebihannya dari pada ku ma? aku bahkan lahir dari keluarga yang melebihi dirinya. Dia hanya seoranag designer, aku melebihinya ma. Aku memiliki segalanya." seru Clarissa, air matanya terus membasahi pipinya. "Sayang, terkadang cinta muncul bukan dari seberapa cantiknya diri kita sayang. Banyak kisah seorang pangeran yang mencintai seorang gadis biasa. Mama rasa kamu harus mneyerah dengan perasaan mu pada Arthur. Kau bisa mendapatkan pria yang jauh lebih hebat
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

BAB 119 - PENJELASAN ALVIN

Sinar matahari pagi membangunkan Bianca, perlahan Bianca mulai membuka matanya. Ia mengambil ponselnya di atas nakas, ia melihat kini sudah pukul tujuh pagi. Ia langsung bangun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dua puluh menit kemudian, Bianca sudah selesai membersihkan diri. Ia memakai mini dress berwarna putih lengan pendek dan sepatu flat shoes yang kemarin dia beli. Ia sudah tidak lagi menggunakan high heels. Mungkin jika ada acara tertentu dia akan memilih menggunakan wedges. Itu pun jika memang di perlukan, jika tidak ia memilih menggunakan flat shoes. Kemudian, Bianca berjalan keluar kamar. Ia memilih untuk breakfast di tempat breakfast dari pada harus di kamar. Setibanya ia di tempat breakfast ia melihat Tasya yang duduk di sudut kanan. Ia mengambil sarapannya dan kemudian berjalan ke arah Tasya dan Bianca memilih duduk berhadapan dengan Tasya. "Bianca, bagaimana kabar mu?" tanya Tasya sambil tersenyum saat melihat Bianca duduk di hadapannya. "Ak
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
25
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status