Semua Bab Wanita Pengganti Cintanya: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11 Terlihat seperti Penjahat

Sudut pandang Nikita:Setelah menyusui dan menyendawakan mereka, Yeni duduk bersamaku untuk beberapa waktu. Kami mengawasi bayi-bayi ketika mereka tertidur."Jadi, apa kamu udah pikirin nama buat si kembar?" tanyanya."Udah. Kakak-kakakku juga membantuku memilih nama. Kami berlima udah setuju dengan namanya," jelasku padanya.Ketika administrator rumah sakit datang, aku memberitahunya bahwa aku akan menamai anak-anak ini Roni, Mori, dan Beni. Mereka memakai Feri sebagai nama belakang mereka dariku. Sekarang, aku adalah Nikita Feri. Nikita Tanzil sudah hilang. Dia adalah sosok masa lalu, seseorang yang sebaiknya aku lupakan.Kami tinggal di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan sebelum Yeni memberikan izin untuk pulang.Semua kakakku sangat perhatian kepada anak-anakku. Mereka bergantian merawat mereka, sampai-sampai tiga pengasuh yang kami sewa hampir tidak melakukan apa-apa.Aku ingin menghubungi agensi untuk mengembalikan para pengasuh itu, tetapi Romi bersikeras agar aku tetap me
Baca selengkapnya

Bab 12 Membuka Lembaran Baru

Sudut pandang Nikita:Amarah yang belum pernah kurasakan sebelumnya meluap dalam diriku dan menyebar ke setiap bagian tubuhku. Ada begitu banyak hal yang harus dijawab oleh Noah Adhitama kepadaku. Kebohongan yang dia karang tidak dapat termaafkan.Ketika ketiga anakku lahir, cinta memenuhi hatiku, mengubah sudut pandangku untuk tidak lagi membalaskan dendamku pada Noah. Anak-anakku adalah segalanya bagiku. Aku tidak ingin mengacaukan hidup kami dengan muncul di wilayah Noah dan sudah bertekad untuk menjaga jarak demi ketenangan batinku.Namun, setelah mendengar fakta dari mulut Anton, kemarahan yang kian memuncak menguasai diriku. Saat mengetahui bahwa Noah sengaja menutup hal tentang warisan itu dariku, lubuk hatiku kini dipenuhi oleh kebencian yang mendalam. Dia sudah sangat keterlaluan."Aku harus apa?" tanyaku dengan tegas sembari menatap Anton tajam.Untuk sesaat, kami saling pandang dalam diam. Dia pasti sedang menilai diriku dan semangatku. Kemudian, dia tersenyum, memperlihatk
Baca selengkapnya

Bab 13 Nikita Feri Versi 2.0

Sudut pandang Nikita:"Salon Calvin Anggara?" Aku terkejut saat menginjakkan kaki di luar gedung dua lantai yang akan menjadi tempat pertemuan untuk janji yang Cahya atur untukku.Awalnya, aku pikir aku salah. Aku melihat galeri ponselku dan membuka foto kertas yang Cahya berikan tadi malam untuk melihat apakah aku datang di tempat yang tepat. Di dalam hatiku, aku masih berpikir mungkin aku salah ingat.Ketika sudah mengecek ulang dan membuktikan bahwa alamatnya benar, aku perlahan mengerutkan dahiku. 'Kenapa dia memberikan alamat salon untukku?'Kemudian, ketika aku hendak berbalik dan meninggalkan tempat itu, pintu kaca terbuka dan memperlihatkan wajah sempurna seorang pria berusia sekitar 30 tahun dengan rambut cepak yang menonjolkan janggut dan kumisnya."Bu Nikita, halo. Aku Calvin Anggara. Senang bertemu dengan Anda," sapanya sebelum mengulurkan tangannya padaku.Saat dia mengulurkan tangannya, aku memperhatikan bagaimana dia mengamati tubuhku seolah-olah aku barang yang sedang d
Baca selengkapnya

Bab 14 Membuat Hidupku Menjadi Neraka

Sudut pandang Noah Adhitama:Empat tahun kemudian."Kenapa nggak ada yang kasih tahu aku tentang kejadian ini?" tanyaku dengan marah kepada kepala tim hukumku.Aku menggenggam salinan koran pagi di mana sebuah laporan berita tentang cabang Hotel Adhitama diterbitkan dengan tangan kosongku.Tidak masalah jika berita yang diterbitkan adalah berita bagus, tetapi ini sebaliknya dan hal itu membuatku sangat kesal."Pak, kami sudah meminta maaf kepada tamu tersebut. Kami juga meningkatkan kamar yang dia tempati dan memberinya fasilitas gratis. Kami tidak tahu kalau dia akan mengadukan hal ini ke media.""Apa kalian sudah mengamankan perjanjian kerahasiaannya?"Seketika, ada keheningan di ujung telepon yang menandakan bahwa dia belum melakukannya."Pak Randy, Anda harus memahami bahwa kita nggak bisa menerima perkataan siapa pun begitu saja. Kita harus selalu memastikan semuanya tertulis.""Ini hanya kesalahan kecil, Pak Noah. Hal seperti ini sudah sering terjadi.""Jadi, maksudmu, selama ini
Baca selengkapnya

Bab 15 Kepalaku Meneriakkan Namanya

Sudut pandang Noah:"Noah!" Aku menoleh dan melihat Bella Welas, tunanganku, melambai ke arahku. Dia berjalan diapit oleh dua orang—di sebelah kanan adalah manajer yang sudah cukup kukenal selama bertahun-tahun, sementara di sisi kirinya adalah pengawalnya.Ketika mata kami bertemu, dia menjatuhkan tas besarnya dan berlari ke arahku, mengabaikan hiruk pikuk di sekelilingnya.Orang-orang mulai tersenyum melihatnya melintasi kerumunan dan mengeluarkan ponsel untuk merekam. Sebagai seorang model internasional, Bella cukup terkenal dan telah menyandang status selebritasnya secara independen.Ketika dia berlari ke arahku, semua aura kemewahan di sekitarnya seakan-akan lenyap. Sekarang, dia terlihat seperti gadis biasa yang sedang jatuh cinta. Spontan, aku tersenyum dan mulai berjalan ke arahnya.Ketika kami bertemu di tengah bandara yang luas, dia memelukku, melingkarkan lengannya di leherku, dan mencium bibirku. "Aku kangen," ungkapnya sambil perlahan mendekatkan bibirnya ke bibirku.Untu
Baca selengkapnya

Bab 16 Kebencian terhadap Mantan Istri

Sudut pandang Noah:Aku masuk ke mobil dan duduk di samping Bella yang sudah di dalam. Tanpa sedikit pun meliriknya, aku menyuruh sopir untuk segera melajukan mobil.Jarum arlojiku bergerak lambat. Aku sudah tidak sabar ingin segera menurunkan Bella dan menyelesaikan urusanku yang lain.Bella beringsut mendekatiku dari kursinya. "Maaf, kamu masih marah sama aku, ya?" tanyanya.Hilang sudah citra flamboyan yang dia tunjukkan di bandara tadi. Bella kembali menjadi perempuan pemalu seperti yang kukenal dahulu, salah satu hal yang kusuka darinya."Aku nggak marah," jawabku singkat sambil terus menatap ke depan.Wajah perempuan di bandara tadi kembali muncul benakku. Matanya mirip dengan Nikita, tetapi kemiripan mereka hanya sampai di situ saja.Rambut Nikita lurus dan cokelat, sedangkan perempuan di bandara itu memiliki rambut pirang bergelombang . Tubuh perempuan itu juga sangat memikat, mulai dari pinggangnya yang ramping, pinggulnya yang seksi, hingga betisnya yang menawan. Harus kuakui
Baca selengkapnya

Bab 17 Tidak Seharusnya Melepaskan

Sudut pandang Noah:Mobilku berbelok di tikungan sehingga apartemen Bella pun tak terlihat lagi. Aku segera melakukan hal yang sejak tadi tertunda karena masih ada Bella.Setelah membuka daftar kontak, aku mencari nomor Bonar, seorang detektif swasta yang bekerja untukku. Dia bekerja langsung untukku, bukan untuk perusahaan. Setelah lama saling kenal, kami akhirnya berteman baik. Sekarang, Bonar adalah salah satu orang kepercayaanku dan pemilik agen detektif terbaik di negara ini."Selamat pagi, Pak. Tumben telepon pagi-pagi," sapanya dengan nada santai saat mengangkat telepon."Jangan panggil pak. Memangnya aku bos-bos yang gila hormat?" jawabku singkat yang langsung disambut tawa Bonar."Oke. Kalau begitu, langsung saja. Ada apa kamu telepon aku?" tanyanya dengan nada seperti biasa.Sikap Bonar yang tadinya santai langsung berubah menjadi serius. Menyadari hal itu, aku tiba-tiba bingung sendiri, tidak tahu harus memulai dari mana.Meminta bantuan Bonar berarti membuka kembali luka la
Baca selengkapnya

Bab 18 Nikita Feri

Sudut pandang Noah:Setelah menemui Bonar, aku kembali ke kantor."Selamat pagi, Pak Noah," sapa asistenku yang langsung mengikutiku masuk ke ruangan.Begitu aku duduk di meja kerjaku, dia menunjukkan jadwalku hari ini. Sore ini, aku akan menjadi bintang tamu di acara TV."Kamu sudah tanya ke manajer studio siapa bintang tamu yang akan diwawancarai bareng aku nanti?" tanyaku untuk persiapan rekaman nanti.Sebagai CEO salah satu jaringan hotel terkemuka, aku sering diminta tampil di acara TV untuk keperluan promosi bagian humas. Terus terang, aku tidak terlalu suka tampil di depan kamera. Namun, ini penting untuk memperkenalkan nama hotel. Selain mampu menarik lebih banyak pelanggan, hal ini juga akan memberi keunggulan dalam persaingan bisnis."Saya dengar keluarga Feri mau masuk ke Luminair. Hotel baru mereka sudah selesai dibangun bulan kemarin. Sepertinya mereka ingin melakukan peluncuran besar-besaran, jadi CEO mereka akan ikut diwawancara dengan Bapak sore ini," jawab Chris.Terny
Baca selengkapnya

Bab 19 Dia Mantan Istriku

Sudut pandang Noah:Wajahku serasa terbakar karena marah dengan sikap perempuan itu. Aku tidak bisa mendiamkan hal ini begitu saja. Tidak ada yang boleh menyepelekanku!"Pak Noah, terima kasih sudah hadir di acara kami. Seperti biasa, Anda luar biasa," puji Ami yang mengalihkan perhatianku dari Nikita tanpa menyadari gejolak di hatiku."Maaf, bisa diulangi?" tanyaku karena tidak menangkap jelas kata-katanya. Otakku seperti macet, tidak bisa memikirkan apa pun selain gadis penuh teka-teki bernama Nikita Feri itu.Ami mendekat dan berbisik di telingaku. Namun, aku bisa merasakan penolakan kuat dalam diriku. Kekesalanku pun makin bertambah."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama? Restoran di seberang jalan baru saja menambah menu baru. Temanku bilang, menu barunya enak sekali," ujar Ami meskipun perhatianku tak lagi tertuju padanya."Maaf, Ami. Saya sudah ada acara lain," potongku tidak sabar.Aku bisa melihat ekspresi terkejutnya karena sikap kasarku yang tidak biasanya in
Baca selengkapnya

Bab 20 Pesta

Sudut pandang Nikita:Ketika mobil berhenti di depan rumah, Markus keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk anak-anak. Namun, para pengasuh lebih tanggap karena mereka sudah melepaskan sabuk pengaman anak-anak.Alhasil, ketika Markus membuka pintu, si kembar tiga langsung melompat ke arahnya sambil tertawa. Mereka memeluk Markus sebentar sebelum satu per satu turun dan berlari menuju rumah. Para pengasuh bergegas mengejar si kembar tiga, meninggalkan Markus dan aku di luar."Hati-hati, anak-anak!" seru Markus mengingatkan ketika anak-anakku berlari menuju rumah besar yang baru saja kami tempati.Aku memandangi si kembar tiga yang berlarian dan untuk sesaat, hatiku terasa perih. Inilah pertama kalinya aku melihat Noah lagi setelah lima tahun berlalu. Aku benar-benar terkejut. Dia tidak banyak berubah, tetapi ada sesuatu yang berbeda.Mungkin selama ini aku tidak pernah benar-benar mengenalnya. Segala hal yang aku tahu tentangnya ternyata salah."Ayo ke ruang bermain!" seru Roni
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status