All Chapters of Daging Keong Untuk Tiga Anakku: Chapter 41 - Chapter 50

117 Chapters

Bab 41. Diam-diam Menyelidiki

“Aku akan mengadopsi mereka dan secepatnya mengurus surat-surat.” Mega menatap Hanif dengan penuh harap. Ia ingin sang suami mengizinkan keinginannya tersebut. Hanif semakin dibuat bingung dengan Mega. Di saat ibu dari ketiga anak itu pergi, ia malah dengan gegabahnya berniat untuk mengadopsi. “Apa kamu yakin? Masalahnya ….” Hanif ragu untuk melanjutkan kalimatnya. Ia ingin membahas tentang Mira yang masih belum jelas, hanya saja dirinya juga yakin jika Mega malah akan menangis dan marah seperti tadi. “Kenapa, Mas?” Mega tersenyum lebar seakan sudah merasa menang. “Tidak ada. Aku ngantuk, besok harus datang lebih awal karena ada rapat. Kita lanjutkan besok saja.” Hanif beranjak, lalu segera menuju sisi lain kasur untuk kemudian merebahkan tubuh yang merasa lelah. Mega segera mematikan lampu, lalu terlelap di tengah rasa bahagia yang tak terhingga itu. Meski semula mengatakan hendak tidur lebih awal, tetapi Hanif sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Ia terus memikirkan
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 42. Hanya Tiga Anak Miskin

Hanif terpaku sejenak seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Alisnya saling bertaut dengan kepala menggeleng pelan. Hingga sesaat kemudian derap langkah dari luar pintu membuatnya langsung menaruh ponsel itu kembali di tempatnya.“Mas, sudah selesai mandinya?” teriak Mega dari luar kamar.“Belum, anak-anak masih mandi,” sahut Hanif dengan suara kencang.“Ya sudah, aku tunggu di dapur.”“Ya.”Hanif mengelus dada sambil membuang napas, merasa lega Mega telah pergi lagi. Ia pun segera melanjutkan mengecek ponsel sang istri yang sempat membuatnya terkejut.Tanpa membuang waktu, Hanif segera menyimpan dua nomor kontak, yakni nomor Andi dan satu nomor lagi yang namanya terasa asing.“Ini aneh, Mira tidak terlihat seperti wanita yang tega meninggalkan anak-anaknya demi seorang pria,” gumam Hanif yang masih tak habis pikir.Setelah anak-anak selesai mandi, Hanif pun buru-buru ke kamar mandi. Saat melihat anak-an
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 43. Malam Menegangkan Bagi Mira

Beberapa hari sebelumnya.“Di mana ini?” Mira mengedarkan pandangan ke sekeliling, berusaha mencari tahu lokasi tempat ia berada kini.Namun berulang kali mencoba Mira sama sekali tak bisa mengenali tempat yang hanya berhiaskan remang-remang cahaya. Hanya saja, dari aroma usang dan udara yang terasa lembab Mira menebak jika dirinya sedang berada di sebuah tempat yang sudah lama kosong. Debu yang tak sengaja tersentuh jemari seakan menambah kesan jika tempat itu jarang dijamah manusia.Kepala Mira terasa pusing kala itu. Ia terus memijat kening perlahan agar rasa yang membuat tak nyaman bisa segera menghilang.“Kenapa aku ada di sini?” Mira berusaha mengingat kembali kejadian terakhir sebelum akhirnya ia berada di gudang tersebut.Mira berusaha berpikir keras, sampai akhirnya ia teringat saat keluar dari minimarket ada seorang perempuan yang meminta bantuannya, lalu setelah ini semua tiba-tiba menjadi gelap.“Apa aku tiba-tiba pingsan karena asam lambungku kambuh? Tapi, aku tidak telat
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 44. Perjuangan yang Melelahkan

Dinginnya air sungai dan sejuk hembusan angin malam yang menusuk sama sekali tak Mira hiraukan yang ada dalam benaknya kini adalah ketiga anaknya yang pasti sedang bersedih karena dirinya pergi secara tiba-tiba.Tanpa rasa takut Mira menaiki bebatuan paling besar yang mana dari atas sana bisa melihat jangkauan yang lebih luas lagi. Mata Mira terus mengitari sekeliling mencari tempat yang bisa dituju hingga sekilas tak sengaja ia melihat sekelebat cahaya berjalan yang tak lain adalah cahaya lampu dari sebuah truk yang melintas.“Sepertinya ada jalan raya di sana. Aku harus cepat kesana sebelum pagi,” gumam Mira sambil berjalan tertatih ke arah jalan yang jaraknya cukup jauh itu.Tempat Mira berada benar-benar dipenuhi semak belukar. Dengan tanpa alas kaki ia buru-buru berlari. Lagi-lagi rumput berduri telah menambah luka di kaki, rasa perih dan ngilu ia abaikan demi bisa lolos dari para penjahat dan bisa segera bertemu dengan anaknya.Sambil berlari Mira terus meringis, hanya saja hal
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 45. Mira Telah Kembali

“Ti-tidak, tolong jangan bawa saya ke kantor polisi! Saya sama sekali tak memiliki niat jahat!” mohon Mira dengan mata berkaca-kaca.Mira sama sekali tak ingin berurusan dengan polisi karena pasti akan panjang urusannya. Belum lagi, ia tidak memiliki bukti jika dirinya sempat diculik. Hanya bisa mengharap belas kasihan dua orang di depannya.“Lalu, apa yang kamu lakukan di truk pacarku?” Wanita itu semakin menatap tajam.Mira menghela napas panjang, lalu menceritakan semuanya dari awal.“Jadi, semalam kamu naik saat hantu nenek-nenek itu stopin truk kita?” Wanita di hadapan Mira tampak mengerutkan alis dengan mata sedikit melotot.Mira mengangguk pelan sambil tertunduk. “Benar, saya mohon maaf karena tidak izin terlebih dahulu.”Pria bertubuh gempal dan kekasihnya itu awalnya masih terlihat ragu. Namun kondisi Mira yang cukup memprihatinkan tampaknya telah membuat mereka merasa sedikit iba.“Bang, kayaknya dia nggak ada niat menipu. Lihat saja, sudah kurus, banyak luka pula. Awalnya k
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 46. Mega Menjadi Tak Waras

Para tamu undangan menatap Mira dengan tatapan sinis. Mereka seperti jijik melihat penampilan wanita itu yang memang terlihat lusuh itu.“Jadi, dia ibunya anak-anak itu? Benar-benar menjijikan.”“Kenapa pestanya jadi seperti ini? Kalau tahu akan begini aku menyesal datang kemari.”Hinaan demi hinaan terlontar dari mulut para tamu undangan, tatapan sinis pun seakan mengiringi langkah Mira yang hendak menghampiri anaknya.Hana dan Kiano yang mulai menyadari kehadiran Mira pun seketika berteriak dengan mata berkaca-kaca.“Ibu!” teriak Hana.“Mbu!” Kiano tak mau kalah.Ketiganya hendak berjalan menghampiri Mira, sampai saat Mega dan beberapa karyawannya memegangi tangan ketiga bocah itu.“Jangan pergi! Itu bukan ibu kalian!” tegas Mega sambil menatap tajam.“Nggak, itu Ibu! Arka yakin itu ibu!” teriak Arka sambil berusaha melepas genggaman tangan anak buah Mega.Mira yang emosi melihat anak-anaknya diperlakukan tidak baik pun lantas mempercepat langkah, hendak mendekati Mega. Namun, baru
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 47. Berusaha Melepaskan Diri

Hanif duduk bersandar sambil menahan nyeri akibat pukulan Mega. Ia memandang ke arah kasur, tempat di mana dirinya dipukul tadi. Matanya tertuju pada sebuah vas bunga yang biasa berdiri di atas nakas, kini sudah berpindah ke atas kasur.“Kenapa Mega begitu tega melakukan ini padaku?” gumam Hanif yang hatinya sedang merasa sangat kecewa sekaligus bersedih.Di sisi lain, Mira yang sedang berada di luar rumah itu terus memberontak berusaha melepaskan diri.“Diamlah! Jangan menghambat pekerjaanku! Seharusnya sejak awal kamu jangan egois! Biarkan saja anak-anakmu bahagia dengan Bu Mega,” timpal Susi.Mira yang sedang merasa terpuruk semakin hancur saat mendengar kalimat uang Susi ucapkan. Apa memang dirinya terlihat egois di mata orang? Tapi ibu mana yang rela berpisah dengan anak-anaknya? Lagi pula, tangis anak-anak tadi sudah menjadi bukti nyata jika mereka pun tak ingin berpisah dengan Mira.‘Ya Allah, berikan hambamu ini kekuatan,’ gumam M
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 48. Rencana Penyelamatan

Bukannya menjawab, Andi malah tersenyum simpul.“Bang, ayo naik ke mobil!” ajak Alex yang kala itu muncul dari samping mobil.Mira lagi-lagi di buat membelalak, tak menyangka jika ternyata Andi berada di sisi Alex yang mana secara tak langsung juga berada di pihak Mega.“Andi, tolong biarkan aku pergi! Aku tidak akan melupakan kebaikanmu. Jika kita bertemu lagi suatu saat nanti, aku pasti akan membalas pertolonganmu sekarang.” Air mata Mira tak hentinya mengalir karena keputusasaan yang perlahan menyelimuti.“Apa maksudmu, Mira?” Andi mengerutkan alis.Di saat bersamaan, dari arah warung nasi muncul Rani yang dengan cepat menghampiri Mira.Tentu saja Mira semakin gelisah karena berpikir jika Rani adalah adik Mega yang mana sudah jelas akan berpihak pada saudaranya sendiri.“Mbak Mira?” Rani menatap heran.Mira merasa sudah terpojokkan dan tak tahu harus berbuat apa, melarikan diri pun percuma karena sudah pasti
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 49. Berpelukan Dalam Ketakutan

Di sisi lain, Hanif yang masih berada di kamar itu tak hentinya memandangi ponsel, menunggu kabar dari Rani. Hingga tak berselang lama ada sebuah pesan masuk yang membuat pria itu buru-buru membukanya.[Mas, masalah Mbak Mira sudah beres. Sekarang Rani sedang perjalanan ke rumah Mas.]Dengan cepat Hanif membalas pesan di ponselnya tersebut.[Bagus, jangan lupa obat yang aku bilang kemarin.][Ya, jangan khawatir.]Setelah ada balasan terakhir dari Rani, Hanif pun buru-buru menghapus pesan singkat tersebut agar tidak ketahuan Mega. Ia berpura-pura tidur karena yakin jika sebentar lagi sang istri akan masuk ke kamar.Benar saja, seperti yang diduga, pintu perlahan dibuka. Mega mengendap-endap masuk setelah sebelumnya mengintip untuk memastikan keadaan Hanif.“Akhirnya Mas Hanif tidur juga,” gumam Mega yang kemudian bergegas menuju ke kasur, mendekati sang suami yang ia pikir sudah terlelap.Hanif sedikit merasa ber
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 50. Si Kecil Pemberi Rasa Aman

Saat Arka berdiri di depan kedua adiknya, di belakang Hana tampak berusaha menenangkan Kiano dengan memeluknya erat. Perlahan pintu terbuka, dari baliknya mulai tampak Mega yang berdiri sambil tersenyum lebar. “Selamat pagi anak-anak. Apa kalian tidur nyenyak semalam?” tanya Mega seraya merentangkan tangan, hendak memeluk anak kecil yang dari raut wajahnya saja jelas sedang ketakutan. “A-apa yang akan Tante lakukan?” tanya Arka dengan suara pelan. Bukannya menjawab Mega malah semakin mendekat sambil tersenyum seolah sebelumnya tak terjadi apa-apa, layaknya seseorang yang sedang amnesia. “Tante mau ngajak kalian sarapan. Ngomong-ngomong kalian mau makan apa sekarang?” Mega kini sudah berada di hadapan Arka. Ia berjongkok sambil menunjukan senyum penuh kasih sayang. Arka terlihat masih ragu. Ingatannya akan kejadian di ulang tahun masih terngiang, apalagi saat
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status