Semua Bab Wanita Pengganti Cintanya: Bab 1 - Bab 10

50 Bab

Bab 1 Hamil dan Cerai

Sudut pandang Nikita:"Bu Nikita, selamat, ya, kehamilan Anda sudah masuk minggu ke-10."Aku keluar dari ruang pemeriksaan dalam keadaan linglung. Ucapan dokter barusan terus terngiang di kepalaku hingga membuat jantungku berdebar kencang.'Setidaknya masih ada kabar baik di tengah pedih dan pilu ini,' ujarku dalam hati.Aku merasa sangat bahagia, saking bahagianya sampai senyum lebar di wajahku tidak mau lepas. Aku merasa sedikit lega.Dengan semangat yang baru, aku mempercepat langkahku dan masuk ke lift. Begitu pintu lift terbuka, aku keluar dan berjalan melewati pos perawat ke arah ruang ICU."Bu Nikita," sapa seorang suster."Hai. Bagaimana keadaan Noah?" tanyaku pada suster dengan nada lemas."Pak Noah masih belum sadar dari komanya." Ucapan suster itu membuatku kecewa. Aku pun menghampiri tempat tidur suamiku, menarik kursi, dan duduk. Lalu, suster itu keluar dan meninggalkan kami berdua di ruangan itu.Aku menatap wajah pria yang kucintai dan rasa kerinduan yang mendalam mengge
Baca selengkapnya

Bab 2 Bukan Lagi Nikita Adhitama

Sudut pandang Nikita:Ada dua hal yang muncul di pikiranku: suamiku sudah siuman dan dia ingin menceraikanku."Ini nggak masuk akal," ujarku kepada Randy yang terlihat seperti ingin ditelan oleh bumi. Bahasa tubuhnya jelas menunjukkan rasa bersalah dan iba.Aku tidak tahan lagi. Pasti ada kesalahapahaman dalam hal ini dan satu-satunya orang yang bisa menjelaskan semua pertanyaan di kepalaku adalah suamiku, yang aku yakini, masih terbaring di ruang ICU. .Saat itu juga, aku meminta salah satu sopir perusahaan untuk menyiapkan sebuah mobil untukku. Namun, setelah aku mengeluarkan perintah, tidak ada satu pun yang mulai bertindak seolah-olah semua orang, kecuali aku, sudah tahu tentang keputusan yang diambil Noah untuk menceraikanku.Aku tidak bisa menahan rasa pahit saat melihat bagaimana orang-orang yang dulunya tunduk di hadapanku tiba-tiba bersikap dingin dan acuh tak acuh. Bagaimana bisa keadaan berbalik dengan begitu cepat?Aku berbalik dan mulai berjalan kembali ke rumah sakit, tet
Baca selengkapnya

Bab 3 Diusir dari Rumah

Sudut pandang Nikita:Setelah menandatangani surat cerai itu, aku bergegas keluar dari ruangan Noah. Entah mengapa, aku merasakan hawa tidak enak di dalam ruang rawat Noah yang membuatku merasa sesak."Bu Nikita, Anda baik-baik saja?" tanya salah satu suster ketika dia melihatku menyandarkan telapak tangan ke dinding untuk bertumpu dan bernapas dengan berat.Dia menghampiriku dan menggenggam lenganku. "Anda terlihat pucat. Apa saya perlu memanggil dokter untuk Anda?" tanyanya dengan ekspresi khawatir.Aku menggelengkan kepala. Saat itulah aku tersadar aku sedang menangis. "Aku nggak apa-apa. Terima kasih," jawabku kepada suster baik hati itu dan segera menghapus air mata di pipiku.Aku mengernyit. Tiba-tiba, aku merasa sangat mual. "Aku harus pergi," ujarku."Kotakmu," katanya, mengingatkanku.Aku menatap kotak itu dengan jijik dan menggelengkan kepala, dadaku terasa sakit. Kotak itu mewakili kenangan yang menyakitkan hari ini dan aku tidak mau mengambilnya."Bisakah aku meninggalkanny
Baca selengkapnya

Bab 4 Tersangka

Sudut pandang Nikita:Noah pasti menganggap bungkamnya aku sebagai tanda bahwa aku mengakui tuduhannya. Merasa sudah berhasil menyudutkanku, dia pun berbicara dengan nada penuh kebencian."Fakta nggak pernah bohong, Nikita. Lagi pula, laporan itu jelas mengatakan bahwa seseorang dengan sengaja menyebabkan kecelakaan itu, seseorang merusak mobil itu.""Bukan aku orangnya!" sangkalku membela diri. Suaraku terdengar kasar karena aku tidak pernah menyangka—bahkan dalam mimpi terliarku, bahwa aku akan menjadi tersangka dalam kecelakaan itu."Kamu punya motif.""Motif apa?""Jangan bilang kamu udah lupa tentang kekasihmu? Bukannya kamu udah rencanain semua ini sama dia supaya kalian bisa warisin harta keluarga kami begitu kami tiada?" ujarnya dengan penuh kebencian. Aku mengerutkan dahiku, mencoba mengingat kapan aku punya kekasih lain."Kamu tahu aku nggak mungkin bisa ngebunuh mereka. Aku sangat sayang sama Maria dan Dion!" Aku berusaha mencari kata yang pas untuk mengekspresikan kedekata
Baca selengkapnya

Bab 5 Selamat dan Aman

Sudut pandang Nikita:Saat aku tersadar, aku langsung dapat mencium bau antiseptik yang kuat. Aku membuka mata dan melihat langit-langit putih sebelum perhatianku beralih ke dinding putih, pintu, dan selimut yang menutupi sebagian tubuhku.Kini aku tahu di mana aku berada. Saat mencoba mengangkat tubuhku untuk duduk, aku tersadar tanganku dipasangi selang kanula yang terhubung ke infus.Detik berikutnya, pintu ruang rawatku didobrak dari luar. Empat pria asing yang tampan dan tinggi melangkah masuk. Entah mengapa, alih-alih takut, kehadiran mereka justru membuatku merasa aman, nyaman, dan tidak kesepian."Kamu nggak apa-apa?" tanya salah satu dari mereka. Dia memiliki sepasang mata berwarna hitam dan rambut cokelat, sama sepertiku, tetapi warna cokelat rambutku lebih sedikit pucat.Aku merasa canggung saat ditatap oleh keempat pria itu dan yang bisa kulakukan untuk meresponsnya hanyalah mengangguk.Wajah mereka sangat mirip."Aku Cahya Feri," ujar pria yang menanyakan keadaanku tadi."
Baca selengkapnya

Bab 6 Siapa yang Sebenarnya Berselingkuh?

Sudut pandang Nikita:Dua hari kemudian, aku sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.Sebenarnya, aku sudah bisa pulang di hari saat aku pertama kali bertemu keempat saudaraku, tetapi mereka bersikeras aku harus menginap satu hari lagi.Ketika sudah saatnya aku keluar, aku terkejut karena di luar ruanganku, ada banyak pria berpakaian hitam berdiri tegak."Apa ada pasien VIP yang dirawat di lantai ini?" tanyaku kepada Yeni. Dia tertawa dan berkomentar, "Kakak-kakakmu udah gila."Kemudian, dia memegang pegangan kursi roda untuk mendorongku keluar dari ruang rawatku.Saat tiba di pintu masuk rumah sakit, aku terkesima melihat deretan mobil yang tampak serupa terparkir di luar. Ketika kakak-kakakku melihat kami, mobil pertama melaju sampai berhenti di hadapanku, lalu diikuti oleh mobil-mobil lain setelahnya.Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. "Astaga! Jangan bilang mobil ini untukku?" tanyaku pada keempat pria itu. Aku paham sekarang. Semua mobil ini adalah milik mereka dan par
Baca selengkapnya

Bab 7 Bukan Orang yang Bisa Dipermainkan

Sudut pandang Nikita:Aku kira aku sudah berhasil mengatasi mimpi buruk terburukku .... Aku pikir Noah tidak akan pernah bisa menyakitiku lagi setelah apa yang sudah dia lakukan padaku sebelumnya, tetapi pengkhianatan ini adalah hal terburuk yang bisa dia lakukan padaku.Menyadari bahwa dia merancang rencana yang rapi untuk mengeluarkanku dari hidupnya selamanya dan mengarang cerita seolah-olah akulah yang menjadi penyebab atas keretakan rumah tangga kami adalah pukulan yang terberat bagiku.Dia bahkan menuduhku sebagai dalang dari kematian orang tuanya!Tidak ada istri yang setia melayaninya sama sepertiku yang pantas menerima apa yang dia lakukan padaku.Betapa bodohnya aku menolak semua upaya saudara-saudaraku untuk bersatu kembali karena kupikir aku sudah memiliki keluarga bersamanya.Aku hampir tertawa lepas saat menyadari betapa naifnya aku.'Betapa memalukan! Betapa sia-sianya! Aku mencintainya! Aku memercayainya! Namun, apa yang dia balas? Pengkhianatan!'Dadaku serasa tertekan
Baca selengkapnya

Bab 8 Kejutan Bayi

Sudut pandang Nikita:Tujuh tahun kemudian."Yeni .... Tolong panggil Yeni," kataku pada Fino. Aku mencoba menarik napas untuk menahan rasa sakit di perutku.Waktu sudah menunjukkan tengah malam dan aku sedang merintih kesakitan di atas tempat tidur."Ada apa?" tanya Fino di telepon. Aku bisa mendengar suara selimut yang disibak dari ujung sana. Sepertinya, dia bangun dari tempat tidurnya dengan buru-buru.Tak berselang lama, ada suara langkah kaki di luar kamarku. Pada detik berikutnya, pintu dibuka lebar dan ketiga saudara laki-lakiku berlari masuk."Nikita!" Markuslah yang pertama mendekati tempat tidurku. Tatapannya terarah ke celana piamaku yang basah dan matanya langsung terbelalak."Kayaknya udah waktunya," ujarku dengan napas tersengal-sengal.Mereka menatapku dengan ekspresi ngeri.Markus dengan sigap bertindak. Dia menyelimutiku dengan seprai, lalu menggendongku. Sementara itu, Fino bergegas menahan pintu dan Markus, sembari menggendongku, setengah berlari keluar dari kamar.
Baca selengkapnya

Bab 9 Dia Sudah Bertunangan

Sudut pandang Nikita:"Kamu yakin kita nggak perlu kasih tahu Noah soal bayinya?" tanya Markus."Apa gunanya kasih tahu dia? Lagian, dia mungkin nggak akan tertarik," jawabku dengan datar.Keesokan paginya, bayi kembar tiga itu sudah diantar ke kamar rawatku. Suasana di kamar ini terasa ramai, seolah-olah kami sedang mengadakan pesta. Kakak-kakakku membawa balon, kue, dan petasan pesta yang tidak sempat mereka nyalakan karena mendapat larangan dari Yeni. Aku hampir tertawa saat melihat ekspresi kecewa Romi. Bahkan dengan kacamata yang dia kenakan sekalipun, aku tahu perintah Yeni benar-benar merusak kesenangannya."Jangan paksa Nikita untuk kembali ke pria berengsek itu. Nikita udah milih kita. Jangan sampai dia mengubah pemikirannya lagi," kata Fino mengingatkan Markus."Aku nggak bilang dia harus kembali padanya. Aku cuma ingin bilang kalau Noah mungkin harus tahu kalau dia sudah jadi ayah dari tiga anak yang imut," balas Markus seraya menunjuk ke arah anak-anakku yang tengah tertid
Baca selengkapnya

Bab 10 Anak-Anak Noah Adhitama

Sudut pandang Nikita:Aku tidak tahu harus berkata apa. Sejujurnya, aku seperti sudah punya firasat bahkan sebelum Hilda mengabarkan hal ini padaku. Bella Welas selalu menjadi cinta sejati Noah Adhitama.Aku perlahan memijat dadaku ketika merasakan nyeri dan menghela napas."Aku nggak tahu apa yang terjadi dengan Noah. Apa dia udah gila?" Aku biarkan Hilda terus mengeluh sementara aku mencoba untuk menenangkan diriku."Nggak. Dia cuma sedang jatuh cinta. Noah jatuh cinta padanya sejak dia masih kuliah.""Tapi dia menikah denganmu," balas Hilda."itu karena paksaan dari orang tuanya dan sekarang, orang tuanya sudah tiada. Jadi, udah nggak ada yang bisa nahan dia dan dia nggak perlu berpura-pura lagi. Itulah kenapa dia ceraiin aku dan kembali ke sisi cinta pertamanya." Akhirnya, aku bisa menceritakan apa yang Noah katakan padaku sebelum kami bercerai kepada teman baikku.Aku merasakan air mata jatuh di pipiku. Kini, aku tersadar bahwa ingatan tentang pertemuan terakhir kami dan perkataan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status